Anda di halaman 1dari 10

Jenis-Jenis Pemberdayaan Masyarakat

Karaketristik dalam pemberdayaan masyarakat, sebagimana yang diungkapkan oleh


Pranarka dan Vidhyandika (1886) terdiri dari berbagai macam. Antara lain sebagai berikut;

1. Sikap Radikal

Sikap radikal adalah jenis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan dalam upaya
membentuk segala pembangunan dalam masyarakat melalui sistem kekuatan. Sistem ini
bisa dipaksakan sebagai sitem paksaaan yang bersifat mengikat kepada seluruh
masyarakat .

2. Sikap Kebersamaan

Sikap kebersaan adalah jenis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan


mengedepankan kebersamaan dalam masyarakat. Kebersaan ini dilakukan dengan
langkah akomodasi dari setiap kepentingan serta golongan dalam
masyarakat. Selengkapnya, baca; 20 “Akomodasi Dalam Sosiologi” Pengertian, Jenis,
dan Contohnya

3. Pedekatan Dengan Sistem Gagasan

Jenis pemberdayaan masyarakat selanjutnya, adalah sistem pemberdayaan yang


mengedepankan pada gagasan sistem ini secara tidak langsung stimulasi daripada
memberikan power kepada powerless. Keadaan ini bisa dikomdir masyarakat
melaui syarat interaksi sosial dalam masyarakat yang baik dan akhirnya menimbulkan
integrasi kepentingan bersama (Sosiologi, 2018)

Jenis Pemberdayaan

Berikut ini macam-macam bentuk pemberdayaan yang ada di masyarakat, antara lain:

1. Pemberdayaan Ekonomi

Secara sederhana, pemeberdayaan ekonomi berkaitan dengan bagaimana orang


bekerja untuk menciptakan kekayaan. Pemberdayaan ekonomi adalah kemampuan untuk
membuat dan bertindak atas keputusan yang melibatkan kontrol dan alokasi sumber daya
keuangan.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan kegiatan ekonomi yang dilakukan


oleh masyarakat yang secara swadaya dalam mengelolah sumberdaya apapun yang bisa 
dikuasainya, dan ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya.

Upaya pembangunan ekonomi masyarakat mengarah pada perubahan struktur


yaitu memperkuat kedudukan dan peran ekonomi rakyat dalam perekonomian nasional.
2. Pemberdayaan Politik

Pemberdayaan politik berkaitan dengan semua hal yang kita lakukan untuk
mengatur diri kita sendiri dan membuat keputusan.

Secara umum dikatakan bahwa mendukung orang untuk mempengaruhi proses


pembuatan kebijakan dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sangat penting
untuk pengembangan kebijakan yang mencerminkan kebutuhan dan kepentingan orang
miskin. Mempromosikan partisipasi politik adalah cara penting untuk meningkatkan
akuntabilitas dan daya tanggap negara, dan memberdayakan orang miskin.

Ini dapat mencakup serangkaian pendekatan, termasuk memperkuat


kewarganegaraan yang demokratis, mempromosikan keterlibatan antara negara dan
masyarakat sipil, mempromosikan akses ke informasi, dan memperkuat asosiasi warga.

3. Pemberdayaan Budaya

Pemberdayaan budaya berkaitan dengan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari


seperti makanan, bahasa, pakaian, kepercayaan spiritual, dan ide. Pemberdayaan budaya
adalah mengetahui sejarah dan latar belakang Anda dan bangga pada diri sendiri, karena
“Orang yang tidak mengetahui asal sejarah dan budaya masa lalu seperti pohon tanpa
akar”- marcus Garvey.

4. Pemberdayaan Sosial

Pemberdayaan sosial berkaitan dengan semua yang dilakukan orang ketika


mereka hidup, bekerja, dan bermain bersama. Pemberdayaan sosial dalam praktik luas
didasarkan pada prinsip-prinsip kerja sosial dan pengembangan masyarakat.

Pemberdayaan sosial biasanya dilaksanakan pada empat tingkat berikut; Tingkat


individu-di mana orang menghargai dirinya sendiri dan secara aktif ingin berpartisipasi
dalam kehidupan, Tingkat keluarga, Tingkat masyarakat, Kebijakan sosial tingkat yang
berdampak pada tindakan tingkat lokal dan nasional untuk mempromosikan kesetaraan
sosial dari arti ketimpangan sosial. Sesungguhnya ini adalah wujud inklusi untuk semua
orang.

5. Pemberdayaan Nasional

Pemberdayaan nasional berasal dari suatu negara yang memiliki kekuatan untuk
membuat keputusan untuk dirinya sendiri (PPKN, 2019)
Jenis Pemberdayaan Masyarakat

Jenis pemberdayaan masyarakat sebagai berikut.

1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakatkan saat ini.


Gerakan posyandu ini telah berkembang dengan pesat secara nasional sejak tahun 1982.
Saat ini telah populer di lingkungan desa dan RW diseluruh Indonesia. Posyandu meliputi
lima program prioritas yaitu KB, KIA, imunisasi, dan pennaggulangan diare yang
terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai
salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan
masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali seperti pada masa orde
baru karena terbukti ampuh mendeteksi permasalahan gizi dan kesehatan di berbagai
daerah. Permasalahn gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah
kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindarkan jika
posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh.

Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang meliputi:

a) Meja 1          : pendaftaran.

b) Meja 2          : penimbangan.

c) Meja 3          : pengisian kartu menuju sehat.

d) Meja 4          : penyuluhan kesehatan, pemberian oralit, vitamin A dan tablet besi.

e) Meja 5          : pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan


dan pengobatan serta pelayanan keluarga berencana.

Salah satu penyebab menurunnya jumlah posyandu adalah tidak sedikit jumlah
posyandu di berbagai daerah yang semula ada sudah tidak aktif lagi.

2. Pondok Bersalin Desa (Polindes)

Pondok bersalin desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta masyarakat
dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan pelayanan dan kesehatan ibu serta
kesehatan anak lainnya. Kegiatan pondok bersalin desa antara lain melakukan
pemeriksaan (ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan balita),
memberikan  imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan
anak, serta pelatihan dan pembinaan kepada kader dan mayarakat.

Polindes ini dimaksudkan untuk menutupi empat kesenjangan dalam KIA, yaitu
kesenjangan geografis, kesenjangan informasi, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan
sosial budaya. Keberadaan bidan di tiap desa diharapkan mampu mengatasi kesenjangan
geografis, sementara kontak setiap saat dengan penduduk setempat diharapkan mampu
mengurangi kesenjangan informasi. Polindes dioperasionalkan melalui kerja sama antara
bidan dengan dukun bayi, sehingga tidak menimbulkan kesenjangan sosial budaya,
sementara tarif pemeriksaan ibu, anak, dan melahirkan yang ditentukan dalam
musyawarah LKMD diharapkan mamou mengurangi kesenjangan ekonomi.

3. Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)

Pos obat desa (POD) merupakan perwujudan peran serta masyarakat dalam
pengobatan sederhana terutama penyakit yang sering terjadi pada masyarakat setempat
(penyakit rakyat/penyakit endemik).

Di lapangan POD dapat berdiri sendiri atau menjadi salah satu kegiatan dari
UKBM yang ada. Gambaran situasi POD mirip dengan posyandu dimana bentuk
pelayanan menyediakan obat bebas dan obat khusus untuk keperluan berbagai program
kesehatan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Beberapa
pengembangan POD antara lain:

a) POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya.

b) POD yang diintegrasikan dengan dana sehat.

c) POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu.

d) POD yang dikaitkan dengan pokdes/polindes.

e) Pos Obat Pondok Pesantren (POP) yang dikembangkan di beberapa pondok pesantren.

4. Dana Sehat

Dana telah dikembangkan pada 32 provinsi meliputi 209 kabupaten/kota. Dalam


implementasinya juga berkembang beberapa pola dana sehat, antara lain sebagai berikut:

a) Dana sehat pola usaha kesehatan sekolah (UKS), dilaksanakan pada 34 kabupaten dan
telah mencakup 12.366 sekolah.

b) Dana sehat pola pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) dilaksanakan pada
96 kabupaten.

c) Dana sehat pola pondok pesantren, dilaksanakan pada 39 kabupaten/kota.

d) Dana sehat pola koperasi unit desa (KUD), dilaksanakan pada lebih dari 23 kabupaten,
terutama pada KUD yang sudah tergolong mandiri.
e) Dana sehat yang dikembangkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dilaksanakan
pada 11 kabupaten/kota.

f) Dana sehat organisasi/kelompok lainnya (seperti tukang becak, sopir angkutan kota
dan lain-lain), telah dilaksanakan pada 10 kabupaten/kota.

Seharusnya dana kesehatan merupakan bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan


bagi anggota masyarakat yang belum dijangkau oleh asuransi kesehatan seperti askes,
jamsostek, dan asuransi kesehatan swasta lainnya. Dana sehat berpotensi sebagai wahana
memandirikan masyarakat, yang pada gilirannya mampu melestarikan kegiatan UKBM
setempat. Oleh karena itu, dana sehat harus dikembangkan keseluruh wilayah, kelompok
sehingga semua penduduk terliput oleh dana sehat atau bentuk JPKM lainnya.

5. Lembaga Swadaya Masyarakat

Di tanah air kita ini terdapat 2.950 lembaga swadaya masyarakat (LSM), namun
sampai sekarang yang tercatat mempunyai kegiatan di bidang kesehatan hanya 105
organisasi LSM. Ditinjau dari segi kesehatan, LSM ini dapat digolongkan menjadi LSM
yang aktivitasnya seluruhnya kesehatan dan LSM khusus antara kain organisasi profesi
kesehatan, organisasi swadaya internasional.

Dalam hal ini kebijaksanaan yang ditempuh adalah sebagai berikut.

a) Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta pada semua tingkatan.

b) Membina kepemimpinan yang berorientasi kesehatan dalam setiap organisasi


kemasyarakatan.

c) Memberi kemampuan, kekuatan dan kesempatan yang lebih besar kepada organisasi
kemasyarakatan untuk berkiprah dalam pembangunan kesehatan dengan kemampuan
sendiri.

d) Meningkatkan kepedulian LSM terhadap upaya pemerataan pelayanan kesehatan.

e) Masih merupakan tugas berat untuk melibatkan semua LSM untuk berkiprah dalam
bidang kesehatan.

6. Upaya Kesehatan Tradisional

Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah di halaman atau ladang
yang dimanfaatkan untuk menanam yang berkhasiat sebagai obat. Dikaitkan dengan
peran serta masyarakat, TOGA merupakan wujud partisipasi mereka dalam bidnag
peningkatan kesehatan dan pengobatan sederhana dengan memanfaatkan obat tradisional.
Fungsi utama dari TOGA adalah menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan antara
lain untuk menjaga meningkatkan kesehatan dan mengobati gejala (keluhan) dari
beberapa penyakit yang ringan. Selain itu, TOGA juga berfungsi ganda mengingat dapat
dipergunakan untuk memperbaiki gizi masyarakat, upaya pelestarian alam dan
memperindah tanam dan pemandangan.

7. Pos Gizi (Pos Timbangan)

Salah satu akibat krisis ekonomi adalah penurunan daya beli masyarakat termasuk
kebutuhan pangan. Hal ini menyebabkan penurunan kecukupan gizi masyarakat yang
selanjutnya dapat menurunkan status gizi. Dengan sasaran kegiatan yakni bayi berumur
6-11 bulan terutama mereka dari keluarga miskin, anak umur 12-23 bulan terutama
mereka dari keluarga miskin, anak umur 24-59 bulan terutama mereka dari keluarga
miskin, dan seluruh ibu hamil dan ibu nifas terutama yang menderita kurang gizi.

Perlu ditekankan bahwa untuk kegiatan pada pos gizi ini apabila setelah diberikan
PMT anak masih menderita kekurangan energi protein (KEP) maka, makanan tambahan
terus dilanjutkan sampai anak pulih dan segera diperiksakan ke puskesmas (dirujuk)

8. Pos KB Desa (RW)

Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah berkembang


secara rasional hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu untuk menjamin kelancaran program
berupa peningkatan jumlah akseptor baru dan akseptor aktif, ditingkat desa telah
dikembangkan Pos KB Desa (PKBD) yang biasanya dijalankan oleh kader KB atau
petugas KB ditingkat kecamatan.

9. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

Lingkup kegiatan oleh poskestren adalah tak jauh berbeda dengan Pos Obat Desa
namun pos ini khusus ditujukan bagi para santri dan atau masyarakat disekitar pesantren
yang seperti diketahui cukup menjamur di lingkungan perkotaan maupun pedesaan.

10. Saka Bhakti Husada (SBH)

SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dna keterampilan dibidnag


kesehatan bagi generasi muda khususnya anggota Gerakan Pramuka untuk membaktikan
dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya.

Sasarannya adalah peserta didik antara lain Pramuka penegak, penggalang berusia
14-15 tahun dengan syarat khusus memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota
dewasa, yakni Pamong Saka, Instruktur Saka serta Pemimpin Saka.

11. Pos Upaya Kesehatan Kerja (pos UKK)

Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja
yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang
sama dalam meningkatkan produktivitas kerja. Kegiatannya antara lain memberikan
pelayanan kesehatan dasar, serta menjalin kemitraan.

12. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)

Pokmair adalah sekelompok masyarakat yang peduli terhadap kesehatan


lingkungan terutama dalam penggunaan air bersih serta pengelolaan sampah dan limbah
rumah tangga melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan seluruh
warga.

13. Karang Taruna Husada

Karang tarurna husada dalam wadah kegiatan remaja dan pemuda di tingkat RW
yang besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam menyalurkan aspirasi
dan kreasinya. Dimasyarakat karang taruna banyak perannya pada kegiatan-kegiatan
sosial yang mampu mendorong dinamika masyarakat dalam pembangunan lingkungan
dan masyarakatnya termasuk pula dalam pembangunan kesehatan. Pada pelaksanaan
kegiatan posyandu, gerakan kebersihan lingkungan, gotong-royong pembasmian sarang
nyamuk dan lain-lainnya potensi karang taruna ini sangat besar.

14. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan pemerintah terdepan yang memberikan


pelayanan langsung kepada masyarakat. Sejalan dengan upaya pemerataan pelayanan
kesehatan di wilayah terpencil dan sukar dijangkau telah dikembangkan pelayanan
puskesmas dna puskesmas pembantu dalam kaitan ini dipandang selaku tempat rujukan
bagi jenis pelayanan dibawahnya yakni berbagai jenis UKBM sebagaimana tertera di atas
(Nurfaiziyunus, 2015).

Jenis Organisasi Masyarakat

Secara umum, berbagai jenis organisasi masyarakat yang ada dapat dirangkum dalam tiga
kelompok, yaitu:

1. Memperjuangkan kepentingan ekonomi, yaitu langsung berhubungan dengan


kepentingan usaha para anggotanya (misalnya kelompok usaha bersama/KUB, koperasi,
lembaga keuangan mikro)

2. Memperjuangkan kepentingan anggota yang senasib atau bertujuan sama (misalnya


himpunan/serikat nelayan, perkumpulan wanita nelayan); dan

3. Memperjuangkan kelestarian sumberdaya alam (kelompok pelestari terumbu karang,


kelompok masyarakat pengawas bakau, kelompok pengawas daerah perlindungan laut,
himpunan pecinta laut bersih).
Sebenarnya, tujuan akhir kelompok (b) dan (c) sama dengan kelompok (a), yaitu untuk
kepentingan ekonomi juga.

Tujuan jangka panjang pengorganisasian masyarakat ialah:

a) Meningkatkan peran-serta masyarakat dalam kegiatan sosial-ekonomi

b) Membentuk dan memperkuat organisasi-organisasi masyarakat dalam memanfaatkan dan


mengelola sumberdaya alam

c) Meningkatkan pendapatan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan


peluang mata pencarian sampingan dan pengganti secara berkelanjutan

d) Mengembangkan keterampilan dan kemampuan swadaya masyarakat melalui organisasi


mereka

e) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk melindungi dan memulihkan


sumberdaya alam; dan

f) Menggali dan mengembangkan teknologi terapan, tepatguna, murah, dan menggunakan


bahan yang dapat dengan mudah diperoleh dari daerah setempat.

Dalam setiap organisasi diperlukan pengurus, yaitu sebagian diantara anggota yang
diberi kepercayaan berdasarkan kesepakatan para anggota untuk menjalankan kegiatan
organisasi selama masa bakti tertentu. Susunan pengurus ialah ketua yang dipilih oleh
seluruh anggota, sekretaris dan bendahara yang ditunjuk oleh ketua ataupun dipilih oleh
anggota (yang tergantung pada kesepakatan anggota), dan boleh saja tambahan jabatan
lainnya sesuai dengan kebutuhan setempat, misalnya wakil ketua, ketua seksi, dan
seterusnya.

Siapa bertanggung jawab kepada siapa dinyatakan pada bagan organisasi yang
diperjelas dalam rincian tugas setiap jabatan pengurus. Dalam hal organisasi masyarakat
yang berkecimpung dalam kegiatan riil, misalnya kelompok usaha bersama atau kelompok
pelestari sumberdaya perikanan, jumlah anggota organisasi biasanya dibatasi antara 20
hingga 30 orang agar berhasilguna. Maksudnya, seluruh anggota dapat terlibat bersama-
sama.

Organisasi tersebut harus menetapkan sekretariat sebagai tempat pertemuan dan guna
memudahkan pihak luar organisasi apabila perlu menghubungi pengurus. Para anggota perlu
menyepakati nama organisasi mereka dan papan nama organisasi perlu dipasang di depan
sekretariat. Organisasi perlu menjalankan administrasi, misalnya mencatat surat keluar/
masuk, menyimpan dokumen (termasuk risalah pertemuan), informasi mengenai usaha
anggota, mencatat penerimaan dan pengeluaran keuangan organisasi, dan semacamnya.
Apabila dikehendaki, kartu anggota dapat diterbitkan. Organisasi masyarakat membutuhkan
pengakuan, misalnya pengesahan oleh Kepala Desa (misalnya kelompok masyarakat
pengawas bakau), berbadan hukum yang diterbitkan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil-
Menengah Kabupaten/Kota (misalnya koperasi perikanan), pengukuhan oleh Bupati
(misalnya kelompok pengelola bakau), dan sebagainya. Sejauh mana pengakuan tersebut
tergantung pada tahap kemajuan organisasi masyarakat dan apa manfaat pengakuan tersebut.

Macam-macam organisasi :

1. Berdasarkan proses pembentukannya :

a) Organisasi formal : Organisasi yang dibentuk secara sadar dengan tujuan-tujuan


tertentu, yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal (misalnya : AD, ART dan
peraturan tertulis).

b) Organisasi informal : Organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, dengan


tujuan yang juga tidak sepenuhnya disadari karena terjalin lewat hubungan-hubungan
pribadi yang tidak tertulis.

2. Berdasarkan kaitannya dengan pemerintah :

a) Organisasi resmi, organisasi yang dibentuk oleh (atau ada hubungannya dengan)
pemerintah, misalnya jawatan, lembaga pemerintah, perusahaan negara, dll.

b) Organisasi tidak resmi, organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah,
misalnya organisasi swasta.

3. Berdasarkan skala (ukuran) :

a) Organisasi besar

b) Organisasi sedang (menengah)

c) Organisasi kecil

4. Berdasarkan tujuan :

a) Public organization (organisasi pelayanan), organisasi sosial yang tujuan utamanya


untuk melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan untung-rugi; tujuannya adalah
layanan dan bukan laba. Misalnya pemerintah, yayasan, dll.

b) Komersil (mendapatkan laba)dan semua tindakannya selalu bermotifkan laba (profit


motive).

5. Berdasarkan organization chart (bagan organisasi) :


a) Berbentuk segitiga vertikal, pada bagan organisasi ini, manajemen puncak terdapat
pada puncak segitiga, semakin dekat ke puncak segitiga, jabatan semakin tinggi dan
sebaliknya. Bagan organisasi ini semakin ke bawah semakin melebar.

b) Berbentuk segitiga horisontal dari kiri ke kanan, manajemen puncak terdapat pada
sebelah kiri dan cara membacanya dari kiri ke kanan. Bagan ini melebar ke kanan,
berarti posisi yang paling kanan adalah kedudukan yang paling rendah.

c) Berbentuk lingkaran (circulair), menurut bagan ini puncak manajemen terdapat pada
pusat lingkaran; semakin dekat posisi jabatan ke pusat lingkaran, semakin penting
fungsinya (Isnatunnisa, 2012)

DAFTAR PUSTAKA

Isnatunnisa. (2012). PENGORGANISASIAN MASYARAKAT. Retrieved from


https://isnatunnisa-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/isnatunnisa.wordpress.com/2012/11/02/03-pengorganisasian-
masyarakat/amp/
Nurfaiziyunus. (2015). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Retrieved from
http://nurfaizinyunus.blogspot.com/2015/07/pemberdayaan-masyarakat.html?m=1
PPKN, D. (2019). Pengertian Pemberdayaan, Jenis, Tujuan dan Contohnya. Retrieved from
https://dosenppkn.com/pemberdayaan/
Sosiologi, D. (2018). “Pemberdayaan Masyarakat” Pengertian, Konsep, Jenis dan Tujuannya
Lengkap. Retrieved from https://dosensosiologi.com/pemberdayaan-masyarakat-pengertian-
konsep-jenis-dan-tujuannya-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai