Anda di halaman 1dari 102

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fenomena masyarakat di duniadengan segala peristiwanya tidak bisa

melepaskan diri dari kaitannya dengan media social.Demikian juga media sosial

tidak bisa melepaskan diri dari dunia dengan segala isi dan peristiwanya. Hal ini

disebabkan hubungan antara keduanya sangat erat sehingga menjadi saling

bergantung dan saling membutuhkan. Media sosial merekam segala jenis aktifitas

dan peristiwa yang terjadi di dunia karena mempunyai tugas dan fungsiselain

menjadi sarana prasarana komunikasi untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia

dan peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan dan aneka ragam

informasiseperti berita, artikel, foto, laporan penelitianVarinder Taprial & Priya

Kanwar(2012:124). Ruli Nasrullah (2012:45) dikutip dari Buku media sosial

perspektif komunikasi, budaya, dan sosioteknologi bahwa peranan penting media

sosial dalam kehidupan masyarakat digunakan dan dimanfaatkan sebagai bentuk

pemanfaatan dalam suatu organisasi maupun kelompok masyarakat.

Salah satu contoh dalam memanfaatkan media sosial yang sering terjadi

dikalangan komunitas True Blue Indonesia komunitas Chelsea yang ada di Kota

Kendariterutama dalam hal kegiatan atau yang akan dilakukan oleh komunitas

True Blue Indonesia yang ada di Kota Kendari saat menjelang Gathering Nasional

yang dilakukan setahun sekali. Para anggota True Blue menarik perhatian

masyarakat dengan memanfaatkan media massa agar dapat mempublikasikan

mengenai acara kegiatan yang akan dilakukan oleh masing-masing peserta agar

1
dapat diketahui masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui kegiatan yang

akan berjalan di media sosial tersebut. True Blue Indonesia zona Kendari dalam

menjalin ikatan silahturahmi merupakan bagian dari True Blue Indonesia

komunitas chelsea yang ada di Kota Kendari

Komunitas True Blue Kendari merupakan sekumpulan pecinta salah satu

Club sepak bola asal Inggris yaitu Chelsea.Namun dalam perkembangannya

komunitas True Blue Kendari merupakan pecahan dari Chelsea Indonesia

Supporter Club (CISC) sehingga dalam tubuh pecinta Chelsea terbentuk dua

komunitas Bola. Melalui permasalah ini maka penting dalam penggunaan media

sosial sebagai ajang silahturahmi sesama komunitas untuk menghindari konflik

internal maupun eksternal dalam komunitas tersebut.

Sebuah komunitas pasti saja mengalami beberapa hambatan atau masalah

yang dimiliki oleh anggota, baik secara individu ataupun dengan kelompok

lainnya, salah satunya kekompakan antar anggota, konflik antar sesama anggota

maupun yang berhubungan dengan organisasi ataupun komunitas(Media Sosial

dan Peradabannya”2015). Mike Jacka et al(2011) menjeskanhambatan yang lain

juga dapat disebabkan oleh banyaknya tingkatan atau mata rantai yang harus

dilalui oleh suatu pesan dalam komunikasi sehingga pesan yang disampaikan pun

cenderung tidak efektif dan tidak mengenai sasaran secara langsung dikarenakan

ada kemungkinan diubah oleh si penerima sebelum dilanjutkan pengirimnya.

Menurut Karl Marx (2010:68) dalam Buku Komunikasi Organisasibahwa

organisasi suatu kelompok masyarakat yang menggunakan berbagai media

sebagai bentuk kegiatan keorganisasian. Penggunaan media sosial dalam

2
ikatan silahturahmi komunitas bola merupakan suatu yang pasti seperti misalnya

dalam tubuh komunitas True Blue Kendari terdapat grup aplikasi Whats Up (WA)

dan Facebook sebagai wadah informasi dan silahturahmi sesama anggota

komunitas.

Salah satu solusi yang bisa dipakai untuk memunculkan eksistensi sebuah

organisasi dalam mempererat silahturahmu pada komunitas Chelsea adalah

dengan adanya ruang-ruang atau media yang mampu mengakomodir kepentingan

organisasi. Salah satunya adalah bagaimana kegiatan-kegiatan organisasi mampu

tersosialisasikan baik kepada internal organisasi maupun kepada pihak luar. Salah

satu ruang atau media yang bisa menjadi alterrnatif untuk menyelesaikan masalah

eksistensi sebuah organisasi adalah media sosial. Menurut Carr &Hayes (2003)

dalam artikel “Media dan Penggunaanya” media sosial seperti

facebook,twitter,line,istagram, dan WA dipilih karena lebih memudahkan

pengguna dalam melakukan hubungan komunikasi tanpa terhalang oleh jarak dan

waktu.

Kehadiran media sosial tahun 2016 pada True Blue Indonesia komunitas

chelsea yang ada di Kota Kendari awalnya diharapkan mampu menjadi solusi bagi

permasalahan yang ada, hal ini diungkapkan oleh Leader komunitas Chelsea

Kendari (Haeril). Menurut data dari Webershandwickperusahaan public relations

dan pemberi layanan jasa komunikasiuntuk wilayah Indonesia seperti yang

dikutip pada halaman artikel Webershandwick (2005-Hal 7) ada sekitar 65 juta

pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55juta

pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya perbulan

3
dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per

harinya.Pengguna Twitter, berdasarkan data PT Bakrie Telecom, memiliki 19,5

juta pengguna di Indonesia dari total 500 juta pengguna global. Komunitas

Chelsea dalam komunikasinya dibangun baik melalui komunikasi formal maupun

informal. Komunikasi formal terjadi pada saat dilakukannya kegiatan-kegiatan

formal seperti rapat organisasi,musyawarah daerah dan Gathering Nasional serta

hal-hal lain yang sifatnya formal. Sedangkan komunikasi informal dipakai pada

saat huting, kopi darat dan kegiatan lain yangsifatnya untuk meningkatkan

keakraban antar sesama anggota.

Penelitian ini melihat bahwa asal mula terbentuknya True Blue Indonesia

yaitu awalnya di Kota Kendari hanya ada satu komunitas bola Chelsea yaitu

CISC Kendari namun berselang satu tahun perjalanan para pendiri TBI yang

berjumlah 25 orang memisahkan diri dari CISC karena menurut para pendiri TBI

system yang dilakukan para pengurus CISC Kendari keluar dari aturan yang

disepakati.

Sebagai komunitas yang baru terbentuk, True Blue Kendari bersaing dengan

komunitas yang telah lama eksis khususnya di Kota Kendari, hal ini yang

mengharuskan para anggota komunitas untuk aktif dalam memanfaatkan media

sebagai ajang promosi dalam memperkenalkan TBI sebagai komunitas bola.

Dalam konflik dualisme komunitas bola Chelsea peran media dalam membentuk

ikatan silahturahmi sesama komunitas bola sangatlah perlu, terutama antara

komunitas bola Chelsea itu sendiri.

4
Atas dasar latar belakang masalah yang dijelaskan diatas, maka saya tertarik untuk

menganalisis bagaimana Pemanfaatan sosial sebagai alat mempererat silahturahmi

komunitas bola Chelsea di Kota Kendari. Ketertarikan penelitin pada penelitian

ini bukan hanya didasarkan pada alasan bahwa peneliti merupakan salah satu

anggota dari komunitas Chelsea Kota Kendari sehingga akses terhadap penelitian

ini lebih mudah, namun ketertarikan peneliti terhadap penelitian ini yaitu

didasarkan pada keinginan untuk melihat fenomena bagaimana sebuah organisasi

mampu memanfaatkan media sosial yang tergolong sebagai jenis media baru

dalam industri perkembangan media sosial kini sebagai alat untuk mempererat

ikatan silahturahmi.

Untuk itu maka peneliti mengambil judul penelitian “Pemanfaatan Media

Sosial Sebagai Alat Mempererat Silahturahmi Komunitas Bola di Kota Kendari

( Study Kasus Komunitas Bola Chelsea True Blue Kendari (TBI) Cabang Kota

Kendari)”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka penulis rumusan masalah penelitian ini

adalah “Bagaimana Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Alat Mempererat

Silahturahmi Komunitas Bola Chelsea di Kota Kendari”.

1.3. Tujuan Penelitian.

Sejalan dengan rumusan masalah diatas yang telah di paparkan, maka

tujuan dari penelitan ini adalah “Untuk Menemukan dan Menjelaskan

Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Alat Mempererat Silahturahmi Komunitas

Bola Chelsea di Kota Kendari”.

5
1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan mampu memberikan manfaat teoritis dan

manfaat praktis yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk khasanah keilmuan dalam studi

keilmuan berkaitan dengan silahturahmi komunitas di Kota Kendari

2. Praktis.

Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan serta masukkan

dalam komunitas bola Chelsea dalam membentuk ikatan silahturahmi melalui

media sosial

3. Metodologis.

Secara metodologis penelitian ini bermanfaat untuk peneliti selanjutnya yang

tertarik dalam kajian media terkhusus media sosial.

6
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

1.1. Tinjuan Pustaka

2.1.1. Konsep Pemanfaatan.

Pemanfaatan dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) merupakan turunan

kata dari kata ’Manfaat’, yakni suatu penghadapan yang semata-mata menunjukan

kegiatan menerima.Penghadapan tersebut pada umumnya mengarah pada

perolehan atau pemakaian yang hal-hal yang berguna baik di pergunakan secara

langsung maupun tidak langsung agar dapat bermanfaat.Sedangkan menurut Prof.

Dr. J.S. Badudu (2015:213) dalam Buku media sosial baru revolusi dalam

komunikasi, mengatakan bahwa pemanfaatan adalah hal, cara, hasil kerja dalam

memanfaatkan sesuatu yang berguna, dan definisi lain dari manfaat dikeluarkan

oleh Dennis Mc Quail dan Sven Windahl (2015:215) bahwa manfaat merupakan

harapan sama artinya dengan explore (penghadapan semata-mata menunjukan

suatu kegiatan menerima)” .Selain itu Dennis (2014:76) dalam buku The Sosial

Marketing Bookjuga mengatakan ada dua hal yang mendorong munculnya suatu

pemanfaatan, yaitu :

1. Adanya oposisi terhadap pandangan deterministis tentang efek media

massa.

2. Sedangkan yang kedua yaitu adanya keinginan untuk lepas dari debat yang

berkepanjangan tentang selera media massa.

7
Jika dikaitkan dengan masalah penelitian ini, maka pemanfaatan disini berarti

menggunakan atau memakai suatu hal yang berguna yang dalam hal ini adalah

menggunakan atau memakai brosur sebagai media dalam menyampaikan

informasi kepada publiknya yakni pelanggan yang merupakan salah satu dari

public eksternalnya.Dari pemanfaatan brosur sebagai media dalam menyampaikan

informasi kepada publik, diharapkan dapat memberikan hasil berupa pengetahuan

yang berguna bagi publik yang membacanya.Sehingga pelanggan menjadi tahu

tentang produk-produk yang ditawarkan perusahaan melalui brosur.Definisi media

sosial secara eksklusif merujuk pada teknologi komputer yang menekankan

bentuk dan konteks budaya yang mana teknologi digunakan, seperti dalam seni,

film, perdagangan, sains dan diatas itu semua internet. Sementara digital

mediamerupakan kecenderungan kepada kebebasan teknologi itu sendiri sebagai

karakteristik sebuah medium, atau merefleksikan teknologi digital (Dewdney

&Ride. 2006 : 8 & 20).

Teori Uses and Gratificationdalam buku Teori Komunikasimenunjukan

bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah

sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaiman media memenuhi kebutuhan pribadi

dan sosial khalayak. khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan

media untuk memenuhi kebutuhan dan mempuyai tujuan. Studi dalam bidang

memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapat

kepuasan (Gratications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah

timbul istilah Uses Gtarifications. Sebagian besar prilaku khalayak akan

dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepetingan individu. Dengan

8
demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.

(Littlejohn, 2003:78).

Teori Uses and Gtaificationpada awalnya muncul ditahun 1940 sampai 1950

para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat berbagai jenis

perilaku komunikasi lalu mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun

1970an dan 1980an (Mulyana, 2003:70). Para teoritis pendukung Teori Uses and

Gtaification berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi

bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran media. Dengan demikian

kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.(Littlejohn,

2003:90).

Teori uses and gratificaion adalah kebalikan dari teori peluru atau jarum

hipodemik (Mulyana, 2009:56) dalam teori peluru media itu sangat aktif dalam all

powerfull berada audience, sementara berada dipihak pasif. Sementara dalam teori

aktif use and gartification ditekankan bahwa audience aktif untuk memillih mana

media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Media sosial

merupakan media yang dapat meningkatkan interaksi sosial antar manusia

contohnya melalui beberapa jejaring sosial namun tetap sesuai kaidah dan norma

kesopan santunan media sosial yang saat ini sedang populer adalah handphone.

(Nurudin, 2013:58).         

2.1.2. Media Sosial.

Internet banyak digembor-gemborkan sebagai produk terbaru dari peradaban

teknologi yang kelak akan menggeser televisi, perangkat telematik menyangkut

beberapa unit, pada bagian tengah terdapat unit layar gambar (layar televisi) yang

9
dihubungkandengan jaringan computer yang acap kali disebut sebagai “media

baru” (Nurudin, 2013:79). Menurut Nurudin (2013) dalam buku media sosial

munculnya revolusi komunikasi bahwa hal yang paling mendasari munculnya

media sosial bukanlah karena bentuk kontennya yang berupa konten digital,

melainkan siklus kedinamisan dari konten media baru dan hubungannya yang

interaktifdengan pengguna, siklus media sosial yang dinamis diibaratkan seperti

berupa pergerakan, pernafasan, dan aliran dengan gairah yang berdetak di satu

waktu (real time).

Faktualisasi lainnya bahwa media sosial merupakan ajang demokrasi dari hak

cipta, penerbitan, distribusi serta penggunaan berbagai konten media. Kebanyakan

teknologi yang dikategorikan sebagai media baru berbentuk digital, mempunyai

karakteristik diantaranya dapat dimanipulasi, dapat dihubungkan dengan jaringan,

padat, dapat dikecilkan (compressed), interaktif dan bersifat netral, (Rulli

Nasrullah, 2015:98). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tidak

saja merubah media tapi juga merubah kehidupan sosial dan budaya. Berikut

adalah indikasi dari perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang diasosiasikan

dengan media sosial, (Rulli Nasrullah, 2015:134).

1. Perubahan dari modernitas dan postmodernitas

2. Proses globalisasi yang semakin intensif

3. Pergantian era industrimanufaktur oleh era “postindustrial‟ informasi

4. Desentralisasi dari yang mapan dan sentralisasi geopolitik.

10
2.1.2.1. Facebook

Peselancar dunia media sosial yang sering berjelajah dari situs satu ke situs

lainnya pasti takan lupa untuk paling tidak sekedar mampir ke salah satu situs

yang lagi meroket saat ini. Siapa yang tidak mengenal situs jejaring Facebook.

Bisa dipastikan orang yang melek huruf dan pernah berinternet pasti mengetahui

situs yang satu ini. Bahkan mereka yang dulunya hanya berinternet untuk sekedar

membuka email kini pun mulai betah berlama-lama di depan komputer untuk

mengulak-ngulik akun Facebook-nya.Data berbicara saat ini ada sekitar 175 juta

profil aktif di situs Facebookdan setiap profil rata-rata memiliki 500 teman.

Durasi pengaksesan profil berjumlah sekitar 3 miliar menit/hari dan lebih dari 18

juta pengguna meng-update profilnya setiap hari (Student Monitor, 2016 Vol 3)

2.1.2.2. Twiterr

Twitter berasal dari kata Tweet yang diartikan secara bebas adalah kicauan

burung.Dengan basis microblogging, maka Twitter adalah sebuah perwujudan

dari web 2.0 yang sukses (Student Monitor, 2016 Vol 3). Indikator web 2.0 adalah

kemampuan untuk berinteraksi antarpengguna. Microblogadalah suatu bentuk

blogyang memungkinkan penggunanya untuk menulis teks pembaharuan singkat

dan mempublikasikannya, baik untuk dilihat semua orang atau kelompok terbatas

yang dipilih oleh pengguna tersebut. (Student Monitor, 2016 Vol 3)

Twitter didirikan oleh Evan Williams, Jack Dorsey, Christopher “Biz” Stone,

dan Noah Glass, pada tahun 2006. Jejaring sosial berbasis microblog itu lahir

setelah Odeo,startup(perusahaan rintisan) yang dibangun oleh Glass dan Williams

pada tahun 2005 (Student Monitor, 2016 Vol 3). Kedua pendirinya mundur dari

11
bisnis tersebut setelah iTunes Store milik Apple muncul dengan layanan serupa.

Glass dan Williams lalu berdiskusi dengan rekan mereka, Jack Dorsey, yang saat

itu tengah mengembangkan sebuah layanan messagingyang unik (Nurudin,

2009:143).

2.1.2.3. Manfaat MediaSosial

2.1.2.3.1. Bidang Pendidikan

Manfaat media sosial menurut Nisrina (2007) sangat besar, dan dirasakan

sekali oleh para pelajar atau mahasiswa. Para pelajar atau mahasiswa seperti saya

bisa mencari bahan bahan materi yang di perlukan oleh mereka, jadi kita dapat

mengurangi biaya dalam membeli buku, karena kita bisa men-download suatu

buku digital yang isinya adalah bahan-bahan materi yang kita perlukan, dan

filenya bisa kita simpan dalam direktori yang ada dalam laptop ataupun notebook,

jadi lebih simple dan praktis, tinggal membawa laptop atau notebook kita jika

diperlukan tanpa harus keberatan membawa buku yang banyak (Nurudin

2009:89).

2.1.2.3.2. Bidang Kesehatan

Manfaat media sosial dalam bidang pendidikan menurut James H. Flower et

al (dalam Nurudin,2009:78) bahwa banyak sekali manfaat yang di rasakan

langsung oleh orang yang sedang sakit, atau orang yang ingin mencari sesuatu

bahan alami untuk menjaga kesehatan. Biasanya orang mengakses website yang

isinya adalah resep obat yang tradisional.

12
2.1.2.3.3. Bidang Pencarian Kerja

Dalam bidang ini menurut Nicolas A Trakis et al (2005) tentunya sangat

berguna untuk orang-orang yang ingin mencari pekerjaan. Karena lewat media

sosial orang bisa mengetahui lowongan pekerjaan, tanpa harus membeli koran

atau keliling ke tempat perusahaan. Karena biasanya setiap instansi / perusahaan

memiliki website , jadi kita cukup melihat website dari instansi itu.(Nurudin,

2009:90).

2.1.2.3.4. Bidang sosial

Bidang yang sekarang paling banyak di akses oleh orang-orang, karena

banyak sekali website yang bisa kita akses untuk melakuakan kegiatan sosial,

salah satunya Facebook, Friendster, Twitter, My Space, Yahoo Messangger,

Yahoo dan lainnya. Melalui website tersebut kita dapat bersilaturahmi pada sanak

sodara yang ada di manapun, di website kita juga dapat mengirim photo,video,

(Nurudin, 2009:97).

2.1.3. Konsep Silahturahmi dalam Media Sosial

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kebutuhan dan gaya

hidup manusia pun berubah, termasuk dalam berintersaksi (Effendi, 2011:201).

Dahulu kita lebih banyak berinteraksi secara langsung, baik itu melalui tatap

muka ataupun tatap suara (offline), namun sekarang kecenderungan tersebut

bergeser, dari interaksi secara offline menjadi interaksi melalui media perantara

digital (online).Jumlah pengguna media sosialonline (internet) di Indonesia

mencapai 63 juta user. Sementara untuk pengguna sosial media paling populer di

13
Indonesia saat ini, yaitu twitter dan facebook, telah mencapai 20 juta user untuk

twitter dan 47 juta user untuk facebook ( Kemenkominfo, 2015).

Twitter memiliki keterbatasan dalam jumlah karakter huruf pada posting,

namun twitter bersifat sangat personal, artinya sangat mewakili pribadi sang

pengguna (user), dan dapat terkoneksi secara langsung 24 jam serta dapat diakses

melalui gadget apapun (Nurudin, 2009:126). Sedikit berbeda dengan twitter,

facebook justru lebih leluasa memberikan fasilitas kepada kita untuk berinteraksi,

selain jumlah karakter yang lebih banyak dalam setiap posting, facebook juga

memungkinkan kita berbagi foto kepada orang-orang tertentu yang kita inginkan.

Facebook memungkin kita membuat grup diskusi tertutup,  fasilitas ini banyak

digunakan kelompok/komunitas maupun organisasi dalam memaksimalkan

komunikasi internal mereka.Selain twitter dan facebook, masih banyak sosial

media lainnya yang dapat kita manfaatkan untuk menjaga silaturahmi, misalkan

instagram, youtube, linked in, wikipedia, dan sosial media lainnya. Ruang social

kemasyarakatan merupakan ruang kehidupan yang majemuk dan heterogen

berdasarkan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, antar individu

dalam masyarakat tersebut dapat disatukan dan dieratkan melalui berbagai

kegiatan. (Cerdas Memanfaatkan Media Sosial, Vol 5).

Setelah Hampir 15 Abad setelah konsep jejaring sosial konvensional yang

dapat mengubah hidup manusia, konsep jejaring menemukan kembali ruhnya

secara komprehensif melalui teknologi komunikasi dan informasi terlebih setelah

teknologi internet menjadi sangat popular (Rulli Nasution, 2013:178). Aspek

mendasar yang terdapat dalam kehidupan jejaring adalah terdapatnya

14
hubungan,siapa terhubung kepada siapa dan adanya penularan, siapa menularkan

apa kepada siapa. Sementara itu, hidup dalam jejaring sosial memiliki aturan

(Rulli Nasution,2013) Pertama, kita membentuk Jejaring kita. Manusia sengaja

membuat dan merombak jejaring sosialnya sepanjang waktu seperti dalam kasus

homofili, kaum homofili memiliki kecenderungan sadar maupun tak sadar untuk

berdekatan dengan orang-orang yang menyerupainya. Kedua, Jejaring kita

membentuk kita. Tempat kita dalam jejaring juga membentuk kita. Orang yang

tak punya teman akan punya kehidupan yang amat berbeda dengan orang yang

punya banyak teman. Ketiga, Teman mempengaruhi kita. Yang terpenting bukan

bentuk jejaring di sekeliling kita, namun juga apa yang mengalir melintasi

sambungan-sambungannya. Satu penentu penting aliran adalah kecenderungan

manusia untuk saling mempengaruhi dan saling meniru. Keempat, Temannya

teman mempengaruhi kita.

2.1.4. Konsep Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti "kesamaan",

kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh

semua atau banyak"(Koentjoraningrat, 1990). Dalam komunitas manusia,

individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber

daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Definisi Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun

dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional, (Soedjono, Soekanto, 1992).

Komunitas menurut Nasrul Effendi (1990) adalah sekelompok orang yang saling

peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas

15
terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena

adanya kesamaan interest atau values. Proses pembentukannya bersifat horisontal

karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara. Komunitas

adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai

dimensi kebutuhan fungsional. Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama,

adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya

yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-

ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas

lokasi atau wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan

memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi

keterbatasan yang dihadapainya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.

2.1.5. Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara etimologis mempunyai arti proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Istilah komunikasi diam dari

bahasa inggris“communication”.Istilah ini berasal dari bahasa latin

communication yang artinya pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Istilah

communication bersumber pada kata “communis” yang berarti sama, dalam arti

sama makna. Jadi antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi harus

terdapat kesamaan makna (Effendy,1993:27).

Beberapa ahli lainnya mendefinisikan komunikasi sebagai pengalihan

informasi untuk memperoleh tanggapan (Aranguren), saling berbagai informasi,

gagasan atau sikap (Schramm), saling berbagai unsur-unsur perilaku, atau modus

kehidupan melalui perangkat-perangkat aturan (Cherry), penyesuaian pikiran para

16
peserta(Merilland),pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada

yang lain, terutama dengan menggunakan simbol (Theodorson). Dari berbagai

definisi komunikasi, Nimmo menjelaskan bahwa kita akan menemukan kesamaan

pada penekanan-penekanan tertentu. (Nimmo, 2005:5).

Komunikasi sebagai proses, Onong U. Effendy, membaginya menjadi dua

tahap yaitu, proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara

sekunder. Proses komunikasi secara primer dimana proses penyampaian pikiran

dan atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan

lambang sebagai media. Lambang sebagai media primer berupa bahasa isyarat,

gambar, warna dan lain-lain secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan

atau perasaan komunikator kepada komunikan. Sedangkan proses komunikasi

secara sekunder, dimana proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah

memakai lambang sebagai media pertama (Effendy, 1993:32).

Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan dalam

penyaluran informasi atau messagemelalui sarana atau saluran komunikasi kepada

komunikan yang tertuju (Prisgunanto, 2006: 1). Menurut Bernard Berelson dan

Gary A. Steiner, komunikasi merupakan transmisi informasi, gagasan, emosi,

keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata,

gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang

biasanya disebut komunikasi (Mulyana, 2005:62).

Definisi Harold D. Laswell, bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu

tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: siapa yang

17
menyampaikan (komunikator), apa yang disampaikan (pesan), melalui saluran apa

(media), kepada siapa (komunikan) dan apa pengaruhnya (efek). Sedangkan

menurut Carl I. Hovland(1953) komunikasi adalah proses yang dimana seseorang

(komunikator) menyampaikan rangsangan(biasanya lambang-lambang dalam

bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah laku orang lain (komunikate) (Purba

dkk, 2006:29-30).

Menurut Everett M. Rogers mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan

maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2005:62). Menurut

Rogers dan D. Lawrence Kincaid (1981) bahwa komunikasi adalah suatu proses

di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi

dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian

yang mendalam. Proses ini meliputi adanya suatu pertukaran informasi (pesan),

dimana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta

kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut

serta dalam prosees komunikasi (Cangara, 2006:19).

Menurut Berlo ada 2 (dua) ukuran tujuan komunikasi (dimension of purpose)

yaitu:

1. Kepada "Siapa" seseorang melakukan komunikasi. Dalam halini harus

dibedakan antara sasaran yang dituju dengan sasaran yang bukan dituju.

Dalam berkomunikasi paling sedikit terdapat dua keinginan bereaksi.

2. Bagaimana seseorang melakukan komunikasi. Tujuan komunikasi dapat

diletakan di sepanjang ukuran continum, yang menunjukkan apakah

18
tujuan itu segera diperoleh (consum story purpose) atau tertunda

(Instrumental purpose). Schramm menyebutnya sebagai "lmmediate

reward"dan"delayed reward".

Komunikasi mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Perubahan Sikap (attitude change). Komunikan dapat merubah sikap

setelah dilakukan suatu proses komunikasi.

2. Perubahan pendapat (opinion change). Perubahan pendapat dapat terjadi

dalam suatu komunikasi yang tengah dan sudah berlangsung dan

tergantung bagaimana komunikator menyampaikan komunikasinya.

3. Perubahan perilaku (behaviour change). Perubahan perilaku dapat terjadi

bila dalam suatu proses komunikasi, apa yang dikemukakan komunikator

sesuai dengan yang disampaikan hal ini tergantung kepada kredibilitas

komunikator itu sendiri.

4. Perubahan sosisal (social change). Perubahan yang terjadi dalam tatanan

masyarakat itu sendiri sesuai dengan lingkungan ketika berlangsungnya

komunikasi (Effendy,1993:55).

Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks. Bisa dilakukan secara

langsung antara satu orang atau lebih dengan yang lainnya, bisa juga dilakukan

melalui media, baik media massa maupun media nirmassa.Betapa kompleksnya

komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja menjelaskan beberapa karakteristik

komunikasi,yaitu:

1. Komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi sebagai suatu proses artinya,

komunikasi merupakan serangkaian tindakan yang terjadi secara berurutan

19
serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses

komunikasi melibatkan banyak factor dan unsur, antara lain: komunikator,

pesan, saluran atau alat yang dipergunakan, komunikan, dan dampak dari

komunikasi.

2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunya itujuan.

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja,

serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai komunikator. Sadar artinya

kegiatan komunikasi dilakukan dalam keadaan mental psikologis yang

terkendalikan. Disengaja maksudnya komunikasi yang dilakukan sesuai

dengan kehendak komunikator.

3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku

yang terlibat. Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-

pihak yang berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama

mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang

dikomunikasikan.

4. Komunikasi bersifat simbolis. Komunikasi merupakan tindakan yang

dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang seperti; bahasa verbal

dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka atau tanda-tanda

lainnya. Selain bahasa verbal, terdapat lambang-lambang non verbal yang

dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti gerak tubuh, warna, jarak

dan lain-lain.

5. Komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi pada dasarnya menuntut

dua tindakan, yakni memberi dan menerima. Pengertian transaksional

20
menunjuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya

ditentukan oleh satu pihak, tetapi oleh kedua belah pihak yang saling

bekerjasama.

6. Komunikasi menembus ruang dan waktu. Komunikasi menembus ruang

dan waktu maksudnya, komunikator dan komunikan yang terlibat dalam

komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Hal itu

bisa dilakukan dengan bantuan teknologi komunikasi seperti telefon,video

text, telecom ference dan lain-lain“ (Sendjaja,2004:113-116).

Proses dalam ilmu komunikasi dibagi dua sudut pandang. Pertama, persektif

psikologis yang memahami komunikasi sebagai proses penyampaian serta

pertukaran pikiran dan perasaan dari seseorang pada orang lain dengan

menggunakan bahasa yang dipahami maknanya. Selain itu kondisi psikologis

komunikator juga sangat mempengaruhi. Komunikator tentu tidak dapat

melakukan komunikasi secara baik dan efektif kalau kondisi psikologisnya sedang

kacau. Kedua, perspektif mekanistis membagi komunikasi menjadi empat kategori

yaitu komunikasi primer, sekunder, linier, dan sirkular (Effendy, 2003:31).

1). Proses komunikasi dalam perspektif psikologis

Proses komunikasi dalam perspektif ini terjadi pada diri komunikator dari

komunikan. Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan

kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Proses “mengemas”

atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu

dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu

kemudian dikirimkan kepada komunikan. Sedangkan, proses dalam diri

21
komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan atau bungkus pesan

yang ia terima dari komunikator tadi. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau

pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya, bila mana komunikan

tidak mengerti, maka komunikasi tidak terjadi.

2). Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis

Proses ini berlangsung ketika komunikator mengoperkan atau

“melemparkan” dengan bibir kalau lisan atau tangan jika tulisan pesannya sampai

ditangkap oleh komunikan. Penangkapan pesan dari komunikator oleh komunikan

itu dapat dilakukan dengan indera telinga atau indera mata, atau indera-indera

lainnya. Proses komunikasi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi proses

komunikasi secara primer dan sekunder, linear dan sirkular.

a). Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses

penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan

suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Dalamkomunikasi

bahasadisebutlambang verbal (verbal symbol) sedangkan lambang-lambang

lainnya yang bukan bahasadinamakan lambangnonverbal(nonverbalsymbol).

b). Proses Komunikas isecara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator

menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasi karena komunikan

sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat,

22
telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan sebagainya adalah

media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara

sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media

massa (surat kabar, televisi, radio, dan sebagainya), media nir-massa (telepon,

surat, megapon, dan sebagainya) dan media social (facebook, twitter, line, path,

instagram, dan lain sebagainya).

c). ProsesKomunikasisecara Linear

Proses komunikasi linier merupakan proses penyampaian pesan dari

komunikator kepada komunikan secara satu arah. Proses komunikasi ini bisa

dilakukan secara tatap muka, komunikasi kelompok, atau komunikasi media.

Komunikasi linier umumnya terjadi pada masrakat otokratis dan paternalistik

yang informasi tersebut didominasi oleh elit politik dan rakyat hanya

menerimanya secara mentah-mentah.

d). Proses Komunikas isecara Sirkular

Proses secara sirkular adalah terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu

terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Feedback ada kalanya mengalir

dari komunikan ke komunikator itu adalah “response” atau tanggapan

komunikan terhadap pesan yang ia terima dari komunikator. Proses komunikasi

secara primer, pikiran dan atau perasaan seseorangbaruakan diketahui oleh

danakan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan

menggunakan media primer tersebut yaitu lambang-lambang. Pesan (message)

yang disampaikan komunikator kepada komunikan terdiri dari isi (content) dan

lambang-lambang (symbol).

23
Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam

komunikasi adalah bahasa, karena hanya bahasa yang mampu menerjemahkan

pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, informasi atau

opini. Selain bahasa, gambar juga banyak digunakan dalam berkomunikasi,

karena gambar melebihi isyarat dan warna dalam hal ”menerjemahkan” pikiran

seseorang tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Demi efektifnya komunikasi,

lambang-lambang tersebut sering dipadukan penggunaannya.

Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer

untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Maka, dalam menata lambang-

lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus

memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan

media yang akan dipergunakan perlu didasari pertimbangan mengenai siapa

komunikan yang akan dituju.

Menurut Effendy bahwa pada proses komunikasi secara sekunder, media yang

dipergunakan dapat diklasifikasikan sebagaiberikut:

1. Media Massa (Mass Media),yakni tertuju kepada sejumlah orang yang

relative amat banyak.

2. Media Nir-Massa atau Media Non Massa, yakni tertuju kepada satu orang

atau sejumlah orang yang relative sedikit.”(Effendy, 2007:23).

Lambang komunikasiverbal menjadi suatu unsur yang penting dalam pesan

yang saling dipertukarkan antara anggota komunitas. Lambang verbal sebagai

pembentuk pesan yang ada di model komunikasi transaksional. Bahasa memiliki

banyak fungsi, namun terdapat sedikitnya tiga fungsi yang erat kaitannya dalam

24
menciptakan sebuah komunikasi yang efektif, yaitu: (1) untuk mempelajari

tentang dunia di sekeliling kita; (2) untuk membina hubungan yang baik diantara

sesama manusia;

RudolfhF.Verdeber (1997) mengemukakan bahwa komunikasi itu

mempunyai dua fungsi, Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan,

untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara

hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu

”(Mulyana,2007:5). Menurut Judy C. Pearson & Paul E. Nelson (1998)

mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum, yaitu,

pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri meliputi: keselamatan

fisik,meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada

orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup

masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan

keberadaan suatu masyarakat (Mulyana,2007:5).

Sifat komunikasi menurut Onong Uchana Effendy (2007:7) ada beberapa

jenis, yaitu: (1) Tatap muka (face-to-face); (2) Bermedia (Mediated); (3) Verbal

(verbal) yaitu lisan (oral), tulisan; (4) Non verbal (non-verbal) yaitu

gerakan/isyarat badan (gestural) dan bergambar (pictorial). Penyampaian pesan,

seorang komunikator dituntut untuk memiliki kemampuan dan sarana agar

mendapat umpan balik (feedback) dari komunikan sehingga maksud pesan

tersebut dapat dipenuhi dengan baik dan berjalan efektif. Komunikasi dengan

tatap muka (face-to-face) dilakukan antara komunikator dan komunikan secara

25
langsung, tanpa menggunakan media apapun kecuali bahasa sebagai lambang

atau symbol. Komunikasi bermedia dilakukan oleh komunikator kepada

komunikan dengan menggunakan media sebagai alat bantu dalam

menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non

verbal.Verbal dibagi kedalam dua macam tulisan (oral) dan tulisan

(written/printed). Non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat badan

(gestural)seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, dan

menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya.

2.1.6. Pengertian Organisasi

Menurut Stephan P. Robbina et al (2004) dalam buku Perilaku Organisasi

pengertian organisasi dapat dibedakan pada dua macam,yaitu :

1. Organisasi sebagai alat dari manajemen artinya organisasi sebagai

wadah/tempat manajemen sehingga memberikan bentuk manajemen yang

memungkinkan manajemen bergerak atau dapat dikaitkan.

2. Organisasi sebagai fungsi manajemen artinya organisasi dalam arti

dinamis (bergerak) yaitu organisasi yang memberikan kemungkinan

tempat manajemen dapat bergerak dalam batas-batas tertentu. Dinamis

berarti baa organisasi itu bergerak mengadakan pembagian pekerjaan.

Misalnya pimpinan harus ditempatkan di bagian yang strategis.

Hakekat Orgnisasi menurut Edgar H. Shein (2015) dalam bukunya the

Psykologi of Organization (1982) organisasi adalah Koordinasi yang

direncanakan mengenai kegiatan-kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan

26
bersama melalui pembagian kerja dan fungsi berdasarkan tingkatan otoritas

(kewenangan) dan tanggungjawab. Effendi (2013:23) pada hakekatnya dalam

sebuah organisasi diperlukan sejumlah persyaratan atau gagasan, antara

1. Bahwa Organisasi memerlukan pengembangan dan pemeliharaan

koordinasi.

2. Bahwa didalam organisasi terdapat tujuan bersama yang pencapaianya

harus di upayakan semaksimal mungkin.

3. Di dalam Organisasi tedapat pembagian kerja (division of labor)

4. Seluruh kegiatan dalam organisasi harus menciptakan keterpaduan

(integration), menekankan bahwa objek koordinasi pada dasarnya bukan

orang tetapi kegiatan atau pekerjaan.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dalam setiap organisasi

terdapat tiga unsur dasar (Miftah Toha, 2011:97) yaitu Orang-orang, Kerjasama

dan Tujuan yang hendak dicapai. Organisasi juga harus memiliki lima fenomena

penting (Miftah Toha, 2011:100) yaitu :

1. Organisasi harus mempunyai tujuan.

2. Organisasi harus mempunyai program, kegiatan strategi dan metode untuk

mencapai tujuan organisasi.

3. Organisasi harus mempunyai pimpinan atau manajer yang bertanggung

jawab terhadap organisasi itu dalam mencapai tujuan.

4. Organisasi itu terdiri dari dua orang atau lebih.

5. Organisasi itu harus ada kerjasama.

27
Organisasi berusaha mempermudah manusia dalam menjalani hidup didunia

dengan memanfaatkan segela kelebihan yang terdapat di dalam organisasi. Untuk

menyelesaikan masalah, ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah

apapun akan mudah terselesaikan, dibanding satu orang yang memikirkannya.

Satu demi satu persoalan akan selesai, tatkala dikerjakan secara gotong royong.

Tak salah pepatah mengatakan “berat sama dipikul, ringan sama

dijinjing”(Effendy, 2009:49).

Manusia adalah makhluk yang dinamis, ketidakterbatasan kebutuhan

manusia dan keterbatasan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhanya telah

menghadapkan manusia untuk hidup berorganisasi.hal ini didukung pula dengan

karakteristik manusia sebagai makhluk sosial yang tidak memungkinkan hidup

wajar tanpa berorganisasi R. Wayne Pace et al (2009). Organisasi telah dibentuk

sejak manusia pertama hidup di muka bumi, sekelompok manusia yang

mempunyai orientasi dan tujuan yang relatif sama berhimpun dan berusaha untuk

mencapai tujuan tersebut. Gibbon et al (2008).

Dengan hal tersebut, memang organisasi memiliki arti yang sangat strategis

dan peran yang dapat mengelola kehidupan manusia agar lebih mempunyai

hakikat yang bermakna.Hakikat organisasi pada dasarnya berorientasi terhadap

aspirasi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi.Hakikat

organisasi menjadi pondasi dasar dan asas dalam pengelolaan organisasi untuk

mencapai tujuannya demi terciptanya sistem manajerial yang baik.Dapat

dikatakan jika suatu organisasi kehilangan hakikat maka perlu dipertanyakan

kontinuitas dari organisasi tersebut.R. Wayne Pace et al (2009).

28
Lahirnya organisasi akibat adanya tujuan yang ingin hendak dicapai oleh

pihak tertentu karena melihat adanya urgensi dari keberadaaan

organisasi.Organisasi tidak hanya dibutuhkan pada lingkup yang kecil tetapi juga

pada lingkup yang besar terlihat dari motif didirikannya organisasi.Organisasi

yang kita ketahui bersama juga memiliki tingkatan tertentu tergantung pada tujuan

dan objek dari organisasi tersebut Gibbon et al (2008). Oleh karena itu, organisasi

memang harus ada di dalam kehidupan manusia sebagai instrumen yang dapat

mempersatukan manusia dalam proses dinamika dan keteraturan hidup.

Menurut Surya Dharma (2005), asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi

sebagai berikut:

1. Organisasi harus memiliki tujuan yang jelasSebelumnya juga sudah

dijelaskan bahwa tujuan yang jelas yang benar-benar urgen bagi setiap

organisasi agar terarah apa yang dicita-cita orang-orang yang berada

diorganisasi tersebut.

2. Skala Hirarki, skala Hirarki dapat diartikan sebagai perbandingan

kekuasaan disetiap bagian yang ada. Kekuasaan yang terukur, jika jelas

berapa banyak bawahan dan jenis pekerjaan apa saja yang menjadi titik

tumpu sebuah organisasi. Artinya tidak sama antara kepala sekola dengan

pembantu kepala sekolah dalam ukuran hirarki kekuasaan. Yang hanya

bisa memerintah bawahan adalah atasan. Itu yang menjadi tolak ukur di

manapun organisasi itu berdiri.

3. Kesatuan perintah/komando, untuk sentralisasi organisasi, kesatuan

perintah itu terletak di pucuk pimpinan tertinggi. Jika disekolah, maka

29
kepala sekolahlah yang bisa memerintah seluruh komponen sekolah, tetapi

untuk desentralisasi, pembantu kepala sekolah atau guru yang mempunyai

peran mengkomandokan bagian kekuasaan.

2.1.7. Komunikasi Organisasi

Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah

berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di

antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang

menamakannya sarana.Everet M. Rogers (2009) dalam bukunya Communication

in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari

mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang

kepangkatan, dan pembagian tugas. Robert Bonnington dalam buku Modern

Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana

manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui

pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada

peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam

mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk

komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang

dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa

yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-

pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu

konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi,

30
sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu

pada saat komunikasi dilancarkan.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan

organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi

(Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh

organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya

berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang

harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa

pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang

disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada

anggotanya secara individual.

Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi

organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional; fungsi manajemen

ambigu.

1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi

mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan

dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah

koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi

tersebut.

2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan

anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif

hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam

pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam

31
berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah

maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan

perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih

terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan

yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan

organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu

konflik, kurang ditaati, dsb.

3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi

organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal:

motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan

mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri;

tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya

pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi

adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity)

yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya

untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang

membutuhkan perolehan informasi bersama.

2.1.7.1. Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi.

Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau

administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi

yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai

komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya

kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry

32
Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di Montreal-

Kanada (1987) , menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan

timbulnya tiga peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan peranan

memutuskan.

1. Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal:

a. Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi,

membuat seorang manajer melakuan tugas yang bersifat

keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain

memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh

pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini

seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan,

penjelasan, imbauan, ajakan, dll.

b. Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer

bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan

bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan

kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan

kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak

langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain

memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan

kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu

melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks

kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia

33
mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu

dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana

kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.

c. Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang

manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur

komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.

2. Peranan informasi. Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi

sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi

kepentingan organisasinya. Karl Max (1997) Peranan informasional

meliputi peranan-peranan sebagai berikut:

a. Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor,

manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia

mengajukan berbagai ertanyaan kepada rekan-rekannya atau

kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka

tanpa diminta berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya.

b. Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia

menerima dan menghimpun informasi dari luar yang penting

artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemuian disebarkan

kepada bawahannya

c. Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan

peranan penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan

informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal

caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung ia

34
menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu

resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara tidak selamanya

secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya

sebagai juru bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan informasi

kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan

pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar

organisasinya ia memberikan informasi dalam rangka

pengembangan organisasinya. Ia meyakinkan khalayak bahwa

organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab

sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat

pemerintah bahwa organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran

sebagaimana harusnya.

3. Peranan memutuskan. Seorang manajer memegang peranan yang sangat

penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada

empat peranan yang dicakup pada peranan ini:

a. Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan

organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan

kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk

mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia

mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang

iawasinya sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.

35
b. Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik

mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi,

seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang, dsb.

c. Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab

untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang

akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan

dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai

pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan.

Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa

keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui

pemikran tunggal.

d. Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan

saja mengenai hal-hal yang resmi dan langsung berhubungan

dengan organisasi, melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi

dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi manajer,

perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang

mempunyai wewenang untuk menanggapi sumber-sumber

organisasional pada waktu yang tepat, dan hanya ialah yang

merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi

perundingan yang penting.

36
2.1.7.2. Dimensi-Dimensi Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi

2.1.7.2.1. Komunikasi internal.

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara

anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti

komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb.

Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun

komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi

primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini

lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah

ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan

kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan

instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada

bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-

saran, pengaduan-pengaduan, dsb. kepada pimpinan.

b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti

dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam

komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau

mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran

pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu

organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang

lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.

37
2.1.7.2.2. Komunikasi eksternal.

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan

organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi

ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan

sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal

yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara

timbal balik:

a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini

dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian

rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada

hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti:

majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato

radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.

b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak

kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan

komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Teori Uses and Gratification

Uses and gratification (Litlejohn Stephan, 2009:67) atau penggunaan dan

Pemenuhan (kepuasan)merupakan pengembangan dari teori atau model jarum

hipordemik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan oleh media pada diri

seseorang, tetapi ia tertarik dengan apa yang dilakukan orang terhadap media.

Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi

38
kebutuhannya. Uses and Gtaifications(Litlejohn Stephan, 2009:70) menunjukan

bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah

sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaiman media memenuhi kebutuhan pribadi

dan sosial khalayak. khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan

media untuk memenuhi kebutuhan dan mempuyai tujuan. Studi dalam bidang

memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapat

kepuasan (Gratications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah

timbul istilah Uses Gtarifications. Sebagian besar prilaku khalayak akan

dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepetingan individu. Dengan

demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.

Uses and Gtaificationpadaawalnya muncul ditahun 1940 sampai 1950 para pakar

melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat berbagai jenis perilaku

komunikasi. Lalu mengalami kemunculan kembali dan penguatan di tahun 1970an

dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Uses and Gtaification berargumentasi

bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana mereka

menggunakan dan merespon saluran media. Dengan demikian kebutuhan individu

merupakan titik awal kemunculan teori ini.

Teori use and gratificaion ini adalah kebalikan dari teori peluru atau jarum

hipodemik. dalam teori peluru media itu sangant aktif dalam all powerfull berada

audience. sementara berada dipihak pasif. Sementara dalam teori aktif use and

gartification ditekankan bahwa audience itu aktif untuk memillih mana media

yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya.

39
2.2.1. Penelitan Terdahulu

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Silvia Fardila Tingkat Ketergantungan terdapat hubungan yang positif dan
Soliha, (2015) Pengguna Media SosialDan signifikan antara kecemasan sosial
Kecemasan Sosial dan tingkat ketergantungan pada
media sosial dengan tingkat
hubungan cukup kuat yakni sebesar
31,4% meskipun memiliki
pengaruh yang sangat kecil, dimana
hasil uji statistik menunjukkan
bahwa nilai R Square12,7% dari
variancetingkat ketergantungan
pada media sosial dapat dijelaskan
oleh perubahan dalam variabel
kecemasan sosial

Febrisma 2015 Fungsi Komunikasi Terdapat empat fungsi komunikasi


Kelompok kelompokpada komunitas Bigreds
DalamMempertahankan Purwokerto dalam
Solidaritas Sosial Pada mempertahankan solidaritas
Komunitas Suporter Klub sosial,yaitu fungsi hubungan social,
Sepak Bola Liverpool fungsi pendidikan, fungsi persuasi
Bigreds Purwokerto. dan fungsi pemecahan masalah.
Fungsi hubungan sosial terfokus
pada bagaimana interaksi
antaranggota yang terjalin dalam
kegiatan-kegiatankomunitas Bigred
s Purwokerto.

Asep Munandar, Interaksi Sosial Dalam


2016 Komunitas Supporter Sepak interaksi sosial dalam komunitas
Bola Di Solo suporter sepak bola Pasoepati
terjalin secara intensif diantara
elemen-elemennya. Kerjasama
yang terjadi adalah kerjasama
dalam hal kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan Pasoepati
seperti nonton di dalam stadion, tur
ke luar Kota,
rapatrapat,kumpulkumpul.Persaing
an yang terjadi dalam komunitas
Pasoepati hampir tidak ada.Konflik
yang terjadi adalah konflik terbuka
yang berupa pertentangan fisik.

40
Tia Lidarni, Konstruksi Sosial Faktor pendorong berkembangnya
2014 Perempuan Penggemar kultur menonton tayangan sepak
Sepak Bola bola oleh kaum perempuan adalah
(Studi pada Anggota Perem faktor keluarga, faktor lingkungan
puan dalam Komunitas sosial dan faktor lain (elemen-
United Indonesia Chapter elemen dalam tayangan sepak bola)
Lampung / UICL) seperti pemain sepak bola, kostum,
aksesoris. Motivasi perempuan
bergabung dalam komunitas
fansclub UICL didasari
atasminat/ketertarikan terhadap
Manchester United, adanya
pengaruh dan dukungan dari
keluarga, adanya pengaruh dan
dukungan dari lingkungan sosial
dan pembeda dari perempuan pada
umumnya.Identitas yang diinginkan
oleh anggota perempuan dalam
komunitas UICL sebagai
perempuan penggemar sepak bola
adalahidentitas manifesatau
identitas nyata
.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

yang menjadi perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saya yang

berjudul “pemanfaatan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi

komunitas bola di kota kendari (studi kasus pada komunitas bola chelsea true blue

kendari cabang kota kendari”.perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah

penelitian ini secara spesifik menemukan dan menjelaskan pemanfaatan media

sosial dalam mempererat komunitas bola chelsea, hal ini didasari oleh sekarang

ini media sosial telah menjadi kebutuhan masyarakat terutama kalangan pemuda

41
sehingga menjadikan media sosial dijadikan sebagai alat dalam komunikasi

terutama saat ini pada kalangan komunitas bola, sehingga penelitian ini dijadikan

sebagai konsep dalam pembuktian bahwa media sosial dijadikan sebagai alat

mempererat silahturahmi.

2.3. Kerangka Pikir

Pada tahun 1974 teori ini dikemukakan lagi oleh Herbert Blumer dan elihu

Katz (1998), yang dikenalkan dalam bukunya yang berjudul The Use of Mass

Comunication:Current Prespectives on gratificaton.Teori uses and gratification

milk Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa penggunaan media memainkan

peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain

penggunaan media tersebut adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi.

Artinya teori use and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai

pilihan untuk memuaskan kebutuhannya.

Sementara itu, Katz, Gurevitch mengatakan yang dikutip oleh Onong

Uchjana (2003:50) menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dipengaruhi oleh

lingkungan sosial, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri kepribadian sehingga terciptalah

kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media meliputi kebutuhan kognitif,

kebutuhan afektif, kepribadian secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif

dan kebutuhan pelepasan ketegangan.

Teori use and gratification milk blumer dan Katz ini mengatakan bahwa

penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan

media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media tersebut adalah pihak yang

42
aktif dalam proses komunikasi. Artinya teori use and gratification mengasumsikan

bahwa pengguna mempunyai pilihan untuk memuaskan kebutuhannya.

Menurut Katz dan Gurevitch (1974, dalam Fiske, 2007:213-214) beberapa asumsi

mendasar dari uses and gratifications adalah sebagai berikut:

1. Khalayak dianggap aktif. Khalayak bukanlah penerima yang pasif atas apa

pun yang Cmedia siarkan. Khalayak memilih danmenggunakan isi

program.

2. Dalam proses komunikasi massa, Para anggota khalayak secara bebas

menyeleksi media dan program-programnya yang terbaik yang bisa

mereka gunakan untuk memuaskan kebutuhannya.

3. Media massa harus besaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan

kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas.

4. Tujuan media masa disimpulkan dari data yang diberikan anggota

khalayak artinya, orang yang dianggap mengerti untuk melaporkan

kepentingan dan motif pada situasi tertentu

5. Pertimbangan nilai tentang signifikansi kultural dari media massa harus

dicegah. Semisal, tidaklah relevan untuk menyatakan program-program

infotainment itu sampah, bila ternyata ditonton oleh sekian juta penonton.

6. Facebook adalah sarana media sosial yang digunakaan komunitas Chelsea

dalam melakukan interaksi

7. Twitter adalah media sosial yang digunakan dalam interaksi komunikasi

Chelsea

43
8. Perkenalan adalah faktor yang melatarbelakangi pengunaan media sosial

dalam komunitas Chelsea

9. Interaksi adalah faktor yang melatarbelakangi pengunaan media sosial

dalam komunitas Chelsea

10. Manusiawi adalah faktor yang melatarbelakangi pengunaan media sosial

dalam komunitas Chelsea

Teori ini digunakan dalam menjelaskan rumusan masalah yang peneliti lakukan,

hal ini merupakan instrument dalam membuktikan asumsi teori dan asumsi

pemasalah.Oleh karena itu berdasarkan latarbelakang dengan menggunakan teori

uses and gratificationpeneliti merumuskan kerangka pikir sebagai berikut:

Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Alat Mempererat


Silahturahmi Komunitas Bola Di Kota Kendari

Teori Uses and Gratification


Oleh
blumer dan Katz
(dalam Stephan Littlejohn,
2009)

Media Sosial Silahturahmi

1. Facebook 1. Perkenalan
2. Twitter 2. Interaksi
3. Manusiawi

Ending sasaran yang


dicapai

*Modifikasi Penulis

44
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Kendari pada komunitas bola Chelsea

yaitu True Blue Indonesia dengan pertimbangan bahwa True Blue Indonesia

cabang Kota Kendari adalah salah satu komunitas bola yang eksis dalam

pengembangan komunitas serta pemanfaatan media baru.

3.2.  Subjekdan Informan Penelitian

3.2.1 Subjek

Subjekdalam penelitian ini adalah seluruh anggota komunitas bola Chelsea

True Blue Indonesia Cabang Kota Kendari yang berjumlah 60 member anggota

Komunitas.

3.2.2.Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini sebanyak 9 orang terdiri dari :

1. Ketua True Blue Kendari 1 orang

2. Sekretaris 1 orang

3. Divisi Administrasi True Blue Kendari 1 orang

4. Divisi Membership 1 orang

5. Divisi humas 1 orang

6. Anggota Komunitas True Blue Kendari 4 orang

45
3.3. Teknik Penentuan Informan

Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan purposive sampling

(sampling seleksi) yaitu memilih dengan sengaja dengan pertimbangan bahwa

yang bersangkutan memahami inti permasalahan.Menurut Patton (1990)

purposive sampling menekankan pada penentuan objek yang kaya akan informasi

dan objek dapat menjawab pertanyaan penelitian.

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data penelitian terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif.Data

kualitatif meliputi; tulisan, kata-kata, dan narasi.Data kuantitatif meliputi bilangan

dan angka-angka statistik yang digunakan hanya untuk kebutuhan data

pendukung. Jenis data berupa data sekunder dan data primer.

3.4.2. Sumber Data

Data penelitian ini bersumber pada :

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan yang

diteliti melalui observasi dan wawancara.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh lewat studi kepustakaan untuk

memperoleh landasan teori yaitu mengumpulkan data-data dari buku-

buku dan bahan-bahan lain yang berkaitan dengan masalah penelitian

ini.

3.5 .Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung di komunitas bola True Blue

Kendari sebagai lokasi penelitian. Pengamatan bertujuan untuk

46
mengumpulkan informasi dan data yang diperlukan dalam pengembagan

masalah dalam penelitian serta mencari informasi atas fenomena yang

ada.

b. Wawancara, yaitu memberi pertanyaan dengan proses tatap muka secara

langsung dengan mengacu pada pedoman wawancara dengan informan

penelitian dengan asumsi untuk mendapatkan informasi mengenai

pemanfaatan media sosial dalam komunitas Chelsea.

c. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data dari asrip bagian urusan

redaksi dan dokumentasi pemberitaan dan arsip bagian umum.

d. Studi pustaka, yaitu mengumpulkan data berupa studi litelatur karya

ilmiah yang relevan dengan penelitian.

3.6.  Teknik Analisa Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Menjawab

keseluruhan permasalahan penelitian ini, menggunakan teknik analisis deskriptif

melalui tahapan teknik analisis interaktif Miles &Huberman yang terdiri dari tiga

alur kegiatan yang terjadi bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1992:19-21).

Analisis data dilakukan sepanjang penelitian mulai dari awal hingga berakhirnya

pengumpulan data secara sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Berikut 3 (tiga)

alur kegiatan analisis data sebagai berikut:

1. Reduksi data merupakan alur penting pertama dalam analisis data,

kegiatan yang dilakukan adalah berupa proses pemilihan yang

memusatkan perhatian pada penyederhanaan, abstrak dan transformasi

47
data kasar yang muncul dari catatan di lapangan (field note). Kemudian

data ini dikelompokkan menurut kategorinya, yang selanjutnya

diklasifikasi untuk ditafsirkan guna memberi makna kepada usaha

penarikan kesimpulan penelitian setelah melalui suatu verifikasi.

2. Penyajian data sebagai alur penting kedua dari analisis data penelitian

kualitatif adalah sebagai penyajian sekumpulan informasi yang tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data tersebut, kita akan memahami apa

yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis

ataukah mengambil tindakan beradasarkan atas pemahaman yang didapat

dari penyajian-penyajian tersebut. Penyajian yang paling sering digunakan

pada data kualitatif pada masa yang lalu adalah bentuk teks naratif, tetapi

penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis

kualitatif yang valid. Penyajian meliputi pula berbagai jenis matriks,

grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan

informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih,

dengan demikian dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan

apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melakukan analisis

yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai sesuatu yang

mungkin berguna.

3. Menarik kesimpulan/verifikasi adalah kegiatan ketiga analisis data

penelitian kualitatif. Permulaan pengumpulan data, mencari arti benda-

benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-

48
konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Peneliti yang

berkompeten akan manarik kesimpulan-kesimpulan itu dengan longgar,

tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan, mula-mula

belum jelas, kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan

mengakardengankokoh. Kesimpulan-kesimpulan “final” mungkin tidak

munculsampai pengumpulan data berakhir, tergantung pada besarnya

kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pada pengkodeannya,

penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan

peneliti.

Gambar 2.1. Model Analisis Interaktif

Penyajian Data
Pengumpulan Data

Kesimpulan-KesimpulanPenarikan/Verifikasi
Reduksi Data

Sumber: Miles dan Huberman (1992: 19-21)

3.7. Definisi Konseptualisasi

1. Media soisla adalah media sosial yang digunakan komunitas bola seperti

facebook dan twitter.

2. silahturahmi adalah kegiatan sosial komunitas bola Chelsea dalam

memperar hubungan sesame dan antar komunitas bola di Kota Kendari.

49
3. Pemanfaatan adalah sikap individu dalam memaksimalkan sebuah obyek

sebagai alat mempererat silahturahmi.

4. Pemanfaatan media sosial adalah kegiatan dalam komunitas bola dalam

memanfaatkan media baru sebagai ajang promosi dan alat silahturahmi.

5. Komunitas adalah sekumpulan orang dalam satu cita dan ide membentuk

kelompok komunitas.

6. Chelsea True Blue Kendari adalah suatu wadah tempat perkumpulan yang

memiliki hobi atau tujuan yang sama, yaitu mendukung club sepak bola

yang berasal dari London Inggris (CHELSEA).

50
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum True Blue Indonesia

4.1.1. Sejarah Terbentuknya True Blue Kendari

True Blue Indonesia (TBI) adalah kepanjangan dari Tangerang Blues

Indonesia, Tangerang Blues Indonesia yang telah terdaftar resmi sebagai Official

Supporters Club (OSC) yang berafiliasi langsung dengan Chelsea FC sejak

tanggal 3 Desember 2013 hadir di Indonesia sebagai wadah berkumpulnya para

penggemar dan pendukung Chelsea FC. Dengan tujuan yang sama, para

penggemar dan pendukung Chelsea FC di Indonesia diberikan tempat untuk

menyatukan suara mendukung Chelsea FC.

Asal mula terbentuknya True Blue Indonesia zona Kendari yaitu awalnya di

Kota Kendari hanya ada satu komunitas bola Chelsea yaitu CISC Kendari namun

berselang satu tahun perjalanan para pendiri TBI yang berjumlah 25 orang

memisahkan diri dari CISC karena menurut para pendiri TBI system yang

dilakukan para pengurus CISC Kendari keluar dari aturan yang disepakati.

Maka tanggal 26 maret 2016 disepakatilah bahwa TBI Kendari didirikan dengan

jumlah member sebanyak 25 orang dan bermarkas di warkop padaidi yang

berlokasi di jl. Edy sabara, bende, kadia, Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara. Tetapi saat ini TBI Kendari sudah berpindah markas di Gold Coffe

yang berlokasi di jl.martandu, anduonohu, Kota Kendari. Kemudian di tanggal 2

desember 2016 TBI Kendari diresmikan langsung oleh TBI Pusat bertepatan

51
diacara kegiatan nasional yatu Gathering Nasional yang berlokasi di Puncak

Bogor.

Di Indonesia, TBI berpusat di Kota Tangerang, setiap provinsi atau kota di

Indonesia bisa membuka Basecamp sendiri dengan syarat memiliki suporter yang

loyal dan menambahkan zona untuk memudahkan asal TBI tersebut.TBI Kendari

untuk saat melaksanakan beberapa kegiatan rutin seperti Futsal dan Nonton

Bareng. Untuk kegiatan futsal dilaksanakan di Praja Futsal setiap hari Kamis

pukul 20.00 WITA dan untuk nonton bareng dilaksanakan di Gold Coffe setiap

adanya pertandingan Chelsea di media televisi, maupun sebagai tempat kopdar

untuk kumpul di luar kegiatan TBI.

Untuk menjaga kekompakan antar anggota, selain aktivitas nonton bareng,

biasanya juga TBI mengadakan berbagai event seperti turnamen futsal, turnamen

PES(Playstation) atau kegiatan sosial lainnya.

“We are big family and keep the blue flag flying high” itulah slogan TBI

Kendari. Untuk tetap menjaga eksistensi anggota klub, TBI memiliki

struktur pengurus yang baku, sehingga setiap anggota terdata secara

member lokal maupun member pusat .TBI juga punya suporter

perempuan, namanya True Blue Angel.

52
4.1.2. Data Kepengurusan True Blue Kendari

DATA ZONA
Nama Zona TBI – KRNDARI
BTN. Multi Graha Blok C. No. 3 Poasia
Alamat Sekret
Anduonohu
Alamat Home Base GOLD COFFE jl. Martandu
Anduonohu, Kendari, Sulawesi Tenggara
Alamat Nonbar GOLD COFFE Jl. Martandu
Anduonohu, Kendari, Sulawesi Tenggara
PRAJA FUTSAL Jl. Kol. H. Abd. Hamid, Kadia,
Alamat Futsal
Kota Kendari
Twitter @BluesTroopsKDI
Facebook Blues Toops Kendari
Email bluestroopskendari@gmail.com

Jumlah Anggota
- Member Pusat 50 orang (Member Resmi TBI Pusat)
- Member
67 Orang (Member Resmi TBI Kendari)
Kendari
- Pembentukan
Dibentuk 26 April 2016
Launching 2 desember 2016

INFORMASI STRUKTUR KEPENGURUSAN No Contact


Leader Heril 081341987269
LD. MUH. HAIKAL
Vice Leader YANUARSYAH 08293656597

Sekretaris EKSA DWIAN 085342997988


Bendahara NURTINA 082221758394
Divisi Administrasi RISWAN M. RIZAL 082291662895
Divisi membership JEFRI 082292916152
Divisi Humas RISWAN 081455529800
Divisi Olahraga RUSLAN 085394709838
LA ODE MUHAMMAD
Divisi Event RAMLIN
085256005165
Divisi Nobar ALFID NUR 085299400032
Divisi Angel Elza Agrasena 082393432266
Divisi Iventaris FERI FADLI 85343836647
4.1.3 Visi dan Misi TBI Kendari

53
Menjadi komunitas yang terbaik dan terdepan di Sulawesi Tenggara

Adapun maksud dan tujuan pendirianyakni :

1. Menjadi organisasi sepakbola yang terorganisir dalam memfasilitasi para

pecinta sepakbola khususnya para pecinta Chelsea FC kalangan generasi

muda dalam pengembangan bakat dibidang sepakbola;

2. Menjadi organisasi Pecinta sepakbola yang turut serta dalam rangka

pembangunan bangsa dan sumber daya manusia Indonesia khususnya

dibidang olahraga sepakbola serta kegiatan positif lainnya.

3. Sebagai organisasi sepakbola yang ikut berpartisifasi dalam pembinaan

generasi muda dalam bidang olahraga sepakbola dan kegiatan positif

lainnya di Kota Kendari

4. Menciptakan pemuda yang berjiwa besar, sportif dan berkualitas.

5. Mempererat tali persaudaraan antar sesama pencinta sepakbola baik

sesama para pencinta Chelsea maupun komunitas lainnya.

6. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

4.1.4 Karateristik Informan

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai informan penelitian ini, dapat dilihat

melalui karakteristik infrman berdasarkan jenis kelamin, umur, agama dan tingkat

pendidikan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai karakteristik informan, akan

dijelaskan satu persatu sebagai berikut :

1. Heril usia 31 tahun berjenis kelaminLaki-Laki adalah Karyawan

Swasta,alamat email chikongchelsea23@gmail.comberalamat di jl.Mekar,

Kendari, Sulawesi Tenggara

54
2. Agung Alpajriusia 19 tahun berjenis kelamin Laki-Laki

adalahseorangMahasiswa, alamat

emailalfajrisulung@yahoo.co.idberdomisili di Jl. Brigjen Katamso Baruga

Kota Kendari

3. Ld. Muh. Nur Alam adalah seorang mahasiswa usia 23 tahun berjenis

kelamin Laki-Laki berdomisili di Jl. Banawula Kel. Anggoeya

4. Eksa Dwiandalah Pegawai Negeri Sipil dengan Usia 29 Tahun berjenis

kelamin Laki-Laki alamat email eksabpkad@gmail.combertempat

tinggalJl. Balaikota II No. 59 C Kel. Pondambea, Kendari

5. Riswan M. Rizal adalah Seorang mahasiswa dengan usia 22 tahun

Berjenis kelamin Laki-Laki dengan alamat email rscrlet@gmail.comdan

berdomisili pada BTN. Tunggala

6. Zulkifliadalah Polisi yang berusia 23 tahun jenis kelamin Laki-Laki

alamat email padadzul4339@gmail.comberdomisili Jl. Sao-sao No. 247

Kel. Bende Kendari, Sultra

7. Riswan adalah Karyawan Swasta dengan usia 27 tahun berjenis kelamin

Laki-Laki dengan alamat email berdomisili di Jl. Budi Utomo Lr. Sepakat

8. La Ode Abdul Salam adalah seorang pegawai negeri sipil yang berusia 31

tahun berjenis kelamain Laki-Laki dengan alamat email beralamat di Jl.

Tunggala No. 2 Kendari, Sultra

9. Muhamad Fauzi adalah mahasiswa denga usia 18 tahun alamat email

fauziezie05@gmail.com berjenis kelamin Laki-Laki yang berdomisili di

Jl. Beringin II, Kendari, Sultra

55
4.2. Analisis Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Alat Mempererat

Silahturahmi

Pemanfaatan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi merupakan

bagian dari era digital yang telah mewabah dalam lingkungan aktifitas keseharian

masyarakat. Media sosial sebagai konsep yang lahir dari perkembangan digital

turut merajut konsep silahturahmi itu sendiri. Jauh sebelum media sosial hadir

sebagai salah satu bentuk interaksi komunikasi, kita telah mengenal istilah

silahturahmi konsep silahturahmi telah muncul sejak masa Nabi Muhammad

SAW. Melalui silaturahmi tersebut, nabi menjamin beberapa keuntungan yaitu

menyangkut masalah rezeki serta panjang umur (akan diingat orang yang

ditemui). Seperti tertera dalam sebuah hadits,”Barangsiapa yang senang untuk

dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka

hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” Konsep silaturahmi konvensional

menghubungkan antara satu orang dengan orang lain secara dyad. Dari hubungan

antar dua orang, terhubungkan pula terhadap orang yang dikenalnya, terus

sambung menyambung sehingga membentuk sebuah jejaring.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kebutuhan dan gaya hidup

manusia pun berubah, termasuk dalam berintersaksi. Dahulu kita lebih banyak

berinteraksi secara langsung, baik itu melalui tatap muka ataupun tatap suara

(offline), namun sekarang kecenderungan tersebut bergeser, dari interaksi secara

offline menjadi interaksi melalui media perantara digital (online).Jumlah

pengguna media sosialonline (internet) di Indonesia mencapai 63 juta user.

Sementara untuk pengguna sosial media paling populer di Indonesia saat ini, yaitu

56
twitter dan facebook, telah mencapai 20 juta user untuk twitter dan 47 juta user

untuk facebook, (Kompasiana.com).

Pemanfaatan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi modifikasi

dari interaksi sosial saat ini. Terkhusus dalam sebuah komunitas pemanfaatan

media sosial facebook dan twiter adalah salah satu dari bentuk keharusan untuk

membangun kedekatan emosional sehingga melahirkan silahturahmi yang terjalin

dengan baik. Seperti halnyaPengertian Komunitas Menurut Kertajaya Hermawan

(2007:56) adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari

yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat

antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau

values. Proses pembentukannya bersifat horisontal karena dilakukan oleh

individu-individu yang kedudukannya setara, komunitas merupakan sebuah

identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi

kebutuhan fungsional. Kekuatan pengikat suatu komunitas bersama dalam

memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas

kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Oleh sebab itu

dikarenakan bentuk komunikasi komunitas adalah horizontal yang terbentuk oleh

kesamaan makna dan peduli pada satu tujuan sehingga peran media sosial

sangatlah besar dalam mempererat silahturahmi tersebut.

4.1.1. Pemafaatan Media Sosial Facebook Sebagai Alat

Memperera Silahturahmi Komunitas Chelsea (True Blue) di Kota

Kendari

57
Indonesia menduduki urutan nomor 7 di dunia setelah Amerika Serikat dan

negara-negara Eropa dalam penggunaan Facebook. Menurut data dari Check

Facebook.com,Berdasarkan data dari Facebook, sampai saat ini terdapat sekitar 10

juta pengguna di Sulawesi Tenggara. Pengguna Facebook terbesar terdapat di

Kota Kendari, dengan jumlah hampir 3 juta pengguna atau sekitar 30% dari total

pengguna Facebook di Sulawesi Tenggara. Kemudian diikuti oleh Kota Baubau

dengan jumlah total 1.674.000 netizen. Kabupaten Konawe Selatan menyusul

ditempat ketiga dengan jumlah 1.072.000 netizen. Sementara 3 kabupaten/kota

dengan jumlah pengguna Facebook terkecil adalah Wakatobi dengan jumlah

101.340 netizen, Konawe Utara dengan jumlah 120.400 netizen dan Muna dengan

jumlah 124.100 netizen. Di semua kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara

menunjukkan jumlah pengguna media sosial yang signifikan, hal ini terutama

ditunjang oleh semakin tingginya pengguna internet dengan menggunakan

handphone.

Dari data diatas terlihat bahwa pengguna media sosial di Sulawesi Tenggara

berjumlah sekitar 30% apalagi para pengguna media sosial didominasi oleh

kelompok berpendidikan dan kelas menengah. Kelompok ini memiliki

kemampuan untuk mempengaruhi yang sangat tinggi, baik secara online dan

offline.Secara online, mereka mampu mempengaruhi jaringan pertemanan di

media sosial. Secara offline mereka dapat mempengaruhi lingkungan terdekatnya,

seperti keluarga, teman, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja. Berdasarkan

riset dari Nielsen, Rekomendasi secara Word of Mouth memiliki tingkat

58
kepercayaan yang paling besar, melebihi iklan di TV, majalah, koran, bilboard

dan radio.

Dari data yang dirilis oleh Chekcfacebook tersebut, memungkinkan

facebook menjadi media paling popular yang digunakan oleh komunitas Chelsea

dalam menerapkan pemanfaatan media sosial sebagai alat mempererat

silahturahmi. Kebutuhan sebuah komunitas agar tetap eksis dalam perjalanan

komunitas tersebut harus didukung oleh kemampuan mempromisikan serta

kemampua komunikasi dan penerapan komunikasi antar sesama anggota

komunitasnya, dengan rujukan 3 juta pengguna atau sekitar 30% dari total

pengguna Facebook di Sulawesi Tenggara maka sangat memungkinkan facebook

menjadi asas manfaat dalam penerapan media sosial sebagai alat mempererat

silahturahmi.

Pemahaman mengenai pemanfaatan media sosial sebagai alat mempererat

silahturahmi dijelaskan oleh informan La Ode Abdul Salam (31 Tahun) yang

mengemukakan bahwa:

“Facebook merupakan wadah utama dalam aktivitas komunitas Chelsea,


merupakan wadah saling kenal mengenal, wadah saling memberi
masukkan bahkan menjadi wadah diskusi ataupun rapat antar wilayah.Hal
ini facebook digunakan dengan membuat group pada aplikasi facebook
sehingga setiap pertemuan dapat dilakukan melalui grup tersebut. Selain
facebook ada juga aplikasi lain sebagai media dalam pererat silahturahmi
seperti aplikasi obrolan Whats Up, Line, Blackberry Massanger”.
(Wawancara 20 Juni 2017).

Pernyataan mengenai penggunaan Facebook sebagai media sosial dalam

mempererat silahturahmi dijelaskan merupakan kebutuhan dalam melihat peluang

faebook sebagai pengguna terbanyak sehingga dapat diharapkan mampu

59
menjalankan fungsi komunikasi dalam mempererat silahturahmi komunitas

Chelsea, hal ini sesuai dengandikemukakanWilliamI.Gorden (1998:89) bahwa

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa

komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk

kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan

ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk

hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan

anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. (Mulyana, 2005:5-30).

Informasi lainnya juga dijelaskan oleh informanHeril (31 Tahun) yang

mengemukakan mengenai pemanfaatan facebook sebagai alat mempererat

silahturahim yang menyatakan bahwa:

“Penggunaan facebook sangat dibutuhkan dalam komunitas Chelsea sebab


sebagai komunitas kerelaan yang merupakan pertemuan orang orang yang
memiliki kecintaan yang sama yaitu kecintaan terhadap tim sepak bola
Chelsea, sehingga tidak ada paksaan didalamnya untuk menghadiri secara
intens setiap pertemuan, bahkan karena komunitas ini tidak memberikan
kehidupan bagi anggotanya tidak jarang karena kesibukkan pekerjaan
anggota komunitas jarang untu bertemu dan berdiskusi, hingga disinilah
peran media sosial hadir dalam memberi solusi. Melalui media sosial
anggota komunitas bisa berdiskusi dan membentuk ide atau kegiatan yang
nantinya akan dilaksanakan secara bersama sama”.(Wawancara 20 Juni
2017).

Pemahaman dan penjelasan informan tersebut memberikan keterbukaan

informasi sebagaimana pentingnya pemanfaatan media sosial dalam mempererat

silahturahmi anggota komunitas Chelsea yaitu komunitas True Blue. Dalam studi

komunikasi informasi yang efektif adalah informasi yang mampu dipahami dan

60
dijelaskan dengan baik, seperti yang dikemukakan oleh Effendy (2007:78) bahwa

Proses komunikasi sekunde rmerupakan sambungan dari komunikasi primer

untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Maka, dalam menata lambang-

lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus

memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan

media yang akan dipergunakan perlu didasari pertimbangan mengenai siapa

komunikan yang akan dituju.(Effendy, 2007:23).

Pemahaman juga dikemukanan oleh informan Zulkifli (23 Tahun) lainnya

yang menjelaskan bagaimana pemanfaatan media sosial sebagai alat mempererat

silahturahmi bahwa:

“Media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi dijelaskan dalam hal


ini adalah facebook, twitter, Whats Up, Line, Insttagram.Facebook sebagai
pengguna terbanyak merupakan aplikasi yang sangat memadai dalam
membentuk karakter saling kenal mengenal sebagai sesama komunitas
Chelsea sebab komunitas yang dibentuk karena memiliki kesamaan dalam
kegemaran sehingga tidak memungkinkan pertemuan dapat terjalin secara
intens sebab disibukkan dengan urusan pekerjaan lainnya pula. Oleh
karena itu penggunaan facebok sangat membantu sebagai alat komunikasi
sesama anggota komunitas Chelsea”.(Wawancara 21 Juni 2017).

Kesamaan pemahaman yang dijelaskan oleh para informan memberikan

pemahaman bahwa komunitas Chelsea sangat bergantung pada pemanfaatan

media sosial dalam perjalanan serta ikatan silahturahmi anggota komunitasnya,

sebagai sebuah komunitas yang mengartikan bahwa tempat berkumpulnya orang

dengan kesamaan kegemaran dalam kaitanya dengan interaksi komunikasi bahwa

komunikasi dalam komunitas Chelsea akan efektif terjalin dengan baik apabila

komunitasnya menerapkan pemanfaatan terhadap media sosial seperti facebook,

twitter, whats up, line dan instargram. Pemanfaatan media tersebut dalam ilmu

61
komunikasi disebut dengan ProsesKomunikasisecaraSekunder yaitu proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan

alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media

pertama. Komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan

komunikasi karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh

atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi,

film, dan sebagainya adalah media kedua yang sering digunakan dalam

komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang

dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dan

sebagainya), media nir-massa (telepon, surat, megapon, dan sebagainya) dan

media social (facebook, twitter, line, path, instagram, dan lain sebagainya).

Manfaat Facebook Sekarang ini penyebaran informasi berkembang dengan

begitu pesatnya dari jaringan telekomunikasi yang sudah sangat meluas di

berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Cara penyampaian informasi di

Indonesia sudah beragam dari sarana penyampaian informasi umum seperti media

cetak dan media elektronik, sampai sarana penyampaian informasi personal yang

sudah menggunakan teknologi canggih dan sangat membantu menusia sehari-hari

dalam berkomunikasi seperti telpon, handphone, hingga penggunaan internet

sebagai media penyampaian informasi. Pada masa sekarang penggunaan media

informasi sudah sangat lengkap, seperti media Facebook, dimana pada saat ini

hampir semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa mempunyai account

Facebook.

62
Sekarang mari kita lihat apa manfaat Facebook itu dalam kehidupan sehari-

hari, yaitu media ini digunakan sebagai sarana pertemanan yang memiliki sisi

positif maupun negatifnya, pertama karena Facebook ini dapat menghubungkan

orang-orang di Indonesia bahkan seluruh dunia, tergantung pada kita sendiri yang

dapat memanfaatkan Facebook pada proporsi yang tepat dan dapat bermanfaat

bagi kita sendiri maupun orang lain.Sisi positif Facebook mencakup antara lain

manfaat pertemanan dimana kita dapat bertemu dengan teman-teman baru dan

kita juga dapat bertemu lagi dengan teman teman yang sudah lama tidak bertemu.

Sejalan dengan informan informan lainnya Riswan (27 Tahun) pemahaman

mengenai pemanfaatan media sosial facebook sebagai alat mempererat

silahurahmi bahwa:

“Penggunaan facebook dalam berkomunitas yaitu komunitas True Blue


adalah sebuah keharusan dalam memberikan edukasi terkait komunitas
Chelsea dengan segala aktivitasnya, penggunaan facebook pula
merupakan bagian dari cita cita agar informasi mengenai komunitas
Chelsea dapat diketahui orang banyak dengan harapan dapat
mempertemukan antara orang yang memiliki kegemaran yang sama
sehingga masuk kedalam komunitas Chelsea yang pada akhirnya akan
berdampat pada silahturahim yang makin banyak dengan khalayak media
sosial”.(Wawancara 19 Juni 2017).

Pemahaman mengenai penggunaan media sosial dengan mempererat

silahturahmi adalah bentuk yang dijalankan dengan baik dan sadar oleh komunitas

Chelsea di Kota Kendari.Pemahaman mereka tentang komunikasi sekuler dengan

pemanfaatan media sebagai alat komunikasi dengan harapan membentuk ikatan

silahturahmi yang baik selaras dengan Teori Uses and Gtaification

berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana

mereka menggunakan dan merespon saluran media. Dari penjelasan mengenai

63
penggunaan media sosial facebook memiliki faktor pendukung atau kelebihan

sehingga digunakanan sebagai alat mempererat silahturahimi yaitu; 1) kemudahan

facebook sangatlah mudah untuk digunakan dibanding media sosial lainya.

Tampilan facebook yang minimalis sehingga mampu dijangkau oleh kalangan

komunitas bola. 2) Pengguna terbesar, karena facebook memiliki sekitar 1,44

milyar (Check Facebook,2015) pengguna aktif setiap bulannya. Sehingga secara

fungsi akan memudahkan komunitas dalam membentuk silahturahmmi

dikarenakan user penggunanya yang banyak dan memungkinkan interaksi dapat

terjalin sesama komunitas bola. 3) Aksesibilitas, kemudahan dalam mengakses

diberbagai sistem operasi, mulai dari Java, Blackberry, Android dan bahkan hanya

bermodal hp berfitur internet saja anda dapat mengakses facebook. Hal ini

menjelaskan sehingga media sosial facebook mampu digunakan dalam waktu,

tempat dan kondisi.

dari berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh facebook sebagai media ada

hal-hal yang juga merupakan kekurangan facebook namun hal itu tidak bersifat

teknis akan tetapi pada perilaku penggunanya seperti misalnya Plagiat nama, kita

sulit menemukan mana yang asli dan mana yang palsu sehingga akan sulit sekali

ketemu karena banyaknya sekali pengguna facebook yang kebetulan mempunyai

kesamaan nama, sehingga sangat sulit membedakan. Dari referensi yang telah

dikumpulkan berdasar pada informasi para informan yang dikaitkan dengan

pemaparan para ahli menggambarkan facebook memiliki kelebihan yang

mendominasi sehingga sangat subtansi untuk digunakan sebagai media

mempererat silahturahmi.

64
4.1.2. Pemanfaatan Media Sosial Twitter Sebagai Alat Mempererat

Silahturahmi Komunitas Chelsea ( True Blue) di Kota Kendari.

Twitter merupakan salah satu media sosial yang diartikan secara bebas yaitu

kicauan burung, sama halnya dengan media sosial facebook. Twitter lebih

memberikan informasi secara singkat dan jelas seputar kegiatan yang dilakukan

oleh komunitas Chelsea True Blue Kendari

Pemahaman mengenai pemanfaatan media sosial twitter sebagai alat

mempererat silahturahmi dijelaskan oleh informan Muhamad Fauzi (18 Tahun)

bahwa:

“Menurut saya semua anak muda tidak mungkin mempunyai berbagai


macam media sosial selain facebook pastinya mereka juga mempunyai
twitter sebagai media sosial ke 2 setelah facebook makannya kami
memilih twitter sebagai media publikasi ke khalayak yang mengikuti
perkembangan komunitas Chelsea sekaligus sebagai alat mempererat
silahturahmi komunitas Chelsea yang tersebar diberbagai tempat”.
(Wawancara 19 Juni 2017).

Senada dengan informasi ditas juga disampaikan ole informan lainnya

Agung Alpajri (19 Tahun) yang menyatakan bahwa:

“Setelah facebook twitter di pilih sebagai media publikasi untuk


menginformasikan kepada anggota kita dan juga twitter lebih simple
dibanding facebook dan twitter dipilih oleh kami untuk menyebarluaskan
informasi kepada khalayak follower yang bergabung di group twitter
tersebut dan sebagai wadah dalam silahturahmi sesama anggota, sesame
komunitas lainnya”.(Wawancara 19 Juni 2017).

Penjelasan mengenai penggunaan twitter sebagai bagian dari wadah

silahturahmi merupakan kondisi yang disadari oleh komunitas Chelsea Kota

Kendari, hal tersebut berdasar pada komunitas yang terbentuk atas dasar kerelaan

65
maka patut penggunaan media sosial sebagai wadah silahturahmi. Komunitas

Menurut Kertajaya Hermawan (2009:89) adalah sekelompok orang yang saling

peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah

komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut

karena adanya kesamaan interest atau values. Proses pembentukannya bersifat

horisontal karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara.

Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan

berbagai dimensi kebutuhan fungsional.Kekuatan pengikat suatu komunitas,

terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan

sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya,

ideologi, sosial-ekonomi.

Pemaparan mengenai pemanfaatan media sosial twitter sebagai alat

mempererat silahturahmi juga dijelaskan oleh informan La Ode Abdul Salam (31

Tahun)bahwa:

“Twitter sangat perlu digunakan dalam komunitas ini, hal ini berkaitan
dengan kegiatan kegiatan komunitas seperti kopi darat, gatering nasional
dan kegiata kegiatan sosial lainnya sehingga membutuhkan wadah media
sosial untuk menyampaikan serta sebagai ajang mempererat silahturahmi
antara anggota”.(Wawancara 20 Juni 2017).

Fungsi media publikasi bagi eksistensi komunitas dan alat mempererat

silahturahmi memang sangatlah penting. Seperti telah dipaparkan sebelumnya,

dikaitkan dengan eksistensi terhadap komunitas, media publikasi juga berperan

dalam memainkan opini dan propaganda .Tidak bisa dipungkiri, Media publikasi

juga berperan sebagai bukti otentik tentang karya dan kreatifitas seorang

seniman. Serta komunitas Chelsea True Blue Kendarimelalui media sosial twitter

66
yang dipublikasikan, akan menjadi bukti nyata eksistensi komunitas tersebut

dalam mempublikasi berbagai macam informasi dan seputar kegiatan yang

menarik khalayak serta sebagai wadah saling kenal mengenal dalam ikata

silahturahmi sebab pengguna media sosal seperti twitter yang menjamur

menjadikan wadah ini sangat cocok untuk digunakan, hal lain juga untuk

memunculkan perilaku penasaran untuk bergabung di komunitas tersebut.

Pengungkapan mengenai pentingnya media sosial dalam pengembangan

komunitas sebagai alat mempererat silahturahmi dijelaskan oleh informan Ld.

Muh Nur Alam (23 Tahun) bahwa:

“Setelah adanya group twitter kami terutama anggota lebih mengetahui apa
saja seputar kegiatan yang akan dilakukan baik yang sifatnya tertutup
maupun terbuka, dan juga khalayak yang memfollow akun True Blue ini
menjadi tahu seputar dunia bis baik dari awal pembuatan maupun sudah
jadi nah disitulah kami jadi merasa terbantu atas informasi yang sudah
diberikan oleh komunitas tersebut, hal ini menjadikan kami merasa
memiliki kedekatan secara emosional dengan anggota komunitas lainnya”.
(Wawancara 20 Juni 2017).

Tiap-tiap media yang digunakan, memiliki nilai keuntungan dan kerugiannya

masing-masing yang berdampak bagi pengguna media sosialtersebut. Karena

itu media publikasi yang digunakan untuk mempublikasikan kegiatan yang

dilakukan oleh komunitas Chelsea True Blue cukup beragam. Media publikasi

komunitas Chelsea True Blueberupa media massa baik cetak, maupun elektronik,

media buku dan benda cetakan lainnya seperti brosur, catalog atau leaflet, media

pameran, sampai ke penggunaan media internet. Khusus untuk media internet,

dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan perkembangan teknologi internet,

penggunaan media internet sebagai media publikasi memang makin

67
meningkat.Publikasi melalui internet bisa dilakukan melalui website atau jejaring

sosial yang semakin banyak penggunaannya akhir- akhir ini, seperti jejaring

sosial twitter.

Publikasi melalui internet dilakukan Chelsea True Blue lewat

gruptwitter.Sampai saat ini, jumlah followers anggota grup twitterini mencapai

370 Followers. Dengan semakin tingginya animo masyarakat terhadap dunai

transportasi, bukan tidak mungkin jumlah ini akan meningkat terus. Penggunaan

twitter sebagai media publikasi memang dinilai efektif oleh banyak kalangan.

Saat ini, di antara jejaring sosial yang kita pakai, twitter termasuk yang paling

mudah setelah facebook, sering dan banyak diakses oleh pengguna internet.

Sehingga kemungkinan pesan disampaikan melalui media ini lebih mudah

diterima khalayak, dari kondisi ini sangat efektif digunakan sebab hal ini

menjadikan ikatan emosional sesame Blues Troop sangat kental.

Pemahama mengenai pentingnya penggunaan media sosial twitter juga dijelaskan

oleh informanEksa Dwian (29 Tahun) yang menyatakan bahwa:

“Media publikasi yang efektif untuk mempererat silahturahmi adalah


media online seperti facebook dan twitter. Karena media tersebut
merupakan media yang banyak di pakai oleh sebagian yang mengetahui
media sosial dan menurut saya hampir semua orang di dunia ini
mempunyai media sosial, karena untuk mempermudah memberikan
informasi terkait agend acara dan kegiatan rutin komunitas kami seperti
Kopdar dan gatering nasional ataupun jambore”.(Wawancara 19 Juni
2017).

Senada apa yang disampaikan informan yang bernama Zulkifli (23 Tahun)

yang menyatakan bahwa :

“Selain facebook, twitter merupakan media ke dua untuk melakukan

68
eksistensi suatu komunitas karena hampir semua orang diseluruh dunia
pasti mempunyai media sosial twitter maupun facebook, dan twitter juga
lebih simple dalam memberikan informasi kepada khalayak dibanding
media sosial lainnya tentunya twitter juga media publikasi untuk
memberikan informasi terkait apa yang akan dilakukan komunitas Chelsea
True Blue Zona Kendari”.(Wawancara 20 Juni 2017).

Penggunaan media twitter oleh Chelsea True Blueditujukan pula untuk

mempublikasikan event-event atau kegiatan yang dilakukan Chelsea True Blue.

Baik kegiatan tunggal Bismania, maupun kegiatan gabungan dengan kordinator

wilayah lain. Penggunaan media sosial sebagai bagian dari pemanfaatan media

sosial twitter adalah hal yang sesuai dengan yang dikemukakan oleh Beberapa

ahlilainnyamendefinisikankomunikasisebagaipengalihan informasi untuk

memperoleh tanggapan (Aranguren), saling berbagi informasi, gagasan atau sikap

(Schramm), saling berbagi unsur-unsur perilaku, atau modus kehidupan melalui

perangkat-perangkat aturan (Cherry), penyesuaian pikiran para peserta

(Merilland), pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada yang

lain,terutama dengan menggunakan simbo (Theodorson). Dari berbagai definisi

komunikasi, Nimmo menjelaskan bahwa kita akan menemukan kesamaan pada

penekanan-penekanan tertentu. (Nimmo, 2005:5).

Informasi lainnya pula dijelaskan oleh informan Riswan M Rizal (22

Tahun)yang mengatakan bahwa:

“Informasi yang dilakukan oleh komunitas Chelsea True Blue itu sendiri
wajib dan penting untuk dipublikasi kepada khalayak, kemungkinan
informasi kegiatan yang sudah dilakukan oleh komunitas ataupun
informasi lainnya di upload tiga sampai empat kali dalam seminggu
tergantung admin yang sekiranya penting kita langsung upload kira-kira

69
sih begitu, hal tersebut agar mendapat respon dari kawan kawan komunitas
lain ataupun sesama komunitas sehingga terjalin hubungan komunikasi
yang baik yang berdampak pada ikatan silahturahmi yang mempuni”.
(Wawacara 19 Juni 2017).
Account twitter Blues Troopini sudah serimg menyampaikamn kegiatan

yang diselenggarakan oleh komunitas Chelsea True Blue , dan publikasi ini

dinilai efektif karena bisa dilakukan cepat dan tentu saja lebih hemat biaya. Grup

twitter Blues Troopdimanfaatkan juga untuk memberikan informasi kepada

anggota komunitas Chelsea True Blue dan masyarakat. Melalui grup ini.,

masyarakat bisa mengetahui sayarat dan ketentuan bergabung ke dalam

komunitas Chelsea True Blue, sementara anggota komunitas bisa mengetahui

info terbaru mengenai kegiatan komunitas Chelsea True Blue.

Organisasi , termasuk komunitas, adalah sekumpulan orang yang memiliki

kesadaran untuk mewujudkan tujuan bersama. Berpijak pada definisi tersebut

telah tampak bahwa organisasi merupakan makluk hidup dan memiliki tujuan

yang harus dipahami oleh seluruh anggota organisasi. Pemahaman tersebut

merupakan suatu kajian yang mendalam karena apa pun tujuan organisasi

haruslah berlandaskan pada visi organisasi.Chelsea True Bluesebagai sebuah

komunitas tentu saja harus berusaha professional agar keberadaannya tetap

diakui. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk membenahi keorganisasian

komunitas ini.Mulai dari pembenahan manajemen secara professional, sampai

peningkatan kualifikasi anggota komunitas tersebut.

Pemahaman informasi mengenai pemanfaatan mengenai media sosial

dikaitkan dengan Teori use and gratificationoleh Blumer &Katz (2008:99) ini

mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan

70
menggunakan media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media tersebut adalah

pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Artinya teori use and gratification

mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan untuk memuaskan

kebutuhannya.

Berkaitan dengan kaitannya komunikasi dengan komunitas berarti kita

membicarakan komunikasi organisasi, dalam hal ini komunikasi organisasi

terjalin dalam interaksi komunikasi komunitas Chelsea True Blue.Everet M.

Rogers (2009:89) dalam bukunya Communication in Organization,

mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan

pembagian tugas. Robert Bonnington (2001:45) dalam buku Modern Business: A

Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen

mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur

formal dari tugas-tugas dan wewenang.

Berdasarkan kegunaanya twitter memiliki kelebihan yang paparkan oleh para

informan sehingga membentuk point-point kelebihan tersebut yang direduksi

dalam penjelasan para ahli, faktualisasi, serta beberapa rujukan misalnya; 1)

Tampilan Minimalis, tampilan yang minimalis dengan fitur yang simpel menjadi

daya tarik tersendiri bagi penggunanya. Bagaimana tidak, twitter sendiri hanya

menyediakan beberapa fitur penting untuk berkomunikasi. Tidak seperti facebook

yang menyediakan sejuta fitur. Twitter lebih mementingkan komunikasi daripada

jejaring sosial lainya. Berdasarkan kelebihan ini twitter lebih terfokus pada satu

kegunaan maka akan membentuk satu konsentrasi komunikasi dalam interaksi

71
komunitas untuk membangun ikatan silahturahmi. 2) Jumlah teman tidak

terbatas,twitter menggunakan sistem pertemanan follow. Tidak seperti facebook

yang harus membuat halaman terlebih dahulu untuk mendapatkan pertemana

yang banyak. Twitter membuat langkah lebih mudah daripada facebook. 3)

Pendaftaran mudah, pendaftaran yang sangat mudah membuat twitter menjadi

jejaring sosial nomor dua dunia, tidak sampai lima menit waktu yang saya

butuhkan untuk bergabung dengan jejaring sosial ini. Dengan kemudahan

pendaftaran menjadikan twitter lebih efektif dari media sosial lain dalam hal

pendaftaran sehingga penggunanya akan banyak dan sangat cocok digunakan

sebagai alat mempererat silahturahmi.

Berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh twitter sejalan pula dengan beberapa

kekurangan yang mengikutinya, seperti misalnya, 1) Penggunaan yang rumit,

Penggunaan twitter bisa dibilang rumit, karena tidak semua anggota baru twitter

langsung mengerti semua cara penggunaan twitter. Banyak kata asing atau istilah

baru di twitter, seperti retweet, favorit, mention. Bagi yang belum mengerti sama

sekali tentang twitter mungkin menjadi kekurangan tersendiri yang harus

diperbaiki twitter. 2) Banyak akun palsu, kayaknya ini sudah menjadi masalah

laten jejaring sosial yang banyak pengguanya, yaitu banyak akun palsu. Hal ini

merupakan kesulitan dalam mengidentifikasi akun asli dari anggota komunitas

yang ingin kita ajak berkomunikasi. Namun kelebihan bersifat teknis sehingga

sangat memungkinkan untuk digunakan dalam membentuk interaksi komunikasi

komunitas bola.

72
4.1.3. Indikator Manfaat Media Sosial Sebagai Alat Mempererat

Silahturahmi Komunitas Chelsea True Blue Zona Kendari.

kehidupan kita sudah merupakan era sosial media, yang dimana

menggunakan sistem dengan cara pelan tapi pasti dan telah memaksa banyak

perusahaan untuk mengubah cara mereka berkomunikasi. Pada saat ini mulai

ramai dan banyaknya penggunaan media sosial facebook dan twitter dan forum

mau tidak mau memaksa perusahaan untuk meningkatkan model berkomunikasi.

Facebook dan twitter sebagai media sosial merupakan hal yang biasa dan selalu

berkaitan dengan aktifitas kita terutama pada kehidupan sosial dan pengguna

internet.

Sifatnya yang interaktif dan sangat mendukung dengan mempermudah

koreksi diantara para penggunanya yang menghasilkan jaringan yang lebih

populer dan secara efektif yang bertujuan untuk menghancurkan otorisasi dari

media massa tendensi. Oleh karena itu, kenapa berbagai perushaan dan media

tradisional harus lebih lagi untuk mengenal media sosial yang bertujuan untuk

mengatur strategi pemasaran.

Di dalam media sosial seperti facebook dan twitter cara Public Relations

bekerja juga harus berubah. Sekarang ini berkembang istilah media sosial

pemasaran dan Public Relations. Bagi perusahaan hal ini menjadi hal yang baru,

kreatif, seru, dan sekaligus juga mengerikan, karena mereka tidak bisa lagi

mengontrol apa yang dibicarakan masyarakat.

Media sosial adalah praktek memudahkan suatu dialog dan berbagi isi antara

komunitas, perusahaan, prospek kerja, dan pelanggan, menggunakan berbagai

73
platform online yang mencakup blogs, profesional dan jaringan sosial.Media

sosial merupakan wahana online yang konten utamanya diisi dan didominasi oleh

publik dan berkolaborasi dengan karyawan pemilik wahana online tersebut.

Aplikasi semacam ini  terlihat pada facebook dan twitter. Indikator dari

percakapan dalam ruang social media ini adalah menciptakan kesetiaan dan

penyelenggara sebagai malaikat pelindung merek.

Pemahaman mengenai indikator media sosial sebagai alat mempererat

silahturahmi dijelaskan oleh informanZulkifli (23 Tahun)bahwa:

“Pemahama kami mengapa menggunaka media sosial sebagai wadah


silahturahmi bahwa media sosial facebook dan twitter sangat membantu
dalam proses interaksi kami sesama maupun dengan komunitas lainnya
sebab penggunaan media sosial mempermudah da memiliki kelebihan
kelebihan terkhusus misalnya mempermudah dalam mempererat
silahturahmi, akses yang mudah dan tanpa batas, kemampuan mengenali,
serta dapat merangsang emosi penggunanya”.(Wawancara 19 Juni 2017).

Penjelasan informan membuktikan bahwa pemanfaatan media sosial

sangatlah bermanfaat dalam menghimpun semangat silahturahmi antara

komunitas, antara anggota komunitas. Hal ini sesuai dengan karakter komunikasi

menurut Sasa Djuarsa Sendjaja menjelaskan beberapa karakteristik komunikasi

bahwa pertama, Komunikasi adalah suatu proses. Komunikasi sebagai suatu

proses artinya, komunikasi merupakan serangkaian tindakan yang terjadi secara

berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Proses

komunikasi melibatkan banyak faktor dan unsur, antara lain: komunikator, pesan,

saluran atau alat yang dipergunakan, komunikan, dan dampak dari komunikasi.

Kedua, Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan.

Komunikasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta

74
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai komunikator. Sadar artinya kegiatan

komunikasi dilakukan dalam keadaan mental psikologis yang terkendalikan.

Disengaja maksudnya komunikasi yang dilakukan sesuai dengan kehendak

komunikator.Ketiga, Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama

dari para pelaku yang terlibat.Kegiatan komunikasi akan berlangsung baik

apabila pihak-pihak yang berkomunikasi sama-sama ikut terlibat dan sama-sama

mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang

dikomunikasikan.Keempat, Komunikasi bersifat simbolis.Komunikasi

merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang

seperti; bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka atau

tanda-tanda lainnya. Selain bahasa verbal, terdapat lambang-lambang nonverbal

yang dapat dipergunakan dalam komunikasi seperti gerak tubuh, warna, jarak dan

lain-lain.

Indikator manfaat penggunaan media sosial seperti facebook dan twitter juga

sejalan dengan tujuan komunitas tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh

Kertajaya Hermawan adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain

lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi

yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest

atau values. Proses pembentukannya bersifat horisontal karena dilakukan oleh

individu-individu yang kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah

identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi

kebutuhan fungsional. Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama, adalah

kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang

75
biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-

ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas biasanya diikat oleh batas

lokasi atau wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan

memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi

keterbatasan yang dihadapainya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.

4.1.3.1. Mempermudah Dalam Interaksi Sesama Anggota Komunitas Melalui

Pemanfaatan Media Facebook da Twitter.

Pemahaman mengenai indikator penggunaan media sosial sebagai alat

mempererat silahturahmi adalah keadaan yang diharapkan dalam penggunaan

media sosial tersebut. Alasan mempermudah dalam interaksi adalah salah satu

pilihan yang tepat dalam pemanfaata media sosial, seperti yang kita ketahui

bersama bahwa media sosial telah menjamur dalam kalangan masyarakat sosial,

tua muda, pejabat hingga masyarakat biasa semua hampir memiliki akun media

sosial facebook ataupun twitter. Media sosial telah memiliki khalayaknya

tersendiri dalam interaksi sosial masyarakatnya, bahkan Karena gelombang

penggunaan media sosial yang menjamur dengan cepat seiring dengan kemajuan

teknologi bahkan saat ini interaksi sosial face to face sudah mulai tidak digemari

oleh masyarakat.

Pemahaman pengenai indikator pemanfaatan media sosial facebook dan

twitter dijelaskan oleh informanMuhamad Fauzi (18 Tahun) yang menyatakan

bahwa:

“Penggunan facebook dan twitter sangatlah membantu dikarenakan media


sosial mempermudah dalam berinteraksi, banyak fitur fitur yang dapat

76
digunakan dalam berkomunikasi seperti fitur obrolan massanger, video
chat, dan dapat membuat group sehingga anggota dapat berada pada fitur
yang sama sehingga informasi dapat diketahui secara bersamaan sehingga
pada akhirnya komunikasi akan selalu intens sehingga silahturahmi dapat
berjalan dengan lancer”.(Wawancara 20 Juni 2017).

Faktualisasi pemahaman yang dijelaskan oleh informan membuktikan

bahwa media sosial dengan segala kemudahan dan fitur fitur yang mempermudah

akses komunikasi menjadikan media sosial sebagai idola kalangan masyarakat

terutama komunitas Chelsea True Blue Kendari. Media sosial hadir menembus

batas ruang dan waktu sehingga proses komunikasi tidak lagi berada pada wilayah

nyata namun telah mampu dirambah pada wilayah maya. Dengan media sosial

orang tidak lagi berpatokan pada jadwal pertemuan, waktu pertemua dan time

skejule. Seperti yang dipahami bahwa komunikasi secara mudah diartikan sebagai

proses transfer pesan dalam penyaluran informasi atau messagemelalui sarana

atau saluran komunikasi kepada komunikan yang tertuju (Prisgunanto, 2006: 1).

Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, komunikasi merupakan transmisi

informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan

simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau

proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi (Mulyana, 2005:62).

Pemaparan informasi juga disampaikan oleh informanEksa Dwian (29 Tahun)

yang menjelaskan tentang pemafaatan media sosial sebagai alat mempererat

silahturahmi bahwa:

“Pemaparan mengenai media sosial memberikan kemudahan dalam


mempererat silahturahim komunitas Chelsea True Blue Kendari adalah hal
yang sangat penting sebab komunitas ini dibentuk atas dasar kerelaan
anggotanya yang memiliki kesamaan kegemaran dalam hal ini Chelsea
True Blue Kendari sehingga dalam menyikapi aktivitas anggota yang

77
berbeda beda dibutuhkan wadah sehingga komunikasi dapat berjalan
dengan baik da media sosial facebook dan twitter mejawab hal itu”.
(Wawancara 20 Juni 2017).

Faktualisasi infomasi yang menjelaskan pemanfaatan media sosial adalah

bukti bahwa media sosial memberikan kemudahan dalam akses informasi yang

kaitannya dengan silahturahmi komunitas bola Chelsea True Blue Kota Kendari,

sehingga pada pembuktiannya manfaat dalam penggunaan media sosial seperti

facebook dan twitter dirasakan sebagai media yang mempermudah dalam akses

informasi. Kemudahan dalam menggunaka media sosal adalah bagian dari proses

keterbukaan komunikasi sebagaimana dijelaskan oleh Rogers dan D. Lawrence

Kincaid (1981) bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau

lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,

yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Proses ini

meliputi adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan

adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan

saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam prosees komunikasi

(Cangara, 2006:19).

R. Wayne Paceet al (1998:127) dalam bukunya Techniques for Effectives

Communication menyatakan, kegiatan komunikasi mempunyai tiga tujuan sentral

yang utama, yaitu to secure understanding, yakni memastikan atau menjamin

pemahaman. Kemudian toestablis hacceptance,membina atau membentuk

penerimaan atau kesepakatan.Terakhir, to motivate action, memotivasi kegiatan

atau tindakan. Dalam melakukan kegiatan komunikasi adalah memastikan bahwa

orang yang dijadikan sasaran komunikasi itu benar-benar memahami pesan yang

78
disampaikan.Sehingga pada gilirannya, komunikasi berhasil dimotivasi untuk

melakukan suatu kegiatan atau tindakan (yang dikehendaki dan diharapkan).

Dijelaskan pula oleh informan lainnya Heril (31 Tahun) yang menyatakan

terkait dengan pemanfaatan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi

bahwa:

“Media sosial mempermudah dalam ikatan silahturahmi hal ini


dikarenakan media sosial memiliki berbagai kemudahan dalam
berkomunikasi serta faktor pengguna media sosial yang telah menjamur
hingga pada akhirnya menjadi elemen penting dalam interaksi komunikasi
yang digunakan kalangan masyarakat saat ini”.(Wawancara 19 Juni 2017).

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya oleh beberapa informan yang

berbeda dapat disimpulkan bahwa penggunaan media sosial sangatlah memnbantu

komunitas Chelsea True Blue Kota Kendari dalam menjalankan kegiatan ke

organisasian yang eksis di Kota Kendari. Hal ini selaras dengan tujuan

komunikasi menurut Berlo ada 2 (dua) ukuran tujuan komunikasi (dimension of

purpose) yang pertama, kepada "Siapa" seseorang melakukan komunikasi. Dalam

hal ini harus dibedakan antara sasaran yang ditujudengan sasaran yangbukan

dituju. Dalam berkomunikasi paling sedikit terdapat dua keinginan bereaksi.

Kedua, Bagaimana seseorang melakukan komunikasi.Tujuan komunikasi dapat

diletakan di sepanjang ukuran continum, yang menunjukkan apakah tujuan itu

segera diperoleh (consum story purpose) atau tertunda (Instrumental purpose).

Selebihnya pula dijelaskan oleh informan lainnya Agung Alpajri (19 Tahun)yang

menyatakan bahwa:

“Keunggulan dalam penggunaan media sosial facebook dan twitter


sebagaai alat dalam mempererat silahturahmi adalah kehadiran fitur fitur
yang mempermudah dalam melakukan aktiitas komunikasi serta
penggunaanya yang praktis menjadikan media sosial digemari oleh

79
khalayak sebagai media dalam melakukan komunikasi sehingga
silahturahmi dapat berjalan dengan baik”.(Wawancara 19 Juni 2017).

Senada denga informasi lainnya yang telah banyak memberikan informasi

mengenai penggunaan media sosial facebook dan twitter sebagai alat mempererat

silahturahmi membuktikan begitu pentingnya media ini sebagai intrumen dan

bahwa menjadi faktor utama dalam kegiatan ke komunitasan Chelsea True Blue

kota Kendari.

Menurut Wilbur Schramm (1998:167), komunikasi senantiasa membutuhkan

setidaknya tiga unsur : sumber (source), pesan (message), dan saasaran

(destination). Sumber boleh jadi seorang individu (berbicara, menulis,

menggambar, memberi isyarat) atau suatu organisasi komunikasi (seperti sebuah

surat kabar, penerbit, stasiun televisi, atau studio film). Pesan dapat berbentuk

tinta pada kertas, gelombang suara di udara, impuls dalam arus listrik, lambaian

tangan, bendera di udara, atau setiap tanda yang dapat ditafsirkan. Sasarannya

mungkin seorang individu yang mendengarkan, menonton atau membaca; atau

anggota suatu kelompok, seperti kelompok diskusi, khalayak pendengar

ceramah, kumpulan penonton sepakbola, atau anggota khalayak media massa.

Hal inilah kemudian interaksi komunikasi dengan menggunakan media sosial

sangatlah membantu dalam pembentukan, pengorganisasian, serta ikatan

silahturahmi dalam komunitas Chelsea True Blue Kota Kendari.

4.1.3.2. Akses Yang Mudah dan Tanpa Batas Penggunaan Media Sosial

Facebook dan Twitter sebagai Alat Mempererat Silahturahmi.

Di era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan teknologi dan

informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat.Kemajuan teknologi dan

80
informasi tersebut merupakan bentuk dari globalisasi dan modernisasi yang

dihasilkan oleh perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat. Hal tersebut

semakin memudahkan manusia atau seseorang untuk membangun jaringan dan

berinteraksi dengan orang lain tanpa batasan jarak dan waktu. Kemajuan ini

menunjang kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia.Namun, ada pula

dampak yang merugikan dari perubahan sosial tersebut.

Tidak dipungkiri dengan pesatnya kemajuan teknologi maka bermunculan akses-

akses yang memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi dan melakukan

kegiatan lainnya, seperti hadirnya sosial media yang sangat akrab dengan

masyarakat seperti Faceebok, Twitter.Masyarakat dimanjakan dengan

kemudahan-kemudahan yang dihadirkan oleh sosial media.

Pemahaman mengenai kemudahan akses yang ditawarkan oleh media sosial

seperti facebook dan twitter dijelaskan oleh informan Rizwan M Rizal (22

Tahun) yang menyatakan bahwa:

“Media sosialyang saat ini telah menjamur dikalangan pengguna


smarphone menjadikan penggunanya semakin mudah dalam mengakses
informasi via media sosial, dalam perjalanan komunitas Chelsea True
Blue Kendari menggunakan media sosial sebagai wahaa dalam
membentuk ikatan silahturahmi sesama anggota dan komunitas lainnya,
sebab kemudahan akses yang ditawarkan menjadikan penggunannya
dapat berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu”.(Wawancara 19
Juni 2017).

Perkembangan teknologi semakin canggih.Dari tahun ke tahun, temuan

hasil karya-karya yang inovatif semakin memudahkan pekerjaan

manusia.Teknologi tersebut sangat memudahkan manusia, terutama dalam hal

berkomunikasi.Untuk memperoleh informasi yang cepat dan terbaru, kini cukup

dengan internet.Berkembangnya internet menjadi trend masa kini, yang

81
dikategorikan sebagai new media.Sosial media adalah salah satu perkembangan

teknologi yang memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan bagi

manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.Sosial media mengajak siapa

saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback

secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang

cepat dan tak terbatas.Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita

untuk memperoleh informasi secara cepat, berinteraksi dengan banyak orang,

memperluas pergaulan dan lebih mudah mengekspresikan diri dimana semua ini

dapat dilakukan tanpa batasan jarak dan waktu dengan biaya yang

terjangkau.Selain kemudahan-kemudahan dari dampak positif sosial media, tentu

tidak terlepas dari dampak negatif dari sosial media tersebut.Kehadiran sosial

media di tengah masyarakat menjadi sebuah fenomena yang menandai babak

baru kehidupan modern.Keberadaannya dapat menggantikan peran silaturahmi di

tengah masyarakat karena fasilitasnya yang dapat menghubungkan orang

perorang secara leluasa.

Kesesuaian pemahaman dan informasi pula disampaiakan oleh informan La

Ode Abdul Salam (31 Tahun) yang menjelaskan bahwa:

“Silahturahmi yang kami lakukan selama ini melalui kopi darat (kopdar)
dan kegiatan kegiatan lainnya, namun semua itu diawali dengan
komunikasi yang dilakukan melalui media sosial, sebab kesibukan tiap
anggotan mengharuskan komunikasi dilakukan via media sosial sebab
media sosial menawarkan akses dan kemudahan tanpa batasan ruang dan
waktu”.(Wawancara 22 Juni 2017).

Dari sini ditemukan bahwa para pengguna media social yaitu komnunitas

Chelsea True Blue Kendari kini lebih memilih menjalin komunikasi dengan

82
memanfaatkan situs ini. Masyarakat cenderung melihat sisi praktis dan efektif

karena tidak harus menyesuaikan diri sebagaimana tatanan berkomunikasi secara

langsung.Selain itu, karena semakin mudahnya masyarakat berinteraksi melalui

sosial media, maka interaksi sosial di dunia nyata akan turut berkurang. Manusia

tidak perlu lagi saling bertemu secara langsung untuk berkomunikasi, sehingga

hal ini akan membentuk pola hidup masyarakat yang semakin tertutup.

Terlebih bagi kalangan pelajar, dimana kecenderungan pelajar yang lebih

gemar mengakses sosial media mengakibatkan prestasi akademiknya menurun.

Hal itu terjadi sebagai akibat mereka disibukkan dengan update status,

mengomentari status dan foto orang lain, chatting, dan sebagainya yang sangat

menyita waktu. Mereka lebih nyaman untuk terus terpaku di dalam situs tersebut

dari pada harus membaca buku. Jika melihat dahulu, berkomunikasi tatap muka

merupakan hal yang terjadi setiap harinya. Karena manusia adalah makhluk

sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Tidak mungkin seorang manusia

tidak berinteraksi dengan orang lain sama sekali Budaya silaturahmi masih terasa

saat itu, yang menjalin hubungan akrab antar satu sama lain. Berkenalan dengan

orang lain pun, pasti dengan “face to face”. Dengan hadirnya sosial media

seakan semuanya disulap menjadi komunikasi yang baru yakni komuniksi yang

mudah dengan jejaring internet melalui sosial media tanpa harus mendatangi

rumah per rumah untuk berkomunikasi.Masyarakat yang bergantung kepada

media sosial sebagai alat komunikasi seharusnya lebih mementingkan

komunikasi tatap muka atau secara langsung.

Serupa dengan pemahaman yang diungkapkan oleh informan

83
lainnyaMuhamad Fauzi (18 Tahun) yang menjelaskan bahwa:

“Kemudahan dalam akses informasi dalam penggunaan media sosial


sangat membantu dalam membentuk ikatan silahturahmi antara
komunitas dananggota komunitasnya, hal ini yang menjadi dasar
digunakannya media sosial facebook dan twitter sebagai wadah dalam
ikatan silahturahmi anggota komunitas Chelsea True Blue Kendari”.
(Wawancara 20 Juni 2017).

Pemahaman yang dijelaskan oleh berbagai informan bahwa mereka

menggunakan media sosial adalah dikarenakan kemudahan akses dan tanpa

batasan waktu oleh penggunya dalam menggunakan media sosial tersebut

sehingga komunikasi akan lebih efektif dalam interaksi komunikasi. Dalam

melakukan proes komunikasi dapat dilakukan dengan merencanakan suatu

kegiatan-kegiatan komunikasi. R. Wayne Paceet al(1998:127) dalam bukunya

Techniques for Effectives Communication menyatakan, kegiatan komunikasi

mempunyai tiga tujuan sentral yang utama, yaitu to secure understanding, yakni

memastikan atau menjamin pemahaman. Kemudian toest ablish

acceptance,membina atau membentuk penerimaan atau kesepakatan.Terakhir, to

motivate action, memotivasi kegiatan atau tindakan.

Dalam melakukan kegiatan komunikasi adalah memastikan bahwa orang

yang dijadikan sasaran komunikasi itu benar-benar memahami pesan yang

disampaikan.Sehingga pada gilirannya, komunikasi berhasil dimotivasi untuk

melakukan suatu kegiatan atau tindakan (yang dikehendaki dan diharapkan).

4.1.4. Faktor Perkenalan

Salah satu keunggulan dalam penggunaan media sosial adalah kemudahan

84
dalam melakukan perkenalan dengan orang lain, akses yang memudahkan itulah

menjadi dasar penggunaan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi

dalam komunitas Chelsea True Blue Zona Kendari. Media sosialbanyak

digembor-gemborkan sebagai produk terbaru dari peradaban teknologi yang

kelak akan menggeser televisi , perangkat telematik menyangkut beberapa unit,

pada bagian tengah terdapat unit layar gambar (layar televisi) yang dihubungkan

dengan jaringan computer yang acap kali disebut sebagai “media sosial”.Hal

yang paling mendasari munculnya media baru inibukanlah karena bentuk

kontennya yang berupa konten digital, melainkan sikluskedinamisan dari konten

media sosial dan hubungannya yang interaktif dengan pengguna. Siklus media

baru yang dinamis ini, diibaratkan seperti berupa pergerakan, pernafasan, dan

aliran dengan gairah yang berdetak di satu waktu (realtime).

Hal tersebut dijelaskan oleh informan Eksa Dwian (29 Tahun) yang

menyatakan mengenai faktor perkenalan dalam penggunaan media sosial sebagai

alat mempererat silahturahmi bahwa:

“Perkenalan dalam media sosial yaitu komunitas Chelsea dalam


membentuk satu kesatuan makna komunitas, sangatlah mudah dengan
menggunakan media sosia sebagai alat dalam mempererat silahturahmi
tersebut. Hal ini menjadikan penggunaan media sosial begitun mempuni
dalam menjadikannya peluang dalam mewujudkan ikatan silahturahmi
komunitas Chelsea”.(Wawancara20 Juni 2017).

Kemudahan dalam berkenalan dalam penggunaan media sosial seperti

facebook dan twitter menjadikannya peluang dalam menyikapi persoalan

interaksi dalam komunitas Chelsea Tersebut. Seperti halnya dikemukaka oleh para

ahli bahwa Proses dalam ilmu komunikasi dibagi dua sudut pandang. Pertama,

85
persektif psikologis yang memahami komunikasi sebagai proses penyampaian

serta pertukaran pikiran dan perasaan dari seseorang pada orang lain dengan

menggunakan bahasa yang dipahami maknanya. Selain itu kondisi psikologis

komunikator juga sangat mempengaruhi. Komunikator tentu tidak dapat

melakukan komunikasi secara baik dan efektif kalau kondisi psikologisnya sedang

kacau. Kedua, perspektif mekanistis membagi komunikasi menjadi empat kategori

yaitu komunikasi primer, sekunder, linier, dan sirkular (Effendy, 2003:31).

Diungkapkan pula oleh informanRiswan (27 Tahun) yang menyatakan

mengenai faktor yang mendasari penggunaa media sosial sebagai alat

mempererat silahturahmi bahwa:

“Dipahami bahwa penggunaan media sosial sangatlah berpengaruh


terhadap kualitas dan efektifitas komunikasi sesama anggota komunitas
Chelsea True Blue ,dikarenakan adanya dualisme fans maka diperlukan
aktivitas aktivitas yang memunculkan rasa silahturahmi agar anggota
komunitas mampu menjaga harmonisasi dalam berkomunitas”.
(Wawancara 20 Juni 2017).

Dijelaskan pula oleh informan bagaimana pentingnya media sosial sebagai

alat mempererat silahturahmi yang dimaklumkan dalam kemudahan berkenalan

sehingga terbangun ikatan rasa memiliki dalam komunita Chelseea True Blue

Zona Kendari. Proses komunikasi dalam perspektif ini terjadi pada diri

komunikator dari komunikan. Ketika seorang komunikator berniat akan

menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu

proses. Proses “mengemas” atau “membungkus” pikiran dengan bahasa yang

dilakukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan encoding. Hasil

encoding berupa pesan itu kemudian dikirimkan kepada komunikan. Sedangkan,

86
proses dalam diri komunikan disebut decoding seolah-olah membuka kemasan

atau bungkus pesan yang ia terima bahwa silahturahmi komunikator itu sangatlah

penting. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator, maka

komunikasi terjadi. Sebaliknya,bilamana komunikan tidak mengerti, maka

komunikasi tidak terjadi.

Kematangan informasi Muhamad Fauzi (18 Tahun) mengenai perkenalan

sebagai faktor penggunaan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi

juga dijelaskan bahwa:

“Faktor perkenalan merupakan hal yang mendasari terjadinya atau


digunakannya media sosia sebagai alat mempererat silahturahmi
komunitas Chelsea True Blue Zona Kendari, hal ini berkaitan dengan
hubungan keterbukaan yang diharuskan untuk dibentuk agar komunikasi
dapat terjalin dengan baik dan memenuhi unsure silahturahmi antara
komunitas Chelsea di Kota Kendari”.(Wawancara 19 Juni 2017).
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dijalankan berdasarkan

kebutuhan penggunanya. Termaksud pada komunitas Chelsea True Blue Zona

Kendari, penggunaan media sosial seperti facebook dan twitter adalah hal yang

diperuntukan agar keadaan dalam komunitas tersebut dapat berjalan dengan baik.

Sementara dalam buku Wiryanto (2007:99) dituliskan, komunikasi massa

merupakan suatu tipe komunikasi massa (human communication) yang lahir

bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu

melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Dalam sejarah publisistik dimulai

satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.

Sejak itu dimulai suatu zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa.

Dalam melakukan proes komunikasi dapat dilakukan dengan merencanakan

suatu kegiatan-kegiatan komunikasi. R. Wayne Paceet al (1998:156) , dalam

87
bukunya Techniques for Effectives Communication menyatakan, kegiatan

komunikasi mempunyai tiga tujuan sentral yang utama, yaitu to secure

understanding, yakni memastikan atau menjamin pemahaman.

Kemudiantoestablishacceptance,membina atau membentuk penerimaan atau

kesepakatan.Terakhir, to motivate action, memotivasi kegiatan atau tindakan.

Dalam melakukan kegiatan komunikasi adalah memastikan bahwa orang yang

dijadikan sasaran komunikasi itu benar-benar memahami pesan yang

disampaikan.Sehingga pada gilirannya, komunikasi berhasil dimotivasi untuk

melakukan suatu kegiatan atau tindakan (yang dikehendaki dan diharapkan).

Strategi komunikasi yang akan digunakan selain diperlukan perumusan tujuan

yang jelas, juga perlu memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.

Pemikiran dari strukturisasi cukup sederhana: praktik-praktik dari kelompok

menciptakan struktur yang memengaruhi praktik di masa yang akan datang.

Dengan kata lain, tindakan-tindakan memiliki konsekuensi untuk tindakan

selanjutnya. Karena kita sering kali khawatir akan isi dari diskuis kita pada

waktu tertentu, sangatlah sulit untuk mengawasi masalah ini; namun begitu,

proses yang dipakai oleh suatu kelompok memang menciptakan jenis tertentu

dari dunia sosial yang menyajikan peluang dan batasan dalam kelompok di masa

yang akan datang.

4.1.5. Faktor Interaksi

Interaksi dalam komunikasi adalah sesuatu yang mutlak dalam ilmu

komunikasi seperti yang dikatakan Menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid

(1981) bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih

88
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,

yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Proses ini

meliputi adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan

adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan

saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam prosees komunikasi

(Cangara, 2006:19).

Interaksi komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana

media sosial menjadi wadah dalam pemenuhan kebutuhan akan komunikasi yang

diharapkan oleh komunitas Chelsea True Blue Zona Kendari, pemenuhan akan

interaksi komunikasi sebagai alat dalam mempererat silahturahmi dirasakan pada

pemenuhan kebutuhan akan media sosial.

Seperti yang diungkapkan oleh informan Riswan M Rizal (22 Tahun) yang

menyatakan mengenai penggunaan media sosial sebagai alat mempererat

silahturahmi bahwa:

“Interaksi komunikasi dalam media sosial merupakan hal yang sangat


efektif hal ini berdasar pada pemenuhan kebutuhan akan pengaruh media
sosial dalam membentuk ikatan dalam silahturahmi sesama komunitas
Chelseea True Blue Zona Kendari”.(Wawancara Juni 2017).

Pemahaman mengenai penggunaan media sosial faktor yang mendasari

adalah interaksi komunikasinya yang mudan dan bebas akses menjadikan media

sosial idola dalam aktiitas komunitas Chelsea True Blue Zona Kendari. Teori-

teori tentang penyusunan pesan dan interaksi menggambarkan sebuah skenario

yang lebih kompleks, dimana pelaku komunikasi benar-benar menyusun pesan

yang sesuai dengan maksud pelaku komunikasi dalam situasi yang dihadapi.

89
Dalam model penyusunan pesan, terdapat teori perencanaan. Teori perencanaan

(theory of planning) merupakan sebuah teori terkemuka tentang perencanaan

dalam bidang komunikasi dihasilkan oleh Charles Berger (1976:90) yang

menjelaskan proses oleh individu atau lembaga dalam merencanakan

prilakukomunikasi.

Teori ini memberikan penjelasan tentang bagaimana rencana dibuat dan

dirumuskan dalam pembentukan interaksi komunikasi. Teori perencanaan dalam

bidang komunikasi yang dibuat Charles Berger ini menjelaskan proses individu

melakukan perencanaan dalam proses komunikasi.Perencanaan merupakan

proses berpikir atas rencana aksi, karena komunikasi sangat penting untuk

mencapai tujuan. Teori yang berangkat dari psikologi sosial ini menjelaskan

tentang proses komunikasi yaitu proses membuat pesan dan proses memahami

pesan.

Kajian tentang perencanaan merupakan ilmu kognitif dari para psikolog

yang telah melakukan banyak pemikiran dan penelitian pada teori ini, Berger

menulis bahwa rencana-rencana dari prilaku komunikasi adalah representasi

kognitif hierarki dari rangkaian tindakan mencapai tujuan. Dengan kata lain,

rencana-rencana merupakan gambaran dari langkah-langkah yang akan diambil

seseorang untuk memenuhi sebuah tujuan. Semuanya disebut hierarki karena

tindakan-tindakan tertentu diperlukan untuk menyusun segala sesuatunya,

sehingga tindakan-tindakan lain akan diambil. Oleh karena itu,

perencanaanadalah proses memikirkan berbagai rencana tindakan.

Dijelaskan pula oleh informan Riswan (27 Tahun) yang menjelaskan

90
mengenai faktor yang mendasari penggunaan media sosial sebagai faktor interaksi

yang melatarbelakangi penggunaannya bahwa:

“Interaksi komunikasi dalam masyarakat ataupun anggota kelompok


komunitas Chelsea True Blue Zona Kendari, merupakan komunitas sosial
dengan interaksi merupakan hal yang mendasar dalam aktivitas
kekomunitasanya, sehingga penggunaan media sosial sangatlah
dibutuhkan sebab interaksi dalam media sosial sangat efektif dalam skala
kebutuhan komunitas”.(Wawancara 17 Juni 2017).

Perencanaan pesan dan interaksi merupakan perhatian utama karena

komunikasi sangat penting dalam meraih tujuan. Sebagian mahluk sosial, orang

lain memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena setiap manusia

memiliki tujuan untuk mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Manusia

dapat mencapai banyak tujuan dengan berkomunikasi dalam cara tertentu, tetapi

komunikasi sangat sentral dalam mencapai tujuan sosial. Memahami sesuatu

tentang bagaimana kita berencana mencapai tujuan tersebut merupakan tujuan

penting, mempelajari perilaku tujuan bukanlah tugas yang mudah.Bagi

seseorang, tujuan cenderung merupakan sesuatu yang kompleks. Tujuan disusun

dalam suatu hierarki dan mencapai tujuan tertentu terlebih dahulu

memungkinkan untuk mencapai tujuan lainnya.

Banyak tujuan yang sebenarnya merupakan bagian dari proses perencanaan

itu sendiri. Tujuan yang menjadi bagian dari proses perencanaan ini disebut

dengan meta tujuan (metagoal) yang berfungsi memandu berbagai rencana yang

dibuat. Kekuatan tujuan memengaruhi seberapa kompleksnya suatu

rencana.Kompleksitas suatu rencana tersebut bergantung pada seberapa banyak

91
pengetahuan tentang persuasi.Berger mengartikan hal ini sebagai pengetahuan

dalam bidang khusus dan umum. Berger menyebutkan pengetahuan atau

informasi mengenai suatu topic adalah sebagai pengetahuan khusus (spesific

domain knowledge) dan pengetahuan mengenai bagaimana cara berkomunikasi

sebagai pengetahuan domain umum (general domain knowledge).

Uses and Gtaifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan

utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi

bagaiman media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. khalayak

dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi

kebutuhan dan mempuyai tujuan. Studi dalam bidang memusatkan perhatian pada

penggunaan (uses) isi media untuk mendapat kepuasan (Gratications) atas

pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah timbul istilah Uses

Gtarifications. Sebagian besar prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai

kebutuhan dan kepetingan individu. Dengan demikian, kebutuhan individu

merupakan titik awal kemunculan teori ini.

Uses and Gtaificationpada (2009:56) awalnya muncul ditahun 1940 sampai

1950 para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat berbagai jenis

perilaku komunikasi. Lalu mengalami kemunculan kembali dan penguatan di

tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Uses and Gtaification

berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang mempengaruhi bagaimana

mereka menggunakan dan merespon saluran media. Dengan demikian kebutuhan

individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.

92
Teori use and gratificaion ini adalah kebalikan dari teori peluru atau jarum

hipodemik. dalam teori peluru media itu sangant aktif dalam all powerfull berada

audience. sementara berada dipihak pasif. Sementara dalam teori aktif use and

gartification ditekankan bahwa audience itu aktif untuk memillih mana media

yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya.

Penjelasan pula diungkapkan oleh informan Ld.Muh.Nur Alam (23 Tahun)

yang menyatakan mengenai faktor faktor yang melatarbelakangi penggunaan

media sosia sebagai alat mempererat silahturahmi bahwa:

“Interaksi dalam media sosial sangatlah cocok dengan kondisi komunitas


kami sebab anggota komunitas yang berasal dari latar belakang yang
berbeda beda sehingga perlu kitanya untuk membentuk kedudukan dalam
pemenuhan kebutuhan dalam berorganisasi”.(Wawancara 17 Juni 2017).

Hal ini sesuai dengan teori usus and gratification Pada tahun 1974 teori ini

dikemukakan lagi oleh Herbert Blumer (1998:78), yang dikenalkan dalam

bukunya yang berjudul The Use of Mass Comunication:Current Prespectives on

gratificaton.Teori use and gratification milk blumer dan Katz ini mengatakan

bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan

menggunakan media tersebut. Dengan kata lain penggunaan media tersebut adalah

pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Artinya teori use and gratification

mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan untuk memuaskan

kebutuhannya.

Sementara itu, Katz, Gurevitch (1998:57) mengatakan yang dikutip oleh Onong

UchjanaEffendy (2005:89) menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dipengaruhi

oleh lingkungan sosial, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri kepribadian sehingga

terciptalah kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media meliputi kebutuhan

93
kognitif, kebutuhan afektif, kepribadian secara integratif, kebutuhan sosial secara

integratif dan kebutuhan pelepasan ketegangan.

Hal ini menjelaskan bahwa bagaimana media sosial memiliki tempat khusus

dalam perjalanan komunitas True Blue Zona Kendari, selaku komunitas sukarela

yang merupakan wadah kesamaan kegemaran yaitu kegemaran pada tim

sepakbola Chelsea sehingga membutuhkan wadah media sosial seperti facebook

dan twitter agar anggotanya dapat saling memberikan informasi dan

bersilahturahmi. Hal ini sesuai dengan pengertian komunikasi bahwa korelasi

antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang

terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi

itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung

dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang

dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan

sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk

bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu

organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup

organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi

dilancarkan.

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan

organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi

(Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh

organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya

berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang

94
harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa

pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang

disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada

anggotanya secara individual.

4.1.6. Faktor Manusiawi

Faktor manusiawi dalam penggunaan facebook memiliki peran sebab

penggunaan facebook memungkinkan orang untuk berinteraksi tanpa batasan.

Dalam penggunaan facebook kegiatan media sosial menawarkan bentuk yang

lebih manusiawi dengan mengedepankan akses tanpa batas.

Informasi mengenai pemanfaatan media sosial sebagai faktor manusiawi

dijelaskan oleh Leader True Blue Kendari Heril (31 Tahun) yang menyatakan

bahwa:

“Media sosial merupakan aplikasi yang sangat diperlukan dalam


membangun interaksi hal ini disebabkan setiap anggota memiliki
latarbelakang yang berbeda beda seperti jenis pekerjaan, jadwal kesibukan
dan aktivitas keseharian yang tidak terduga sedangkan komunitas chelsea
dalam hal ini True Blue adalah perkumpulan orang orang yang mencintai
tim sepakbola chelsea dimana aktivitas didalamnya berdasarkan kerelaan
dan tidak digaji atau mencari hidup didalamnya sehingga untuk tetap
menjaga harmonisasi dan ikatan silahturahmi dibutuhkan media sosial
sebagai aktivitas interaksi setiap harinya sebab interaksi melalui media
sosial tidak dibatas oleh ruang, waktu dan tempat sebab setiap orang
mengontol sendiri aktivitas media sosialnya seperti Facebook dan
Twitter”.(Wawancara 19 Juni 2017).

Penjelasan informan diatas dalam konteks komunikasi bahwa penggunaan

media sosial merupakan bagian dari penyesuaian dengan keadaan agar

silahturahmi tetap terjaga dengan baik sesama komunitas Chelsea. Hal tersebut

sesuai dengan yang diungkapkan oleh Onong U. Effendy, Komunikasi sebagai

95
proses yang manusiawi yaitu Proseskomunikasisecara primer dan

proseskomunikasisecarasekunder. Proses komunikasi secara primer dimana proses

penyampaian pikiran dan atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan

dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media primer

berupa bahasa isyarat, gambar, warna dan lain-lain secara langsung mampu

menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Sedangkan proses komunikasi secara sekunder, dimana proses penyampaian pesan

oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama (Effendy,

1993:32).

Penjelasan mengenai pemanfaatan media sosial sebagai bentuk yang

manusiawi juga diutarakan oleh rekan Agung Alpajri (19 Tahun)komunitas True

Blue yang menyatakan bahwa:

“Ikatan silahturahmi adalah sebuah keharusan dalam sebuah komunitas,


sebab komunitas adalah perkumpulan sekelompok orang yang mencintai
sesuatu dalam hal ini komunitas True Blue yang mencintai Club sepak bola
Chelsea. Komunitas ini tidak memberikan pemasukkan untuk anggotanya
bahkan membutuhkan kerelaan setiap anggotanya untuk berkontribusi
dalam setiap aktivitas komunitas Chelsea, berlatar belakang hal tersebut
maka media sosial seperti facebook dan twitter dibutuhkan untuk
mempererat silahturahmi antar anggota sehingga muncul rasa memiliki atas
komunitas ini”.(Wawancara 19 Juni 2017).

Faktualisasi membuktikan bahwa komunitas membutuhkan media sosial

sebagai alat mempererat silahturahmi sebab memiliki kedekatan manusiawi dalam

komunitas adalah sebuah kerelaan dalam berorganisasi sehingga membutuhkan

ikatan silahturahmi yang tinggi agar komunitas True Blue dapat tetap eksis dalam

hegemoni komunitas komunitas lainnya.Komunikasi secara mudah diartikan

96
sebagai proses transfer pesan dalam penyaluran informasi atau messagemelalui

sarana atau saluran komunikasi kepada komunikan yang tertuju (Prisgunanto,

2006: 1).

Jejaring sosial memiliki sifat dan fungsi yang tak dapat dikontrol maupun

disadari oleh orang-orang di dalamnya.Sifat-sifat tersebut hanya dapat dipahami

dengan mempelajari keseluruhan kelompok dan strukturnya, bukan dengan

mempelajari individu-individu secara tersendiri. Silahturahmi dalam komunitas

membutuhkan media sosial sebab media sosial menghilangkan batasan ruang dan

waktu antara anggota komunitasnya.

Serupa dengan yang dijelaskan oleh informan Ld. Muh Nur Alam(23 Tahun)

yang mengatakan bahwa:

“Penggunaan media sosial dalam komunitas Chelsea sangatlah perlu sebab


dengan penggunaan media tersebut akan menghilangkan batasan ruang
dan waktu antara anggotanya yang dibatasi oleh kesibukan masing masing
sehingga tidak efektif dalam interaksi tatap muka, hal lainnya juga dengan
penggunaan media sosial dapat menjadi wadah transfer informasi dan item
item tetang True Blue itu sendiri sehingga dapat dilihat dan di ikuti oleh
banyak orang sebab saat ini pengguna media sosial seperti facebook dan
twitter sangatlah banyak”.(Wawancara 20 Juli 2017).

Keselarasan informasi antara tiap informan juga menjelaskan bahwa

penggunaan media sosial adalah bagian dari pemanfaatan media sebab dalam rilis

Kompasiana.com menunjukan jumlah pengguna media online (internet) di

Indonesia mencapai 63 juta user. Sementara untuk pengguna sosial media paling

populer di Indonesia saat ini, yaitu twitter dan facebook, telah mencapai 20 juta

user untuk twitter dan 47 juta user untuk facebook. Menurut Rogers dan D.

Lawrence Kincaid (1981) bKomunikasi adalah suatu proses di mana dua orang

atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama

97
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Proses ini meliputi adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia

menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam

menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam prosees

komunikasi (Cangara, 2006:19). Hal ini menunjukan bagaimana bentuk

komunikasi dalam kaitannya dengan media sosial memiliki peranan penting dalam

pembentukan ikatan silahturahmi komunitas True Blue.

Lainnya pula diungkapkan oleh informanEksa Dwian (29 Tahun) yang

menyatakan terkait dengan pemanfaatan media sosial sebagai alat silahturahmi

bahwa:

“Penggunaan media sosial dalam kegiatan komunitas Chelsea hal ini


sebagai ajang promosi komunitas Chelsea tersebut dan hal lainnya bahwa
penggunaan media sosial mampu menghapus batasan waktu tiap aggota
komunitasnya. Facebook adalah media sosial yang paling intens
digunakan selain twitter dan aplikasi lainnya”.(Wawancara 20 Juni 2017).

Pemahaman informasi mengenai pemanfaata media sosial sebagai alat pererat

silahturahmi adalah bentuk dari pemahaman bahwa media merupakan alat dan

ruang agar silahturahmi komunitas Chelsea dapat bertahan dan terjalin dengan

baik. Seperti yang diungkapkan Onong UchanaEffendy (2007:7) ada beberapa

jenis komunikasi, yaitu: (1) Tatap muka (face-to-face); (2) Bermedia (Mediated);

(3) Verbal (verbal) yaitu lisan (oral), tulisan; (4) Non verbal (non-verbal) yaitu

gerakan/isyarat badan (gestural) dan bergambar (pictorial).”

Penyampaian pesan, seorang komunikator dituntut untuk memiliki

kemampuan dan sarana agar mendapat umpan balik (feedback) dari komunikan

sehingga maksud pesan tersebut dapat dipenuhi dengan baik dan berjalan efektif.

98
Komunikasi dengan bermedia (Mediated) dilakukan antara komunikator dan

komunikan secara tidak langsung namun penggunaan media efektif digunakan

sebagai ajang silahturahmi sebab ruang anggota komunitas yang terbatas

membatasi pertemuan yang intens oleh sesama anggotanya.

Pengungkapan mengenai pemanfaatan media sosial sebagai mempererat

silahturahim dijelaskan oleh informanRiswan M. Rizal (22 Tahun) yang

menjelaskan bahwa:

“Penggunaan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi memiliki


beberapa manfaat besar yang sangat diperlukan dan penting untuk
dijalankan dengan baik oleh para anggota komunitas Chelsea tersebut.
Mempermudah da mempererat komunikasi, akses yang muda dan tanpa
batas, kemampuan mengenali serta emosi pengguna adalah bentuk manfaat
dari pemanfaatan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi”.
(Wawacara 22 Juni 2017).

Faktualisasi pemahaman informan mengenai bagaimana pemanfaatan media

sosial sebagai alat mempererat silahturahmi komunitas True Blue adalah bentuk

keselarasan dengan bentuk komunikasi organisasi yang menjelaskan bahwa Orang

berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi

diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri.Fungsi komunikasi sebagai

eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah seminar.

Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan

langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang

lebar mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak

relevan.Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan

organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi

(Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh

99
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya

berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang

harus dilakukan dalam organisasi.

Berkaitan dengan pemaparan informan mengenai pemanfaatan media sosial

sebagai alat mempererat silahturahim berkaitan dengan teori Uses and

Gtaifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah

bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaiman media

memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. khalayak dianggap secara aktif

dengan sengaja menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan mempuyai

tujuan. Studi dalam bidang memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi

media untuk mendapat kepuasan (Gratifcations) atas pemenuhan kebutuhan

seseorang dan dari situlah timbul istilah Uses Gratifications. Sebagian besar

prilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepetingan

individu. Dengan demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan

teori ini.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan pada bab IV maka penulis

menarik kesimpulan penelitan bahwa pemanfaatan media sosial sebagai alat

mempererat silahturahmi komunitas bolah Chelsea di Kota Kendari terjadi

100
beberapa temuan Kesimpulan yang di dapat dalam penelitian ini penulis jabarkan

dalam beberapa poin, yakni:

Pemanfaatan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi

menggunakan media facebook dan twitter, pemilihan media tersebut didasari oleh

media sosial tersebut merupakan media dengan jumlah pengguna terbanyak serta

pemanfaatannya sesuai dengan kebutuhan komunitas Chelsea. Faktor faktor yang

melatar belakangi penggunaan media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi

dapat dijabarka sebagai berikut, 1) faktor yang melatarbelakangi penggunaan

media sosial adalah kemampuan mengenali dalam situs pencarian tersebut. Orang

akan sangat mudah dengan siapa ia berbicara dan untuk apa ia berkomunikas.2)

interaksi yang sangat padu sehingga dipilih media sosial tersebut sebagai hal yang

digunakan dalam media sosial, melalu media sosial tersebut komunitas mampu

berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu antara anggota komunitasnya.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan temuan penelitian tersebut maka penulis

memberikan beberapa saran sebagai berikut :

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini saran peneliti tentang pemanfaatan

media sosial sebagai alat mempererat silahturahmi komunitas Chelsea adalah

komunitas Chelsea harus mengembangkan media sosial yang digunakan agar

101
komunikasi dapat menjadi lebih baik dan silahturahim dapat terbangun erat.

Faktor yang mempengaruhi penggunaan media sosial sebagai alat mempererat

silahturahmi harus dikembangkan melalui media yang lebih kompleks dengan

mempertimbangkan asas manfaat.

102

Anda mungkin juga menyukai