Karawitan berdasarkan pengertian secara luas berasal dari kata rawit (bahasa Jawa) yang
berarti kecil, rumit dan halus atau lebih jelasnya segala jenis kesenian yang dianggap kecil rumit
dan halus. Menurut Soedarsono (1992:14), karawitan secara umum adalah kesenian yang meliputi
segala cabang seni yang mengandung unsur keindahan, halus serta rumit atau ngrawit. Hal ini
meliputi keseniaan yang ada di Nusantara (Musik, Tari, Pedalangan, Batik, Ukir dsb).Selain itu
karawitan juga memiliki arti sempit yang merujuk kesebuah seni musik Jawa seperti pendapat
Sumarsam, (2003:11) menjelasakan bahwa pada jaman dulu karawitan tumbuh dan
dikembangkan di lingkungan kraton dan dapat dikatakan bahwa bangsawan dan kerabat
kraton wajib menguasai bidang karawitan, tembang dan tari. Begitu pentingnya seni
pertunjukan (karawitan) sebagai suatu pertanda kekuasaan raja adalah keterlibatan gamelan dan
teater pada upacara-upacara atau pesta-ria kraton. Selain itu Martopangrawit pada tahun 1975
menjelasakan bahwa Karawitan adalah seni suara yang menggunakan laras slendro dan pelog,
baik suara manusianya maupun instrumen (gamelan) asal berlaras slendro dan pelog dapat
disebut karawitan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan suatu hal bisa dikatakan
karawitan yaitu jika terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
1. Memainkan gamelan yang berlaras slendro dan pelog baik secara instrumentalia ataupun
diisi dengan vokal.
2. Menyuarakan nada slendro dan pelog (macapat, guritan, panembrama).
Selain lima nada pokok tersebut juga sering disebut beberapa nama laras atau nada , seperti:
1. Barang yaitu nada gembyangan dari penungggul, diberi simbol 1(angka arab satu dengan
titik diatas angka), dibaca ji atau siji.
2. Manis yaitu nada gembyangan gulu, diberi simbol angka 2 ( angka arab dua dengan titik
diatas). Manis hanya digunakan untuk laras kenong dan kempul.
Pelog adalah sistem pelarasan dalam karawitan Jawa dengan jarak interval yang tidak sama
berikut nada yang digunakan dalam laras pelog : 1 (Ji) – 2 (ro) – 3 (lu) – 4 (pat) – 5 (mo) – 6 (nem)
– 7 (pi). Selain memiliki 2 tangga nada,instrumen pada gamelan Jawa juga terbagi menjadi 4 jenis,
yaitu :
1. Pencon yang terdiri dari instrument bonang barung, bonang penerus, kethuk, kempyang,
kenong, kempul dan gong. Dikatakan pencon karena pada ujung/bagian atas instrument
tersebut terdapat pencon.
2. Bilah yang terdiri dari instrument demung, saron, peking, gender barung, gender
penerus, dan gambang. Dikatakan instrument bilah karena bentuk instrument tersebut
menyerupai bilah.
3. Kawatan, terdiri dari instrument rebab, celempung dan siter. Disebut kawatan karena
instrument tersebut menggunakan kawat.
4. Tebokan, yang termasuk instrument tebokan yaitu kendang (kendang ketipung, ciblon,
sabet dan gede). Disebut tebokan karena tekhnik menabuhnya dengan cara di tebok pada
bagian membrannya.
5. Pipa yaitu instrument suling, hal ini dikarenakan suling berbentuk pipa.
Instrumen gamelan memiliki fungsi yang berbeda-beda, yang kemudian dibagi menjadi 3
kelompok ricikan, yaitu :
1. Kelompok ricikan balungan, yaitu; ricikan-ricikan yang lagu permainannya sangat dekat
dengan kerangka gending (balungan gending). Ricikan/instrumen gamelan dalam
kelompok ini, yaitu; demung, saron barung, saron penerus, slentem.
2. Kelompok ricikan/instrumen garap, yaitu; ricikan-ricikan yang menggarap balungan
gending, yang dengan cera menafsirkan yang kemudian menerjemahkan lewat
vokabuler-vokabuler (konvensi) garapan. Rcikan/insrumen yang termasuk dalam
kelompok tersebut, yaitu; rebab, kendang, gender, gender penerus, bonang, bonang
oenerus, siter, suling, gambang, sinden, dan gerong.
3. Kelompok ricikan/instrumen struktural, yaiu;ricikan-ricikan yang membuat suatu jalinan
permainan dengan membentuk setruktur berdasarkan (menentukan) bentuk gending.
Ricikan/instrumen yang termasuk dalam kelompok tersebut, yaitu; kethuk, kempyang,
kenong, kempul, gong.
Karawitan Jawa merupakan sebuah seni musik yang memiliki berbagai macam bentuk
seperti lancaran, ladrang, ketawang, gendhing. Dalam hal ini kita akan mempelajari jenis lancaran
sebagai dasar untuk bermain karawitan. Lancaran sendiri merupakan salah satu bentuk gendhing
dalam karawitan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Dalam sebuah karawitan terdapat berbagai macam istilah seperti, gatra yang berarti baris
yang berisi 4 ketukan, rambahan yaitu menyajikan gendhing dari awal sampai akhir, sabetan
balungan yang berarti ketukan. Di pulau Jawa karawitan sendiri terbagi menjadi beberapa macam
gaya sesuai dengan daerah pertumbuhan karawitan itu sendiri, sebagai contoh karawitan
Banyumasan. Karawitan di daerah ini merupakan seni musik yang bersifat kerakyatan yang
cenderung ramai, sederhana dan tidak ada batasan antara pemain dan penonton, gendhing-gendhing
yang disajikan sebagian besar merupakan gendhing lancaran dan sisanya berbentuk ketawang.
Beberapa contoh nama gendhing di Banyumas seperti : Ilogondang, eling-eling, gudril, siji lima,
bedrong kulon dsb. Karawitan Banyumasan memiliki unsur yang membentuk kesan
Banyumasan/kerakyatan, unsur tersebut terdapat pada vokal sinden dan gerong, dua unsur tersebut
sangat penting karena gendhing Banyumasan merupakan gendhing vokal dimana vokal sinden,
gerong dan kendang saling berhubungan dalam sebuah sajian yang disebut dengan guritan. Selain
vokal ada juga ciri khas Banyumasan, yaitu terdapat pada 2nstrument kendang, saron penerus,
bonang barung dan bonang penerus.
DPDI BD.IL PPPP DIDB kendangan disamping adalah kendangan singgetyang berfungsi
untuk menjembatani perpindahan dari sekaran satu ke sekaran lainnya.
Singget terletak pada gatra ke 3 dari belakang (dari gongan terakhir) atau lebih jelasnya
perhatikan sekema gendhing di bawah ini :
Xxx x x x x x x x x x x x x x xg
XXxx x x x x x x x x x x x x x xg
X x x x x x x x SIN SIN g
X SSIN SIN x x x x x xx x xg
Sekaran adalah ragam pola tabuhan kendang, contoh : .DVD dan j.BLVD
DPDI BD.IL .DBP IIIB DIDB .PP. kendangan disamping adalah kendang suwuk
Banyumasan yang berfungsi sebagai pertanda berakhirnya sebuah gendhing.
Suwuk terletak pada gatra ke 1 dari belakang (dari gongan terakhir) atau lebih jelasnya
perhatikan sekema gendhing di bawah ini :
Xxx x x x x x x x x x x x x x xg
XXxx x x x x x x x x x x x x x xg
X x x x x x x x swk swk g
Balungan . 1 . 6 . 3 . 2
Bonang penerus j.x6 j.x6 j.x6 j.x6 j.x2 j.x2 j.x2 j.x2
6 6 6 6 2 2 2 2
KARAWITAN SURAKARTA
Lancaran makarya adalah gendhing Surakarta yang bentuknya lancaran yang strukturalnya
berbeda dengan lancaran yang ada di Banyumas, perhatikan struktur gendhing Makarya yang
berwarna merah di atas, pada struktur tersebut terdapat 8 tabuhan ketuk, 4 tabuhan kenong dan 3
tabuhan kempul. Struktur yang berwarna merah tersebut merupakan rumus pasti (pakem) karawitan
Surakarta. Setelah itu perhatikan penggalan gendhing di bawah ini untuk membedakan tabuhan
saron penerus dan bonang penerus Banyumasan dan Surakarta :