Anda di halaman 1dari 29

5

ANALISIS SAMBUNGAN
BAUT
Alat sambung baut umumnya difungsikan untuk mendukung
beban tegak lurus sumbu panjangnya. Kekuatan sambungan baut
ditentukan oleh kuat tumpu kayu, tegangan lentur baut, dan angka
kelangsingan (nilai banding antara panjang baut pada kayu utama
dengan diameter baut). Ketika angka kelangsingan kecil, baut menjadi
sangat kaku dan distribusi tegangan tumpu kayu di bawah baut akan
terjadi secara merata. Semakin tinggi angka kelangsingan baut, maka
baut mulai mengalami tekuk dan tegangan tumpu kayu terdistribusi
secara tidak merata. Tegangan tumpu kayu maksimum terjadi pada
bagian samping kayu utama (lihat Gambar 25).

Gambar 25. Distribusi tegangan tumpu kayu pada sambungan baut

62

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

I. Tahanan lateral acuan


Tahanan lateral acuan (Z) satu baut pada sambungan satu irisan
dan dua irisan menurut SNI-5 (2002) dapat dilihat pada Tabel 11 dan
12.
Tabel 11. Tahanan lateral acuan satu baut (Z) pada sambungan dengan
satu irisan yang menyambung dua komponen
Moda kelelehan

Tahanan lateral (Z)

Im

0 ,83Dt m Fem
K

Is

0 ,83Dt s Fes
K

II

0,93k1Dts Fes
K

III m

1,04k 2 Dt m Fem
1 2 Re K

III s

1,04k 3 Dt s Fem
2 Re K

IV

1,04 D 2 2 Fem F yb

K
31 Re

k1

Re 2 Re2 1 Rt Rt2 Rt2 Re3 Re 1 Rt

1 Re

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

63

k 2 1 21 Re

2 F yb 1 2 Re D 2
3Fem t m2

2
21 Re 2 Fyb 2 Re D

k 3 1
Re
3Fem t s2

Tabel 12. Tahanan lateral acuan satu baut (Z) pada sambungan dua
irisan yang menyambung tiga komponen
Moda kelelehan

Tahanan lateral (Z)

Im

0,83Dtm Fem
K

Is

1,66 Dts Fes


K

III s

2,08k 4 Dt s Fem
2 Re K

IV

2,08D 2 2 Fem Fyb

Z
K

31 Re

k 4 1

Catatan:

Rt tm t s
Re Fem Fes
K 1 360

2
21 R e F yb 2 Re D

Re
3Fem t s2

64

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

Fem dan Fes adalah kuat tumpu (N/mm2) kayu utama dan kayu
samping. Untuk sudut sejajar dan tegak lurus serat, nilai kuat tumpu
kayu adalah: Fe // 77,25G dan

Fe 212G1, 45 D 0,5 . Sedangkan

untuk kuat tumpu kayu dengan sudut terhadap serat ( Fe ) dapat


diperoleh dengan persamaan Hankinson.

Fe

Fe / / Fe
Fe // sin Fe cos 2
2

Kuat tumpu kayu untuk beberapa macam diameter baut dan


berat jenis kayu dapat dilihat pada Tabel 13. tm dan ts adalah tebal
kayu utama dan kayu sekunder (samping). adalah sudut terbesar dari
arah gaya terhadap serat kayu. G dan D berturut-turut adalah berat
jenis kayu dan diameter baut. Sedangkan Fyb adalah tahanan lentur
leleh baut.
National Design and Specification (NDS) U.S untuk konstruksi
kayu (2001) mendefinisikan tahanan lentur leleh baut sebagai titik
perpotongan pada kurva beban-lendutan dari pengujian lentur baut
dengan garis offset pada lendutan 0,05 D (D adalah diameter baut).
Selain metoda diatas, NDS juga mengusulkan metoda lain untuk
menghitung tahanan lentur leleh yaitu nilai rerata antara tegangan
leleh dan tegangan tarik ultimit pada pengujian tarik baut. Dari
metoda kedua, kuat lentur baut umumnya sebesar 320 N/mm2.

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

65

Tabel 13.1. Kuat tumpu kayu (Fe) dalam N/mm2 untuk baut
Berat jenis
(G)
0.50
0.55
0.60
0.65
0.70
0.75
0.80
0.85
0.90
0.95
1.00

0
38.63
42.49
46.35
50.21
54.08
57.94
61.80
65.66
69.53
73.39
77.25

10
37.75
41.61
45.48
49.36
53.23
57.12
61.00
64.89
68.78
72.67
76.56

Sudut gaya terhadap serat kayu (derajat)


30
40
50
60
70
32.37
29.27
26.57
24.45
22.95
36.17
32.97
30.13
27.87
26.27
40.01
36.73
33.79
31.42
29.72
43.89
40.56
37.53
35.06
33.28
47.81
44.45
41.35
38.81
36.96
51.76
48.39
45.25
42.65
40.75
55.73
52.38
49.22
46.59
44.63
59.74
56.41
53.26
50.60
48.62
63.77
60.49
57.36
54.70
52.70
67.82
64.61
61.52
58.87
56.88
71.89
68.77
65.74
63.12
61.14

20
35.42
39.28
43.15
47.04
50.95
54.87
58.81
62.75
66.71
70.67
74.65

80
22.07
25.32
28.70
32.21
35.84
39.59
43.44
47.41
51.48
55.64
59.91

90
21.77
25.00
28.36
31.85
35.47
39.20
43.04
47.00
51.06
55.22
59.49

Tabel 13.2. Kuat tumpu kayu (Fe) dalam N/mm2 untuk baut 5/8
Berat jenis
(G)
0.50
0.55
0.60
0.65
0.70
0.75
0.80
0.85
0.90
0.95
1.00

0
38.63
42.49
46.35
50.21
54.08
57.94
61.80
65.66
69.53
73.39
77.25

10
37.51
41.36
45.22
49.08
52.95
56.82
60.69
64.57
68.45
72.33
76.21

Sudut gaya terhadap serat kayu (derajat)


30
40
50
60
70
31.00
27.46
24.48
22.22
20.66
34.68
30.96
27.79
25.35
23.66
38.40
34.54
31.19
28.59
26.77
42.17
38.18
34.68
31.93
29.99
45.97
41.87
38.24
35.36
33.32
49.80
45.62
41.88
38.88
36.74
53.67
49.43
45.59
42.49
40.25
57.56
53.28
49.36
46.17
43.86
61.49
57.17
53.19
49.93
47.55
65.43
61.10
57.09
53.77
51.33
69.40
65.08
61.04
57.67
55.19

20
34.64
38.44
42.26
46.10
49.95
53.82
57.71
61.61
65.52
69.44
73.37

80
19.76
22.67
25.70
28.85
32.10
35.46
38.92
42.47
46.12
49.85
53.68

90
19.46
22.34
25.35
28.47
31.70
35.03
38.47
42.00
45.63
49.36
53.17

Tabel 13.3. Kuat tumpu kayu (Fe) dalam N/mm2 untuk baut
Berat jenis
(G)
0.50
0.55
0.60
0.65
0.70
0.75
0.80
0.85
0.90
0.95
1.00

0
38.63
42.49
46.35
50.21
54.08
57.94
61.80
65.66
69.53
73.39
77.25

10
37.30
41.14
44.99
48.84
52.69
56.55
60.42
64.28
68.15
72.02
75.90

Sudut gaya terhadap serat kayu (derajat)


30
40
50
60
70
29.86
26.01
22.87
20.53
18.96
33.43
29.35
25.98
23.44
21.71
37.06
32.77
29.17
26.45
24.57
40.72
36.25
32.45
29.55
27.53
44.42
39.79
35.81
32.73
30.59
48.16
43.38
39.24
36.01
33.74
51.93
47.03
42.74
39.36
36.97
55.73
50.72
46.30
42.79
40.29
59.56
54.46
49.92
46.29
43.69
63.41
58.25
53.60
49.86
47.17
67.29
62.07
57.33
53.49
50.72

20
33.96
37.71
41.48
45.28
49.09
52.91
56.75
60.61
64.48
68.36
72.25

80
18.05
20.71
23.49
26.36
29.34
32.41
35.57
38.82
42.15
45.57
49.06

90
17.76
20.39
23.13
25.97
28.92
31.96
35.10
38.32
41.64
45.03
48.51

66

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

II. Geometrik sambungan baut


Jarak antar alat sambung baut harus direncanakan agar masingmasing alat sambung dapat mencapai tahanan lateral ultimitnya
sebelum kayu pecah. Jarak antar alat sambung pada Gambar 26 dapat
dilihat pada Tabel 14. Apabila jarak antar alat sambung kurang dari
yang disyaratkan pada Tabel 14, maka tahanan lateral alat sambung
harus direduksi.

Gambar 26. Geometrik sambungan baut: (A) sambungan horisontal,


dan (B) sambungan vertikal

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

67

Tabel 14. Jarak tepi, jarak ujung, dan persyaratan spasi untuk
sambungan baut
Beban sejajar arah serat

Ketentuan dimensi minimum

1. Jarak Tepi (bopt)


lm/D 6 (lihat catatan 1)
lm/D > 6

1,5D
yang terbesar dari 1,5D atau jarak
antar baris alat pengencang tegak lurus

2. Jarak Ujung (aopt)


Komponen Tarik
Komponen Tekan
3. Spasi (sopt)
Spasi dalam baris alat
pengencang
4. Jarak antar baris alat
pengencang

Beban tegak lurus arah serat

serat
7D
4D
4D
1,5D < 127 mm (lihat catatan 2 dan 3)

Ketentuan dimensi minimum

1. Jarak Tepi (bopt)


Tepi yang dibebani
Tepi yang tidak dibebani
2. Jarak Ujung (aopt)
3. Spasi (sopt)

4D
1,5D
4D
Lihat catatan 3

4. Jarak antar baris alat


pengencang:
lm/D 2
2 < lm/D < 6
lm/D 6

2,5D (lihat catatan 3)


(5lm+10D)/8 (lihat catatan 3)
5D (lihat catatan 3)

68

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

Catatan:
1.

l m adalah panjang baut pada komponen utama pada suatu


sambungan atau panjang total baut pada komponen sekunder

2l s pada suatu sambungan.


2. Diperlukan spasi yang lebih besar untuk sambungan yang
menggunakan ring.
3. Spasi tegak lurus arah serat antar alat-alat pengencang terluar
pada suatu sambungan tidak boleh melebihi 127 mm, kecuali bila
digunakan pelat penyambung khusus atau bila ada ketentuan
mengenai perubahan dimensi kayu.

III. Faktor koreksi sambungan baut


1. Faktor aksi kelompok. Bila suatu sambungan terdiri dari satu
baris alat pengencang atau lebih dengan alat pengencang baut,
ada kecenderungan masing-masing baut mendukung beban
lateral yang tidak sama yang disebabkan oleh:
a. jarak antar alat sambung baut yang kurang panjang
sehingga menyebabkan kuat tumpu kayu tidak terjadi
secara maksimal, dan
b. terjadinya distribusi gaya yang tidak merata (nonuniform load distribution) antar alat sambung baut.
Baut yang paling ujung dalam satu kelompok baut akan
mendukung gaya yang lebih besar dari pada baut yang
letaknya di tengah. Baut paling ujung akan mencapai
plastic

deformatiom

lebih

dulu.

Sehingga

ada

kemungkinan baut yang paling ujung akan gagal lebih

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

69

dulu sebelum baut yang tengah mencapai plastic


deformation.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai faktor aksi kelompok

C adalah: kemiringan kurva beban dan sesaran baut (slip modulus),


g

jumlah baut, spasi alat sambung dalam satu baris, plastic deformation,
dan perilaku rangkak/creep kayu itu sendiri. Untuk sambungan dengan
beberapa alat sambung baut, tahan lateral acuan sambungan harus
dikalikan dengan faktor aksi kelompok. Nilai faktor aksi kelompok
diperoleh dari persamaan di bawah ini, dimana nf adalah jumlah total
alat pengencang dalam sambungan, nr adalah jumlah baris alat
pengencang dalam sambungan, ai adalah jumlah alat pengencang
efektif pada baris alat pengencang i yang bervariasi dari 1 hingga ni,
dan ni adalah jumlah alat pengencang dengan spasi yang seragam pada
baris ke i .

1
Cg
nf

nr

ai
i 1

m 1 m 2ni
ai
2n
n
1 REAm i 1 m 1 m i

m u u2 1

u 1

1 REA

1 m

s 1
1

2 EAm EAs

adalah modulus beban atau modulus gelincir untuk satu alat

pengencang. Nilai untuk alat sambung baut diambil sebesar

70

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

0,246 D1,5 kN/mm. s adalah spasi dalam baris alat pengencang, jarak
pusat-ke-pusat antar alat pengencang di dalam satu baris.
(EA)m dan (EA)s adalah kekakuan aksial kayu utama dan kayu
samping (modulus elastisitas lentur rerata komponen struktur utama
dikalikan dengan luas bruto penampang utama sebelum dilubangi atau
dicoak). REA = (EA)min/(EA)max, (EA)min adalah nilai yang lebih kecil di
antara (EA)m dan (EA)s, (EA)max, adalah nilai yang lebih besar di antara
(EA)m dan (EA)s.
Jika alat pengencang pada baris-baris yang berdekatan
dipasang secara berselang seling seperti pada Gambar 27, maka C g
harus dihitung sebagai berikut: Pada Gambar 27(a). Jika b 4 a ,
maka kelompok alat sambung baut di atas dianggap terdiri dari 2 baris
dengan 10 baut tiap satu baris. Tetapi bila b 4 a , maka kelompok
alat sambung baut di atas dianggap terdiri dari 4 baris dengan 5 baut
tiap satu baris. Pada Gambar 27(b). Jika b 4 a , maka kelompok
alat sambung baut di atas dianggap terdiri dari 2 baris dengan baris
pertama terdiri dari 10 baut, dan baris kedua terdiri dari 5 baut.
Sedangkan jika b 4 a maka kelompok alat sambung baut dianggap
terdiri dari 3 baris dengan 5 baut tiap satu baris.

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

71

a
(a)

a
a

a
a

(b)

Gambar 27. Faktor aksi kelompok C g sambungan baut

Alternatif lain untuk menghitung nilai faktor koreksi ( C g )


adalah menggunakan Tabel 15 (National Design and Specification dari
U.S). Faktor koreksi aksi kelompok pada Tabel 15 hanya berlaku untuk
sambungan yang perbandingan luas penampang kayu samping terhadap
kayu utama sebesar setengah atau satu.

Tabel 15. Nilai C g (NDS dari U.S, 2001)

72

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu


As/Am1

0,5

As

Jumlah baut dalam satu baris

(in2)

0,98

0,92

0,84

0,75

0,68

0,61

0,55

12

0,99

0,96

0,92

0,87

0,81

0,76

0,70

20

0,99

0,98

0,95

0,91

0,87

0,83

0,78

28

1,00

0,98

0,96

0,93

0,90

0,87

0,83

40

1,00

0,99

0,97

0,95

0,93

0,90

0,87

64

1,00

0,99

0,98

0,97

0,95

0,93

0,91

1,00

0,97

0,91

0,85

0,78

0,71

0,64

12

1,00

0,99

0,96

0,93

0,88

0,84

0,79

20

1,00

0,99

0,98

0,95

0,92

0,89

0,86

28

1,00

0,99

0,98

0,97

0,94

0,92

0,89

40

1,00

1,00

0,99

0,98

0,96

0,94

0,92

64

1,00

1,00

0,99

0,98

0,97

0,96

0,95

1. Bila As/Am >1,00, maka gunakan Am/As


2. Nilai pada tabel ini cukup aman untuk diameter baut < 1 inchi, spasi < 4 inchi
atau E > 1400 ksi.

Contoh menghitung Faktor aksi kelompok C g menurut SNI 5 (2002)


1,5D
2D
1,5D
5D
Data sambungan:

5D

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

73

Diameter baut D = 12,7 mm dan jarak antar baut 5 D = 63,5 mm


Ukuran kayu utama adalah 8/12, maka EAm

= 20000 x80 x120


= 192x106 N

Ukuran kayu samping 2x4/12, maka EAs

= 20000 x 2 x 40 x120
= 192x106 N

Penyelesaian:

0,24612,7 1,5
u 1

= 11,133 kN/mm = 11133 N/mm

s 1
1

2 EAm EAs

u 1 11133

63,5
1
1

6
6
2 192 x10 192 x10

u 1,00368
m u u 2 1 1,00368 1,00368 2 1 0,91875
R EA

EAm
EAs

192 x10 6
1,00
192 x10 6

Menghitung nilai ai

m 1 m 2 ni
ai
ni
2 ni
1 R EA m 1 m 1 m

1 REA

1 m

Apabila i 1 (baris paku ke-1), maka n1 5 dan a1 4,96 .


Pada baris paku ke-2 i 2 , n 2 5 dan a 2 4,96

74

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu


nr

Cg

1
nf

Cg

1
a1 a2 1 4,96 4,96
10
10

ai
i 1

C g 0,99
2. Faktor

koreksi

geometri. Tahanan lateral acuan harus

dikalikan dengan faktor geometri C , dimana C adalah


nilai terkecil dari faktor-faktor geometri yang dipersyaratkan
untuk jarak ujung atau spasi dalam baris alat pengencang.
Jarak ujung. Bila jarak ujung yang diukur dari pusat alat
pengencang

lebih besar atau sama dengan

Tabel 14, maka C 1,0 . Bila

aopt pada

a opt 2 a a opt , maka

C a a opt .

Jarak ujung

Spasi dalam baris alat pengencang. Bila spasi dalam baris alat
pengencang ( s ) lebih besar atau sama dengan
14, maka C = 1,0. Bila

s opt pada Tabel

3D s s opt , maka C s sopt .

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

75

IV. Contoh analisis sambungan baut


Contoh 1
Sebuah sambungan perpanjangan seperti gambar di bawah tersusun
dari kayu dengan berat jenis 0,8. Apabila diameter baut adalah 12,7
mm, berapakah besarnya tahanan lateral acuan sambungan
Gunakan faktor waktu

Zu

Z u .

0,8

3
2x4/12

8/12

5
3
10

3x6

Satuan dalam cm

10

Gambar contoh 1
Menghitung tahanan lateral acuan satu baut Z
Data sambungan:
Diameter baut D = 12,7 mm

= 0 (sambungan perpanjangan)
Tebal kayu sekunder t s = 40 mm
Sudut sambungan

Tebal kayu utama

t m = 80 mm

Tahanan lentur baut

F = 320 N/mm
yb

Zu

76

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu


Kuat tumpu kayu sekunder dan kayu utama dengan nilai berat
jenis

0,8

dapat

dilihat

pada

Tabel

Fes // Fem // 61,8 N / mm 2 , sehingga Re

13.1

adalah

Fem 61,8

1,0
Fes 61,8

Tahanan lateral acauan Z


Moda kelelehan

0,83Dt m Fem 0,83 x12,7 x80 x61,8

52115 N
K
1 0 360

Moda kelelehan

Im

Is

1,66 Dt s Fes 1,66 x12,7 x 40 x61,8

52115 N
K
1 0 360

Moda kelelehan

III s

k 4 1

2
21 Re F yb 2 Re D

Re
3Fem t s2

k 4 1

21 1 3202 112,7 2

1,25
1
3x 61,8 x 40 2

2,08k 4 Dt s Fem 2,08 x1,25 x12,7 x 40 x61,8

27119 N
2 Re K
2 11 0 360

Moda kelelehan IV

2,08D 2 2Fem Fyb 2,08x12,7 2 2x61,8x320

Z
27238 N

31 1
K 31 Re 1 0 360

BAB 5 Analisis Sambungan Baut


Tahanan lateral acuan (N)

Moda kelelehan

52115

Im

52115

Is

27119

IIIs

27238

IV

Menghitung nilai koreksi

77

Faktor aksi kelompok

C
g

Menurut NDS dari U.S (Tabel 15)

As / Am 0,5
As 40 x 120 4800 mm 2 7,44 in 2
Interpolasi nilai

C g untuk As 7,44 in 2

As 5in 2

C g 0,84

As 12in 2

C g 0,92

As 7,44 in 2 C g 0,84

7,44 5
(0,92 0,84) 0,867
12 5

Nilai koreksi eometric C


a. Jarak ujung
Jarak ujung pada gambar a = 100 mm

Jarak ujung optimum a opt 7 D = 88,9 mm


Karena a a opt , maka C 1,00

78

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu


b. Spasi dalam baris alat pengencang s

pada gambar = 60 mm

sopt

= 50,8 mm

Karena s s opt , maka C 1,00


Menentukan tahanan lateral acuan ijin sambungan Z u

Z u Z C g C n f Z
Z u 0,65 x0,8 x0,867 x1,00 x8 x 27119
Z u = 97810 N 97, 8 kN
Contoh 2
55 kN

2x5/15

Satuan dalam cm

30 kN

10/15

5
3
3,5

3,5

Gambar contoh 2

30 k N

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

79

Sebuah sambungan buhul seperti gambar di atas tersusun dari kayu


dengan berat jenis 0,85. Apabila diameter baut yang dipergunakan
adalah 15,9 mm, cek apakah sambungan buhul mampu mendukung

0,8 .

beban-beban yang bekerja. Gunakan faktor waktu

Menghitung tahanan lateral acuan satu baut Z


Data sambungan:

D = 15,9 mm

t s = 50 mm

t m = 100 mm

Fyb = 320 N/mm2

= 90

Kuat tumpu kayu berdasarkan berat jenis 0,85

Fes // = 65,66 N/mm2


Re

Fem
0,64
Fes
Tahanan lateral acuan (N)

Moda kelelehan

44342

Im

69321

Is

32543

IIIs

31097

IV

Menghitung nilai koreksi

Fem = 42 N/mm2

Faktor aksi kelompok C g

Menurut NDS dari U.S (Tabel 15)

As / Am 0,5

80

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

As 50 x 150 7500 mm 2 11,625 in 2


Interpolasi nilai C g untuk As 11,625 in

As 5 in 2

C g 0,98

As 12 in 2

C g 0,99

As 11,625 in 2 C g 0,98

11,625 5
(0,99 0,98) = 0,989
12 5

Nilai koreksi geometrik C


a. Jarak tepi
Jarak tepi dengan beban = 70 mm ( > 4 D = 64 mm)
Jarak tepi yang tidak dibebani = 30 mm (> 1,5 D = 24 mm)
b. Jarak ujung
Karena batang horizontal tidak terputus pada sambungan
(batang menerus, maka faktor koreksi jarak ujung tidak
dihitung.
c. Jarak antar baris alat pengencang
Karena l m D 100 15,9 6,3 , maka jarak antar baris
pengencang adalah 5 D (5 x 15,9 = 79,5 mm). Jarak antar
baris pengencang pada gambar adalah 80 mm.

C 1,00
Menentukan tahanan lateral acuan ijin sambungan Z u

Z u Z C g C n f Z

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

81

Z u 0,65 x0,8 x0,989 x1,00 x 4 x31097


Z u = 66923 N 66,9 kN > 55 kN Aman
Contoh 3
Sambungan seperti gambar di bawah tersusun dari kayu dengan berat
jenis 0,8. Penamaan btg 1 sampai btg 5 menjelaskan letak batang yang
disambung. Batang yang terletak paling depan adalah btg 1,
sedangkang yang paling belakang adalah btg 5. Apabila diameter baut
yang dipergunakan adalah 15,9 mm sebanyak dua buah, cek apakah
sambungan mampu mendukung beban-beban yang bekerja. Gunakan
faktor waktu

= 0,8, dan faktor koreksi sambungan bernilai satu.

14 kN
2x3/15

Satuan dalam cm

btg 2 dan 4

2x4/15

15 kN

btg 1 dan 5

8/15

10

btg 3

45

5
9
6

Gambar contoh 3

Menghitung tahanan lateral acuan satu baut ( Z )


a. Sambungan dua irisan antara btg 1 dengan btg 2 (1-2-1)

D = 15,9 mm

= 45

Fyb = 320 N/mm2

5 kN

82

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

t s = 40 mm

t m = 30 mm

Kuat tumpu kayu dengan berat jenis 0,8

Fes 45 = 47,43 N/mm2

Fem // = 61,8 N/mm2

Tahanan lateral acuan Z (N)

Moda kelelehan

21749

Im

44511

Is

28824

IIIs

35366

IV

Tahanan lateral acuan adalah 21749 N


b. Sambungan dua irisan antara btg 2 dengan btg 3 (2-3-2)

D = 15,9 mm

t s = 30 mm

t m = 80 mm

Fes // = 61,8 N/mm2

Fem 45 = 47,43 N/mm2

= 45

Tahanan lateral acuan Z (N)

Moda kelelehan

44511

Im

43497

Is

27909

IIIs*

35366

IV

* moda kelelehan ini tidak mungkin terjadi


c. Sambungan dua irisan antara btg 3 dengan btg 2 (3-2-3)

D = 15,9 mm

= 45

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

83

t s = 80 mm

t m = 30 mm

Fes 45 = 47,43 N/mm2

Fem // = 61,8 N/mm2

Tahanan lateral acuan Z (N)

Mode kelelehan

21749

Im

89022

Is

43842

IIIs*

35366

IV

* moda kelelehan ini tidak mungkin terjadi


Tahanan lateral acuan adalah 21749 N (Nilai terkecil diantara
b dan c)

Menentukan tahanan lateral acuan ijin sambungan ( Z u )

Z u Z n f Z
Z u 0,65 x0,8 x 2 x 21749 = 23663 N (> 14 kN atau 5 kN)
Contoh 4
Tiga batang kayu dengan berat jenis 0,7 bertemu pada titik buhul
seperti gambar di bawah. Alat sambung yang digunakan adalah dua
baut

dengan

diameter

12,7. Apabila

faktor

waktu

yang

dipergunakan adalah 1,0 dan faktor koreksi sambungan dianggap sama


dengan satu, maka berapakah besarnya gaya B, D, dan V?

84

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

D
3/15
btg 1
3/15
45

Satuan dalam cm

btg 3

7
btg 2

4/15

20 kN

10

Gambar contoh 4
Menghitung tahanan lateral acuan satu baut Z
a. Sambungan dua irisan antara btg 1 dengan btg 2 (1-2-1)

D = 12,7 mm

t s = 30 mm

t m = 40 mm

= 90

Fyb = 320 N/mm2

Kuat tumpu kayu dengan berat jenis 0,7

Fes // = 54,08 N/mm2

Fem = 35,47 N/mm2

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

85

Tahanan lateral acuan Z (N)

Moda kelelehan

11964

Im

27363

Is

15349

IIIs

18143

IV

b. Sambungan dua irisan antara btg 2 dengan btg 3 (3-2-3)

D = 12,7 mm

t s = 30 mm

t m = 40 mm

Fes // = 54,08 N/mm2

Fem 45 = 42.85 N/mm2

= 45

Tahanan lateral acuan (N)

Moda kelelehan

16056

Im

30403

Is

17821

IIIs*

21295

IV

Tahanan lateral acuan yang menentukan adalah 11964 N (nilai


terkecil diantara a dan b)

Menentukan tahanan lateral acuan ijin sambungan ( Z u )

Z u Z n f Z
Z u 0,65 x1,0 x 2 x11964
Z u = 16271 N 16, 27kN

86

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

Keseimbangan statik pada buhul diperoleh sebagai berikut:

20kN B Dsin 45 0.707 D V


Dari persamaan keseimbangan gaya tersebut, maka gaya diagonal D
dapat dianggap sebagai gaya batang yang paling menentukan. Sehingga
besarnya gaya batang D tidak boleh melebihi nilai Z u .

D = 16,27 kN
V = 0,707 x 16,27 kN = 11,5 kN

B = 20 kN 11,5 kN = 8,5 kN
Contoh 5
Sambungan perpanjangan satu irisan seperti gambar di bawah tersusun
dari kayu dengan berat jenis 0,75. Apabila diinginkan diameter baut
12,7 mm, rencanakan jumlah dan bentuk penempatan alat sambung
baut sehingga dapat mendukung gaya tarik 40 kN. Gunakan faktor
waktu

35 kN

= 0,6.

6/12

6/12

Gambar contoh 5

35 kN

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

87

Menghitung tahanan lateral acuan satu baut pada sambungan satu


irisan
Data sambungan:
Diameter baut D = 12,7 mm

= 0
Tebal kayu sekunder t s = tebal kayu utama t m = 60 mm
Sudut sambungan

Tahanan lentur baut Fyb = 320 N/mm2


Kuat tumpu kayu dengan berat jenis 0,75

Fes // Fen // = 57,94 N/mm2


Tahanan lateral acuan (N)

Mode kelelehan

36645

Im

36645

Is

17008

II

17144

IIIm

17144

IIIs

13187

IV

Menghitung jumlah baut perkiraan n f

Nilai C g dan C diasumsikan bernilai 1,00

nf

35000
35000

6,8 baut
Z Z 0,65 x0,6 x13187

(Dibulatkan menjadi 8 baut seperti gambar di bawah)

88

Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu

3
6/12

6/12

5
3

10

3x6

10

Satuan dalam cm

Kontrol tahanan lateral acuan sambungan ijin Z u

Faktor aksi kelompok ( C g )


Menurut NDS dari U.S

As Am = 1,0
As = 60 x 120 = 7200 mm2 11,16 in2
Interpolasi nilai C g untuk As = 11,16 in2

As = 5 in2

C g = 0,91

As = 12 in2

C g = 0,96

As = 11,16 in2 C g = 0,91

11,16 5
(0,96 0,91) = 0,954
12 5

Nilai koreksi geometrik ( C )


a. Jarak ujung
Jarak ujung ( a ) = 100 mm
Jarak ujung optimum ( a opt ) = 7 D = 88,9 mm
Karena a a opt , C = 1,00

BAB 5 Analisis Sambungan Baut

89

b. Spasi dalam baris alat pengencang


Spasi dalam baris pengencang ( s ) = 60 mm
Spasi dalam baris pengencang optimum ( s opt ) = 4 D = 50,8
mm. Karena s s opt , maka C = 1,00
nilai C adalah 1,00

Z u Z C g C n f Z
Z u 0,65 x0,6 x0,954 x1,00 x8 x13187
Z u = 39250 N 39,25 kN > 35 Aman

Anda mungkin juga menyukai