PTK Matematika SD
PTK Matematika SD
Oleh:
NAMA ANDA
NIP.
SDN RINGINSARI
KECAMATAN TEMPUREJO
KOTA Pasirian
JAWA TIMUR
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini Disajikan :
Untuk meningkatkan profesionalisme guru
Dengan Judul :
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SDN
RINGINSARI KECAMATAN TEMPUREJO KOTA Pasirian
PENULISAN PTK DISAHKAN PADA TANGGAL: .......................................
Pengawas TK/SD
Kepala SDN RINGINSARI
Gugus 04
Kec.Tempurejo Kota Pasirian
NIP.
NIP.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, hanya dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Meningkatkan Pemahaman
Siswa tentang Nilai Tempat melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas II
SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian Laporan Hasil PTK ini
disusun dalam rangka upaya penulis mencoba untuk mendorong guru-guru di
sekolah Dasar agar mau mengadakan penelitian (PTK) sehingga dapat digunakan
umpan balik (feed back) yang pada akhirnya dapat memperbaiki proses Terima
kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan penyusunan laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas baik
moral,mental, spiritual maupun material hingga terselesaikannya penulisan
Penelitian Tindakan Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan, maka
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak, modal penulis dimasa mendatang. Akhirnya penulis berharap semoga apa
yang telah penulis sajikan dalam Laporan Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini dapat diambil manfaatnya demi pengembangan ilmu pengetahuan.
Pasirian, Oktober 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................
LEMBAR PUBLIKASI........................................................................................
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
Rumusan Masalah ........................................................................ 4
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran .................................... 5
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran ................................... 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Metode Mengajar ......................................................................... 7
Keterampilan Dasar Mengajar Matematika.................................... 10
Metode Demonstrasi..................................................................... 10
Penerapan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek Penelitian ........................................................................ 16
B. Deskripsi per Siklus ..................................................................... 17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi per Siklus ..................................................................... 21
B. Pembahasan dari Setiap Siklus ...................................................... 25
BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan ................................................................................. 28
B. Saran Tindak Lanjut .................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 30
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk
menggunakan akalfikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi
berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Salah satu tujuan
pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan
pendidikan yang baik kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman di masa
yang akan datang.Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan,
akan membawa sikap mental tingkah laku anak didik. Hal ini merupakan proses
yang secara alami munculnya suatu permasalahan yang baru dalam dunia
pendidikan. Sehingga dalam penyampaian materi pelajaran dituntut untuk selalu
menyesuaikan dengan kondisi anak sekarang. Perlu diketahui bahwa pendidikan
kemarin, sekarang dan yang akan datang banyak perubahan. Guru yang selalu
menggunakan metode monoton, artinya dari tahun ke tahun tidak pernah
mengalami perubahan karena adanya perubahan kondisi, mereka akan mengalami
permasalahan yang yang tidak mereka sadari. Oleh karena itu sebagai seorang
pendidik harus mau tahu akan kebutuhan anak didik, terutama dalam
pelayanandan penyampaian materi pelajaran. Sehingga sangat perlulah sebagai
pendidik mengadakan variasi metode pengajarannya. Manakah yang lebih tepat
untuk menyampaikan materi supaya hasil proses belajar mengajar berhasil
maksimal.Perubahan
pengajaran
tidak
harus
disertai
dengan pemakaian
sudah ada banyak terdapat kendala bagi para pelaksana pendidikan utamanya guru
terbukti dengan dampak yang dilapangan antara lain:
1.
2.
3.
Permasalahan di atas disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi, peran guru
dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu krang berperan sebagai
fasilitator,guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih dominan
menggunakan ceramah dan mencatat, guru kurang mengoptimalkan bekerja
bersaman-sama dan siswa dianggap lulus tes atau dapat mengerjakan tes tanpa
memperhatikan aspek lain seperti kejujuran,pengendalian diri, penghargaan
kepada orang lain, dan kemampuan bekerja sama.Demikian gambaran situasu
pembelajaran saat ini yang terjadi di lapangan khususnya pembelajaran di Sekolah
Dasar.Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses pembelajaran dari segi
hasil.
Dari segi peoses pembelajaran dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau setidaktidaknya sebagaian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik,
mental maupun social dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan
kegairahan belajar tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri yang
tinggi. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan-perubahan perilaku yang positif dari peserta didik seluruhnya
atau setidak-tidaknya sebagian besar Metode mengajar banyak sekali jenisnya,
disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya :
tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya,tingkat kematangan siswa yang berbeda,
situasi yang berbagai keadaan, pribadi guru dan kemampuan professional yang
berbeda-beda. Karena itu sulit untuk memberikan satu klasifikasi yang jelas
mengenai metode yang pernah dikenal di dalam pengajaran.Namun demikian ada
sifat umum yang menjadi mungkin untuk mengadakan klasifikasi yang jelas tetapi
fleksibel.Di dalam kenyataan banyak factor yang menyebabkan tidak selalu dapat
dipergunakan metode yang paling sesuai dengan tujuan, situasi dan lain-lain. Guru
sering kali terpaksa menggunakan metode pilihan. Agar usaha pendidikan tidak
sia-sia.Berdasarkan hasil ulangan harian ke I mata pelajaran matematika dengan
kompetensi dasar Menentukan nilai tempat satuan, puluhan dan ratusan,
menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi.Dari 20 siswa di kelas II
hanya 11 siswa yang mencapai tingkat penguasaaan materi sebesar 75% ke
atas.Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan kepada teman sejawat untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran.Dari hasil diskusi tersebut,
maka terungkap masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu Rendahnya
tingkat penguasaan siswa terhadap materi. Setelah penulis menganalisa dengan
melakukan diskusi dan tukar pendapat dengan teman sejawat selaku pengamat,
maka diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasai materi yang
diajarkan adalah:
1. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi
2. Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat.
Mengingat permasalahan tersebut adalah masalah yang bermuara dari dan
dirasakan oleh guru kelas, maka peneliti berupaya mencoba cara yang paling
efektif dalam memperkenalkan konsep kepada anak didik mencari yang paling
mudah, dekat dengan diri siswa sehingga pelajaran Matematika menjadi
menyenangkan, maka dari itu penulis mengajukan penelitian dengan judul
Meningkatkan pemahaman siswa tentang nilai tempat melalui metode
demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota
Pasirian.
B. Rumusan Masalah
Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan yang
memerlukan pemecahan jawaban agar usaha pencapaian tujuan dimaksud dapat
berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
bagaimanakah
penggunaan
metode
demonstrasi
dalam
meningkatkan
Dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan benar, serta dapat
memanfaatkan waktu dengan baik dan tepat, mampu menyelesaikan
soal yang tak terbatas dalam waktu yang relative singkat.
2.
3.
4.
Untuk
selalu
memperbaiki
dan
meningkatkan
proses/hasil
6.
Sebagai
bahan
masukan
atau
input
untuk
dijadikan
bahan
pertimbangan dalam
2.
3.
4.
5.
diharapkan
bisa
ditindak
lanjuti
dengan
perbaikan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Mengajar
Matematikan merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek anstrak dan
dibangun melalui proses penalaran dedukatif, yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima,
sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan
jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dipahami oleh siswa,
prosespenalaran induksi dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian
dilanjutkan dengan proses penalaran dedukatif untuk menguatkan pemahaman
yang sudah dimiliki Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
bernalar melalui kegiatan penyeledikan, eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat
pemecahan masalah malalui pola piker dan model matematika serta sebagai alat
komunikasi melalui symbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis,
logis, kritis, kreatif dan konsisten.Kecakapan atau kemahiran matematika yang
diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD dan MI sampai
SMA, adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel,
grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.
3. Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan
10
4. Menunjukkan
kemampuan
strategi
dalam
membuat
(merumuskan),
11
akan
12
demonstrasi
barangkali
lebih
sesuai
untuk
mengajarkaan
keterampilan tangan ini dimana gerakan-gerakan jasmani dan gerakangerakan dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk
mengajar hal-hal yang bersifat rutin (Staton,1978:91). Dengan kata lain,
metode
demonstrasi
bertujuan
untuk
mengajarkan
keterampilan-
2.
3.
13
2.
Mengembangkan
kemampuan
pengamatan
pendengaran
dan
2.
memperoleh
pengalaman-pengalaman
langsung.
Peluang
Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses
belajar dan tidak tertuju kepada yang lain.Memungkinkan para siswa
14
15
16
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Lokasi Penelitian yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah
SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian.Waktu yang digunakan
peneliti dalam melakasanakan penelitian tindakan kelas ini selama 2 siklus,
yaitu pada tanggal 13 Oktober 2011 (Siklus 1) dan 20 Oktober 2011 Mata
pelajaran yang diteliti adalah Matematika dengan materi pembelajaran nilai
tempat,
Kelas
II
Semester
SDN
Ringinsari
Tahun
Pelajaran
17
2.
18
4. Secara
berkelompok,
siswa
diminta
mengerjakan
LKS
4.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap refleksi siklus kedua ini adalah:
1. Mancatat hasil pengamatan ;
2. Mengevaluasi hasil pengamatan;
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
Dari tindakan yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan adanya peningkatan
kemampuan mengajar pada guru dan peningkatan pemahaman nilai tempat
melalui metode demonstrasi pada siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan
Tempurejo Kota Pasirian.
Peningkatan kemampuan mengajar tersebut antara lain:
1.
2.
Kebiasaan
siswa
yang
biasa pasif,
berubah menjadi
aktif
dalam
mengidentifikasi
3.
4.
5.
Guru lebih banyak mendorong siswa berkreatif dan menciptakan iklim belajar
yang kondisif.
6.
Berdasarkan hasil analisis data tersebut terhadap pemahaman nilai tempat, maka
dapat ditentukan jumlah siswa yang mendapat nilai sama.
Secara lengkap hasil analisis data terhadap pemahaman nilai tempat siswa kelas II
SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota Pasirian diuraiakan berikut ini:
20
1.
2.
3.
4.
Untuk lebih jelasnya, hasil analisis data pemahaman nilai tempat pada siklus
1,dipaparkan berikut ini.
Tabel 4.1 : Hasil Tes Akhir Pada Siklus 1
No
Nama Siswa
Nilai
Jumlah
Rata-rata
Prosentase
Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas II
dalam memahami materi nilai tempat masih belum maksimal.Oleh karena itu,
penelitian dilanjutkan pada siklus 2.Daftar nilai tersebut jika disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
Dalam proses pembelajaran siklus 2, siswa kelas II melanjutkan menjawab soal
melalui tes tulis. Berdasrkan hasil analisis data terhadap pemahaman nilai tempat,
maka ditentukan jumlah siswa yang mendapat nilai yang sama. Secara lengkap
hasil analisis data nilai siswa kelas II SDN Ringinsari Kecamatan Tempurejo Kota
Pasirian diuraiakan sebagai berikut :
a. Siswa yang mendapat nilai 50 sebanyak 0 anak
b. Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2 anak
c. Siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 anak
d. Siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 8 anak
e. Siswa yang mendapat nilai 90 sebanyak 4 anak
Untuk lebih jelasnya, hasil analisis data pemahaman nilai tempat pada siklus
2,dipaparkan berikut ini.
21
Nama Siswa
Nilai
Jumlah
Rata-rata
Prosentase
Nama Siswa
Jumlah
22
Nilai
Rata-rata
Prosentase
Berdasarkan tabel di atas Nampak 18 siswa telah mampu memahami materi nilai
tempat melalui metode demonstrasi dan hampir seluruh siswa mengalami
peningkatan yang sangat signifikan dari siklus 1 ke siklus 2.Hal tersebut
membuktikan bahwa penggunaan metode demonstrasi sangat tepat untuk
meningkatkan kemampuan siswa khususnya tentang nilai tempat.Untuk lebih
jelasnya adanya peningkatan tersebut lihat gambar dalam grafik di bawah ini.
Tabel hasil tes akhir siklus I dan II
No
Nama Siswa
Siklus I
Siklus II
Ketuntasan
Tuntas
Jumlah
Rata-rata
Prosentase
Berdasarkan grafik di atas terlihat peningkatan yang signifikan mulai dari pra
siklus (55%), kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 65% dan siklus 2
meningkat menjadi 90%.
BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Setelah adanya kegiatan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan sebagai
1.
23
2.
melakukan
timdakan
kelas
mengenai
peningkatan
Walaupun hasil penelitian tindakan kelas ini belum tentu cocok diterapkan di
lembaga pendidikan lain, peneliti tetap berharap agar hasil penelitian ini tetap
dapat dilaksanakan yaitu penggunaan metode yang tepat untuk meningkatkan
pemahaman nilai tempat pada siswa. Hal yang demikian perlu dilakukan,
karena dengan penggunaan metode yang tepat dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Demikian kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat
bagi banyak pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Jamara Syaiful. (2000). Keunggulan Metode Demonstrasi. Jakarta: Bina
Aksara.
Cenei (1986).Tujuan Penerapan Metode Demonstrasi. Boston: Allyn & Bacon.
Mujiono.(1986). Keterampilan Dasar Mengajar Matematika. Jakarta: Intan
Pariwara.
Reuseffendi (1990).Macam-macam Metode. Jakarta: Bina Aksara.
24
STANDAR KOMPETENSI
Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
25
KOMPETENSI DASAR
Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan.
INDIKATOR
Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan.
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menentukan nilai tempat sampai ratusan.
B. TUJUAN PERBAIKAN
1. Mengaktifkan siswa dengan memberi atau menjawab pertanyaan.
2. Meningkatkan pemahaman siswa kelas II pada pelajaran matematika tentang
nilai tempat.
C. MATERI POKOK
Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan dan satuan
D. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah
b. Penugasan
c. Demonstrasi
E. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Kegiatan Awal (15 menit)
1. Guru mengucapkan salam dan mengkondisikan siswa.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
3. Memotivasi siswa untuk dapat menentukan nilai tempat bilangan
sampai dengan ratusan.
4. Apersepsi
b. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Guru menjelaskan materi tentang nilai tempat ratusan, puluhan, dan
satuan.
2. Siswa mencatat penjelasan guru.
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada
kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis.
5. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Kegiatan reflesksi tentang proses dan hasil kegiatan pembelajaran.
2. Guru menarik kesimpulan tentang menentukan nilai tempat.
3. Tindak lanjut (pemberian PR).
F.
G. PENILAIAN
26
Kepala Sekolah
Peseng,
Guru PKP
________________________
____________________
BAB I
PENDAHULUAN
PTK Matematika SD
1.1
27
2011
Secara umum matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan tidak
disukai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan hasil angket siswa kelas IV SDN Kludan
yang menyatakan bahwa 45 % siswa tidak menyukai pelajaran matematika dan
merasa sulit untuk mengikutinya. Oleh karena itu hasil pembelajaran matematika
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan Mulyana (2001) dalam kata
pengantarnya menyatakan bahwa nilai matematika berada pada posisi yang paling
bawah, sehingga tidak heran kalau nilai matematika dipakai sebagai tolak ukur
dari kecerdasan siswa.
Kalau kita kaji lebih dalam hal tersebut bukan merupakan kesalahan siswa semata
tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru itu sendiri sebagai pendidik
.Kekurangan guru yang biasa dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah
mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, memberi hukuman tanpa melihat
lataar belakang kesalahan, menunggu siswa berbuat salah, mengabaikan
perbedaan siswa, merasa paling pandai, tidak adil, memaksa hak siswa, (Mulyasa,
2005:20). Namun menurut hasil pengamatan peneliti kesalahan yang biasa
dilakukan guru dalam membelajarkan matematika di tempat peneliti hingga siswa
cepat menjadi bosan adalah (1) Dalam membelajarkan matematika guru hanya
berpedoman pada buku pegangan. (2) Penyampaian konsep sarat dengan hafalanhafalan. (3) Kegiatan pembelajaran masih monoton. (4) Kurang memperhatikan
keterampilan prasarat.
Keterampilan prasarat memang sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal
tersebut seperti yang dikemukakan oeh Gagne (dalam Degeng:1997:4) bahwa
setiap mata pelajaran mempunyai prasarat belajar (learning prerequisites). Dalam
hubungannya dengan pembelajaran matematika maka keterampilan prasarat yang
harus dikuasai siswa umumnya adalah hitung dasar yang meliputi: penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian .Sebaik apapun konsep matematika yang
disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika namun bila siswa tidak
menguasai hitung dasar sebagai keterampilan prasaratnya maka hasil
pembelajaran kurang memuaskan. PTK Matematika SD
Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas IV SDN Kludan tahun pelajaran
2005-2006 smester I tentang perkalian bersusun menunjukkan bahwa 20% siswa
menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai
pada hal pada pembelajaran matematika sehari-hari guru sudah menjelaskan
secara lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal
latihan tentang perkalian bersusun, dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk
bertanya ketika guru mengajar, namun sedikit sekali mereka yang mengajukan
pertanyaan. Ketika guru balik bertanya hanya beberapa siswa yang dapat
menjawab pertanyaan guru dengan benar, itupun karena siswa tersebut memang
pandai di kelasnya. Dan bila diberi tes perkalian rata-rata hasilnya rendah.
Rendahnya penguasaan kemampuan hitung perkalian kemungkinan besar
dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam
pembelajaraan. Siswa kelas IV cara berfikirnya masih pada benda konkrit,
sementara guru tidak memperhatikan hal tersebut sehingga dimungkan siswa
mengalami kesulitan.
28
29
2.1
Pengertian media pendidikan menurut Aqip (2003:79) adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang memungkinklan
siswa untuk memperoleh atau mencapai pengetahuan, keterampilan, dan
perubahan sikap.
Penertian ini bukan merupakan satu-satunya pengertian yang paling tepat
melainkan hanya merupakan salah satu jalan untuk mengambil consensus dari
adanya bermacam-macam istilah dan batasan. Disamping itu pengertian ini perlu
30
31
kesimpulan atau dari khusus ke umum) dan berlangsung sejak dimulai sampai
pengumpulan data selesai, (5) pengumpulan data dilakukan secara simultan atau
berkesinambungan, baik dalam hal metode, sumber, dan pengumpulan data.
Pendekata kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan
mendapatkan gambaran secara jelas tentang fenomena yang tampak selama
pembelajaran berlangsung. Fenomena yang dimaksud adalah situasi kelas dan
tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3.2 Model Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach) karena
penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah di kelasdan dilakukan sesuai
dengan langkah langkah pada penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan
kelas dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara
sistematis. Hasil kajian digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah .Dalam
proses perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi dan evaluasi dan
hasilnya difahami sebagaai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang
terjadi pada tahapan perencanaan. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulangulang dan bersinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat
tercapai, Wibawa (2004:4).
Dalam penelitian ini guru bekerjasama dengan mitra kalaborasi yaitu guru kelas
IV dan teman sejawat. Hal ini dimaksudkan agar konsentrasi guru dalam mengajar
tidak terbelah oleh hal-hal lain. Dengan cara ini diharapkan akan didapatkan data
yang seobjetif mungkin demi kefalidan data yang diperlukan.
3.3 Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten
Sidoarjo. Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti mengajara di SD tersebut dan
lokasi SD ini berada di tengah kota Kecamatan Tanggulangin. Penelitian ini
dilaksanakan mulai September sampai bulan November tahun 2006 smester I,
pada kelas IV SDN Kludan Tanggulangin dengan jumlah siswa 49 anak yang
terdiri atas 24 siswa putra dan 25 siswa putrid. PTK Matematika SD
3.4 Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh diambil dari hasil kegiatan yang berhubungan dengan
pembelajaran matematika hitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas IV
SDN kludan. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) data
dari angket siswa, pengamatan peneliti terhadap hasil pembelajaran matematika,
dan dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV, (2) Dari hasil catatan
perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung, (3) dari hasil belajar siswa
melalui tes yang dilakukan selama proses pembelajaran perkalian dan pembagian.
PTK Matematika SD ini memeng belum lengkap, nah untuk mendapat ptk yang
lengkap silahkan klik tombol download dibawah ini
32
PENINGKATAN
DENGAN
KETERAMPILAN
BAHASA
TULIS
MENDESKRIPSIKAN
MENGGUNAKAN
MEDIA
BINATANG
GAMBAR
Bidang
33
KONTEKSTUAL
Mata
C.
PENDEKATAN
pelajaran
kajian
PENDAHULUAN
Bahasa
:
Pembelajaran
Indonesia
inovatif
34
1.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pokok dalam
penelitian ini adalah :
2.
Rencana
Pemecahan
Masalah
36
TUJUAN PENELITIAN
37
pendekatan
kontekstual
(Contextual
Teaching
and
F. MANFAAT PENELITIAN
1.
Manfaat
Teoretis
Secara teoretis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan dan
memperbaiki mutu pembelajaran menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada siswa kelas II semester II dengan menggunakan media gambar binatang
melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi
Siswa
dinikmati
b.
oleh
Bagi
orang
lain.
Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan
pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa
Indonesia pada aspek menulis, khususnya bagi siswa kelas rendah yang
membutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran sehingga dapat memberikan
rasa nyaman dan rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Dengan
demikian siswa dapat termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada
pencapaian prestasi belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan.
c.
Bagi
Sekolah
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan dan
perbaikan mutu pembelajaran menulis di sekolah.
G.
KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
38
2. Hipotesis Tindakan
H.
METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
2. Perencanaan Tahap Penelitian
3. Tempat Penelitian
4. Subjek Penelitian
5. Data dan Sumber data
6. Teknik Pengumpulan data
7. Teknik Analisis data
8. Indikator Keberhasilan
I.
JADWAL
PENELITIAN
TINDAKAN
KELAS
J. TIM PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
A.
Latar
Belakang
Masalah
Dalam proses belajar mengajar, pembelajaran mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan
guru dan siswa secara bersama-sama. Inti dari pembelajaran tersebut adalah terjadi proses
39
memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang sengaja dilakukan guru untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat pemahaman siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses belajar mengajar, mata pelajaran IPA, kurang
diminati siswa sebab dianggap sulit sehingga prestasi belajar siswa pada umumnya rendah. (Dyah
H. 2002).
Salah satu indikator rendahnya hasil belajar siswa pemanfaatan KIT IPA pada kegiatan belajar
pada mata pelajaran tersebut belum maksimal. Pada umumnya metode yang digunakan dalam
proses belajar mengajar IPA masih didominasi oleh metode ceramah, tanya jawab dan pemberian
tugas. Sebaliknya strategi pembelajaran praktik dan demonstrasi oleh KIT IPA sering diabaikan,
khususnya pada kegiatan pembelajaran konsep listrik.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru perlu memanfaatkan KIT IPA. Dengan menggunakan
metode demonstrasi diharapkan siswa dapat berpartisipasi dan prestasi siswa dapat meningkat.
B.
Indentifikasi
Masalah
Mata pelajaran IPA di sekolah kurang diminati siswa karena dianggap menjenuhkan. Oleh karena
itu perlu upaya perbaikan managemen proses pembelajaran dengan metode dan pendekatan yang
tepat.
Dalam rangka membangkitkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar, demonstrasi
merupakan metode yang sesuai untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya pada
pembelajaran
konsep
C.
listrik.
Rumusan
Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah
kelas
D.
metode
VI
demonstrasi
Sekolah
dapat
Dasar
meningkatkan
prestasi
tentang
Tujuan
belajar
siswa
konsep
listrik
Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
40
Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar tentang konsep listrik.
E.
Manfaat
Penelitian
2.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PTK IPA SD
1.
Pengertian
Prestasi
Belajar
Prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang dicapai
menurut anak dalam mengejar sesuatu pada waktu tertentu. Sumartono (1992 : 18) dengan
demikian hasil belajar IPA dapat diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan hasil belajar yang
telah
dicapai
2.
oleh
Faktor-Faktor
siswa
Yang
setelah
Mempengaruhi
mempelajari
Prestasi
IPA.
Belajar
Menurut Wasty Sumanto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi
tiga kelompok yaitu :
Faktor stimulus.
Faktor individu.
Berikut
ini
akan
dijelaskan
secara
1.
garis
besar
mengenai
Faktor
ketiga
faktor
tersebut
Stimulus
Yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di luar individu yang merangsang untuk
mengadakan reaksi atau perubahan, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang
diterima.
2.
Faktor
Metode
Mengajar
Metode mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain metode
41
yang
dipakai
guru
sangat
menentukan
dalam
mencapai
prestasi
belajar
siswa.
metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. (Winarno
Surachmand,
1980
80)
Faktor
Individual
Selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan
belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Semakin dewasa individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.
3.
Tinjauan
Tentang
Metode
Mengajar
Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Semua
metode mengajar itu dapat diterapkan.
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu,
cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya). (W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 646).
Yang dimaksud dengan metode mengajar menurut T. Raka Joni dalam bukunya Strategi Belajar
Belajar adalah sebagai berikut :
Metode mengajar adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan
cara-cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. (T. Raka Joni, 1980 : 783).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat,
bagaimana guru mengajar suatu materi pelajaran secara terarah, efisien dan sistematis untuk
mencapai
Salah
tujuan
satunya
adalah
belajar.
metode
demonstrasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
PTK IPA SD
Kegiatan penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan
harapan agar diperoleh data yang akurat dan diambil tindakan yang tepat.
42
Selama proses pembelajaran dilakukan observasi dan pengukuran hasil pembelajaran sebagai
bahan
refleksi.
A.
Subjek
Penelitian
Subjek PTK ini adalah siswa-siswa kelas VI SD Negeri Sukosari 01 Kecamatan Kasembon Tahun
Pelajaran
B.
2006
2007
Metode
sebanyak
19
Pengumpulan
anak.
Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama dan sesudah pembelajaran
berlangsung. Data hasil observasi dicatat sebagai catatan bebas. Data mengenai hasil belajar
siswa disaring melalui hasil tes, soal tersebut dibuat oleh guru sendiri. Data hasil tes ini diperlukan
untuk
C.
mengetahui
ketuntasan
hasil
Metode
belajar
Analisa
siswa.
Data
Data hasil observasi pembelajaran dianalisa, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan
pengetahuan guru. Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar siswa yakni 80%
dari jumlah siswa sudah mencapai 70% taraf penguasaan konsep yang diberikan.
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG KONSEP LISTRIK DENGAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI SUKOSARI 01 KECAMATAN KASEMBON
KABUPATEN MALANG TAHUN 2006 / 2007
BAB I
PENDAHULUAN
PTK IPA SD
A.
Latar
Belakang
Masalah
Dalam proses belajar mengajar, pembelajaran mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan
guru dan siswa secara bersama-sama. Inti dari pembelajaran tersebut adalah terjadi proses
43
memberi dan menerima, diakhiri evaluasi yang sengaja dilakukan guru untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat pemahaman siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan guru dalam proses belajar mengajar, mata pelajaran IPA, kurang
diminati siswa sebab dianggap sulit sehingga prestasi belajar siswa pada umumnya rendah. (Dyah
H. 2002).
Salah satu indikator rendahnya hasil belajar siswa pemanfaatan KIT IPA pada kegiatan belajar
pada mata pelajaran tersebut belum maksimal. Pada umumnya metode yang digunakan dalam
proses belajar mengajar IPA masih didominasi oleh metode ceramah, tanya jawab dan pemberian
tugas. Sebaliknya strategi pembelajaran praktik dan demonstrasi oleh KIT IPA sering diabaikan,
khususnya pada kegiatan pembelajaran konsep listrik.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru perlu memanfaatkan KIT IPA. Dengan menggunakan
metode demonstrasi diharapkan siswa dapat berpartisipasi dan prestasi siswa dapat meningkat.
B.
Indentifikasi
Masalah
Mata pelajaran IPA di sekolah kurang diminati siswa karena dianggap menjenuhkan. Oleh karena
itu perlu upaya perbaikan managemen proses pembelajaran dengan metode dan pendekatan yang
tepat.
Dalam rangka membangkitkan motivasi dan meningkatkan prestasi belajar, demonstrasi
merupakan metode yang sesuai untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya pada
pembelajaran
konsep
C.
listrik.
Rumusan
Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah
kelas
D.
metode
VI
demonstrasi
Sekolah
dapat
Dasar
meningkatkan
prestasi
tentang
Tujuan
belajar
siswa
konsep
listrik
Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
44
Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar tentang konsep listrik.
E.
Manfaat
Penelitian
2.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PTK IPA SD
1.
Pengertian
Prestasi
Belajar
Prestasi belajar adalah suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang tinggi yang dicapai
menurut anak dalam mengejar sesuatu pada waktu tertentu. Sumartono (1992 : 18) dengan
demikian hasil belajar IPA dapat diartikan sebagai sesuatu yang menunjukkan hasil belajar yang
telah
dicapai
2.
oleh
Faktor-Faktor
siswa
Yang
setelah
Mempengaruhi
mempelajari
Prestasi
IPA.
Belajar
Menurut Wasty Sumanto, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi
tiga kelompok yaitu :
Faktor stimulus.
Faktor individu.
Berikut
ini
akan
dijelaskan
secara
1.
garis
besar
mengenai
Faktor
ketiga
faktor
tersebut
Stimulus
Yang dimaksud dengan faktor stimulus adalah segala hal di luar individu yang merangsang untuk
mengadakan reaksi atau perubahan, penegasan serta suasana lingkungan eksternal yang
diterima.
2.
Faktor
Metode
Mengajar
Metode mengajar guru sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa, dengan kata lain metode
45
yang
dipakai
guru
sangat
menentukan
dalam
mencapai
prestasi
belajar
siswa.
metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. (Winarno
Surachmand,
1980
80)
Faktor
Individual
Selain kedua faktor di atas, faktor individual sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan
belajar siswa, bahwa pertumbuhan dan usia seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Semakin dewasa individu semakin meningkat pula kematangan berbagai fungsi fisiologisnya.
3.
Tinjauan
Tentang
Metode
Mengajar
Banyak metode mengajar digunakan oleh para guru dalam proses belajar mengajar. Semua
metode mengajar itu dapat diterapkan.
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud tertentu,
cara menyelidiki (mengajar dan sebagainya). (W.J.S Poerwadarminta, 1986 : 646).
Yang dimaksud dengan metode mengajar menurut T. Raka Joni dalam bukunya Strategi Belajar
Belajar adalah sebagai berikut :
Metode mengajar adalah cara, yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan
cara-cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. (T. Raka Joni, 1980 : 783).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang paling tepat,
bagaimana guru mengajar suatu materi pelajaran secara terarah, efisien dan sistematis untuk
mencapai
Salah
tujuan
satunya
adalah
belajar.
metode
demonstrasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
PTK IPA SD
Kegiatan penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan
harapan agar diperoleh data yang akurat dan diambil tindakan yang tepat.
46
Selama proses pembelajaran dilakukan observasi dan pengukuran hasil pembelajaran sebagai
bahan
refleksi.
A.
Subjek
Penelitian
Subjek PTK ini adalah siswa-siswa kelas VI SD Negeri Sukosari 01 Kecamatan Kasembon Tahun
Pelajaran
B.
2006
2007
Metode
sebanyak
19
Pengumpulan
anak.
Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama dan sesudah pembelajaran
berlangsung. Data hasil observasi dicatat sebagai catatan bebas. Data mengenai hasil belajar
siswa disaring melalui hasil tes, soal tersebut dibuat oleh guru sendiri. Data hasil tes ini diperlukan
untuk
C.
mengetahui
ketuntasan
Metode
hasil
belajar
Analisa
siswa.
Data
Data hasil observasi pembelajaran dianalisa, kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan
pengetahuan guru. Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketuntasan belajar siswa yakni 80%
dari jumlah siswa sudah mencapai 70% taraf penguasaan konsep yang diberikan.
47