B. Dasar hukum :
-
PP No. 44 Pasal 29
utama
berpasangan
jauh
untuk
secara
kendaraan
(1)
(2)
meter
untuk
kendaraan
b. 100
meter
untuk
kendaraan
Pasal 63
semetris
terhadap
dengan
sesamanya
persyaratan
Pasal 64
(2)
KM 63 thn 1993
Pasal 9
(1)
: Kemampuan
bermotor
panacar
kendaraan
ditentukan
serendah-
Catatan :
-
y = tg 10 09 x 1000
0, 020 x 1000 = 20 cm
Tg 00 34 = x/10 m ( 1000 cm )
X = tg 00 34 x 1000
C. Cara menguji
Pengemudi
pengemudi,
didalam
menyalakan
ruang
sorotan
kondisi,
fungsi
dan
dudukan lampu.
D. Alasan penolakan
mesin
mati.
Pengemudi
lampu,
jalankan
alat
: lampu
tidak
ada,
lampu
tidak
: Kendaraan
kontak
dibuka
tetapi
didepan
kondisi
kendaraan,
dan
dudukan
lampu.
B. Alasan penolakan
catatan : lampu dan bagian dudukan tidak boleh melewati sisi depan kendaraan
lebih dari pada yang dapat dihindari, tidak boleh mengurangi penglihatan
atau efisiensi lampu wajib serta plat nomor tidak boleh melebihi tinggi
kap mesin, pemasangan harus simetris dan sama tingginya.
: untuk
menerangi
jalan
didepan
(1)
utama
berpasangan
jauh
untuk
secara
kendaraan
(1)
cuaca
cerah
sekurang-
: Tepi
terluar
penyinaran
dari
lampu
permukaan
utama
dekat
dari
sisi
bagian
terluar
kendaraan.
Pasal 63
semetris
terhadap
dengan
sesamanya
persyaratan
Pasal 64
(2)
C. Cara mengujinya
: kendaraan
kontak
dibuka
tetapi
Penguji
berada
didepan
menjalankan
lampu,
jalankan
alat
alat
Catatan : Untuk uji manual dengan menggunakan tongkat dan ukur tinggi lampu ambil
jarak 10 m dari lampu depan atau utama dengan tongkat dan ukur tinggi lampu
kemudian beri tanda pada tongkat, nyalakan lampu dip dan lihatlah ke lampu
dari tongkat sambil menggerakan kepala perlahan-lahan kebawah sampai ada
efek menyilaukan, ukurlah tingginya pada tongkat tersebut. (hanya untuk jenis
lampu non sealed beam).
B. Dasar Hukum ;
-
PP Nomor 44
Pasal 52
(1)
titik
penyinaran
tertinggi
tidak
permukaan
melebihi
titik
pasal 53
Pasal 63
semetris
terhadap
dengan
sesamanya
persyaratan
Pasal 64
(2)
C. Cara menguji
menyalakan
lampu.
: sebagai
tanda
atau
identitas
B. Dasar Hukum
-
posisi
depan
secara
berpasangan;
f. lampu posisi belakang secara
berpasangan .
Pasal 34
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 63
semetris
terhadap
b. Simetris
dengan
sesamanya
persyaratan
(1)
dapat
dinyalakan
atau
: Kereta
gandengan
dan
kereta
dan
alat
pemantul
cahaya meliputi :
c. Lampu
posisi
depan
secara
(1)
(2)
bagian
depan
kereta
: kendaraan
dalam
keadaan
mati,
lampu
dan
penguji
kondisi
lampu
dan
itu
mengetahui
apakah
: sebagai
tanda/identitas
kendaraan
(1)
Pasal 35
(1)
(2)
: Lampu
posisi
belakang
pada
semetris
terhadap
dengan
sesamanya
persyaratan
Pasal 64
(1)
dapat
dinyalakan
atau
(1)
genap
dan
berwarna
(3)
atau
lebih
lampu
posisi
dalam
posisi
mati,
belakang.
C. Cara menguji
: kendaraan
pengemudi
didalam
ruang
pengemudi
menyalakan
lampu,
penguji
dibelakang
kendaraan,
B. Dasar Hukum
-
B. Dasar Hukumnya
-
PP Nomor 44 :
Pasal 29
(h)
: lampu
penerangan
kendaraan
tanda
bagian
nomor
belakang
kendaraan.
Pasal 37
dipasang
dengan
baik
yang
dan
alat
pemantul
meliputi
lampu
semetris
terhadap
dengan
sesamanya
g. Memenuhi
persyaratan
(1)
dapat
dinyalakan
atau
dibelakang
kendaraan.
berfungsi
dan
cukup
berkerja
penerangan
dan
dapat
tidak
ckup,
menyilaukan
B. Dasar Hukum
-
Lampu menyala saat gigi maju dimasukan atau pada saat netral.
Jarak antara lampu kabut belakang dan lampu rem harus lebih
besar dari 100 mm, diukur dari batas permukaan penyinaran
lampu.
penunjuk
arah
secara
Lampu
isyarat
peringatan
bahaya
Kereta
gandengan
dan
kereta
dan
alat
pemantul
: sebagai
tanda/pemantul
terhadap
Pasal 40
merah
dan
dipasang
dibelakang kendaraan.
2. Pemantul cahaya harus dapat
dilihat oleh pengemudi kendaraan
lain yang ada di belakang, pada
malam hari dengan cuaca cerah
dengan
jarak
sekurang-kurangnya
bentuk
segitiga
secara
berpasangan.
(h) Alat pemantul cahaya warna putih
yang tidak berbentuk segitiga secara
berpasangan.
Pasal 61 ( 1 )
54
berwarna
(g),
bejumlah
merah
dan
genap
berbentuk
belakang
kendaraan
gandengan.
2) Pemantul cahaya dapat dilihat oleh
pengemudi yang ada dibelakang pada
waktu malam hari dalam cuaca cerah
dari jarak 100 meter terkena sinar
lampu
utama
kendaraan
dibelakangnya.
3) Titik sudut terluar pemantul cahaya
tidak melebihi 100 meter mili dari sisi
terluar kereta gandengan.
4) Kereta gandengan yang lebarnya
tida
melebihi
800
mili
meter
Pasal 62
dengan
jarak
tidak
B. Cara menguji
: kendaraan
kontaknya
mesinnya
mati,
di
buka,
pengemudi
tambahan
terpasang
menyilaukan
dan
tidak