Fungsi Instrumen Gamelan Dalam Karawitan
Fungsi Instrumen Gamelan Dalam Karawitan
pengolahan lebih lanjut; dengan kata lain perlu digarap oleh keseluruhan ricikan gamelan
terutama ricikan garap.
Kelompok (b) disebut dengan ricikan garap, karena lagu permainan kelompok
ricikan tersebut merupakan penjabaran siseniman dengan tindakan kreatifnya dengan
imajinasi dan segala kemampuan interpretasinya di dalam menterjemahkan balungan
gending ke dalam garap permainan ricikan yang menjadi tanggung jawabnya terutama
instrumen garap (Waridi,2002: 15-16).
Kelompok (c) disebut dengan ricikan setruktural, karena lagu permainan
kelompok instrumen ini yang membuat suatu jalinan permainan dengan membentuk
setruktur berdasarkan (menentukan) bentuk gending.
Bentuk gendhing di dalam karawitan Jawa dilihat dari sisi ukuran panjang
pendeknya, setidaknya dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu gendhing alit,
tengahan, dan gendhing ageng. Disamping gending Jawa dapat diklasifikasikan menurut
bentuknya, gendhing Jawa juga dapat dibedakan atas dasar peranan instrumen (fungsi)
dan struktur bentuk. Karena itu karawitan juga sangat memungkinkan adanya perbedaan
penyajian pada saat yang berbeda. Perbedaan penyajian tersebut antara lain ditentukan
oleh fungsi dan kegunaan karawitan yang dapat dikelompokan menjadi dua golongan,
yaitu fungsi sosial dan fungsi musikal. Fungsi sosial menyangkut penyajian karawitan
yang berkaitan dengan penggunaannya untuk kegiatan sosial, seperti berbagai upacara
keagamaan, kenegaraan, keluarga, dan masyarakat. Sedangkan fungsi musikal
menyangkut hubungan karawitan dalam kaitannya dengan peristiwa kesenian yang lain,
misalnya karawitan konser (klenengan), karawitan tari, karawitan pakeliran, karawitan
teater, dan sebagainya. Faktor lain yang menentukan perbedaan karawitan adalah
senimannya (pengrawitnya) sendiri. Hal ini sangat ditentukan oleh latar belakang
pendidikan keseniannya, lingkungan sosial dan budayanya, wawasan serta kepekaannya
menanggapi suasana lingkungan, termasuk masyarakat penonton pada saat penyajian
karawitan berlangsung (R.Supanggah, 1990:119).