(21040113120008)
(21040113120016)
(21040113120020)
(21040113120026)
(21040113120028)
(21040113120048)
(21040113120052)
(21040113120058)
(21040113120064)
(21040113130078)
(21040113140098)
(21040113140102)
(21040113130108)
(21040113130110)
(21040113130118)
(21040113140132)
ABSTRAK
PENDAHULUAN
memungkinkan barang disimpan sampai waktu yang dibutuhkan dan hal tersebut berarti
memberikan manfaat waktu(Schumer 1974).
Menurut Sugiyanto ( 2013) Pemilihan moda merupakan salah satu elemen penting
dalam perencanaan pemodelan transportasi. Pemilihan moda tertentu dalam kegiatan
industri akan memberikan kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Dalam hal ini, PT
Indocement merupakan industri yang akan menjadi studi kasus dari karya ilmiah ini.
Pembahasan mengenai moda transportasi dari PT Indocement dibagi menjadi dua piliha
moda, yaitu truk dan kereta api. Hal tersebut berkaitan dengan pilihan moda kereta api
oleh PT Indocement untuk distribusi ke wilayah Jawa Timur yang telah dimulai semenjak
tahun 2012, terlebih ke Kota Surabaya dan semakin digencarkan di pertengahan tahun
2014(Jauhari 2014).
Pada mulanya moda truk menjadi pilihan untuk distribusi PT Indocement oleh
perusahaan jasa pengiriman ekspedisi dikarenakan beberapa kelebihannya salah satunya
adalah tidak terikat oleh waktu dimana pengiriman dapat dilakukan kapan saja apabila
kuota pengiriman telah tercapai. Selain itu, pengiriman dengan truk juga lebih
memudahkan distribusi di mana dalam sekali angkut hasil produksi dapat disalurkan ke
lokasi tujuan. Adapun pilihan moda kereta api memiliki beberapa kelebihan berupa
kapasitas angkut yang besar, waktu perjalanan yang relatif cepat, bebas pungutan liar dan
keamanan serta keselamatan barang lebih terjamin.
PT Indocement memiliki 3 pabrik utama yang berada di Bogor, Cirebon dan
Kalimantan Selatan. Adapun terminal dari pabrik-pabrik tersebut (gudang) berada di
Jakarta, Surabaya, Banyuwangi, Bali, Lombok dan Samarinda. Karya ilmiah ini
membahas distribusi indutri Indocement dari pabrik yang berada di Kota Bogor ke Kota
Surabaya (Indocement 2013). Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah
untuk mengetahui efiseinsi distribusi berdasarkan minimasi biaya yang didasarkan dari
biaya angkut dengan moda transportasi truk dan kereta api bagi PT Indocement terkait
dengan pemilihan moda kereta api oleh PT Indocement yang telah dilakukan semenjak
tahun 2012 dan semakin digencarkan di pertengahan tahun 2014. Metode penulisan yang
digunakan penulis dalam karya ilmiah ilmiah ini adalah studi literatur atau kajian pustaka
dan review dari beberapa sumber. Berdasarkan kajian pustaka dan rivew yang telah
dirujuk, moda transportasi kereta api lebih efisien dan lebih hemat bagi distribusi produk
PT Indocement, Bogor ke Kota Surabaya dikarenakan biaya angkut kereta api yang lebih
murah.
Karya ilmiah ini membahas efiseinsi dan biaya angkut untuk distribusi dengan moda
transportasi truk dan kereta api, di mana kedua moda tersebut merupakan moda yang
menjadi pilihan PT Indocement. Efisiensi distribusi diperhitungkan berdasarkan biaya
angkut untuk distribusi ke terminal(gudang) yang berada di Kota Surabaya. Bagian
pertama dari karya ilmiah ini membahas tentang analisis umum moda distribusi. Analisis
tersebut mencakup kelebihan dan kekurangan dari moda distribusi produk, yaitu truk dan
kereta api. Bagian kedua berisi perhitungan biaya angkut untuk distribusi oleh masingmasing moda. Bagian kedua menunjukkan biaya distribusi dari moda truk dan kereta api
sehingga didapatkan angka biaya angkut untuk distribusi yang lebih hemat dari
keduanya. Adapun bagian ketiga membahas pemaksimalan kegiatan distribusi dengan
moda yang tepat dan sarana yang memadahi.
Pertumbuhan angkutan kereta api yang dilakukan oleh PT KAI (Persero), baik
karena penumpang maupun barang menunjukkan peningkatan dari tahun 2004 hingga
2008 (Wihadatul Amaniyah 2013). Evolusi dalam perkeretaapian di Indonesia turut
membawa dampak positif bagi sektor industri khususnya dalam sektor pengangkutan
barang. Adapun untuk pengiriman volume besar dan jarak jauh, moda kereta api dinilai
lebih efisien dan ramah lnigkungan bila dibandingkan dengan moda truk karena cost per
unit lebih rendah dan non-value added cost. Terdapat banyak peluang bisnis logistik yang
dapat dimanfaatkan dari penggunaan moda kereta api. Adapun contohnya yaitu investasi
pengoperasian moda pemandu (picking, dooring, forwarding) dapat lebih kecil daripada
pembelian unit moda truk antarkota yang dilayani kereta api. Selain itu, kereta api
dikenal sebagai moda transportasi yang memiliki berbagai keunggulan, antara lain: hemat
energi, hemat lahan, bersahabat dengan lingkungan, tingkat keselamatan tinggi, mampu
mengangkut dalan volume besar dan massal, serta adaptif terhadap perkembangan
teknologi(Susantono 2014).
Beberapa keunggulan moda transportasi kereta api yang lain diantaranya:
memungkinkan jangkauan pelayanan transportasi barang dan orang untuk jarak pendek,
sedang, dan jauh dengan kapasitas angkut yang besar, penggunaan energi relatif kecil,
dan kehandalan keselamatan perjalanan lebih baik dibandingkan dengan moda lain. Hal
ini karena kereta api mempunyai jalur tersendiri yaitu berupa jalan rel, dan fasilitas
terminal yang tersendiri pula sehingga tidak terpengaruh oleh kegiatan lalulintas
transportasi non-kereta api, yang dengan demikian terjadinya konflik dengan moda lain
sangat kecil. Selain itu, moda kereta api mempunyai kehandalan dalam ketepatan waktu.
Hal ini dikarenakan kereta api mempunyai jalur sendiri sehingga memungkinkan
kecepatan yang relatif konstan, sehingga memudahkan dalam pengaturan waktu
perjalanan. Perjalanan kereta api juga tidak begitu terpengaruh oleh keadaan cuaca, dan
ekonomis dalam hal penggunaan ruang untuk jalurnya dibandingkan dengan moda
transportasi darat lainnya (Yunani 2014).
Meskipun moda kereta api mempunyai banyak kelebihan bila dibandingkan dengan
moda transportasi darat lainnya, kereta api juga memiliki beberapa kekurangan, yakni
alih muatan ke/dari moda angkutan yang lain di tengah perjalanan menurunkan efisiensi
waktu serta efektivitas biaya, perkeretaapian padat karya (labour intensive) menyebabkan
hubungan kerja industrial sering terganggu. Adapun kelemahan moda kereta api,
diantaranya: memerlukan fasilitas sarana-prasarana yang khusus (tersendiri) yang tidak
bisa digunakan oleh moda transportasi yang lain.
Adapun kelebihan dari moda transportasi truk adalah tidak adanya ikatan oleh waktu
dimana pengiriman dapat dilakukan kapan saja apabila kuota pengiriman telah
tercapai(Danar Kusumatandianma n.d.). Selain itu, truk tidak membutuhkan peralatan
dan biaya untuk bongkar-muat(Moda et al. 2011). Adapun kekurangan dari moda truk
antaralain resiko kecelakaan yang tinggi, waktu tempuh yang lama dan adanya biaya
pungutan liar yang terdapat di beberapa spot sepanjang jalan yang dilewati
truk(Pambagio n.d.).
Adapun biaya sewa untuk tiap kereta api untuk pengiriman ke gudang dari stasiun
oleh truk adalah Rp 1.500.000,- dan biaya tiap bongkar muat sebanyak Rp 200.000,Berdasarkan data di atas, perhitungan biaya distribusi PT Indocement, Bogor ke Kota
Surabaya dirinci sebagai berikut :
Biaya distribusi menggunakan moda truk
32055000kg/45000kg
= 713
(angkutan)
Biaya angkut
7138juta
= 5704 (dalam juta rupiah)
Biaya angkut truk Rp 5.704.000.000,Biaya distribusi menggunakan moda kereta
32055000kg/27000kg
= 1188 (gerbong)
Biaya angkut
11883juta
Biaya untuk sewa truk
Biaya bongkar muat
Biaya total
Biaya angkut kereta api Rp 4.776.100.000,Berdasarkan perhitungan biaya distribusi di atas dapat diketahui bahwa biaya distribusi
PT Indocement ke kota Surabaya dapat lebih efisien dan hemat apabila dilakukan
menggunakan moda kereta api. Perhitungan tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan
jarak, topografi dan waktu pengiriman.
Kegiatan Industri memiliki hubungan yang erat dengan transportasi, di mana dalam
hal ini transportasi menjadi aspek utama penunjang mobilitas dari undustri tersebut,
termasuk kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi dapat dilakukan dengan maksimal(low
cost an efisien) apabila dilakukan dengan moda transportasi yang tepat dan sesuai dengan
kondisi topografi jalur distribusi. Prasarana yang menunjang transportasi dalam hal ini
juga sangat diperhitngkan dalam penentuan moda transportasi untuk distribusi.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Danar Kusumatandianma, Harsya Aditama, Harnen Sulistio, A.W., Model
Pemilihan Moda Antara KA dan Truk untuk Pengiriman Barang
Koridor Surabaya- Jakarta. Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
Indocement, P., 2013. Annual Report PT Indocement 2013. Available at:
http://www.indocement.co.id/userfiles/file/Annual Report/2013/AR
2013 Indocement.pdf.
Jauhari, A., 2014. KAI terus kembangkan jasa kereta barang. Bogor
Antara
News.
Available
at:
http://bogor.antaranews.com/berita/8696/kai-terus-kembangkan-jasakereta-barang.
Moda, M. et al., 2011. Studi Komparatif Angkutan Barang Menggunakan
Moda Laut dan Darat di Pulau Jawa. Teknik Perkapalan Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro, 32(3).
Pambagio, A., Persoalan Klasik Pelabuhan Merak. Protes Publik, p.7.
Available at: http://protespublik.com/category/artikel-protes/page/7/
[Accessed November 10, 2014].
Schumer, 1974. Planning for Public Transport, Hutchinson London.