Anda di halaman 1dari 64

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG

Membuat Diagnosis ?
Bingung .., Pusing . !

SAMA!!!!!MONGGO DISIMAK TEMAN...

MEMBUAT DIAGNOSIS PENYAKIT JANTUNG


I. Anamnesa & Pemeriksaan Fisik

* Inspeksi

* Palpasi
* Perkusi
* Auskultasi

II. Foto Thorax ( Chest X-Ray )


III.Rekaman EKG
IV. Plan of Dx lain: Laboratorium, Treadmill, Echocardiography,
Nuclear Cardiology, Cardiac CT Scan, MRI, Catheterisation

ANAMNESA
1.

2.
3.

4.
5.

Keluhan Utama
Kel. / Ket. Tambahan
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Keluarga
Riwayat Sosio-Ekonomi

KELUHAN PENDERITA
1.NYERI DADA

Adalah nyeri iskemik akibat gangguan suply


oksigen ke miokard tidak sesuai demand.
3 macam bentuk angina yakni:
1.
2.
3.

Khas/ specifical angina pectoris


Tidak khas
Angina equivalent

CIRI-CIRI NYERI DADA


ANGINA

BUKAN ANGINA

Lokasi

Retrosternal,difus

Dibawah payudara
kiri,setempat

Penyebaran

Lengan kiri, rahang,


punggung

Lengan kanan

Deskripsi
nyeri terus-menerus,
tumpul, tertekan, seperti
diperas, spt dijepit

tajam, seperti ditusuktusuk, seperti disayat

Intensitas

Ringan sampai berat

Menyiksa

Lamanya

Bermenit-menit

Beberapa detik,berjamjam,berhari-hari

Dicetuskan oleh

Usaha fisik, emosi,


makan, dingin

Pernapasan, sikap tubuh,


gerakan

Dihilangkan oleh

Istirahat, nitrogliserin

Apa saja

2. SESAK NAFAS

Berhubungan dengan aktifitas (dyspneu


on effort)-GJKK/PENY.PARU BERAT

posisi (orthopneu),

saat tidur malam (paroxysmal nocturnal


dysneu)-SPESIFIK GAGAL JANTUNG
KONGESTIF

3.PALPITASI

DETAK JANTUNG CEPAT / TIDAK TERATUR


BERHENTI / MELONCAT

aritmia

KADANG

4.SINKOP
Sering didahului perasaan mbliyur
gelap sekejap
sampai jatuh tidak sadar beberapa saat,
biasanya tidak lebih dari 5 menit.

Kelainan jantung dengan sinkop biasanya


adalah:
stenosis aorta
stenosis pulmonal
kardiomiopati hipertropik
Tetralogy of Fallot
hipertensi pulmonal primer
aritmia - bradi-takiaritmia (Sick sinus syndrome
dengan serangan Adam-Stokes = hilang
kesadaran sesaat akibat berkurangnya aliran
darah ke otak).

5. KELELAHAN
- Gejala umum berkurangnya curah jantung
Pasien gagal jantung kongestif,penyakit
katub mitral
keadaan lain- anemia,penyakit kronis

6.EDEMA
Paling sering terjadi pada kardiomiopati
dilatatif baik primer atau sekunder, stenosis
mitral, kor-pulmonale dekompensata
Diagnosa banding :
hipoalbumin (sirosis hati , sindrom nefrotik,
nefropati),
miksedema,
angioneuretik edema,
obstruksi saluran limfe/vena.

7.SIANOSIS
Harus dibedakan jenis sianosis perifer /
vasokonstriksi perifer akibat faktor tertentu
(takut, dingin, syok ) atau sianosis sentral (
warna kebiruan akibat hipoksi sistemik, tampak
di tempat hangat seperti mukosa mulut,
konjungtiva, lidah dll. )
Penyebabnya : penyakit jantung bawaan
dengan pirau / shunt dari kanan ke kiri
(Tetralogy of Fallot,sindrom Eisenmenger) dan
penyakit paru.

PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi pasien
Pengukuran tekanan darah
Pemeriksaan denyut arteri
Pemeriksaan denyut vena jugularis
Perkusi jantung
Auskultasi jantung
Pemeriksaan edema dependen

INSPEKSI UMUM

INSPEKSI UMUM
Apakah terlihat anemia, sianosis, ikterus,
sesak nafas (dispnea), kesakitan, pucat dsb
Apakah terlihat distensi vena jugularis,
pulsasi prekordial kiri yang berlebihan, jari
tabuh, kaki bengkak dsb
Adanya eksoptalmus dan struma sangat
mencurigakan tirotoksikosis sebagai
penyebab fibrilasi atrium (AF) dan gagal
jantung kongestif

Inspeksi kulit:sianosis,Xantomata
tendo,eritema marginatum
Inspeksi kuku: splinter hemorrhage
Inspeksi wajah: tanda Lichtstein
Inspeksi mata: Xantelasma, arkus
senilis,sindrom marfan,perdarahan
konjungtiva, hipertelorisme
Inspeksi mulut: palatum yg melengkung
tinggi,petekiae

Inspeksi leher: webbing.


Inspeksi konfigurasi dada: pectus
excavatum, pectus carinatum, gerakan
jantung yg dapat dilihat?
Inspeksi ekstremitas

XANTOMATA TENDO

XANTHELASMA

ARCUS SENILIS

PECTUS EKSCAVATUM

SIANOSIS

NECK WEBBING

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

REKOMENDASI PENGUKURAN TD DARI CANADIAN HYPERTENSION EDUCATION


PROGRAM (CHEP) DAN PERHIMPUNAN HIPERTENSI INDONESIA (INA SH,2009)
1.
2.

3.
4.

5.
6.

7.

8.
9.

Pengukuran sebaiknya dilakukan dengan spigmomanometer.


Sebelum melakukan pengukuran, pasien harus duduk istirahat
dengan nyaman pada kursi berpunggung selama minimal 5 menit,
saat pemeriksaan tidak boleh berbicara dan kaki/tungkai tidak boleh
disilangkan
Ukuran Manset, lebar 12-13 cm, panjang 35 cm (dewasa )
Pengukuran dilakukan pada lengan telanjang, lengan diletakkan
sedemikian rupa sehingga fosa kubiti sejajar dengan jantung (RAI
IV)
Batas bawah manset sekitar 3 cm diatas fosa kubiti
Tekanan darah dinaikkan sampai 30 mmHg lebih tinggi dari tekanan
saat pulsasi arteri radialis menghilang (palpasi), kemudian
diturunkan 2 mmHg/detik dan dimonitor dengan stetoskop diatas a.
brakhialis
Tekanan darah sistolik adalah tekanan pada saat terdengar suara
Korotkoff I, sedangkan tekanan diastolik pada saat Korotkoff V
menghilang. Bila suara tetap terdengar, dipakai patokan Korotkoff IV
(Muffling Sound)
Pada pengukuran pertama kali dianjurkan pemeriksaan pada kedua
lengan, terutama bila terdapat penyakit pembuluh darah kapiler
Perlu pengukuran pada posisi duduk / terlentang dan berdiri untuk

CARA PENGUKURAN YANG BENAR menurut WHO:


-Posisi duduk atau berbaring,dalam keadaan tenang dan rileks, bagian
lengan yg diukur posisi lurus, pasang manset yg sesuai besarnya lengan
dg lilitan yg pas, tidak longgar dan tidak boleh ditekan, tepi manset 2-3
cm diatas fosa kubiti, pipa udara di atas fosa kubiti, tidak boleh ada
benda / baju yg mengganjal.
-Tentukan tekanan sistol palpasi di fossa kubiti (harus !!) untuk
menghindari gap auskultasi (tidak terdengar ketukan saat darah mulai
mengalir / Korotkoff-1 sehingga yg terukur lebih rendah dari seharusnya).
-Pompa dan naikkan tekanan 20-30mmHg diatas tekanan sistol palpasi,
letakkan stetoskop diafragma diatas fossa kubiti, turunkan tekanan dg
kecepatan 2-3 mmHg/detik, dengarkan saat pertama kali ketukan paling
lemah ( Korotkoff-1 ), mulai jelas ( Korotkoff -2 ) , paling keras ( Korotkoff3 ), mulai melemah ( Korotkoff-4 ), mulai menghilang ( Korotkoff-5 ).
-Tekanan sistol adalah Korotkoff-1, diastol adalah Korotkoff-5, kecuali
pada kasus beda tekanan sistol-diastol yang menyolok (insufisiensi
aorta, hipertiroid. anaemi, beri-beri) dipakai Korotkoff-4 dan yang
dicantumkan 2 angka Korotkoff 4/5 (mis.160/60-0 mmHg)

PEMERIKSAAN NADI
PERHATIKAN :
1. FREKUENSI NADI
2. REGULARITAS (IRAMA)
3. AMPLITUDO (PENGISIAN)
4. BENTUK (KONTUR)
5. ISI (VOLUME)
6. ELASTISITAS atherosklerotik ?

DENYUT NADI :
Gelombang denyutan akibat gelombang pulsa
tekanan jantung di teruskan ke perifer sebagai
nadi / gel. nadi
PALPASI PADA A. RADIALIS KA DENGAN 2-3
JARI TANGAN KANAN
PERHATIKAN :
1. Frekuensi
Normal : 60 100 x/mnt
Bradikardia : < 60 x/mnt
Takikardia : > 100 x/mnt
2. Regularitas (Irama)
- Teratur Normal
- Tidak teratur ? Sama sekali tidak teratur
apakah ada defisit denyut
nadii?

Nadi tidak teratur :


A. Sama sekali tidak teratur
- Fibrilasi atrium ( defisit denyut + )
- Aritmia sinus : irama sinus dengan interval
PP
bervariasi > 0,16 detik (EKG)
B. Irama dasar masih teratur Denyut prematur
diikuti Compensatory Pause PAC /
PVC/PJC
3. Amplitudo ( pengisian )
- Besar kecilnya isi sedenyut ( Stroke Volume )
0
= tidak teraba
1+
= lemah, kecil
2+
= normal
3+
= hiperaktif, kuat, besar

BEBERAPA SIFAT NADI


PULSUS PARVUS
Kontur nadi normal,
amplitudo rendah
Menunjukkan isi
sekuncup (stroke
volume) dan isi
semenit (cardiac
output / curah jantung)
yang
Stenosis Mitral berat
IMA
Syok (Renjatan)
Perikarditis-konstriktiva
Kontur Normal
Amplitudo Rendah

PULSUS TARDUS (Anacrotic


pulse)
Gelombang nadi landai, puncak
melebar, amplitudo kecil
Stenosis Ao

CORRIGAN PULSE = WATER


HAMMER PULSE = PU SELER
Nadi terisi cepat, berkurang dengan
cepat (rapid upstroke & collapsing
pulse), tekanan diastolik menurun
pulse pressure melebar

Regurgitasi Ao, PDA,


tirotoksikosis, peripheral
arteriovenous fistule, beri-beri,
nervositas

PULSUS ALTERNANS
Nadi kuat lemah saling
bergantian
Akibat kerusakan Miokard
koordinasi & kapasitas
kontraksi menurun
Pada gagal jantung berat
irama teratur,
amplitudo berubah-ubah

PULSUS PARADOKS
Terdapat penurunan tekanan darah Sist.
> 10 mmHg saat inspirasi
Kapasitas pengisian jantung
Akibat me tekanan Intra Kardial
Pada : Tamponade Jantung

PULSUS DEFISIT
Terdapat perbedaan antara
frekuensi denyut jantung &
denyut nadi AF

PEMERIKSAAN VENA JUGULARIS

Apakah ada bendungan V. Jugularis ?


Tentukan Bendungan / Distensi V. Jug. dari angulus Ludovici (sternal angle) pada
sudut 30 - 45 posisi baring
Tek. Atrium Ka = 5 mmHg kolom darah 7 cm (normal)
TVS meningkat apabila > 8-9 cm atau > 4 cm di atas angulus Ludovici

JVP INSPECTION

PERKUSI
Mulai Lat Medial
Perkusi dikerjakan untuk menentukan batasbatas kanan dan kiri jantung

PALPASI
Titik impuls maksimum: pasien dalam posisi
duduk.(10 cm dari garis midsternal dan
diameter tidak lebih dari 2-3 cm)
Palpasi gerakan setempat
Palpasi gerakan umum
Palpasi thrill

AUSKULTASI
Empat posisi standar:
- telentang
- dekubitus lateral kiri
- duduk tegak lurus
-duduk,membungkuk ke depan

TEKNIK

AREA AUSKULTASI
Apeks
: Mitral

RAI II KI
: Pulmonal

RAI II KA
: Ao

RAI IV-V KI : Trikuspid


Bising Organik : Turbulensi
Bising fungsional : aliran darah melalui katub
Normal
1.
Fase
2.
Lokasi dan Penjalaran
3.
Intensitas I VI, IV Thrill +
4.
Nada : Rendah tinggi
5.
Lama dan kualitas :

Crescendo Decrescendo

Blowing

Rumbling

ADA 4 AREA YANG HARUS MENDAPAT


PERHATIAN KHUSUS PADA AUSKULTASI
RAI II kanan
: auskultasi katup Ao
RAI II kiri
: auskultasi katup Pu
RAI IV V kanan
: auskultasi katup Tr
Apeks kordis
: auskultasi katup Mi

Perubahan posisi tubuh untuk mendengar


lebih jelas :
* Terlentang miring ke kiri : katup mitral
* Duduk membungkuk ke depan : katup Ao

AUSKULTASI JANTUNG
1.
2.

Bunyi Jantung : 1, 2, 3, 4
Bunyi Tambahan :
* Klik ejeksi, opening snap
* Ketukan perikardial
* Bising jantung

KLIK EJEKSI :
Karena pembukaan katup semilunar yang
stenosis
OPENING SNAP
- Karena pembukaan katup AV yang stenosis

BUNYI / SUARA JANTUNG


S1 :
Menutupnya katup AV. ( M, T )
Kontraksi otot Miokard
Aliran cepat saat katup seminular terbuka
Terdengar tunggal
S2 :
Menutupnya katup seminular ( A, P )
Terdengar memisah Sputting
S3 :
Rapid Filling Phase , Getaran cepat dari aliran darah saat
pengisian cepat dari ventrikel
Pada anak / dewasa muda
Pada keadaan komplians otot ventrikel ( hipertrofi / dilatasi )
S4:
Kontraksi atrium ( komplians vertikel )

KETUKAN PERIKARDIAL
Bunyi ekstrakardial yang terdengar akibat getaran
/ gerakan perikard pada perikarditis / efusi
perikarditis
BISING JANTUNG
Bunyi akibat getaran yang timbul dalam masa
lebih lama
Holisistolik: Mengisi seluruh fase sistolik siklus
jantung ( MI, VSD )
TO and FRO = Bising sist diast, mengisi
fase sist - diastolik

MURMURS (BISING)
Grading of Murmurs:
Grade 1 - only a
staff man can
hear
Grade 2 - audible to
a resident
Grade 3 - audible to
a medical student
Grade 4 associated with a
thrill or palpable
heart sound
Grade 5 - audible
with the
stethoscope
partially off the
chest
Grade 6 - audible at
the bed-side

Functional Murmur:
short and soft
Normal S1 and S2
Normal cardiac impulse
No evidence for hemodynamic abnormality

Bising sistolik : AS, PS, VSD, MI


Bising diastolik : AI
Bising menerus (continous Murmur) : PDA
Bising Late Systolic : ( Prolaps katup mitral)
Bising Early Diastolic : ( AI, PI )
Bising Late Diastolic : ( MS )
Bising Sea Gull : Rumbling, Musical, High
Pitched, Blowing

PEMERIKSAAN EDEMA

THANKYOU FOR YOUR


KIND
ATTENTION

DAFTAR PUSTAKA
Mark H Swartz,Buku ajar diagnostik fisik,
EGC
Dr.Liliek M.Soemartono,Diagnosa fisik
penyakit jantung,UHT
Dr.B Rudi Utantio Sp.PD,Pemeriksaan fisik
jantung ppt.

Anda mungkin juga menyukai