Anda di halaman 1dari 4

" Cara Pembuatan Biogas Dari Eceng Gondok " Untuk memenuhi kebutuhan industri skala

rumah tangga yang hemat energi, maka banyak kalangan yang berinisiatif mencari energi
alternatif sebagai pengganti bahan bakar yang telah tersedia dengan mengingat semakin
langkahnya persediaan energi bahan bakar yang ada di Negara kita. Berangkat dari pemikiran
itu maka dibuatlah suatu penelitian dan mengambil sample eceng gondok dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa ternyata eceng gondok mempunyai cadangan energi yang sederhana
yang dapat digunakan dalam skala rumah tangga. Eceng gondok yang memiliki nama lain
Eichornia crassipes adalah sejenis tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan air.
Akan berkembang biak manakala dipenuhi limbah pertanian atau pabrik sehingga menjadi
indicator dimana di tempat/sungai tersebut sudah terkena pencemaran/limbah. Tanaman
gulma (pengganggu) ini dibagi menjadi dua macam, yaitu : Eceng biasa (genjer) : tumbuhan
air yang tumbuh di sawah-sawah dan daun muda. Bunganya yang kuncup dapat dijadikan
sayuran (Dapat dimakan oleh manusia) Eceng gondok : sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan
ini tidak dapat dimakan bahkan tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi
tumbuhan lain dan hewan sekitarnya. Meski memiliki sifat pengganggu, eceng gondok
ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar logam berat di perairan waduk seperti Fe,
Zn, Cu, dan Hg. Selain itu, eceng gondok dapat menyerap logam berat. Dan yang paling
menarik, tanaman ini mengandung selulosa dalam jumlah banyak. Dan selulosa inilah yang
bisa digunakan sebagai bahan baker alternatif. Untuk membuat Biogas Eceng Gondok,
terlebih dahulu harus disiapkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan. Bahan dan alat itu
dikelompokkan menjadi dua alat kerja, yaitu : ALAT KERJA-1 3 buah drum isi 200 liter 1
buah drum isi 100 liter 1 meter pipa galvanis, ukuran 3 inchi 5 meter slang karet/plastic 3
buah stop kran, ukuran inchi 50 cm pipa, ukuran inchi 6 buah kleman slang, ukuran
inchi Pengelasan drum (Ls) ALAT KERJA-2 Plastik polyethylene Kompor biogas PVC
ukuran 3 inchi 4 buah kenie, ukuran inchi Drat luar dalam 2 buah isolatif besar 4 batang
baut Karet ban dalam 1 buah pipa T, ukuran inchi Slang plastic saluran gas PVC ukuran
inchi 3 buah stop kran, ukuran inchi 2 buah lem paralon Lem aibon 2 plat acritik 150 cm2
CARA PEMBUATAN ALAT 1. Alat Fermentasi Dua drum ukuran 200 liter dibuang tutup
atasnya dan keduanya disambung dengan dilas secara horizontal. Di samping kiri dan
kanannya dipasang 3 inchi pipa sepanjang 50 cm yang berguna untuk memasukkan eceng
gondok yang sudah dirajang/ditumbuk dan pipa yang satunya lagi sebagai pembuangan.
Setelah itu di bagian atas drum fermentasi dipasang pipa inchi dan stop kran inchi yang
disambung dengan slang. 2. Alat Penampungan Gas Drum ukuran 100 liter tutup bagian
bawahnya dibuang, kemudian pada tutup bagian yang tidak dibuang dipasang 2 buah pipa
inchi dan stop kran inchi yang akan disambung dengan slang dari ruang fermentasi dan ke
kompor gas. Lantas, tempat penampungan gas yang bagian sisinya atau tutupnya dibuang
dimasukkan ke drum yang berukuran 200 liter yang sudah berisi 100 liter air. Selain alat
penampung gas terbuat dari bahan plastic yang berukuran panjang 120 cm dan diameter 60
cm. Alat penampungan gas ini dimasukkan ke drum ukuran 200 liter yang sudah terisi air.
Jika gas dari eceng gondok sudah masuk ke alat penampungan drum atau plastic maka akan
terlihat mengambang. Fungsi air itu sebagai penekan. Air yang ada akan menekan gas ke
atas. Karena air dan gas tak bersenyawa. Gambar 1.3 Tangki pencerna biogas PROSES
PRODUKSI Proses produksi eceng gondok sangat sederhana sekali, hanya dibutuhkan
perlengkapan seperti tabung fermentasi yang tersambung ke tabung pengumpul gas dan
diteruskan ke kompor. Hanya tiga bagian yang dibutuhkan dalam biogas ini, tabung
fermentasi, tabung penampung gas, serta kompor sebagai media pembakar. Sebelum
dimasukkan ke dalam tabung fermentasi, eceng gondok terlebih dahulu harus dirajang atau
ditumbuk halus. Setelah itu dicampur air bersih 1:1. Misalnya 20 kg eceng gondok dicampur
dengan 20 kiloliter air, lantas diaduk merata. Setelah tercampur, masukkan ke dalam lubang
pipa yang sudah disiapkan di ujung kiri tabung fermentasi yang akan mengalirkan gas ke

drum penampungan setelah beberapa hari. Eceng gondok yang sudah ditumbuk sebanyak 20
kg dapat menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai
selama 30 menit. Eceng gondok seberat 30 kg yang telah dirajang tanpa ditumbuk dapat
menghasilkan gas yang dapat dipakai selama 7 hari, dan setiap harinya dapat dipakai selama
90 menit. Ketika menggunakan biogas untuk memasak, tabung fermentasi bisa kembali diisi
dengan eceng gondok baru. Secara terus menerus eceng gondok bisa terus dimasukkan ke
dalam tabung fermentasi. Karena dalam tabung tersebut sudah terpasang pipa untuk proses
pengeluaran, ampas eceng gondok akan mengalir dengan sendirinya bila eceng gondok baru
masuk ke dalam tabung. Ampas ini bisa digunakan untuk pupuk kompos. Make Money at :
http://bit.ly/copy_win
Make Money at : http://bit.ly/copy_win

Membuat Kompor Biogas Mengandalkan Eceng Gondok


https://klipingut.wordpress.com/2009/11/26/membuat-kompor-biogas-mengandalkan-ecenggondok/
November 26, 2009 at

PETUGAS stan Endang memasukkan cacahan tanaman eceng gondok pada Pameran Inovasi
IPTEKS 2009 di Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa (3/3). Hasil fermentasi
dari 10 kg ecengan gondok dapat menghasilkan energi sebanding 0,8 liter minyak tanah.*
USEP USMAN NASRULLOH/PR
Memanfaatkan eceng gondok (Eichornia crassipes) sebagai biogas, bisakah? Tentu bisa. Hanya mengandalkan
proses fermentasi, pembaca sudah bisa menikmati gas buatan sendiri sekaligus membantu ekosistem air untuk
tidak terganggu dari kembang biak eceng gondok yang tergolong cepat. Terlebih, mendapatkan eceng gondok
,di Kota Bandung khususnya, tidak terlalu sulit. Pasalnya, di kota itu banyak sekali sungai yang tercemar limbah
pabrik.

Alat dan cara pembuatannya pun bisa dipraktikkan sendiri baik dalam skala rumah tangga.
Pada dasarnya, rangkaian kerja alat ini terdiri dari tiga macam, yaitu alat fermentasi sebagai
tempat gas diproses dan dihasilkan, penampung gas, dan kompor gas.
Untuk membuat alat fermentasi, sediakan 2 drum isi 200 liter, 1 meter pipa galpanis 3 inci, 5
meter selang karet/plastik, 3 stop keran setengah inci, 50 meter pipa setengah inci, 6 kleman
selang setengah inci, dan gunakan jasa las drum.
Sementara untuk alat penampung gas, bisa menggunakan plastik polyethelin yang tebalnya
minimal 0,6 milimeter, berdiameter 60 sentimeter (cm), dan tingginya 1,5-2 meter. Plastik ini

biasa digunakan sebagai tempat ikan. Jika khawatir dapat terjangkau oleh anak-anak,
pembaca juga bisa memanfaatkan drum 100 liter.
Selain plastik, yang harus disediakan adalah PVC 3 inci, 4 kenie setengah inci, drat luar
dalam, 2 isolatif besar, 4 baut, karet ban dalam, 1 T setengah inci, selang plastik saluran gas,
PVC tiga perempat inci 2 liter, 3 stop keran setengah inci, 2 lem paralon, lem aibon, dan 2
plat acritik 150 cm persegi.
Untuk kompor pun, jika pembaca tidak mempunyai tipe kompor semawar seperti yang biasa
digunakan penjual nasi goreng, pembaca bisa membuatnya sendiri. Caranya, manfaatkan pipa
yang ditutup pada bagian atas dan bawah.
Pada tutup atas, bor beberapa titik sebagai tempat keluar gas. Sementara kurang lebih pada
seperempat dari panjang pipa, dekat dengan tutup bawah pasang selang yang akan
dihubungkan dengan alat penampung gas tadi.
Cara Pembuatan
Jika alat sudah selesai disiapkan, cara pembuatannya secara garis besar adalah sebagai
berikut.
Untuk alat fermentasi, tutup atas drum isi 200 liter dibuang, lalu disambungkan dengan jasa
las sehingga volumenya menjadi 400 liter. Di kiri dan kanannya dipasang pipa 3 inci
sepanjang 50 cm yang berguna untuk memasukkan eceng gondok dan satunya lagi sebagai
pembuangan air pada proses fermentasi nanti.
Kemudian di tengah bagian atas drum fermentasi tersebut dipasang pipa setengah inci dan
stop keran setengah inci yang akan disambungkan ke alat penampung gas melalui selang.
Untuk membuat penampung gas, misalnya dengan drum 100 liter tadi, pada tutup atas drum
pasanglah 2 pipa setengah inci dan stop keran setengah inci yang akan disambung dengan
selang dari ruang fermentasi dan ke kompor gas. Pengaturan selang bisa dilakukan sendiri
apabila ingin dihubungkan dengan lebih dari satu kompor.
Prinsip kerja tersebut berlaku sama apabila ingin menggunakan plastik polyethelin. Pembaca
membentuk plastik menjadi silinder dan pemasangan selang-selang penghubung sama dengan
cara di atas.
Hanya, jika menggunakan plastik, pembaca harus memberi pemberat pada bagian atas
plastik. Pemberat ini bisa menggunakan apa saja seperti kayu, batu, dan sebagainya. Jika
plastik ditidurkan pun (keadaan horizontal), pembaca bisa memanfaatkan tali rafia yang pada
bagian bawahnya dipasang batu bata sebagai pemberatnya.
Pemberat ini dimaksudkan sebagai pengatur tekanan gas yang keluar sehingga bisa dijadikan
pengontrol besar atau kecilnya api. Jika ingin besar, pemberat juga harus lebih berat, dan
sebaliknya.
Proses Produksi

Ambil 100 kilogram eceng gondok yang masih segar (tidak kering) sebagai masukan awal.
Lalu tanaman itu dipotong-potong (dicacag). Untuk mempercepat proses fermentasi,
pembaca bisa menumbuknya. Eceng tersebut lalu dimasukkan ke dalam drum fermentasi
dengan dicampur air.
Drum fermentasi tadi bervolume 400 liter dan yang dimanfaatkan sebagai ruang fermentasi
adalah setengahnya. Artinya jika pembaca mengisi 100 kg eceng gondok (yang ditumbuk),
air yang dibutuhkan adalah 100 liter (perbandingan 1 : 1). Jika eceng gondok dicacag,
perbandingannya 1 : 1/2.
Proses menghasilkan gas membutuhkan 3-5 hari jika menggunakan eceng yang ditumbuk.
Sementara untuk eceng yang dicacag, prosesnya memakan waktu 5-7 hari.
Gambaran Hasil
Pembuat inovasi ini yaitu HM. Sayogo, Endang Hadiat, dan Asmadi dari PT Indonesia Power
memberikan gambaran hasil sebagai berikut.
Percobaan pertama, dengan penampungan gas dari drum ukuran panjang 65 cm dan diameter
35 cm, eceng gondok ditumbuk sebanyak 20 kg, menghasilkan gas yang dapat dipakai selama
7 hari dengan setiap harinya selama 30 menit.
Percobaan kedua, dengan penampungan gas dari plastik ukuran panjang 120 cm dan diameter
60 cm, eceng gondok yang dicacag sebanyak 30 kg, menghasilkan gas yang dapat dipakai
selama 7 hari yang setiap harinya dipakai 90 menit.
Jika gas pertama sudah dihasilkan, setiap harinya pembaca perlu mengisi 50 kg eceng gondok
agar gas tetap dihasilkan. Untuk 10 kg eceng gondok setara dengan 0,8 liter minyak tanah.
Dengan prinsip kerja yang sama, pembaca bisa mencoba pada ukuran drum fermentasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan rumah tangga masing-masing. Selamat berhemat dan
bermanfaat!
PIkiran Rakyat, 05 Maret 2009

Anda mungkin juga menyukai