Anda di halaman 1dari 14

MENYAJIKAN PERGELARAN MUSIK

A. PERGELARAN

1. Pengertian Pergelaran

Pergelaran disebut juga dengan pementasan, pertunjukan atau tontonan.


Dalam bahasa Inggris sering digunakan kata exhibition, show, display, atau
festifal. Istilah pergelaran atau pementasan biasanya digunakan dalam seni
musik,seni tari, dan teater (drama). Sedangkan dalam seni rupa digunakan
istialah pemeran atau exhibition. Jadi, pengertian pergelaran secara umum
adalah wujud kegiatan final dari hasil berolah seni yang disajikan kepada
khayalak ramai atau penonton.

2. Menyusun Penjadwalan Kegiatan

B. TEKNIK PERMAINAN MUSIK VOKAL

Untuk memelihara dan menyempurnakan sambungan huruf hidup, dengan


segala seluk beluknya Untuk dapat mementaskan musik vokal (bernyanyi) perlu
pengetahuan dan teknik vokal serta latihan vokal secara teratur.
Vokal adalah: musik yang dibunyikan dengan suara manusia(mulut).
Jenis-jenis vokal antara lain:
a. Solo

: bernyanyi tunggal

b. Duet

: bernyanyi dua orang

c. Trio

: bernyanyi tiga orang

d. Kwartet

: bernyanyi empat orang

e. Kwintet

: bernyanyi lima orang

f.

: bernyanyi enam orang

Sekstet

g. Septet

: bernyanyi tujuh orang

h. Oktet

: bernyanyi delapan orang

Bernyanyi lebih dari 8 Orang disebut Koor atau paduan suara


3. Vokalis atau penyanyi yang baik harus memperhatikan pernapasan,
pendengaran, pembentukan suara, lafal atau ucapan, pembawaan lagu,sikap
dalam bernyanyi, dan kondisi tubuh yang prima.

Dasar latihan vokal yaitu berusaha agar menjadikan semua bunyi menjadi
huruf-huruf hidup.
Latihan vokal bertujuan supaya menjadi bulat, bersih, merdu dan indah.
Bunyi vokal adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar dari
paaru-paru tidak mendapat rintangan (A,I,U,E,O).

Perbedaan keadaan jasmani manusia menjadikan suara-suara yang


dihasilkan berbeda pula.
Hal ini disebabakan oleh:
a. Dinamika lagu (keras lembut dan naik turunnya nada-nada)
b. Tempo dan lagunya (banyaknya ketukan dalam tiap b iramanya)
c. Pembawaan (mimik muka dan gerak yang sesuai dengan tema lagu)

4. Paduan suara (koor)dapat dibawakan oleh anak-anak, pria dan wanita atau
campuran (pria dan wanita)

Susunan suara yang baik dalam paduan suara adalah: SopranAltoTenor


Bass (SATB) dengan Komposisi:
a. 3 suara sopran
b. 2 suara alto
c. 3 suara tenor
d. 3 suara bass

Komposisi (susunan) Kelompok paduan suara yang ideal:

Suara I (sopran)
a. Wanita

Suara II (mezzosopran)
Suara III (alto)

Suara I (tenor)
b. Pria

Suara II (bariton)
Suara III (bass)

C. GAYA VOKAL DALAM PERGELARAN

1.

Gaya vokal menurut irama dangdut

2. Irama Jazz
3. Irama Rock
4. Irama RockRoll
5. Irama Latin
6. Irama Blues
7. Irama Walts
8. Irama Country
9. Irama Reggae

D. KEBUTUHAN DALAM PERGELARAN MUSIK

Pelaksanaan pergelaran atau penampilan karya seni musik dilakukan


setelah segala persiapan dan latihan dirasa cukup , serta sesuai dengan program
atau perencanaan yang telah dibuat.
Kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam pergelaran seni musik di kelas
antara lain sebagai berikut:

1. Susunan panitia dengan pembagian tugas dan tanggung jawabnya.

Koordinasi dan kerjasama yang baik merupakan faktor keberhasilan dalam


pentas.

2. Program kerja atau perencanaan kegiatan dari awal hingga selesai.


3. Teks lagu (partitur), kaset, VCD yang diperlukan serta peralatan musik yang
dapat dipergunakan untuk latihan dan pentas (pergelaran).

4. Inventarisasi para pemain beserta tugas yang ditampilkan. Misalnya siapa

yangbertugas dalam penampilan menyanyi (vokal) tunggal, duet atau


paduan suara, dan pemegang alat musik melodis atau ritmis disertai dengan
lagu atau karya musik yang dibawakan.

5. Dana atau anggaran keuangan untuk mencukupi kebutuhan saat latihan dan

pentas, seperti konsumsi, untuk tata rias atau tata busana, sound system,
kebutuhan sekretariat serta bahan untuk pembuat dekorasi atau tata ruang.

APRESIASI KARYA SENI TARI

A. JENIS, PERAN,DAN PERKEMBANGAN TARI TUNGGAL


NUSANTARA

1.

Jenis Tari Tunggal Nusantara

Jenis tari tunggal Nusantara yang begitu banyak pada hakikatnya dapat
diringkas menjadi i empat kelompok sebagai berikut:
a. Tari ritual (kesuburan).
b. Tari keprajuritan (kewiraan).
c. Tari perang.
d. Tari pergaulan.

Jenis tari tunggal Nusantara terdapat dalam berbagai bentuk tarian yang
terkadang sulit dipisahkan dalam peran tertentu. Dengan kata lain, bisa terjadi
satu tari berperan dalam berbagai keperluan, baik sosial, politik, agama,
kepercayaan, maupun hiburan. Jenis tari tunggal Nusantara yang dikenal
masyarakat Jawa, misalnya: tari Eko Prawiro, Gambiranom, Merak, dan
Gambyong. Jenis tari tunggal Nusantara yang dikenal masyarakat Bali, misalnya:
tari Pendhet, Margapati, Panji Semirang, Kebyar duduk, Baris, dan Keris Barong.
Jenis tari tunggal Nusantara yang dikenal masyarakat Sunda, misalnya: tari
Kandagan, Sulintang dan Dewi.

2.

Peran Tari Tunggal Nusantara

Peran tari tunggal Nusantara sedikit banyak dipengaruhi oleh letak


geografis dan kerakteristik masyarakat pemiliknya. Karakteristik dibentuk oleh
tempat tinggal atau letak geografis Masyarakatnya. Orang yang tingggal di
gunung, tentu berbeda karakter dengan orang yang tinggal di tepi pantai.
Demikian juga mereka yang tinggal di kota besar , tentu berbeda karakter
dengan yang tinggal di pedesaan. Kelompok yang tinggal di perkampungan elit,
tentu berbeda dengan kelompok yang tinggal di perkampungan kumuh. Berbeda
pula karakter masyarakat yang berdomomisili di lingkungan keraton dengan
masyarakat yang berdomisili di luar wilayah keraton.
Peran dalam pengertian yang lebih luas berarti fungsi dan guna.
Peran tari tunggal dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok sebagai berikut:
a. Pemberi motivasi (jenis tari peran)
Dikatakan memberi motivasi karena selalu membangkitkan semangat
untuk bangkit dan melawan penjajah.
b. Pemujaan (jenis tari ritual)
Upacara yang sering menggunakan tari untuk kepentingan ritual, antara
lain: nazar, panen padi, minta hujan, barsih desa, sedekah bumi, sedekah
laut, sedekah kali (sungai), ruwatan,
Dan hajatan. Sementara itu, tari tunggal Nusantara yang biasa
digunakan untuk mendukung upacara ritual, antara lain: Srimpi,
Bedhaya, Sang Hyang, Tayub, Seblang, Ronggeng (putri dan lanang),
Tandak, Tayub lesung, dan Sintren. Biasanya tari ini digunakan untuk
ritual permohonan hujan dan keselamatan.
c. Pergaulan (kerukunan dan kebersamaan)
Pada umumnya, peran
perhelatan tertentu,

tari

tunggal

Nusantara

dikaitkan

dengan

atau untuk upacara magis-simpatetis (hal-hal yang berhubungan dengan


masalah magis), misalnya upacara minta hujan, perkawinan , dan
mengusir wabah penyakit.

3.

Perkembangan Tari Tunggal Nusantara


Perkembangan tari tunggal Nusantara dimulai dari proses panjang sejak
manusia mengenal
Fungsi tubuh mereka. Setiap manusia normal pasti dapat menggerakkan anggota
tubuh mereka dengan bebas, luwes dan enak. Proses terbentuknya sebuah
tarian diduga dimulai dari keinginan manusia untuk mengekspresikan kebutuhan
estetis melalui gerak tubuh mereka. Berangkat dari gerak sederhana, melalui

proses panjang akhirnya terbentuklah aneka jenis tarian dengan berbagai fungsi
dan gunanya.
Seperti yang terjadi pada kehidupan manusia, setiap peristiwa dari halhal yang menyangkut suasana hati selalu memengaruhi pencipta seni. Demikian
juga setiap etnis akan merasakan , menangkap, dan menghadapi suatu peristiwa
besar dengan perasaan dan pikiran yang kurang lebih sama. Tentu ada rasa
sedih, gembira, marah, benci, dendam ,rindu, cinta, dan seterusnya meskipun
dalam bentuk atau yang berbeda-beda. Etnis Jawa memandang bencana gempa
bumi yang melanda kota Yokyakarta dan Jawa Tengah 27 Mei 2006 atau lumpur
Sidoarjo sebagai peringatan Tuhan atas perilaku menyimpang dan jahat yang
dilakukan manusia. Sebaliknya, masyarakat Aceh dan Sumatera pada umumnya
menganggap bencana tsunami 26 Desember 2004 sebagai kiamat, hukuman,
atau murka Tuhan atas kebiadaban manusia Indonesia kepada sesamanya.

B. UNSUR ESTETIS TARI TUNGGAL NUSANTARA

Sebagaimana bentuk seni pada umumnya, tari juga mengenal pembagian


jenis karya. Jika seni lukis mengenal seni lukis natural (alami), abstrak, dada,
kubis, maka demikian juga halnya seni tari. Pembagian jenis karya tersebut
semata-mata karena tuntutan kepuasan ekspresi masing-masing seniman dan
penghayat, seperti halnya seniman (pelukis dan koreografer).
Khusus unsur estetis tari tunggal adalah gerak detail, rias , busana, dan
kebebasan ekspresi. Gerak detail meliputi gerak tangan, kepala dan mimik
(mata,alis, dan hidung); rias meliputi rias wajah (mata, alis, pipi, dan janggut),
rambut, badan, tangan, dan kaki. Busana meliputi kepala (rambut), badan,
tangan, dan kaki. Kebebasan ekspresi menjadi bagian terpenting dalam unsur
estetis tari tunggal.

MENGAPRESIASIKAN KARYA SENI TEATER

A. MENGIDENTIFIKASI MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM


KONTEKS SOSIAL BUDAYA

Istilah teater berasal dari bahasa yunani theatron, yang diturunkan dari
kata theaomal yang berarti takjub, memandang atau melihat. Secara harafiah
berarti gedung atau tempat pertunjukan. Dalam perkembangan selanjutnya
istilah teater memiliki arti sebagai berikut:
1. Gedung pertunjukan, tempat orang menonton atau sajian tontonan.

Tontonan yang disajikan di gedung pertunjukan, terutama yang memaparkan


lakon.

3. Adegan, pemain, dan gagasan yang dipandang sebagai drama.


4. Medan atau wilayah suatu tindakan terjadi.

Kata teater sekarang lebih dimengerti sebagai drama atau segala sesuatu
yang berkaitan dengan drama, penulisan, akting lakon. Pada zaman sebelum
perang Dunia II dikenal istilah tone (toneel) yang berasal dari bahasa belanda.
Kanjeng Gusti Pangeran Mangkunegara VII menggunakan istilah sandiwara dari
kata sandi dan warah. Sandi berarti tersamar, terselubung, rahasia,
sedangkan warah berarti didik , bimbing, ajar. Secara harafiah sandiwara berarti
pendidikan yang diberikan secara terselubung.

Teater memiliki peranan sebagai tempat terjadinya hubungan yang erat


antara seniman dengan masyarakat natau publik. Selain itu, teater memiliki
peranan sebagai wadah cerminan budaya setempat.
1.

Jenis-jenis Teater Daerah


a. Sanghyang

Bentuk pertama teater yaitu membentuk unsur tari, musik dan lain-lainnya
yang
masih murni. Demikian pula wujud teater di bali. Wujud teater di bali tetap
mempertahankan kemurnian dan kesederhnaannya. Hampir semua tarian Bali
bersifat religius (sebagai upacara keagamaan), seperti halnya tari Sanghyang,
yang merupakan salah satu jenis tarian di Bali yang secara khusus berfungsi
sebagai tarian penolak bahaya atau wabah penyakit. Masyarkat Balin
beranggapan bahwa pada zaman dahulu dunia ini penuh bahaya-bahaya yang
mengancam ketentraman hidup masyarakat. Untuk mengelakkan hal itu
diadakan upacara-upacara doa, mantra-mantra dan sesaji.

b. Randai
Randai merupakan salah satu jenis teater rakyat daerah Minangkabau,
yaitu teater-teater rakyat yang dimainkan di Minangkabau. Randai dimainkan
tanpa menggunakan naskah, melainkan dengan menggunakan improvisasi,
seperti pada umumnya jenis teater daerah lain.

c. Ketoprak

Ketoprak merupakan salah satu jenis teater daerah yang dahulu dikenal
dengan ketoprak ongkek, ketoprak barangan yang hampir setingkat ngamen.
Sarana angkutan gamelannya dari satu tempat ke tempat lain menggunakan
pilkulan. Selain tiga jenis teater tersebut di atas masih banyak lagi dari daerah
lain, misalnya Ubruk dari daerah Banten, Jipeng dari daerah Sukabumi. Topeng
Cisalak di Jakarta-Bogor, Lenong dan Topeng dari Betawi Jakarta.

2.

Fungsi Teater Daerah dalam Kehidupan Masyarakat


Teater mempunyai dua fungsi yaitu:
a. Sebagai saran hiburan juga sebagai wadah untuk berkomunikasi
b. Sebagai fungsi ritual, bersifat
hubungan antar manusia.

3.

transendental

yaitu

sebagai

media

Keunikan Karya Teater Daerah Setempat (Bali)


a. Tata Pakaian
Keunikan tata pakaian/tata busana teater daerah Bali terletak pada cara
membungkus tubuh aktor pemeran, yang membuat ia tidak lagi kelihatan
sebagai bentuknya sendiri. Hiasan-hiasan kepala yan dikenakan begitu fantastis,
jubah-jubah geometrik yang memindahkan pusat dari figur manusia, membuat
sang aktor pemeran seperti hieroglyph yang menjiwa.

b. Tata Gerak dan Musik


Getaran-getaran tubuh, teriakan-teriakan, depakan-depakan kaki ke tanah
secara ritmis merupakan pembebasan dan ketidak sadaran yang otomatis dan
sungguh unik. Kualitas musikal dari gerakan-gerakan fisik dan pencampurannya
dengan nada-nada yang harmonis benar-benar unik dan mengagumkan.
Keserasian antar sudut musikal pada gerakan siku, jatuhnya kaki, tekukan lutut,
gerakan jari-jari, mencerminkan seakan-akan anggota-anggota tubuh manusia
mampu beresonansi dengan nada-nada orkestrasi. Irama musiknya dinamis,
tinggi melengking, dan gegap gempita.

B.

MENGUNGKAPKAN UNSUR-UNSUR ESTETIS TEATER

Dengan mengadakan pengamatan, selain dapat menemukan unsur-unsur


estetis juga dapat menemukan keunikan karya sastra daerah.

1.

Keunikan Karya Sastra Daerah


Teater daerah memiliki keunikan tersendiri yang antara lain terlihat pada:
a. Bentuk penyajiannya
b. Cara penyajiannya.
c. Gerak fisiknya.
d. Latar dan setingnya.
e. Irama musiknya.

2.

Latar dan Setting Teater Daerah


Latar merupakan penggambaran
pementasan drama. Latar

suasana

pertunjukan

teater

atau

Ini mencakup dekorasi dan tata lampu (lighting), tata rias dan musik atau
iringan. Latar ini dapat memberikan penjelasan pada penonton tentang suasana
yang ada dalam suatu adegan. Susunan latar dan setting teater daerah, dalam
hal ini teater tradisional, masih sederhana bentuknya.

3.

Mendeskripsikan Perwatakan , Penokohan, dan Alur Cerita


a. Perwatakan atau Penokohan (karakterisasi)
Perwatakan atau penokohan adalah pelukisan atau penggambaran watak
pada tiap- tiap tokoh. Dalam seni drama atau teater bertumpu pada
penghayatan sosok tokoh yang diciptakan, baik secara langsung oleh pengarang
atau penulis lakon, maupun tak langsung melalui percakapan antara tokoh;
secara eksplisit atau implisit; berkomentar tentang dirinya atau dikomentari oleh
tokoh lain; pada saat tokoh itu ada di panggung atau pada saat ia tidak berada
di panggung; sebelum atau sesudah pertama kali tokoh itu muncul di panggung.
Karakterisasi sangat erat hubungannya dengan plot atau alur. Keduanya saling
mendukung dan saling membutuhkan, karakter akan menjadi jelas di dalam plot.

b. Alur cerita atau plot


Alur cerita atau plot adalah jalinan cerita. Mulai dari timbulnya konflik hingga
akhir cerita. Struktur pada alur drama sama dengan struktur pada novel, yaitu:
1. Eksposisi
2. Kompilasi

3. Klimaks
4. Penurunan/peleraian
5. Penyelesaian

C. MENGUNGKAPKAN PESAN MORAL DALAM TEATER TRADISIONAL

Nilai-nilai yang terkandung dalam teater adalah


1. Nilai moral
2. Nilai budaya
3. Nilai sosial
4. Nilai pendidikan
5. Nilai kemanusiaan
6. Nilai keindahan/estetis

D. MENULISKAN GAGASAN DALAM PEMBUATAN KARYA TEATER

Menuliskan gagasan adalah menuangkan ide-ide ke dalam tulisan, dalam


hal ini ke dalam
bentuk naskah. Sehubungan dengan karya teater, menuliskan gagasan berarti
menuangkan ide-ide ke dalam bentuk naskah drama, yang di dalamnya berupa
dialog-dialog dan peritah atau penjelasan terhadap tokoh, tindakan apa yang
harus di lakukan yang disebut kramagung, yang ditulis di dalam tand kurung.
Dua hal yang harus diketahui dalam menuliskan gagasan dalam pembuatan
karya teater adalah
1. Teknik Penyusunan Naskah
Teknik penyusunan naskah adalah cara menyusun naskah. Adapun
langkah-langkah dalam
teknik penyusunan naskah sebagai berikut:
a. Memilih materi

Dalam menyusun naskah drama, pertama yang harus dilakukan adalah memilih
materi yang akan diangkat kedalam karya teater. Jika yang diangkat itu seni
tradisi maka cerita-cerita masa lampau yang dipilih dan digali sebagai materi
atau bahan, misalnya legenda-legenda yang ada dalam cerita pewayangan.
b. Menentukan Premis dan Tema
Premis merupakan ide awal, ide pusat, emosi dasar yang dirumuskan secara
singkat. Premis dan tema memiliki maksud yang sama, tetapi agak berbeda
jangkauannya. Tema adalah keseluruhan cerita dan kejadian serta aspekaspeknya, dari sejumlah kejadiaan yang ada untuk dijadikan dasar lakonnya. Jadi
sebelum menentukan dan merumuskan premis, terlebih dahulu tema harus
ditentukan, sesuai dengan materi yang diangkat.

2. Menentukan Premis dan Tema


Ada beberapa teknik bermain yang perlu dipelajari oleh pemain atau calon
pemain untuk digunakan dalam permainannya di suatu teater yaitu sebagai
berikut:
a. Teknik muncul
Teknik ini merupakan teknik seorang pemain untuk pertama kalinya tampil diatas
pentas dalam suatu sandiwara, satu babak, atau satu adegan. Bagamana ia
mulai kelihatan diatas pentas. Teknik muncul ini penting artinya karena dilakukan
dalam rangka menerbitkan kesan pertamapenonton.
b. Teknik memberi isi
Teknik ini memberi kesan hidup pada kalimat-kalimat dan perbuatan-perbuatan
di dalam sandiwara. Dengan kata lain, teknik memberi isi adalah cara untuk
menonjolkan emosi dan pikiran di balik kalimat-kalimat yang diucapkan dan
dibalik perbuatan-perbuatan yang dilakukan di dalam sandiwara.
c. Teknik pengembangan
Pengembangan menjadikan sandiwara tidak datar. Dengan begitu bisa memikat
penonton. Pada umumnya pengembangan ini menuju kearah puncak.
Pengembangan yang disusun dengan baik menyebabkan penonton tidak jemu
walau menonton sampai dua, tiga jam. Pengembangan itu bisa dicapai dengan
menggunakan pengucapan dan jasmani.
Teknik pengembangan dengan pengucapan bisa dicapai melalui 4 cara yaitu:
1. Menaikkan volume suara
2. Menaikkan tinggi nada suara
3. Menaikkan kecepatan tempo suara
4. Mengurangi volume tinggi nada dan kecepatan tempo suara.

Keempat macam teknik pengucapan digunakan secara bergantian, agar tidak


mendatangkan kesan datar.
Sedangkan teknik pengembangan dengan jasmani bisa dicapai dengan 5 cara
yaitu:
1. Dengan cara menaikkan tingkatan posisi jasmani. Cara ini sangat luas,
mulai dari menaikkan tingkatan kepala menunduk menjadi menengadah;
tangan terkulai menjadi terapung keatas; dari sikap berbaring menjadi
duduk; dari duduk menjadi jongkok; dari jongkok menjadi berdiri.
2. Dengan cara berpaling, termasuk memalingkan kepala, tubuh (torso), dan
seluruh badan
3. Berpindah tempat, dari kiri ke kanan; dari belakang ke depan; sebaliknya;
dari bawah ke atas; sebaliknya. Perpindahan itu harus dilakukan dengan
alasan yang tepat.
4. Melakukan gerakan anggota badan, tanpa berubah tempat dan jalan
melambaikan tangan, mengambangkan jari-jari, atau menghentikan
kakinya, atau gerakan-gerakan lain yang serupa.
5. Denganair muka, seperti halnya dengan gerakan anggota badan.
Perubahan-perubahan pada air muka mencerminkan pula perkembangan
emosi.

TUGAS
1. Tuliskan pengertian pergelaran secara umum!
2. Pergelaran disebut juga....
3. Vokal adalah....
4. Bernyanyi lebih 8 orang disebut...
5. Bernyanyi tunggal, bernyanyi dua orang, bernyanyitiga orang, bernyanyi
empat orang, bernyanyi lima orang, bernyanyi enam orang,bernyanyi
tujuh orang, bernyanyi delapan orang disebut.....tuliskan!
6. Untuk menjadi vokalis/penyanyi yang baik setidaknya ada 7 hal yang perlu
diperhatikan yaitu...
7. Perbedaan keadaanjasmani manusia menjadikan suara-suara
dihasilkan berbeda pula. Hal ini disebabkan oleh 3 unsur yaitu....

yang

8. Jenis tari tunggal Nusantara yang begitu banyak pada hakikatnya dapat
diringkas menjadi empat kelompok yaitu...
9. Tuliskan pengertian sandiwara secara harafiah!
10.Istilah teater berasal dari bahasa Yunani theatron yang diturunkan dari
kata theaomalyang berarti....
11.Dalam perkembangan selanjutnya istilah teater memiliki arti
sebagai....Tuliskan!
12.Tuliskan 2 fungsi teater daerah dalam kehidupan masyarakat.
13.Teater daerah memiliki keunikan tersendiri yang antara lain terlihat pada:
14.Ada 5 struktur pada alur drama yang sama dengan struktur pada novel,
yaitu:
15.Ada 6 nilai yang terkandung dalam teater adalah
16.Ada 2 hal yang harus diketahui dalam menuliskan gagasan dalam
pembuatan karya teater adalah
17.Ada 2 langkah teknik penyusunan naskah pada karya seni teater adalah
18.Ada 3 teknik bermain yang perlu dipelajari oleh pemain atau calon pemain
untuk digunakan dalam permainannya di suatu teater yaitu
19.Ada 4 teknik pengembangan dengan pengucapan dalam sandiwara agar
bisa memikat penonton sehingga tidak bosan /tidak berkesan datar adalah
20.Sedangkan teknik pengembangan dengan jasmani bisa dicapai dengan 5
cara yaitu

Anda mungkin juga menyukai