1. Judul Kegiatan :TEROLASO:Teknologi Akselerometer pada Lampu Sein Otomatis Sepeda Motor 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-M (X) PKM-KC ( ) PKM-K ( ) PKM-T
3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Awwah Halim b. NIM : 1106052594 c. Jurusan : Teknik Elektro d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Indonesia e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl.Situ Indah no.60 rt07/10 Kelapa Dua, Depok, 16951 085710510107 f. Alamat email : awwah.halim@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Abdul Muis S.T., M.Eng b. NIDN : 197509011999031003 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Perumahan Raffless Hills, Blok EG5 No.2 Cibubur, Depok Hp: 0811978601 6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp 5.865.000,- 7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan
Depok, 19 juni 2013
Menyetujui Ketua Departemen Teknik Elektro Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Drs. Kamarudin M.Si) NIP. 197010251998021001 (Dr. Abdul Muis S.T., M.Eng) NIDN. 197509011999031003 iii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..........................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-KC ............................................... ii JUDUL KEGIATAN ....................................................................................... iii LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................. 1 PERUMUSAN MASALAH ............................................................................. 2 TUJUAN ........................................................................................................... 2 LUARAN YANG DIHARAPKAN .................................................................. 2 KEGUNAAN .................................................................................................... 3 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3 METODE PELAKSANAAN ........................................................................... 7 JADWAL KEGIATAN ..................................................................................... 9 RANCANGAN BIAYA ................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10 LAMPIRAN .................................................................................................... 10
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Arah tiga sumbu yang dimiliki akselerometer ...................................... 3 Gambar 2. Diagram Kelistrikan Sepeda Motor....................................................... 5 Gambar 3. Diagram alur kinerja alat ....................................................................... 6 Gambar 4. Diagram Metode Pelaksanaan ............................................................... 7
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 9 Tabel 2. Rancangan Biaya....................................................................................... 9
1
A. JUDUL KEGIATAN TEROLASO: Teknologi Akselerometer pada Lampu Sein Otomatis B. LATAR BELAKANG MASALAH Kendaraaan beroda dua merupakan kendaraan bermotor yang paling banyak digunakan sebagian besar masyarakat Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat jumlah kendaraan bermotor roda dua pada tahun 2010 mencapai 61.078.188 dari total kendaraan bermotor sebanyak 76.907.127 unit (http://www.bps.go.id). Hal ini dikarenakan kendaraan bermotor roda dua memiliki mobilitas yang tinggi dengan dimensi yang relatif lebih kecil dibanding kendaraan bermotor lain sehingga kendaraan roda dua mampu melewati kemacetan dan jalanan yang sempit. Namun dengan tingginya mobilitas, semakin tinggi pula tingkat resiko kecelakaanya. Tingginya resiko kecelakaan pada kendaraan bermotor roda dua ini mengurangi kenyamanan pengendara yang menggunakannya. Padahal setiap pengguna jalan tentunya ingin perjalanannya nyaman dan sampai tujuan dengan selamat. Untuk mengurangi resiko kecelakaan tersebut, setiap kendaraan bermotor diberikan perangkat tambahan seperti klakson (horn) dan lampu (lamp) sebagai alat komunikasi dengan kendaraan lain. Perangkat tambahan ini mempermudah pengendara untuk berkomunikasi tanpa harus berbicara kepada pengguna jalan lain ketika pengendara ingin mendahului, berhenti, menepi, dan berbelok. Ketika akan berbelok, pengendara cukup menyalakan lampu sein untuk menyatakan bahwa pengendara tersebut akan berbelok. Namun alat komunikasi untuk berbelok ini terkadang masih menimbulkan masalah. Ada saja pengguna kendaraan bermotor roda dua yang terlupa untuk menyalakan lampu sein ketika hendak berbelok dan mematikannya setelah berbelok. Hal ini tentunya menyebabkan komunikasi dengan pengendara lain tidak berjalan dengan baik dan mengganggu kenyamanan pengendara lain bahkan dapat berakibat fatal seperti kecelakaan. Kealpaan ini dapat diatasi dengan menggunakan lampu sein yang dapat menyala dan mati dengan sendirinya (otomatis). Saat ini belum ada kendaraan bermotor yang memiliki fitur untuk menyalakan lampu sein secara otomatis, namun fitur mematikan lampu sein secara otomatis sudah ada seperti pada mobil. Salah satu perusahaan otomotif dari India juga sudah menerapkan lampu sein mati otomatis ini pada kendaraan bermotor roda dua. Prinsip sensor switch sein otomatis pada kendaraan bermotor roda dua ini menggunakan kedua plat pada kemudi yang saling bertemu. Apabila dua plat tersebut berjauhan, pada posisi ini kemudi dalam kondisi berbelok. Namun jika kedua plat bertemu, maka kemudi dalam posisi lurus. Ketika hendak berbelok, pengendara wajib menyalakan lampu sein pada jarak tertentu sebelum sampai pada titik belok, pada kondisi ini switch sudah mulai bekerja namun kondisi kemudi masih cenderung lurus sehingga besar kemungkinannya untuk kedua plat bertemu lagi dan switch mematikan lampu sein yang sudah menyala, sementara kendaraan tersebut belum berbelok. Pengendara yang tidak menyadarinya akan berbelok dengan kondisi lampu sein mati. Kejadian seperti ini membuat salah paham pengendara lain bahkan menyebabkan kecelakaan. Sensor switch ini juga tidak bekerja maksimal ketika kendaraan bermotor roda dua berbelok dengan memiringkannya dan dengan sedikit pergeseran sudut kemudi. Sensor ini bekerja ketika kedua plat sudah berjauhan, 2
sementara ketika berbelok dengan memiringkan kendaraan kedua plat tidak mengalami perpindahan yang cukup jauh sehingga switch sensor tidak bekerja dan tidak mematikan lampu sein. Sehingga fitur yang diberikan oleh perusahaan otomotif dari India ini belum memberikan solusi yang maksimal. Untuk itu kendaraan bermotor roda dua memerlukan sebuah perangkat tambahan untuk dapat menyalakan dan mematikan lampu sein secara otomatis yang juga mampu mengenali posisi kendaraan agar dapat memastikan bahwa kendaraan tersebut telah selesai berbelok sehingga lampu sein dapat mati sesuai dengan yang diharapkan. Alat ini merupakan penerapan teknologi akselerometer yang sensitif terhadap perubahan posisi. Akselerometer akan diletakkan pada kemudi kendaraan untuk mengetahui kemiringan dan posisi kemudi kendaraan roda dua. Dengan mengetahui keadaan tersebut, alat ini dapat mengetahui bahwa kendaraan akan atau sudah selesai berbelok. Desain alat ini cukup sederhana sehingga mudah untuk dipasang pada kendaraan bermotor roda dua. C. PERUMUSAN MASALAH Apa perangkat yang tepat untuk diterapkan dalam kendaraan bermotor roda dua sehingga mampu menyalakan dan mematikan lampu sein secara otomatis dengan tepat? D. TUJUAN Membuat alat yang mampu menyalakan dan mematikan lampu sein secara otomatis agar masyarakat tidak perlu untuk khawatir lupa menyalakan dan mematikan lampu seinnya.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan adalah sebuah alat TERO LASO (Teknologi Akselerometer pada Lampu Sein Otomatis). TERO LASO menggunakan sensor akselerometer yang dilengkapi dengan rangkaian penunjang sebagai otaknya. Sensor akselerometer akan membaca kondisi motor, kemudian rangkaian penunjang yang akan memberikan kesimpulan dari kondisi motor tersebut. Rangkaian penunjang juga yang akan memberikan perintah eksekusi kepada alat sebagai bentuk out put dari kesimpulan kondisi motor. Untuk dapat menyalakan dan mematikan lampu sein secara otomatis, TERO LASO dihubungkan langsung dengan kabel switch lampu sein. Alat ini dipasang tepat di tengah kemudi yang merupakan titik paling sensitif terhadap perubahan posisi kendaraan roda dua yang digunakan. Alat ini akan membaca posisi kemudi bedasarkan tiga sumbu garis. Garis Z untuk membaca kemiringan kanan dan kiri, garis Y untuk membaca posisi tanjakan dan turunan, dan garis X untuk membaca posisi kemudi kanan dan kiri. Kombinasi data dari ketiga garis ini akan diolah dengan algoritma berbahasa C yang sudah diprogram terlebih dahulu. Hasil dari pengolahan algoritma tersebut akan menarik kesimpulan terkait posisi motor, apakah kendaraan akan berbelok atau sudah selesai berbelok. Ketika disimpulkan bahwa kendaraan akan berbelok, maka TERO LASO akan menyalakan lampu sein. Dan ketika pengolahan data menyimpulkan bahwa kendaraan selesai berbelok, TERO LASO akan mematikan 3
lampu sein secara otomatis sehingga pengendara tidak perlu mematikan lampu sein lagi. Namun jika kesimpulannya menyatakan kendaraan belum selesai berbelok, maka lampu sein akan tetap menyala hingga batas waktu yang ditentukan. F. KEGUNAAN Membantu masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor roda dua, sehingga lebih konsentrasi terhadap jalan baik sebelum berbelok maupun selesai berbelok dan mengurangi resiko kecelakaan.
G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Akselerometer Akselerometer adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur getaran, ataupun untuk mengukur percepatan akibat gravitasi bumi. Akselerometer memiliki tiga sumbu (3-axis), sumbu X untuk mendeteksi kanan-kiri, sumbu Y untuk mendeteksi depan- belakang, dan sumbu Z untuk mendeteksi atas bawah.
Gambar 1. Arah tiga sumbu yang dimiliki akselerometer
Prinsip kerja dari sensor ini berdasarkan hukum fisika bahwa apabila suatu konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan magnet digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada konduktor tersebut. Akselerometer yang diletakan di permukaan bumi dapat mendeteksi percepatan 1g (ukuran gravitasi bumi) pada titik vertikalnya, untuk percepatan yang dikarenakan oleh pergerakan horizontal maka akselerometer akan mengukur percepatannya secara langsung ketika bergerak secara horizontal.
Tipe Akselerometer Capacitive: lempengan metal pada sensor memproduksi sejumlah kapasitansi, perubahan kapasitansi akan mempengaruhi percepatan Piezoelectric: kristal piezoelectric yang terdapat pada akselerometer jenis ini mengeluarkan tegangan yang selanjutnya dikonversi menjadi percepatan Piezoresistive: lempengan yang secara resistan akan berubah sesuai dengan perubahan percepatan Hall effect: percepatan yang dirubah menjadi sinyal elektrik dengan cara mengukur setiap perubahan pergerakan yang terjadi pada daerah yang terinduksi magnet. 4
Magnetoresistive: Perubahan percepatan diketahui berdasarkan resistivitas material karena adanya daerah yang terinduksi magnet Heat Transfer: percepatan dapat diketahui dari lokasi sebuah benda yang dipanaskan dan diukur ketika terjadi percepatan dengan sensor temperature
2. Kelistrikan Otomotif A. Definisi Sistem Kelistrikan Otomotif Sistem kelistrikan otomotif adalah instalasi dari berbagai rangkaian penerangan pada kendaraan. Rangkaian sistem kelistrikan otomotif tersebut, antara lain sistem penerangan lampu kepala, lampu tanda belok, dan lampu rem,
B. Fungsi Sistem Kelistrikan otomotif Fungsi sistem kelistrikan otomotif adalah sebagai penerangan pada kendaraan untuk memberikan tanda-tanda kepada pengendara lain pada saat akan membelok maupun akan berhenti sehingga pengendara akan aman dari kecelakaan. selain itu, juga untuk memberikan indikator pada pengendara contoh lampu tanda belok ke kanan ataupun kiri sudah menyala, kondisi bahan bakar masih banyak atau sudah habis dan lain-lain.
C. Bagian-Bagian Sistem Kelistrikan otomotif 1) LampuKepala Lampu ini ditempatkan di depan kendaraan, berfungsi untuk menerangi jalan pada malam hari. Umumnya lampu kepala dilengkapi lampu jarak jauh dan jarak dekat. Nyala lampu jarak jauh dan jarak dekat dikontrol oleh dimmer switch.Lampu kepala menyala bersamaan dengan lampu belakang melalui saklar tarik atau putar. Lampu kepala yang dipakai ada dua tipe, yaitu tipesealed beam dan bola lampu. Jenis Sealed beam banyak dipakai pada kendaraan yang kostruksinya filamen, kaca dan reflektornya menjadi satu kesatuan. Tipe bola lampu banyak digunakan sebagai lampu depan pada sepeda motor.
2) Lampu Tanda Belok Agar sistem tanda ini berfungsi dengan baik, lampu harus dapat menyala dan berkedip sempurna, yaitu selama 1 menit adalah 60 kali kedipan. Hal ini bisa terjadi bila arus yang masuk ke bola lampu berupa arus putus-hubung yang diperoleh dari alat pengedip (flasher). Bila saklar lampu tanda belok dioperasikan ke kiri atau ke kanan, lampu yang berkedip kiri saja atau kanan saja. Saklar tersebut biasanya terletak di bawah kemudi dan dirakit di batang kemudi.
3) Lampu Rem Lampu rem pada kendaraan bermotor biasanya berwarna merah dan ditempatkan di bagian belakang yang menyatu dengan lampu kota atau posisi. Daya rem harus lebih besar daripada lampu posisi. Misalnya bola lampu dobel filamen dengan tulisan 8/21 w 12V berarti daya lampu kota 8 w dan lampu rem 21 W dengan tujuan pada saat lampu kota atau posisi menyala dan mobil sedang direm, akan terjadi perubahan sinar lampu terlihat menyala lebih terang. Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat pedal rem diinjak, tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak mengerem). 5
Gambar 2. Diagram Kelistrikan Sepeda Motor
3. Pemrograman Pemrograman adalah proses menulis, menguji dan memperbaiki (debug), dan memelihara kode yang membangun sebuah program komputer. Kode ini ditulis dalam berbagai bahasa pemrograman. Tujuan dari pemrograman adalah untuk memuat suatu program yang dapat melakukan suatu perhitungan atau pekerjaan sesuai dengan keinginan pemrogram (programmer). Untuk membuat program, programmer membutuhkan tahapan-tahapan dibawah ini : 1. Definisi masalah Pemrogram mengidentifikasi permasalahan tersebut secara rinci mulai dari komponen input dari suatu program yang akan dirancang, proses yang akan terjadi didalam menyelesaikan program tersebut, hingga komponen output yang diinginkan.
2. Analisis Algoritma Analisis Algortima ada dua cara, yang pertama adalah menggunakan Flowchart. Flowchart adalah penggambaran secara garfik dari langkah-langkah dan urutan urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif dalam pengoperasian
Yang kedua adalah menggunakan bahasa semu (pseudocode), pseudocode adalah deskripsi dari algoritma pemrograman computer yang menggunakan struktur sederhana dari beberapa bahasa pemograman tetapi bahasa tersebut hanya ditujukan agar dapat dibaca manusia. Biasanya yang ditulis dari pseudocode 6
adalah variabel dan fungsi. Tujuan penggunaan utama dari pseudocode adalah untuk memudahkan manusia dalam memahami prinsip-prinsip dari suatu algoritma.
Gambar 3. Diagram alur kinerja alat
3. Bahasa pemograman Bahasa pemrograman adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu set aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer. Bahasa ini memungkinkan seorang programmer dapat menentukan secara persis data mana yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa secara persis yang akan diambil dalam berbagai situasi. Salah satu bahasa pemrograman adalah bahasa C dan compiler C yang sering digunakan adalah C++ dan CodeVision AVR.
4. Testing dan Debuging Testing adalah salah satu aktivitas yang harus dilakukan sebagai bagian dari tahap pembangunan perangkat lunak. Tujuannya adalah untuk mencari sebanyak-banyaknya kesalahan, error maupun defect. Testing dilakukan dengan mengacu pada test plan dan test cases. Idealnya, testing dilakukan oleh tester, bukan oleh programmer, sehingga lebih obyektif. Debugging adalah aktivitas yang dilakukan untuk mencari posisi kesalahan dan memperbaikinya apabila dari hasil testing diperoleh indikasi adanya error.
7
H. METODE PELAKSANAAN
Gambar 4. Diagram Metode Pelaksanaan 1. Analisis Pada tahap awal ini, permasalahan yang ada pada penggunaan kendaraan bermotor roda dua akan dianalisa untuk memperkirakan apa yang dibutuhkan oleh pengendara, kecerobohan apa yang sering dilakukan oleh pengendara, dan menganalisa alat yang sudah ada sampai saat ini. Metode yang dilaksanakan sebagai berikut: a. Wawancara, dilakukan dengan pihak yang terkait, seperti kepolisian, teknisi kendaraan bermotor roda dua, dan pengguna kendara bermotor roda dua. Karena hal yang penting untuk diperhatikan adalah pengalaman pribadi dari pengguna kendaraan bermotor roda dua itu sendiri yang masing-masing pribadi memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. b. Survey lapangan, dilakukan untuk menentukan kebutuhan pengendara secara akurat serta terukur, sehingga disain yang akan dirancang nantinya dapat diperkirakan dalam segala aspek pengendara kendaraan bermotor roda dua. Survey lapangan juga dilakukan untuk mengetahui berbagai cara yang dilakukan oleh pengendara dalam berbelok sehingga memudahkan untuk pengelompokan saat pengambilan data untuk pemrograman. c. Menelaah data-data yang telah diperoleh yang akan diterapkan dalam mendisainan dan memrogram alat.
2. Disain Dalam tahap mendisain alat, dibutuhkan tiga disain yang nantinya akan disatukan menjadi sebuah alat TERO LASO yaitu: a. Disain alat, berupa bentuk alat tampak luar yang merupakan tempat menyimpan sensor akselerometer dan rangkaian penunjang. b. Disain Rangkaian listrik lampu sein, rangkaian ini menggambarkan perkabelan dan kelistrikan antara TERO LASO dengan lampu sein sehingga alat ini dapat berfungsi. c. Disain Sistim Minimum, disain ini merupakan rangakaian elektronik penunjang akselerometer yang nantinya akan mengolah dan mengeksekusi bedasarkan data dari akselerometer tersebut. Perancangan disain alat TERO LASO melibatkan software software terkait kelistrikan dan mekanik seperti ISIS Proteus, Altium, dan Inventor. 8
3. Pembuatan Tahap pembuatan alat ini dibagi menjadi dua: a. Pembuatan mekanik yang akan membuat alat dari segi mekanik secara keseluruhan, dari bentuk dan tampilan hingga tempat untuk meletakkan sensor dan rangkaian listrik. b. Pembuatan rangkaian elektrik yang merakit rangkaian penunjang (sistem minimum) dan pemasangan kabel. Tahap pembuatan ini nantinya akan bekerja sama dengan pihak terkait yang akan membantu untuk pembuatan, seperti laboratorium dan bengkel.
4. Pengambilan Data Pengambilan data akan dilakukan sebanyak dua kali, pengambilan data awal untuk menjalankan program dan pengambilan data lanjut untuk menambah presisi dan akurasi alat. Pengambilan data ditujukan untuk mengambil bahan mentah berupa data angka posisi ketika berbelok untuk nanti diolah dalam tahap pemrograman. Pengambilan data awal dilakukan menggunakan ponsel android dengan cara memasangkan ponsel tersebut pada kemudi kendaraan bermotor roda dua yang akan menjadi percobaan. Data yang diambil menggunakan android akan digunakan sebagai data awal untuk menjalankan program. Alasan menggunakan ponsel android adalah ponsel tersebut sudah memiliki sensor akselerometer di dalam divaisnya dan sistem aplikasinya yang open source sehingga mudah untuk membuat aplikasi sederhana yang mampu menampilkan bacaan sudut dari akselerometer. Setelah dipasang, kendaraan bermotor roda dua tersebut akan melakukan berbagai jenis belokan untuk diambil datanya. Pengambilan data akan diulang sebanyak mungkin untuk mendapatkan data yang valid. Setelah proses pelaksanaan memasuki tahap pemantauan, barulah tahap pengambilan data lanjut dilakukan.
5. Pemrograman Pada tahap ini data yang didapat akan diolah menggunakan software berbasis C seperti C++ dan CodeVision AVR. Dibutuhkan keahlian dalam bahasa pemrograman selama proses pengkodean ini.
6. Pemasangan Setelah alat jadi dan sudah diprogram dengan data pengambilan awal, maka alat siap untuk dipasang dan digunakan. Alat ini dipasang tepat di bagian kemudi kendaraan bermotor roda dua.
7. Pemantauan Setelah alat dipasang pada kendaraan bermotor roda dua, alat yang dipasang akan dipantau kondisinya pada saat digunakan. Pemantauan ini bertujuan agar alat yang sudah dipasang dapat dipastikan bekerja dengan semestinya seperti yang diharapkan. Dan pemantau ini juga dapat menjadi sebuah penilaian apakah alat yang dipasang layak untuk diterapkan oleh pengguna yang akan menggunakan nantinya. Bila dibutuhkan, dari pemantauan ini bisa kembali ke dalam proses pengambilan data untuk menambah akurasi dan presisi kinerja alat. 9
I. JADWAL KEGIATAN Tabel 1. Jadwal Kegiatan No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Tahap Analisis 2 Tahap Disain 3 Tahap Pembuatan 4 Tahap Pengambilan Data
5 Tahap Pemrograman 6 Tahap Pemasangan 7 Tahap Pemantauan
J. RANCANGAN BIAYA Tabel 2. Rancangan Biaya no Rincian Biaya 1 Pembelian accelerometer* Rp 935.000,- 2 Pembuatan Rangkaian Sistem Minimum Rp 200.000,- 3 Pembuatan Chasis Alat Rp 200.000,- 4 Kabel Rp 20.000,- 5 Switch Rp 10.000,- 6 Pengadaan Software: CodeVision AVR, ISIS Proteus, Altium, dan Inventor Rp 400.000,- 7 Jasa Programer Rp 800.000,- 8 1 buah Gadget Android Rp 2.149.000,- 9 Sewa Sepeda motor 9 minggu @Rp 100.000,- Rp 900.000,- 10 Biaya Print dan Fotocopi Rp 50.000,- 11 2 buah CD RW Rp 30.000,- 12 Penjilidan 3 jilid Proposal @Rp 7.000,- Rp 21.000,- 13 penulisan laporan Rp 50.000,- 14 Finalisasi dan memperbanyak laporan Rp 100.000,- 15 Jumlah Rp 5.865.000,- *Harga Bedasarkan digi-ware.com keyword: MinIMU-9 Gyro, Accelerometer, and Compass (L3G4200D and LSM303DLM Carrier)
Sclater,Neil and Chiroins, Nicholas P.2007.Mechanism and Mechnical Device.McGraw-Hill:Singapore
Ran Cao, Ying Chen, Rui Kang.2011.Failure Mechanism Analysis of Quartz Accelerometer Under Vibration Condition.Anchorage:IEEE Conference Publication.
HongJie Cheng, Yuan Zhao, Zhibo Qian, Bin MaoLi.2009.Research on Performance Analyzing and Modeling of Quartzose Flexible Accelerometer.Banff:IEEE Conference Publication.
L. LAMPIRAN Biodata Peserta (Ketua) Nama : Awwah Halim Tempat,tgl. lahir : Jakarta, 19 Juli 1992 Alamat : Jl.Situ Indah no.60 RT07/10, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, 16951 No. Telepon : 085710510107 Alamat e-mail : awwah.halim@gmail.com Pendidikan Terakhir : Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia NPM : 1106052594
Ketua
(Awwah Halim)
Biodata Peserta (Anggota) Nama : Achmad Fatchur Utama Tempat,tgl. lahir : Jember, 05 oktober 1992 Alamat : Jl.Juragan sinda Beji, Depok No. Telepon : 089682034743 Alamat e-mail :tamasukses@gmail.com Pendidikan Terakhir : Teknik Perkapalan,Fakultas Teknik, Universitas Indonesia NPM : 1106018240
Anggota1
(Achmad Fatchur Utama) 11
Biodata Peserta (Anggota) Nama : Ivan Yulio Tempat,tgl. lahir : Jakarta, 15 Juli 1993 Alamat : Jl. Bulak Ringin Rt10/03, Cibubur, Jakarta Timur No. Telepon : 08979746522 Alamat e-mail : ivan.yulio@ui.ac.id Pendidikan Terakhir : Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia NPM : 1106022225
Anggota 2
(Ivan Yulio)
Biodata Peserta (Anggota) Nama : Yopik Indra Rosyidi Tempat,tgl. lahir : Indramayu, 30 Juni 1993 Alamat : Jl.Raya Pasirbungur no.3 Rt04/Rw01, Purwadadi, Subang, Jawa Barat. No. Telepon : 08812220994 Alamat e-mail : yopik.indra@ui.ac.id Pendidikan Terakhir : Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia NPM : 1106013183
Anggota 3
(Yopik Indra Rosyidi)
Biodata Peserta (Anggota) Nama : Anwar Wijaya Tempat,tgl. lahir : Bekasi, 07 desember 1993 Alamat : Desa Mangunjaya RT04/RW 01 no.49, kecamatan Tambun selatan kab.Bekasi No. Telepon : 085716220174 Alamat e-mail : aanwarwijaya@yahoo.co.id Pendidikan Terakhir : Teknik Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia NPM : 1106014816
Anggota 4
()
12
Biodata Dosen Pembimbing Nama : Dr. Abdul Muis S.T.,M.Eng Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Perumahan Raffless Hills, Blok EG5 No.2 Cibubur, Depok No. Telepon : 0811978601 Alamat e-mail : muis@ee.ui.ac.id Pendidikan : Doktor (S3) Fakultas/Program Studi : Teknik/ Teknik Elektro Perguruan Tinggi : Universitas Indonesia Bidang Keahlian : Otomasi dan Robotika Publikasi Jurnal Ilmiah: 1. Pushing Operation with Dual Compliance Controllers based on Estimated Torque dan Visual Force. IEE Japan Industry Applications Society Conference 2006, Vol. II, pp. 285-290, August, 2006. 2. Robust Network Motion Control System Based on Disturbance Observer. Journal for Control, Measurement, Electronics, Computing and Communications, Automatika, Vol.47, No.1-2, pp.5-10, 2006. 3. Teleoperation with soft sensation based on Transformer dan Gyrator Theorem. IEEE International Conference on Industrial Technology, ICIT06, Mumbai, pp. 346-351, Dec. 2006. 4. Visual based Compliance Control on Mobile Manipulator. The 6th Asian Control Conference, ASCC'06-Bali, pp. 1030-1035. July 2006 5. Soft Pushing Operation with Dual Compliance Controllers based on Estimated Torque and Visual Force. IEE Japan Trans. Industry Applications, Vol. 127, No.5, May, 2007.