SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang
Disusun Oleh :
Baskoro Dwi Widodo
04.30.0199
Perpustakaan Unika
HalamanMottodanPersembahan
Semuayangbesarmulaidarisesuatuyang
kecil
Orangyangselaluragutidakakansukses
dalampekerjaanatauusahanya
SkripsiiniKupersembahkanKepada:
SemuaOrangyangKukasihi
ii
Perpustakaan Unika
Judul
Disusun Oleh:
Nama
NIM
: 04.30.0199
(Veronica Kusdiartini,SE,MSi)
iii
Perpustakaan Unika
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
Disusun Oleh:
Nama
NIM
: 04.30.0199
Tim Penguji,
Koordinator
(Anggota)
Anggota,
Dekan
Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Soegijapranata
iv
Perpustakaan Unika
NIM
: 04.30.0199
Fakultas
: Ekonomi
Jurusan
: Manajemen
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri. Apabila
dikemudian hari ditemukan adanya bukti plagiasi, manipulasi dan atau bentukbentuk kecurangan yang lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dalam bentuk
apapun dari Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Perpustakaan Unika
KATA PENGANTAR
PRODUK
PADA
PERUSDA
PERCETAKAN
KOTA
SEMARANG ini.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
mencapai gelar Sarjana S-l pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen,
Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang.
Tentunya di dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang
dialami oleh penulis, oleh sebab itu dukungan dari berbagai pihak sangat
dibutuhkan. Oleh sebeb itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan
rasa terima kasih kepada berbagai pihak, antara lain kepada:
1. Bapak
selaku
Dekan
vi
Fakuitas
Ekonomi
Perpustakaan Unika
selama
ini
telah
vii
Perpustakaan Unika
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ..... i
Halaman Motto ...... ii
Halaman Persetujuan Skripsi .... iii
Halaman Pengesahan Skripsi ....iv
Pernyataan Keaslian Skripsi . v
Kata Pengantar . vi
Daftar Isi viii
Daftar Gambar ..................................................................................................... x
Daftar Tabel .... xi
Abstrak.........xv
BAB I: PENDAHULUAN ........ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..1
1.2 Perumusan Masalah..4
1.3. Batasan Masalah..5
1.4. Tujuan.5
1.5. Manfaat...5
1.6. Sistematika Penulisan........................................................................................6
BAB II: LANDASAN TE0RI.7
2.1 Tinjauan Pustaka7
viii
Perpustakaan Unika
ix
Perpustakaan Unika
DAFTAR GAMBAR
Perpustakaan Unika
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Tingkat Produk Rusak Produk Buku Perusda Percetakan Kota
Semarang Desember 2007-November 2008.....3
Tabel 3.1 Kapabilitas Sigma dan DPMO .32
Tabel 3.2. Hasil Analisis Pareto Jenis CTQ..33
Tabel 4.1. Pegawai Menurut Pendidikan..............................................................43
Tabel 4.2. Tingkat Produk Cacat Minggu I IV Bulan Januari 2009 pada
Perusda Percetakan Kota Semarang.45
Tabel 4.3. Data hasil produksi Januari 2009 dan CTQ Potensial Pada
Perusda Percetakan Kota Semarang.48
Tabel 4.4. Kapabilitas Sigma dan DPMO dari Proses Produksi pada
Perusda Percetakan Kota Semarang49
Tabel 4.5. Menghitung frekuensi dari setiap CTQ..............................................50
Tabel 4.6. Faktor Penyebab Kecacatan .....52
Tabel 4.7. Penggunaan Metode 5W-1H Untuk Mengembangkan
Rencana Tindakan Pada Faktor Man Kertas Miring............................58
Tabel 4.8. Penggunaan Metode 5W-1H Untuk Mengembangkan
Rencana Tindakan Pada Faktor Man Warna Tidak Jelas ....................59
Tabel 4.9. Penggunaan Metode 5W-1H Untuk Mengembangkan
Rencana Tindakan Pada Faktor Man Balur Hitam/Bercak Hitam.........60
xi
Perpustakaan Unika
xii
Perpustakaan Unika
xiii
Perpustakaan Unika
Tabel 4.27. Rencana Tindakan dan Alat Control Untuk Mengatasi Produk Cacat
(Kertas Miring, Warna tidak jelas, Balur hitam, Kertas terlipat, Plat,
Klise atau film tidak optimal) pada faktor Method..........................77
Tabel 4.28. Rencana Tindakan dan Alat Control Untuk Mengatasi Produk Cacat
(Kertas Miring, Warna tidak jelas, Balur hitam, Kertas terlipat, Plat,
Klise atau film tidak optimal) pada faktor Material............................78
Tabel 4.29. Rencana Tindakan dan Alat Control Untuk Mengatasi Produk Cacat
(Kertas Miring, Warna tidak jelas, Balur hitam, Kertas terlipat, Plat,
Klise atau film tidak optimal) pada faktor Environment.....................78
xiv
Perpustakaan Unika
ABSTRAK
Perkembangan dunia usaha yang semakin maju telah memunculkan
persaingan yang semakin tajam pula. Persaingan dalam dunia bisnis dapat berupa
persaingan dalam kualitas produk, pelayanan maupun harga produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Perusda Percetakan Kota Semarang adalah perusahaan
yang merupakan milik pemerintah kota Semarang yang bergerak di bidang
percetakan dan offset, untuk memenuhi dan melayani kebutuhan pemerintah
Daerah dan masyarakat. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
adalah kertas, tinta, film dan lain-lain yang proses produksinya menggunakan
teknologi yang cukup tinggi. Tetapi kenyataanya dalam proses produksinya tidak
terlepas dari
cacat produk. Penelitian ini akan menganalisis rancangan
Pengendalian Kualitas Produk pada Perusda Percetakan Kota Semarang
dengan menggunakan metode Six Sigma.
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana
rancangan pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Perusda Percetakan Kota
Semarang?
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : untuk
mengetahui rancangan pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Perusda
Percetakan Kota Semarang dengan menggunakan metode Six Sigma.
Penelitian ini dilakukan di Perusda Percetakan Kota Semarang yang
berlokasi di Kelurahan Kalicari Kecamatan Pedurungan Semarang. Alasan dipilih
Perusda Percetakan Kota Semarang sebagai obyek penelitian karena biaya bahan
tiap tahun tidak mengalami penurunan karena produk yang dihasilkan oleh
Perusda Percetakan Kota Semarang masih cukup banyak yang cacat dan sudah
melewati batas standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 5%. Oleh
karena itu, dengan adanya penelitian ini perusahaan dapat mencoba melakukan
pengendalian kualitas dengan menggunakan metode Six Sigma dengan membuat
suatu program pengendalian kualitas yang terencana diharapkan dapat
mengurangi produk cacat dalam perusahaan.
Jenis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Data Primer dan
Data Sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan
3 cara yaitu : Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Metode Analisis Data
menggunakan metode Six Sigma.
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Perusda Percetakan Kota Semarang hingga saat ini
masih belum menerapkan Six Sigma secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat
karena di dalam prakteknya Perusda Percetakan Kota Semarang masih belum
dapat mencapai dan mengatasi tingkat produk cacat yang dihasilkannya di bawah
5% sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
xv
Perpustakaan Unika
Maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : (1) Pada tahap Define, Perusda Percetakan Kota Semarang telah
melakukan pendefinisian kriteria kualitas, tetapi dalam metode Six Sigma,
pelaksanaan perusahaan dalam tahap define belum mencakup keseluruhan tahap
define yaitu menyangkut rencana tindakan yang harus dilakukan seperti pelatihan
dan pemahaman kepada karyawan. (2) Pada tahap Measure, produk buku
memiliki kapabilitas sigma sebesar 2,50 dengan DPMO 12.359 yang artinya
masih dalam kategori buruk dan perlu untuk ditingkatkan, dan terdapat 5
karakteristik kunci yang menyebabkan produk ini tidak memenuhi harapan
pelanggan yaitu : Kertas miring, Warna tidak jelas, Balur hitam, atau bercak tinta,
Kertas terlipat, Plat, klise, atau film yang tidak optimal (setting tidak pas).
(3) Pada tahap Analyze, diperoleh kesimpulan yaitu jenis CTQ yang tidak dapat
dipenuhi oleh perusahaan adalah kertas miring, warna tidak jelas, balur hitam atau
bercak tinta, kertas terlipat, dan plat, klise, atau film yang tidak optimal (setting
tidak pas). Faktor terbesar penyebab produk cacat adalah kertas miring, yaitu
sebesar 25,10%. (4) Pada tahap Improve (berupa rancangan), dapat disimpulkan
perusahaan perlu melakukan rencana tindakan pengendalian dan peningkatan
kualitas Six Sigma berdasar pada 5W-1H yaitu what, why, where, when, who, dan
how dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas dengan
melakukan rencana tindakan perbaikan untuk faktor man, machine, methods,
material dan environment sehingga dapat menurunkan persentase produk cacat
perusahaan. (5) Pada tahap Control (berupa rancangan) yaitu perusahaan
melakukan pengontrolan setiap 1-2 bulan sekali untuk mengurangi hasil produk
cacat pada produk buku, pada faktor man, machine, methods, material dan
environment.
Dari hasil penelitian dan analisis ini, maka peneliti sedikit memberi saran
bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut: (1) Pada tahap define maka perusahaan
sebaiknya melakukan pelatihan dan pemahaman kerja untuk meningkatkan
ketrampilan dan kemampuan seperti bagaimana memilih dan membedakan bahan
baku yang baik, penanganan bahan dengan benar karena banyak cacat yang
diakibatkan oleh karyawan yang kurang hati-hati dalam menangani bahan,
ketrampilan dalam perawatan mesin secara teratur, memberi pedoman kerja, serta
kesadaran karyawan tentang pentingnya kualitas produk yang dihasilkan. (2) Pada
tahap measure maka perusahaan sebaiknya melakukan pembenahan dalam
berbagai hal seperti mesin yaitu apakah perlu adanya perbaikan atau tidak.
(3) Pada tahap analyze, sebaiknya perusahaan memperhatikan jenis kerusakan dan
penyebab cacat yang terjadi, seperti cacat yang paling potensial atau paling sering
terjadi pada tiap proses produksi tanpa mengesampingkan penyebab cacat yang
lain dengan cara membuat pedoman dan standar kerja bagi karyawan. (4) Pada
tahap improve sebaiknya perusahaan menerapkan pengendalian kualitas dengan
pendekatan sigma berdasarkan 5W-1H, yaitu produk apa yang paling sering cacat,
mengapa sering terjadi cacat, pada bagian proses mana cacat sering terjadi, kapan
terjadi cacat, siapa penyebab cacat, serta bagaimana terjadinya cacat. (5) Pada
tahap control sebaiknya perusahaan terus melakukan pengontrolan setiap satu
minggu sekali agar mengetahui produk cacat yang terjadi.
xvi
1
Perpustakaan Unika
BAB I
PENDAHULUAN
2
Perpustakaan Unika
3
Perpustakaan Unika
Tabel 1.1.
Tingkat Produk Rusak Produk Buku
Perusda Percetakan Kota Semarang Desember 2007-November 2008
Bulan
Rusak
Persentase
Rusak
Des-07
6.107.640
4.580.730
288.800
6,30
Jan-08
6.205.653
4.654.240
317.680
6,83
Feb-08
6.182.764
4.637.073
259.920
5,61
Mar-08
6.477.181
4.857.886
301.796
6,21
Apr-08
6.377.127
4.782.845
222.376
4,65
Mei-08
6.187.039
4.640.279
270.028
5,82
Jun-08
6.477.181
4.857.886
268.598
5,53
Jul-08
5.608.601
4.206.451
235.401
5,60
Agust-08
6.182.764
4.637.073
243.946
5,26
Sep-08
6.719.191
5.039.393
266.851
5,30
Okt-08
5.879.040
4.409.280
289.089
6,56
Nop-08
6.182.764
4.637.073
243.025
5,24
55.940.209
267.293
5,74
Total
74.586.946
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2008
4
Perpustakaan Unika
5
Perpustakaan Unika
1.4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui rancangan pengendalian kualitas yang dilakukan oleh Perusda
Percetakan Kota Semarang dengan menggunakan metode Six Sigma.
1.5. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi perusahaan.
Sebagai pedoman dan pertimbangan bagi perusahaan untuk melakukan
rancangan pegendalian kualitas sehingga perusahaan dapat mengantisipasi
produk rusak.
b. Bagi pihak lain.
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan bagi pembaca untuk
6
Perpustakaan Unika
7
Perpustakaan Unika
BAB II
LANDASAN TE0RI
8
Perpustakaan Unika
(Gasperz, 2001 : 5)
2. Kualitas dapat didefinisikan sebagai jumlah dan jasa atribut atau sifat
sebagaimana didefinisikan di dalam produk yang bersangkutan. (Ahyari, 2003 :
239)
3. Kualitas merupakan faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan
produk tersebut bernilai sesuai dengan maksud untuk apa produk tersebut
di produksi. (Handoko, 2000 : 54)
4. Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang
tampak jelas maupun yang tersembunyi. (Render, 2001 : 92)
Oleh sebab itu berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa
kualitas adalah standar atau kualifikasi yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan
dalam produksi suatu barang. Sedangkan definisi pengendalian kualitas adalah
proses pengukuran dan evaluasi dalam melakukan proses produksi sehingga sesuai
dengan keinginan konsumen dan standar yang ditetapkan oleh perusahaan, jika
terdapat
penyimpangan
maka
akan
dilakukan
tindakan
perbaikan
untuk
memperbaikinya.
9
Perpustakaan Unika
2. Six Sigma adalah sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai,
mempertahankan, dan memaksimalkan sukses bisnis. Six Sigma secara unik
dikendalikan olah pemahaman yang kuat terhadap fakta, data, dan analisis
statistik, serta perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki, dan
menanamkan proses bisnis. (Pande, 2002 : 11)
3. Six Sigma adalah konsep statistik yang mengukur suatu proses yang berkaitan
dengan cacat. Six Sigma pun merupakan falsafah manajemen yang berfokus
untuk menghapus cacat dengan cara menekankan pemahaman, pengukuran, dan
perbaikan proses. (Brue, 2002 : 2)
Berdasarkan pngertian di atas dapat disimpulkan bahwa Six Sigma
merupakan suatu metode atau teknik dalam hal pengendalian dan peningkatan
produk dimana sistem ini sangat komprehensif dan fleksibel untuk mencapai,
mempertahankan, dan memaksimalkan kesuksesan suatu usaha.
10
Perpustakaan Unika
11
Perpustakaan Unika
Terdapat atau adanya hubungan ke lini dasar bisnis dan personal, dimana
penempatan manajemen proses, perbaikan dan pengukuran kedalam tindakan
sebagai bagian dari tanggungjawab sehari-hari terutama menajer produksi.
2.
12
Perpustakaan Unika
suatu keputusan bahwa perusabahan adalah penting bagi sukses terus menerus.
3.
pendekatan
yang
mendatangkan
hasil
dengan
kemudahan
dan
13
Perpustakaan Unika
strategi paling penting yang komplementer untuk meraih sukses terus menerus.
Pada model desain ulang sasarannya bukanlah untuk memperbaiki melainkan
untuk mengganti dengan proses yang baru.
3. Manajemen proses
Infrastruktur untuk kepemimpinan six sigma merupakan strategi yang paling
revolusioner karena melibatkan suatu perubahan fokus, dari kekeliruan dan arah
fungsi-fungsi kepada memahami dan memfasilitasi proses-proses, aliran kerja
yang memberikan nilai kepada pelanggan dan para pemegang saham.
Terdapat 6 hal yang harus diperhatikan bila konsep kunci six sigma akan
diterapkan dalam perusahaan manufaktur, yaitu :
1. Indentifikasi produk yang akan memuaskan pelanggan
2.
14
Perpustakaan Unika
15
Perpustakaan Unika
organisasi
memiliki
pelanggan-pelanggan
kunci
yang
(C )
X 1.000.000
( B) X ( D)
Ket :
C : Jumlah produk cacat
B : Jumlah produk yang diperiksa
D : Jumlah CTQ potensial
f. Mengkonvensi DPMO menjadi nilai Sigma dengan menggunakan tabel
16
Perpustakaan Unika
Secara umum setiap proses Six Sigma yang terpilih harus memenuhi kategori :
1). Memberikan manfaat bisnis atau hasil-hasil
2) Kelayakan
3) Memberikan dampak positif pada organisasi
b. Mendefinisikan peran orang-orang yang terllihat dalam Six Sigma
Dilangkah kedua ini, didefiniskan peran orang-orang yang terlibat dalam proyek
implementasi Six Sigma adalah :
17
Perpustakaan Unika
1) Dewan kepemimpinan
2) Champions
3) Master Black Belts
4) Black Belts
5) Green Belts
6) Anggota-anggota Tim Proyek Six Sigma
c. Mendefinisikan kebutuhan pelatihan dalam proyek Six Sigma
Proses transformasi pengetahuan dan metodologi Six Sigma yang paling efektif
adalah dengan menciptakan sistem pelatihan Six Sigma yang terstruktur dan
sistematik. Sistem ini diberikan kepada orang yang telah terpilih berdasarkan
kriteria pemilihan proyek Six Sigma yang telah ditentukan. Hal ini berarti bahwa
organisasi harus secara terus menerus mengenai informasi dan pandangan baru
dari pelanggannya, lingkungan eksternal dan proses-proses.
d. Mendefinisikan proses kunci beserta pelanggan dari proyek Six Sigma
Proyek Six Sigma yang telah ditentukan, harus didefinisikan dalam proses kunci
dan pelanggan yang terlibat dalam proses tersebut. Sebelum melakukan langkah
ini perlu diketahui model proses SIPOC (Suppliers Inouts Processes Outputs
Customers) sebagai berikut :
1) Suppliers, merupakan kelompok orang yang memberikan informasi kunci,
material, atau sumber daya lain kepada proses.
2) Inputs, merupakan segala hal yang diberikan oleh supplier pada proses
3) Processes, merupakan langkah-langkah transformasi untuk menambah nilai
padainputs.
18
Perpustakaan Unika
4) Output, merupakan produk berupa barang dan jasa dari suatu proses.
5) Customers, merupakan kelompok orang yang menerima outputs.
e. Mendefinisikan kebutuhan spesifik dari pelanggan yang terlihat dalam proyek
Six Sigma
Dalam mendefinisikan kebutuhan spesifik dari pelanggan, terdapat dua
persyaratan kritis, yaitu :
1) Persyaratan output.
Merupakan karakteristik produk akhir (barang/jasa) yang diserahkan kepada
pelanggan pada akhir suatu proses yang berkaitan dengan efektivitas produk
akhir tersebut. Dalam persyaratan ini tim proyek Six Sigma harus mampu
mendaftar semua persyaratan output yang diinginkan oleh pelanggan.
2) Persyaratan pelayanan
Petunjuk bagaimana pelanggan sebaiknya diperalkukan selama eksekusi dari
proses tersebut. Misalnya melakukan pelanggan dengan ramah.
Setelah persyaratan output dan persyaratan pelayanan tersebut didefinisikan
langkah selanjutnya adalah mengendalikan kualitas dan mendefinisikan
melakui karakteristik kualitas, yang disebut sebagai Critical to Quality.
f. Mendefinisikan pernyataan tujuan proyek Six Sigma
Mendefinisikan tujuan dari proyek Six Sigma harus mengikuti prinsip SMART
sebagai berikut :
1) Specific (spesifik)
Tujuan dari proyek Six Sigma harus dinyatakan secara spesifik dan tegas,
sehingga tidak menimbulkan pengertian yang rancu.
19
Perpustakaan Unika
sebaiknya
mampu
menjawab
beberapa
pertanyaan
berikut
yang
20
Perpustakaan Unika
2. Measure
Tahap measure merupakan tahap dimana melakukan pemetaan proses,
pengevaluasian sistem pengukuran dan menaksir kemampuan baseline kinerja dalam
perusahaan.
Terdapat tiga hal pokok dalam tahap measure :
a. Menetapkan karakteristik kualitas (Critical to Quality) kunci
Dalam menentapkan karakteristik kualitas kunci harus mempertimbangkan setiap
aspek dan proses operasional yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang
nilai kuaitas. Perusahaan harus melakukan pengukuran terhadap hal-hal yang
memiliki keterkaitan dengan kepuasan konsumen dan strategi bisnis perusahaan.
Penerapan karakteristik berkaitan langsung dengan kebutuhan pelanggan akan
sangat tergantung pada situasi dan kondisi dari masing-masing perusahaan.
Dalam hal ini perusahaan harus mempertahankan aspek internal dan aspek
eksternalnya.
21
Perpustakaan Unika
setiap
langkah
dalam
proses
untuk
mengendalikan
dan
22
Perpustakaan Unika
3. Analisis
Tahap ini merupakan tahap dimana perusahaan harus mencari dan memahami
mengapa produk-produk cacat dapat terjadi. Dengan kata lain pada tahap ini,
perusahaan melalui Six Sigma mereka, mencari input mana saja yang mempengaruhi
kualitas output.
Pada tahap ini perusahaan harus melakukan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
23
Perpustakaan Unika
sehingga
memungkinkan
pihak
manajemen
untuk
24
Perpustakaan Unika
Methods
Machines
Akibat
Akar
penyebab
Manpower
Materials
Environment
Gambar 2.1
Diagram Sebab Akibat
Berdasarkan ketegori sumber penyebab dari masalah kualitas
(Sumber : Gasperz, 2002)
25
Perpustakaan Unika
4. Improve
Pada langkah ini ditetapkan suatu rencana tindakan untuk meningkatkan
kualitas Six Sigma. Tim peningkatan kualitas harus mengetahui target yang harus
dicapai, mengapa rencana tindakan itu harus dilakukan, siapa penanggung jawab
rencana tindakan itu, bagaimana melaksanakan rencana tindakan itu.
5. Control
Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan
disebarluaskan, praktek-praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses
distandarsasikan dan disebarluaskan, dan dijadikan pedoman kerja standar, serta
kepemimpinan atas tanggung jawab ditransfer dari tim Six Sigma kepada pemilik
atau penanggung jawab proses.
26
Perpustakaan Unika
Produk
Produk cacat
Pengendalian kualitas
dengan metode Sig Sixma:
Define
Measure
Analyze
Improve
Control
Implikasi Manajerial
Gambar 2.2
Kerangka Pikir Penelitian
Keterangan :
= berupa rancangan
27
Perpustakaan Unika
2.3.
Definisi Operasional
28
Perpustakaan Unika
BAB III
METODE PENELTIAN
29
Perpustakaan Unika
30
Perpustakaan Unika
cetakan.
b. Wawancara
Metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian (Husein Umar, 2001: 35)
Metode wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data primer
berupa bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dan akar penyebab
cacat produk selama proses produksi berlangsung.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik untuk memperoleh data penelitian yang berupa
faktor, jurnal, surat-surat, notilen hasil rapat, memo, atau dalam bentuk laporan
program. (Indriantoro et.al., 2002 : 146)
Metode dokumentasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder, yaitu
data mengenai jumlah atau produksi kertas cetakan untuk jenis buku.
3.4 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan sebagai alat analisis dengan
terapan sebagai berikut :
1.
Define
31
Perpustakaan Unika
dikalikan 100%. Karena jumlah produk cacat masih di atas standar yang
menunjukkan proses produksi belum berjalan dengan baik.
2.
Measure
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap measure ini adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan karakteristik kualitas (CTQ) kunci
Langkah ini menetapkan karakteristik kunci apa saja yang dapat
menyebabkan hasil kertas tidak memenuhi harapan pelanggan.
b. Melakukan pengukuran baseline kinerja
Pada langkah ini dilakukan pengukuran tingkat kinerja perusahaan untuk
meningkatkan kualitas Six Sigma, sehingga kemajuan peningkatan yang
dicapai dapat diukur sepanjang berlangsungnya proyek Six Sigma.
Pengukuran baseline kinerja ini menggunakan pengukuran pada tingkat
output.
Langkah-langkah untuk melakukan baseline kinerja (Gaspersz : 2002)
adalah :
1. Menetapkan periode waktu yang akan diuji
2. Menuliskan jumlah produk yang akan diperiksa selama periode no. 1 pada
kolom tabel B.
3. Menuliskan jumlah produk cacat dalam kolom tabel C.
4. Menuliskan jumlah CTQ potensial penyebab kecacatan produk pada
kolom D.
5. Menghitung dan menuliskan DPMO dengan menggunakan rumus :
DPMO =
(C )
X 1.000.000
( B) X ( D)
32
Perpustakaan Unika
Keterangan :
C : Jumlah produk cacat
B : Jumlah produk yang diperiksa
D : Jumlah CTQ potensial
6. Mengkonversi DPMO menjadi nilai Sigma dengan menggunakan tabel
konveksi hasil bebas cacat ke nilai sigma dan DPMO.
Bentuk tabel yang digunakan dalam pengukuran adalah sebagai berikut :
Periode
(A)
Tabel 3.1
Kapabilitas Sigma dan DPMO
Banyaknya
Banyaknya
Banyaknya
CTQ
produk
produk
potensial
DPMO
yang
penyebab
(E)
yang cacat
diperiksa
(C)
kesalahan
(B)
(D)
Sigma
(F)
1
.......
........
N
Dst
Keterangan:
DPMO : Defect Per Million Opportunities (kegagalan per sejuta kesempatan)
CTQ : Critical to Quality (Karakteristik kualitas kunci)
3.
Analisis
33
Perpustakaan Unika
Frekuensi
Frekuensi
Komulatif
Total
Persentase
dari total (%)
Persentase
Komulatif
(%)
100%
34
Perpustakaan Unika
Machines
Methods
Akibat
Akar
penyebab
Manpower
Materials
Environment
Gambar 3.1
Diagram Sebab Akibat
Berdasarkan ketegori sumber penyebab dari masalah kualitas
(Sumber : Gasperz, 2002)
4.
Improve
Pada langkah ini, ditetapkan suatu rancangan atas tindakan untuk
meningkatkan kualitas Six Sigma. Analisis menggunakan metode 5W-IH
What-tujuan utama, Whyalasan kegunaan, Where-lokasi, When-sekuens,
Who-orang, dan How metode.
a. Improve pada faktor Man ditentukan apakah tujuan improve pada faktor
man, alasan kegunaannya, lokasi, sekuens, dan bagaimana caranya (5W1H)
b. Improve pada faktor material ditentukan apakah tujuan improve pada
faktor meterial.
c. Improve pada faktor machine ditentukan apakah tujuan improve pada
faktor mesin.
d. Improve pada faktor method ditentukan apakah tujuan improve pada
faktor metode.
35
Perpustakaan Unika
5.
Control
Dilakukan pengontrolan untum masing-masing rencana tindakan apakah
ada peningkatan kualitas hasil pada produksi Perusda Percetakan Kota Semarang.
Pada tahap ini akan dilakukan program pengontrolan untuk mengontrol rencana
tindakan yang akan dilakukan.
Perencanaan pada tahap control dilakukan dengan merancang hasil-hasil
peningkatan kualitas yang kemudian akan mengintegrasikan hasil Six Sigma ke
dalam cara-cara praktek bisnis perusahaan sehingga pengendalian kualitas produk
oleh perusahaan.
36
Perpustakaan Unika
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Percetakan
Kota
Semarang
memiliki
visi
Prima
dalam
37
Perpustakaan Unika
6. NPWP
No.
01.477.919.3-504.000
dan
PKP
No.
PEM-
124/WPJ.10/KP.0503/2002.
Perusahaan daerah mempunyai tuga pokok untuk melayani dan memenuhi
kebutuahn pemerintah Daerah dan masyarakat, dalam bidang percetakan. Perusda
Percetakan Kota Semarang seperti badan usaha lainnya juga memiliki tujuan utama
memperoleh keuntungan.
38
Perpustakaan Unika
konsumen
yang
semakin
meningkat
merangsang
39
Perpustakaan Unika
Bagian
Tata Usaha
(6 orang)
Bagian
Keuangan
(3 orang)
Bagian
Pengadaan
dan
Pemasaran
(7 orang)
Bagian Produksi
dan Jasa Cetak
(30 Orang)
Penagawasan
Intern
(1 orang)
Gambar 4.1
Bagan Struktur Organisasi Perusda Percetakan Kota Semarang
40
Perpustakaan Unika
41
Perpustakaan Unika
hasil
produksi
kepada
konsumen,
42
Perpustakaan Unika
43
Perpustakaan Unika
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menurut
Pendidikan
SD
SLTP
SLTA
D3
S1
Non Pendidikan
Jumlah
Tabel 4.1.
Pegawai Menurut Pendidikan
Bagian
Jasa
TU KU Pemsr dan
Cetak
pengdn
12
2
2
3
3
13
3
2
4
1
1
1
1
1
30
6
3
7
SPI
Total
16
4
23
1
3
1
48
44
Perpustakaan Unika
4. Mengatur persediaan kertas yang dibutuhkan baik A1, A2, A3, A4 atau A5
yang dibutuhkan dalam cetakan.
Proses finishing ini terdiri dari :
1.
Folding(melipat)
Proses kertas yang sudah dicetak secara otomatis dilipat sesuai dengan
spesifikasi produk.
2.
3.
Glueing:
Proses pelapisan lem untuk merekatkan produk.
4.
Thread Sewing :
Merekatkan bagian-bagian dengan menjahitnya agar lebih kuat dan lebih
mudah untuk dibuka.
5.
Trimming/cutting :
Menghilangkan tepi atau bagian dari kertas-kertas yang sudah menyatu
menjadi buku agar sesuai dengan ukuran cetak yang diinginkan.
6.
Wrapping :
Proses yang didalamnya terdiri dari pemilahan produk secara seksama,
menempelkan label dan mengemasnya sebelum dikirim ke pemesan.
Demikianlah proses yang dilakukan dalam tahap-tahap percetakan yang
45
Perpustakaan Unika
cacat
produk cacat
1245
1470
1338
1436
1245
5,79%
6,14%
5,72%
5,64%
5,79%
Dari tabel 4.2. dapat diketahui besarnya persentase cacat produk selama
periode pengamatan yaitu dari minggu I hingga minggu IV dengan perincian
sebagai berikut: untuk minggu pertama persentase produk cacat adalah 5,79%
untuk minggu kedua meningkat menjadi 6,14% dan mengalami penurunan
menjadi 5,72% untuk minggu ketiga dan pada minggu keempat menjadi
5,64% (mengalami penurunan kembali). Meskipun demikian nilai rata-rata
keseluruhan adalah sebesar 5,79% sehingga diketahui bahwa persentase cacat
ini masih di atas batas toleransi yang ditetapkan perusahaan yaitu sebesar 5%.
46
Perpustakaan Unika
Persentase cacat tertinggi adalah pada minggu kedua (6,14%) dan persentase
cacat terkecil adalah pada minggu keempat (5,64%). Karena dari keempat
minggu pada periode pengamatan pada Bulan Januari 2009 persentase produk
cacat masih melebihi batas toleransi yang ditetapkan perusahaan yaitu lebih
besar daripada 5%, maka perlu diketahui masalah yang menyebabkan hal ini
terjadi, sehingga dibutuhkan pendefinisian masalah kualitas pada Perusda
Percetakan Kota Semarang.
Langkah-langkah pada tahap define adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah-masalah yang ada di perusahaan.
Dari tabel diatas rata-rata persentase tingkat kecacatan dalam produksi buku
melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 5%,
sehingga menyebabkan suatu produk tidak memenuhi harapan pelanggan
seperti adanya kertas miring, warna tidak jelas, balur hitam atau bercak tinta,
kertas terlipat, Plat, klise, atau film yang tidak optimal (setting tidak pas).
2. Menetapkan sasaran dan tujuan dari diadakannya proyeksi Six Sigma.
Menurunkan persentase produk cacat hingga pada level yang telah di
tentukan perusahaan sehingga proses produksi berjalan baik. Disini
perusahaan telah menetapkan standar toleransi produk cacat yaitu 5%.
Pada tahap define Perusda Percetakan Kota Semarang telah melakukan
pencatatan tentang banyaknya proses produksi, volume produk cacat, dan
menghitung persentase produk cacat yang selama ini terjadi dalam perusahaan.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa pada tahap define ini Perusda
Percetakan Kota Semarang telah melakukan tahap define hanya saja belum
47
Perpustakaan Unika
2. Measure (pengukuran)
Measure merupakan suatu tahap pengukuran dan menaksir kemampuan baseline
kinerja dari perusahaan. Terdiri atas dua tahap yaitu:
a. Menetapkan karakteristik kualitas (CTQ) kunci.
Karakteristik-karakteristik kualitas kunci yang menyebabkan suatu produk
tidak memenuhi harapan pelanggan adalah
1. Kertas miring
2.
48
Perpustakaan Unika
Tabel 4.3.
Data hasil produksi Januari 2009 dan CTQ Potensial
Pada Perusda Percetakan Kota Semarang
Banyaknya
Banyaknya hasil
Banyaknya CTQ
produksi Kertas
produksi yang
Potensial
Keterangan
yang diperiksa
cacat
Penyebab kecacatan
Minggu I
21502
1245
5
Minggu II
23950
1470
5
Minggu III
23379
1338
4
Minggu IV
25480
1436
5
Rata-rata:
21502
1245
Sumber : Data Primer yang Diolah
diketahui
setiap
49
Perpustakaan Unika
Tabel 4.4.
Kapabilitas Sigma dan DPMO dari Proses Produksi
pada Perusda Percetakan Kota Semarang
Periode (A)
Banyaknya Banyaknya Banyaknya DPMO
produk
produk cacat
CTQ
(E)
diperiksa (B)
(C)
Potensial
penyebab
kesalahan
(D)
Minggu I
21502
1245
Minggu II
23950
1470
Minggu III
23379
1338
Minggu IV
25480
1436
Rata-rata:
Sumber: Data Primer yang telah diolah
5
5
4
5
Sigma (F)
11580
12276
14308
11272
12359
2,53
2,51
2,45
2,53
2,50
Pada tabel 4.4 diketahui perhitungan kapabilitas sigma dan DPMO dari
proses produksi kertas cetakan, bahwa Perusda Percetakan Kota Semarang memiliki
tingkat Sigma sebesar 2,50 dengan DPMO sebesar 12.359. DPMO terkecil adalah
pada minggu keempat dengan sigma terbesar ini menunjukkan kualitas yang terbaik
karena produk cacat tersedikit, sedangkan untuk minggu ketiga DPMO-nya
terbanyak dengan tingkat sigma terkecil, ini adalah minggu dengan tingkat cacat
terbesar. Semakin besar tingkat sigma menunjukkan cacat produk yang semakin
kecil, sehingga semakin kecil tingkat sigma menunjukkan cacat produk yang makin
banyak. Jadi dari rata-rata keempat minggu pengamatan pada penelitian ini
menunjukkan dari 1 juta produk cacat, yang cacat rata-ratanya sebesar 12.359.
Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pada tahap measure Perusda
Percetakan Kota Semarang dapat melakukan pengukuran baseline kinerja tentang
jenis kecacatan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui kapabilitas sigma dan
DPMO
perusahaan
saat
ini.
Kemudian
perusahaan
harus
melakukan
50
Perpustakaan Unika
3. Analyze
Tahap ini untuk mengidentifikasi masalah-masalah dan menemukan sumber
penyebab masalah kualitas. Tahap ini terdiri atas dua langkah yaitu:
1. Melakukan analisis kapabilitas proses
Terdapat dua proses dalam melakukan analisis kapabilitas proses
yaitu :
a. Menghitung frekusensi dari setiap CTQ
Jenis CTQ
Kertas miring
Warna tidak jelas
Balur hitam, atau
bercak tinta
Kertas terlipat
Plat, klise, atau film
yang tidak optimal
(setting tidak pas)
Jumlah
Tabel 4.5.
Menghitung frekuensi dari setiap CTQ
Frekuensi
Frekuensi
Persentase
kumulatif
dari total
1378
1378
25,10%
1245
2623
22,68%
Persentase
kumulatif
25,10%
47,79%
1103
1059
3726
4785
20,09%
19,29%
67,88%
87,17%
704
5489
5489
12,83%
100,00%
100,00%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah persentase dari kecacatan yang
terbesar adalah rusaknya kertas berupa kertas miring 25,10%, warna tidak jelas
22,68%. Kemudian bercak tinta ada 20,09% serta kertas terlipat 19,29%. Terakhir
adalah setting tidak pas yaitu 12,83%. CTQ terbesar adalah pada kertas miring
(25,10%) dan terkecil adalah plat, klise, atau film yang tidak optimal (setting tidak
pas) sebesar 12,83%. Maka perlu dilakukan perbaikan untuk mengatasi kelima CTQ
potansial ini.
51
Perpustakaan Unika
Gambar 4.2
Diagram Pareto
Keterangan:
A = Kertas miring
B = Warna tidak jelas
C = Balur hitam, atau bercak tinta
D = Kertas terlipat
E = Plat, klise, atau film yang tidak optimal (setting tidak pas)
Dari gambar 4.2. diketahui bahwa jenis cacat terbesar adalah sebanyak 1.378
yaitu dengan jenis cacat kertas miring (A) dan terkecil adalah plat, klise, atau
film yang tidak optimal (setting tidak pas) sebanyak 704.
52
Perpustakaan Unika
kurang teliti.
2.
kecacatan dalam
No.
Jenis cacat
Tabel 4.6.
Faktor Penyebab Kecacatan
Faktor Penyebab Kecacatan
Man
Machine
Method
Material
Environment
708
596
74
(12,90%)
(10,86%)
(1,35%)
178
345
722
(6,29%)
(13,15%)
(3,24%)
Total
Kertas miring
Warna tidak
jelas
Balur hitam,
atau bercak
tinta
345
(6,29%)
245
(4,46%)
374
(6,81%)
Kertas
terlipat
Plat, klise,
atau film
tidak optimal
Total
245
(4,46%)
198
305
(5,56%)
205
417
(7,60%)
242
92
(1,68%)
59
1059
(19,29%)
704
(4,41%)
(3,61%)
1890
1033
(34,43%)
(18,82%)
Sumber: Data Primer yang Diolah
(3,73%)
(1,07%)
(12,83%)
5489
(100%)
1106
(20,15%)
1096
(19,97%)
225
(4,10%)
1378
(25,10%)
1245
(22,68%)
1103
(20,09%)
53
Perpustakaan Unika
faktor lingkungan atau environment yaitu 4,10%. Oleh sebab itu perlu
dilakukan perbaikan karena cacat terjadi disebabkan karena keempat faktor
penyebab kecacatan yaitu: man, machine, method, material dan environment.
Setelah melakukan perhitungan pada tabel diatas maka selanjutnya
hasil perhitungan tabel dituliskan pada diagram :
Methods: 10,86%
Environment: 1,35%
Krg. disiplin
Krg. pengawasan
Krg. teliti
Skill Rendah
Man: 12,90%
Gambar 4.3. Diagram Sebab Akibat (Fish Bone)
Berdasarkan Kategori Penyebab Cacat Kertas Miring
54
Perpustakaan Unika
Machines: 6,29%
Krg. disiplin
Kualitas tdk sesuai standar
Krg. pengawasan
Krg. teliti
Tdk ada pemeriksaan
Skill Rendah
Man: 3,24%
Material:13,15%
Machines: 4,46%
Mesin kurang terawat
Mesin aus
Balur
Hitam
(Bercak
Hitam)
Krg. disiplin
Kualitas tdk sesuai standar
Krg. pengawasan
Krg. teliti
Tdk ada pemeriksaan
Material:3,81%
Skill Rendah
Man: 6,29%
55
Perpustakaan Unika
Methods: 5,56%
Machines: 4,46%
Environment: 1,68%
Listrik tdk.stabil
Mesin aus
Sirkulasi udara
Kertas
Terlipat
Krg. disiplin
Krg. pengawasan
Krg. teliti
Skill Rendah
Man: 7,60%
Gambar 4.6. Diagram Sebab Akibat (Fish Bone)
Berdasarkan Kategori Penyebab Cacat Kertas Terlipat
Methods: 3,73%
Machines: 3,61%
Environment: 1,07%
Listrik tdk.stabil
Mesin aus
Sirkulasi udara
Krg. disiplin
Krg. pengawasan
Krg. teliti
Skill Rendah
Man: 4,41%
Gambar 4.7. Diagram Sebab Akibat (Fish Bone)
Berdasarkan Kategori Penyebab Cacat Plat, Klise / Film Tidak Optimal
Plat,
Klise, atau
fim tidak
optimal
56
Perpustakaan Unika
Methods: 20,15%
Machines: 18,82%
Environment: 4,10%
Listrik tdk.stabil
Mesin aus
Sirkulasi udara
Produk
Cacat
Krg. disiplin
Kualitas tdk sesuai standar
Krg. pengawasan
Krg. teliti
Tdk ada pemeriksaan
Material:19,97%
Skill Rendah
Man: 34,43%
Dari tabel
tertinggi ada pada manusia yaitu sebesar 34,43%. Manusia dapat menjadi
penyebab kecacatan hasil produksi dikarenakan oleh beberapa faktor sebagai
berikut :
a. Kurangnya skill atau ketrampilan kerja sehingga karyawan dalam
bekerja asal-asalan.
b. Dalam bekerja kurang teliti dikarenakan karyawan terlalu lelah dan
kurangnya istirahat.
c. Karyawan kurang disiplin disebabkan karena kurang adanya
pengawasan.
57
Perpustakaan Unika
sebesar 20,15%, hal ini menyebabkan metode menjadi faktor kecacatan hasil
produksi sebagai berikut:
a. Tidak adanya pedoman standar baku dari perusahaan untuk proses
produksi yang berlangsung
58
Perpustakaan Unika
4. Improve
Pada tahap ini ditetapkan rencana-rencana tindakan untuk melakukan
peningkatan kualitas Six Sigma berdasarkan 5W-1H (what, why, where,
when, who, dan how) dengan tujuan untuk memperbaiki faktor penyebab
cacat masing-masing, yaitu man, machine, method, dan material.
Rencana tindakan untuk masing-masing perbaikan rencana tindakan
pada faktor man, machine, method, dan material, masing-masing dan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Jenis
Tujuan Utama
Alasan
Kegunaan
Lokasi
Sekuens
(urutan)
Orang
Metode
59
Perpustakaan Unika
berlangsungnya
produk
Jenis
Tujuan Utama
Alasan
Kegunaan
Why
(mengapa)
Lokasi
Where
(dimana)
When
(bilamana)
Who (siapa)
Sekuens
(urutan)
Orang
Metode
How
(bagaimana)
60
Perpustakaan Unika
mengembangkan
rencana
tindakan
pada
faktor
man
untuk
berlangsungnya
produk
61
Perpustakaan Unika
62
Perpustakaan Unika
63
Perpustakaan Unika
64
Perpustakaan Unika
65
Perpustakaan Unika
66
Perpustakaan Unika
67
Perpustakaan Unika
tabel
tersebut
dapat
diketahui
bahwa
tujuan
utama
68
Perpustakaan Unika
Jenis
Tujuan Utama
Alasan
Kegunaan
Lokasi
Sekuens
(urutan)
Orang
Metode
How
Memberikan motivasi dan semangat kerja bagi
(bagaimana) karyawan.
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dari
tabel
tersebut
dapat
diketahui
bahwa
tujuan
utama
69
Perpustakaan Unika
How
Penyuluhan atau pemberian penjelasan untuk
(bagaimana) penyusunan standar kerja pada proses produksi
Sumber: Data Primer yang Diolah
Dari
tabel
tersebut
dapat
diketahui
bahwa
tujuan
utama
70
Perpustakaan Unika
tabel
tersebut
diketahui
bahwa
tujuan
utama
untuk
71
Perpustakaan Unika
tabel
tersebut
diketahui
bahwa
tujuan
utama
untuk
72
Perpustakaan Unika
tabel
tersebut
diketahui
bahwa
tujuan
utama
untuk
73
Perpustakaan Unika
tabel
tersebut
diketahui
bahwa
tujuan
utama
untuk
74
Perpustakaan Unika
tabel
tersebut
diketahui
bahwa
tujuan
utama
untuk
75
Perpustakaan Unika
tabel
tersebut
diketahui
bahwa
tujuan
utama
untuk
76
Perpustakaan Unika
5. Control
Untuk
tahap
terakhir
dalam
analisis
pengendalian
kualitas
menggunakan Analisis Six Sigma ini juga seperti pada tahap improve yang
berupa rancangan saja dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Faktor
Penyebab
Man
Rencana
Tindakan
1. Melakukan
pelatihan kerja
2. Melakukan
pengawasan
terhadap
karyawan
3. Menjaga
karyawan agar
memiliki
disiplin tinggi
4. Memberikan
motivasi bagi
karyawan dan
melakukan
percobaan pada
karyawan baru
Alat Control
1. Setelah adanya pelatihan kerja,
pengawasan terhadap karyawan,
menjaga agar tingkat
kedisiplinannya meningkat,
memberikan motivasi, dan
percobaan maka dilakukan
pengontrolan apakah terdapat
peningkatan kualitas, yaitu
kertas tidak lagi miring
2. Untuk mengetahui adanya
peningkatan maka perlu
dilakukan control hasil produksi
buku .
3. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan menghitung persentase
tingkat kecacatan. Pemeriksaan
ini dihitung setiap 1 atau 2 bulan
sekali
77
Perpustakaan Unika
Faktor
Penyebab
Machine
Balur hitam,
atau bercak
tinta
Kertas terlipat
Rencana
Tindakan
Penjelasan
tentang
perawatan
mesin
Plat, Klise,
atau film tidak
optimal
Alat Control
1. Setelah dilakukan penjelasan
tentang perawatan mesin maka
perlu dilakukan pengontrolan
apakah terjadi peningkatan
kualitas terhadap jalannya mesin
produksi.
2. Untuk mengetahui adanya
peningkatan, maka dilakukan
control hasil produksi buku
apakah masih terdapat banyak
kecacatan. Pengontrolan ini
dilakukan 1 minggu sekali.
3. Pemeriksaan dilakukan dengan
menghitung persentae tingkat
kecacatan selama beberapa
periode. Pemeriksaan dihitung
setiap 1 atau 2 bulan sekali
Kertas terlipat
Rencana
Tindakan
Menetapkan
pedoman baku
dalam proses
produksi
Plat, Klise,
atau film
tidak optimal
Alat Control
1. Setelah dilakukan penetapan
pedoman yang baku dalam
proses produksi maka perlu
dilakukan pengontrolan apakah
terjadi peningkatan kualitas
terhadap jalannya hasil
produksi.
2. Pengontrolan ini dilakukan
setiap 1 minggu sekali.
3. Pemeriksaan dilakukan dengan
menghitung persentase tingkat
kecacatan selama beberapa
periode . Pemeriksaan ini setiap
1 atau 2 bulan sekali
78
Perpustakaan Unika
Faktor
Penyebab
Material
Rencana
Tindakan
Pemeriksaan
yang lebih
selektif terhadap
bahan baku
Alat Control
1. Setelah dilakukan pemeriksaan
terhadap bahan baku maka perlu
adanya pengontrolan supaya
dapat dilihat ada tidaknya
pengurangan tingkat cacat hasil
produksi. Pengontrolan ini
dilakukan setiap 1 minggu
sekali.
2. Pemeriksaan dilakukan dengan
menghitung persentase tingkat
kecacatan selama beberapa
periode hingga mencapai tingkat
sigma tertinggi. Pemeriksaan ini
setiap 1 atau 2 bulan sekali
79
Perpustakaan Unika
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa Perusda Percetakan Kota Semarang hingga saat ini
masih belum menerapkan Six Sigma secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat
karena di dalam prakteknya Perusda Percetakan Kota Semarang masih belum
dapat mencapai dan mengatasi tingkat produk cacat yang dihasilkannya di
bawah 5% sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
Maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Pada tahap Define, Perusda Percetakan Kota Semarang telah melakukan
pendefinisian kriteria kualitas, tetapi dalam metode Six Sigma,
pelaksanaan perusahaan dalam tahap define belum mencakup keseluruhan
tahap define yaitu menyangkut rencana tindakan yang harus dilakukan
seperti pelatihan dan pemahaman kepada karyawan.
2. Pada tahap Measure, produk buku memiliki kapabilitas sigma sebesar
2,50 dengan DPMO 12.359 yang artinya masih dalam kategori buruk dan
perlu untuk ditingkatkan, dan terdapat 5 karakteristik kunci yang
menyebabkan produk ini tidak memenuhi harapan pelanggan yaitu :
a. Kertas miring
b. Warna tidak jelas
80
Perpustakaan Unika
5.2. Saran
Dari hasil penelitian dan analisis ini, maka peneliti sedikit memberi saran
bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut:
81
Perpustakaan Unika