Anda di halaman 1dari 18

RABIES

KELOMPOK
3 ADE KARTIKA SARI
MEYLISA TANDILANGA
MISKE INDRIANI
FITRIA RAMADHANI
RYZA JAZID B. N.
ELSA PALINGGI
TUTI HANDAYANI
FITRIANI SUKARDI
SRI SUMARNI MARSUKI
USWATUN HASANAH
ANDI AHMAD SYARIF
L Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies, yang

A menyerang sistem saraf pusat, yang ditularkan melalui gigitan hewan


seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan serigala yang di
T dalam tubuhnya mengandung virus Rabies.
A
Secara global, rabies adalah penyebab utama kesepuluh kematian akibat
R
infeksi pada manusia. Di Asia, kasus kematian akibat rabies yaitu
berjumlah 50.000 kematian per tahun.
B
Penyakit dengan CFR tinggi ini terus menyebar ke berbagai wilayah di
E
Indonesia. Sampai akhir tahun 2009, daerah tertular rabies adalah 24
L provinsi dari 33 provinsi di Indonesia, temasuk Provinsi Sulawesi Selatan.
A
Kejadian rabies di Sulawesi Selatan pertama kali dilaporkan pada tahun
K 1958 setelah diagnosis laboratorium menyatakan anjing yang menggigit
A korban positif rabies. Target daerah bebas yang telah dicanangkan sejak

N tahun 1998 hingga tahun 2009 masih belum dapat dicapai, bahkan
kasus rabies cenderung meluas.
G
D Menurut District Health Department, Rabies adalah penyakit
akibat virus yang mempengaruhi sistem saraf pusat melalui

E gigitan. Virus ditransmisikan dalam air liur hewan yang terinfeksi.

F Secara umum, Rabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit


menular akut yang disebabkan oleh virus rabies yang menyerang susunan

I syaraf pusat penderitanya. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan hewan


penular rabies terutama anjing, kucing dan kera (hewan berdarah

N panas). Penyakit ini juga dapat ditularkan langsung kepada manusia


melalui kontak gigitan atau lebih dikenal dengan istilah direct zoonosis.

I
S
I
S
E
Rabies pertama kali dilaporkan di Indonesia oleh Schoorl (1884) di
Jakarta pada seekor kuda, kemudian oleh JW Esser (1889) di Bekasi
pada seekor kerbau. Setelah Penning (1890) menemukan Rabies pada

J anjing, Rabies ini menjadi penyakit yang popular di Indonesia (Hindia


Belanda saat itu).

A Rabies pada manusia dilaporkan lebih belakangan yaitu oleh de Haan


pada tahun 1894. Pada 1945-1980, Rabies ditemukan di Jawa Tengah

R dan Jawa Timur (1953), Sulawesi Utara (1956), Sumatera Selatan


(1959), Lampung (1969), Jambi dan Yogyakarta (1971), DKI Jaya dan

A Bengkulu (1972). Kalimantan Timur (1974), Riau (1975), dan


Kalimantan Tengah (1978).

H
A Penyebab Rabies adalah virus Rabies dari famili Rhabdoviridae. Virus
G rabies dikategorikan dengan genus Lyssavirus (dari bahasa Yunani yang

E berarti "kegilaan").

N
Spesies ini berbentuk silinder
T berbentuk peluru, dibulatkan pada
salah satu ujungnya dan diratakan
di ujung lainnya.
P
Virus rabies memiliki rentang
E panjang 100-430 nm Hewan berdarah panas rentan
N (nanometer) dan dengan diameter terhadap virus Rabies, kebanyakan
45 sampai 100 nanometer.
Y adalah hewan menyusui. Selain
hewan berdarah panas, manusia
A juga rentan terhadap virus Rabies.
K Di Indonesia hanya anjing, kucing

I dan kera yang potensial sebagai


penyebar Rabies.
T
G Gejala klinis akan terlihat setelah masa inkubasi, sedang lama masa
inkubasi setiap individu berbeda-beda,biasanya 2-8 minggu. Banyaknya
E
virus, spesies, kedalaman gigitan, banyaknya luka dan kedekatan dengan
J SSP menentukan lama inkubasi.
A
L Gejala klinis yang biasa terjadi pada hewan ialah depresi, kurang nafsu

A makan, spasmus otot, hipersalivasi dan gigi gemertak. Sedangkan, pada


manusia dimulai dengan tanda-tanda sakit kepala, gelisah, demam, dan
ketakutan. Keadaan abdormal seperti rasa sakit, gatal dam terasa
K terbakar disekitar luka gigitan merupakan 80% ciri utama.

L
I Ciri khusus yang terjadi pada anjing dan manusia adalah gejala
hidrophobia (takut air). Pada stadium akhir, hewan dan manusia peka
N terhadap sinar, suara dan gerakan secara tiba-tiba, timbul sembelit dan
I kolaps. Di akhir gejala, karena adanya kelumpuhan otot sehingga hewan

S dan manuusia sering terhuyung-huyung akhirnya jatuh, koma, dan mati.


C
A
R
A

P
E
N
U
L
A
R
A
N
E
P
I
D
E Di Asia 50.000 kematian Per Tahun

M
I
O
L
O
G
I
E
P
I
D
E
M
I Di India 20.000 – 30.000 kematian Per Tahun

O
L
O
G
I
E
P
I
D
E
M
Di Cina 2.500 kematian Per Tahun
I
O
L
O
G
I
E
P
I
D
E
M
I Di Vietnam 90.000 kematian Per Tahun
O
L
O
G
I
E
P
I
D
E
M
I
Di Filipina 200 kematian Per Tahun
O
L
O
G
I
E
P
I
D
E
M
I
O Di Indonesia 143 kematian Per Tahun
L
O
G
I
E
P
I
D
E
M
I
O
L
O
G
I
E
P
I
D
E
M
I
O
L
O
G
I Sumber: Depkes,Sulsel, 2010
P
E
N
C
E
G
A
H
A
N
P Menurut Direktorat Kesehatan Hewan (2007) kebijakan memberantas
rabies dilaksanakan dengan alasan utama untuk perlindungan kehidupan
E manusia dan mencegah penyebaran ke hewan lokal dan satwaliar. Hal ini
dapat dicapai dengan menjalankan gabungan atau kombinasi strategi di
N bawah ini:

C 1. Karantina dan pengawasan lalu lintas terhadap hewan penular rabies


di wilayah/daerah untuk mencegah penyebaran penyakit;

E 2. Pemusnahan hewan tertular dan hewan yang kontak untuk mencegah


sumber virus rabies yang paling berbahaya;

G 3. Vaksinasi semua hewan yang dipelihara di daerah tertular untuk


melindungi hewan terhadap infeksi dan mengurangi kontak terhadap
A manusia;
4. Penelusuran dan surveilans untuk menentukan sumber penularan dan
H arah pembebasan dari penyakit.
5. Kampanye peningkatan kesadaran masyarakat (publik awareness)
A untuk memfasilitasi kerjasama masyarakat terutama dari pemilik

N hewan dan komunitas yang terkait.


T
E
R
I
M
A

K
A
S
I
H

Anda mungkin juga menyukai