Anda di halaman 1dari 6

DOSIS OBAT

Posted by Valdis Rein on 2:32 PM

DOSIS OBAT
Macam-macam dosis obat:
- Dosis toksik, yaitu dosis yang menimbulkan gejala keracunan.
- Dosis minimal, yaitu dosis yang paling kecil yang masih mempunyai efek terapeutik.
- Dosis maksimal,yaitu dosis terbesar yang mempunyai efek terapeutik, tanpa gejala/ efek toksik.
- Dosis terapeutik, yaitu dosis diantara dosis minimal dan maksimal yang dapat memberikan efek
menyembuhkan/terapeutik. Dosis ini dipengaruhi oleh Umur, Berat badan, jenis kelamin, waktu
pemberian obat, cara pemberian obat.
(Dewi, 2010)
Ada pula beberapa istilah yang berhubungan dengan dosis:

(Mutschler, 1991)

KONSENTRASI DAN RESPON OBAT

Respons terhadap dosis obat yang rendah biasanya meningkat sebanding langsung dengan dosis.
Namun, dengan meningkatnya dosis penigkatan respon menurun. Pada akhirnya, tercapailah dosis yang
tidak dapat meningkatkan respon lagi. Pada system ideal atau system in vitro hubungan antara
konsentrasi obat dan efek obat digambarkan dengan kurva hiperbolik pada EC50, di mana E adalah efek
yang diamati pada konsentrasi C, Emaks adalah respons maksimal yang dapat dihasilkan oleh obat. EC50
adalah konsentrasi obat yang menghasilkan 50% efek maksimal.
Hubungan dosis dan respons bertingkat
1. Efikasi (efficacy)
Efikasi adalah respon maksimal yang dihasilkan suatu obat. Efikasi tergantung pada jumlah kompleks
obat-reseptor yang terbentuk dan efisiensi reseptor yang diaktifkan dalam menghasilkan suatu kerja
seluler.
2. Potensi
Potensi yang disebut juga kosentrasi dosis efektif, adalah suatu ukuran berapa bannyak obat dibutuhkan
untuk menghasilkan suatu respon tertentu. Makin rendah dosis yang dibutuhkan untuk suatu respon
yang diberikan, makin poten obat tersebut.Potensi paling sering dinyatakan sebagai dosis obat yang
memberikan 50% dari respon maksimal (ED50). Obat dengan ED50 yang rendah lebih poten daripada
obat dengan ED50 yang lebih besar.
3. Slope kurva dosis-respons
Slope kurva dosis-respons bervariasi sari suatu obat ke obat lainnya. Suatu slope yang curam
menunjukkan bahwa suatu peningkatan dosis yang kecil menghasilkan suatu perubahan yang besar.
(Katzung, 1989)

Dosis yang menimbulkan efek terapi pada 50% individu (ED50) disebut juga dosis terapi median. Dosis
letal median adalah dosis yang emnimbulkan kematian pada 50% individu , sedangkan TD50 adalah
dosis toksik 50% (Ganiswara, 1995).

Gambar 1. Kurva Dosis Terapi (ED50) dan Dosis Lethal (LD50)

Variabel Hubungan dosis-intensitas efek obat


Kurva sederhana yang menunjukkan hubungan dosis-intensitas efek obat selallu mempunyai 4 variabel
karakteristik, yaitu: potensi, kecuraman (Slope), efek maksimal, dan variasi individual

a. Potensi: menunjukkan kisaran dosis obat yang menimbulkan efek. Besarnya ditentukan oleh kadar
obat yang mencapai reseptor.
b. Efek maksimal/efektivitas: respon maksimal yang dapat ditimbulkan oleh obat jika diberikan pada
dosis yang tinggi
c. Slope: menunjukkan batasan keamanan obat.
d. Variasi biologic: variasi antar individu dalam besarnya respons terhadap dosis obat yang sama pada
populasi yang sama.
(Farmakologi dan Terapi, 2007)

INDEKS TERAPI
Obat mempunyai respon farmasetik sepanjang masih adanya dosis obat yang terkandung dalam obat
dan berada dalam margin/ batas keamanan obat. Beberapa obat mempunyai batas terapi yang luas. Ini
menunjukkan bahwa pasien dapat diberikan dengan range tingkat dosis yang lebar tanpa terjadi efek
toksik. Obat lainnya mempunyai batas terapi yang sempit dimana perubahan sejumlah kecil dosis obat
dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan atau bahkan efek toksik ( Yesi, 2009 ).
Dosis yang memberikan efek terapi pada 50% individu disebut dosis terapi median atau dosis efektif
median ( ED 50 ). Dosis letal median ( LD 50 ) adalah dosis yang menimbulkan kematian pada 50%
individu, sedangkan TD 50 adalah dosis toksik pada 50% individu ( Departemen Farmakologik dan
Terapeutik, 2007 ).
Indeks terapeutik suatu obat adalah rasio dari dosis yang menghasilkan racun dengan dosis yang
menghasilkan respon klinis yang diinginkan atau efektif dalam populasi individu.

Dimana: TD50 adalah dosis obat yang menyebabkan respon beracun di 50% dari populasi dan ED50
adalah dosis terapi obat yang efektif dalam 50% dari populasi.
Baik ED50 dan TD50 dihitung dari kurva dosis respon quantal, yang merupakan frekuensi yang masingmasing dosis obat memunculkan efek respon atau beracun yang diinginkan dalam populasi.

Ada beberapa karakteristik penting dari kurva dosis-respons quantal (lihat gambar di atas) yang patut
dicatat:
Dosis obat dalam plasma diplot dalam sumbu horisontal sedangkan persentase individu (hewan atau
manusia) yang menanggapi atau menunjukkan efek toksik direpresentasikan dalam sumbu vertikal.
Beberapa contoh respon positif meliputi: bantuan, sakit kepala untuk obat antimigraine, peningkatan
denyut jantung minimal 20 bpm untuk stimulan jantung, atau 10 jatuh mmHg pada tekanan darah
diastolik untuk antihipertensi.
Data diperoleh dari suatu populasi. Tidak seperti grafik dosis-respons dinilai, data untuk kurva dosisrespons quantal diperoleh dari banyak individu.
( Guzman, 2011 )

Grafik di bawah menunjukkan bagaimana ED50 dihitung.

Dosis yang diperlukan untuk menimbulkan efek terapi (respon positif) dalam 50% dari populasi adalah
ED50 tersebut.

Dosis yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek toksik di 50% dari populasi dikaji adalah TD50 tersebut.
Untuk studi hewan, LD50 adalah dosis yang dapat menyebabkan kematian 50% dari populasi ( Guzman,
2011 ).

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokeran Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi.
Jakarta.Gaya Baru

Dewi, Pastria Sandra.2010. Tersedia di: http://www.scribd.com/doc/47413708/Konsep-DasarPemberian-Obat (Diakses tanggal: 17 Maret 2011).
Ganiswara, S.G., Setiabudi, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti, Nafrialdi.1995. Farmakologi dan Terapi.
Edisi 4. Jakarta.Bagian Farmakologi FK UI
Guzman, Flavio. 2011. Terapi Indeks.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://pharmacologycorner.com/thera
peutic-index/ ( diakses pada tanggal 18 Maret 2011 )
Katzung.1989. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 3. Jakarta.EGC.
Mutschler, Ernst.1991. Dinamika Obat. Bandung.Penerbit ITB
Yesi. 2009. Indeks Terapetik dan Batas Terapetik. http://yesimeiditama.blogspot.com/2009/02/indeksterapetik-dan-batas-terapetik.html ( diakses pada tanggal 18 Maret 2011 ).

Anda mungkin juga menyukai