Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

Penanganan Gigitan Anjing Pada Anak Untuk


Mencegah Rabies

OLEH
NI LUH PUTU SANTI SRININGSIH
NI KADEK MEGA YANTI
NI WAYAN KRISMA ANDIANI

TINGKAT 1.2 D III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

PENANGANAN GIGITAN ANJING PADA ANAK UNTUK


MENCEGAH RABIES
Latar Belakang
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan rata-rata di Asia ada 50.000 kasus
gigitan rabies pertahunnya. Sehingga dalam forum Regional Zoonotic Meeting SEARO yang
berlangsung di Jakarta pada November 2007 lalu, rabies ditetapkan sebagai penyakit prioritas
kedua setelah Avian Influenza.
Rabies merupakan penyakit mematikan yang ditularkan lewat gigitan anjing dimana masa
inkubasi rabies setelah digigit anjing bisa berlangsung selama beberapa minggu, bulan atau
setahun, dengan gejala awal yang mirip penyakit flu biasa seperti kepala pusing, kelelahan dan
demam. Jika rabies telah memasuki fase lanjut, penderita akan mengalami masalah pernafasan,
takut air (hidrofobia), kelumpuhan dan koma.
Dari kasus gigitan tersebut, tingkat kematian akibat rabies di Indonesia menduduki
peringkat kelima di Asia dengan rata-rata 125 kasus pertahun.
Kasus kematian disebabkan oleh rabies di negara Asia terbanyak adalah di India yakni 20.00030.000 kasus pertahun, Vietnam (rata-rata 9.000 kasus pertahun), China (rata-rata 2.500 kasus
pertahun), Filipina (200-300 kasus pertahun) dan Indonesia (rata-rata 125 kasus pertahun).
Berdasarkan Data Kementerian Kesehatan, sekitar 24 Provinsi wilayah Indonesia masih
belum bebas dari rabies. Daerah tersebut meliputi: Pulau Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung), Pulau Sulawesi (Gorontalo, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara), Pulau Kalimantan
(Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur), Nusa Tenggara Timur (Pulau
Flores), Propinsi Maluku (Kota Ambon dan Pulau Seram) dan Pulau Bali.
99% kasus ini ditularkan melalui anjing, sisanya melalui monyet, kucing, dan kelelawar. Gigitan
anjing paling sering ditemukan pada anak-anak, khususnya anak laki-laki dalam rentang usia
antara 5-9 tahun. Menurut perkiraan, sekitar setengah dari semua anak-anak akan mengalami
digigit anjing dalam saat-saat tertentu selama hidup mereka, biasanya dengan anjing keluarga,
anjing milik tetangga, atau anjing peliharaan teman.

Pengertian Rabies
Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan
oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera,
rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila. (Wikipedia)
Penyebab Rabies
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus
Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae adalah hanya memiliki satu utas
negatif RNA yang tidak bersegmen. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan
sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis.
Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lain rakun (Procyon lotor)
dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan
anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat
rabies yang masih tinggi Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau
manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit
yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang
belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke
jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur. Hewan yang terinfeksi
bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang. Pada rabies buas/ ganas, hewan
yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus
menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada rabies jinak/tenang,
hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di
tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan.
Penyebab Anak-Anak Sering Tergigit Anjing
1. Anak-anak suka bermain dengan anjing
2. Anak-anak sering melakukan tindakan kekerasan pada anjing, seperti memukul-mukul
anjing
3. Anak-anak suka mengganggu anjing yang sedang tidur atau makan
4. Anak-anak tidak bisa menghindar bila bertemu dengan anjing yang galak

5. Anak-anak suka mendekati anjing-anjing yang tidak dikenal karena lucu

Hal-Hal Yang Dapat Dilakukan Untuk Menghindarkan Anak-Anak Dari Gigitan Anjing
1. Jangan meninggalkan anak-anak bermain dengan anjing tanpa pengawasan, apa pun ras
dan perilaku si anjing sebelumnya.
2. Ajari anak untuk menghormati ruang pribadi (privasi) anjing mereka misalnya ketika
anjing sedang makan atau tidur di kennel (kandang anjing) atau di tempat tidur mereka.
3. Ajarkan anak untuk tidak merebut mainan, tulang, atau makanan dari mulut anjing.
4. Ajarkan anak untuk tidak mendekati anjing yang tidak dikenal tanpa pengawasan. Anak
anjing memang lucu dan menarik, tetapi gigi mereka cukup tajam.
Penanganan Pertama Luka Gigitan Anjing Pada Anak
1. Segeralah mencuci luka bekas gigitan secara menyeluruh dengan air hangat dan digosok
dengan sabun cair selama beberapa kurang lebih 10-15 menit.
2. Bila luka terbuka, tekanlah sedikit untuk mengeluarkan darah dari luka agar dapat
dibersihkan lebih lanjut.
3. Beri antiseptik alkohol 70% atau betadin
4. Bawa ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies
(VAR)

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2014. Rabies. http://id.wikipedia.org/wiki/Rabies (diakses tanggal 20 September


2014)
Tim Hello Doctor. 2014. Pertolongan Pertama: Digigit Anjing? Ini yang Perlu Anda Ketahui!.
https://www.hellodoctor.co.id/pertolongan-pertama-digigit-anjing-ini-yang-perlu-andaketahui/ (diakses tanggal 20 September 2014)
Sahat D M. 2012 . Mengevaluasi Target Indonesia Bebas Rabies 2020. http://anjinglucu.blogspot.com/2012/09/mengevaluasi-target-indonesia-bebas.html (diakses tanggal 20
September 2014)

Anda mungkin juga menyukai