Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TENTANG PENYAKIT HEMOROID

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALMA ATA
YOGYAKARTA

2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Sengala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
asuhan keperawatan hemoroid.Tugas makalah ini disusun untuk

menyelesaikan

tugas blok nursing 3.


Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman,
dosen-dosen dan narasumber saat proses pembelajaran kuliah pakar, yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas analisis kasus ini masih kurang
sempurna, hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan dan kesempurnaan tugas analisis kasus yang berkaitan dengan
dilema etik ini.
Semoga penulisan tugas analisis kassus ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
Bab I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang...................................................................................................1

B.

Tujuan................................................................................................................1

C.

Manfaat..............................................................................................................2

BAB

II ISI

A.

Pengertian hemoroid...........................................................................................3

B.

Etiologi hemoroid...............................................................................................3

C.

Tanda dan gejala hemoroid.................................................................................4

D.

Klasifikasi hemoid..............................................................................................4

E.

Patofisiologi
hemoroid........................................................................................5

F.

Penatalaksaan......................................................................................................6

G.

Komplikasi hemoroid..........................................................................................8

H.

Diagnosa keperawatan hemoroid........................................................................8

I.

Perencaaan

keperawatan

hemoroid.....................................................................9
BAB III PENUTUP
A.

Kesimpulan...........................................................................................................

B.

Saran ....................................................................................................................

Daftar pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.

LATAR BELAKANG
Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di
mana bibir anus mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Setiap
orang pasti memiliki hemoroid, cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini

sering diabaikan. Hemoroid akan menimbulkan masalah bila ia membesar dan


berdarah. Meskipun hemoroid dapat dijumpai pada setiap orang, namun yang
membesar dan menimbulkan masalah hanya 4% dari total populasi. Kejadian
hemoroid tidak memandang jenis kelamin dan umumnya meningkat pada usia
45 sampai 65 tahun.
Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang
berarti mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah
yang mengalir. Namun secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena
didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik.
tetapi akan menjadi patologik apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan
yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga
diikuti oleh penambahan jaringan disekitar vasa atau vena.
Pada penderita hemoroid umumnya sulit untuk duduk dan buang air
besar karena terasa sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat
tekanan. Pada penderita hemoroid parah terkadang sulit diobati sehingga bisa
diberi tindakan operasi pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping
yang terkadang tidak baik. Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai dan
ditangani dengan baik agar mudah diobati.

2.

TUJUAN
1.
2.

Mahasiswa mampu memahami penyakit hemoroid


Mahasiswa mampu mengetahui

dan memahami penyebab

hemoroid
3.

Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tanda dan gejala


hemoroid

4.

Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui

patofiologi

hemoroid
5.

Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui penatalaksanaan


hemoroid

6.

Mahasiswa mampu memehami dan mengetahui klasifikasi


hemoroid

3.

7.

Mahasiswa mampu memahami komplikasi hemoroid

8.

Mahsiswa mampu memahami diagnosa hemoroid

MANFAAT

Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang penyakit


hemoroid, sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan bisa menjadi
acuan serta pedoman bagi dalam memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit
nantinya.

BAB II

ISI
1.

Pengertian hemoroid
Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti
mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang
mengalir. Namun secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam
pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. tetapi akan
menjadi patologik apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan yang baik.
Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh
penambahan jaringan disekitar vasa atau vena. Hemoroid adalah bagian vena
yang berdilatasi dalam kanal anal.

2.

Penyebab hemoroid
Berbagai penyebab yang dipercaya menimbulkan terjadinya hemoroid, antara
lain sebagai berikut :
a.

BAB dengan posisi jongkok yang terlalu lama. Hal ini akan
meningkatkan tekanan vena

yang akhirnya mengakibatkan

pelebaran vena. Sedangkan BAB dengan posisi duduk yang terlalu


lama merupakan factor resiko hernia, karena saat duduk pintu hernia
dapat menekan.
b.

Obtipasi atau konstipasi kronis, konstipasi adalah suatu keadaan


dimana seseorang mengalami kesulitan saat Buang Air Besar (BAB)
sehingga terkadang harus mengejan dikarenakan feses yang mengeras,
berbau lebih busuk dan berwarna lebih gelap dari biasanya dan
frekwensi BAB lebih dari 3 hari sekali. Pada obstipasi atau konstipasi
kronis diperlukan waktu mengejan yang lama. Hal ini mengakibatkan
peregangan muskulus sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin
lama penderita mengejan maka akan membuat peregangannya
bertambah buruk.

c.

Tekanan darah (Aliran balik venosa), seperti pada hipertensi portal


akibat sirosis hepatis. Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis
superior,media dan inferior, sehingga peningkatan tekanan portal
dapat

mengakibatkan

aliran

balik

ke

vena-vena

ini

dan

mengakibatkan hemoroid.
d.

Faktor pekerjaan. Orang yang harus berdiri,duduk lama, atau harus


menggangkat barang berat mempunyai predisposisi untuk terkena
hemoroid.

e.

Olah raga berat adalah olahraga yang mengandalkan kekuatan


fisik. Yang termasuk olahraga berat antara lain mengangkat beban
berat/angkat besi, bersepeda, berkuda, latihan pernapasan, memanah,
dan berenang. Seseorang dengan kegiatan berolahraga yang terlalu
berat seperti mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda, berkuda,
latihan pernapasan lebih dari 3 kali seminggu dengan waktu lebih
dari 30 menit akan menyebabkan peregangan . sphincter ani terjadi
berulang kali, dan semakin lama penderita mengejan maka akan
membuat peregangannya
bertambah buruk.

f.

3.

Diet rendah serat sehingga menimbulkan obstipasi.

Manifestasi klinis
1.

Pembengkakan pada area anus

2.

Timbulnya rasa gatal dan nyeri

3.

Perdarahan pada faeces berwarna merah terang.

4.

Keluar selaput lendir

5.
6.

4.

Prolaps
Duduk berjam-jam di WC.

Klasifikasi hemoroid
Secara garis besar hemoroid bisa dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a)

Hemoroid ekternal merupakan varies vena hemoroidalis inferior.

b) Hemoroid internal merupakan varies vena hemoroidalis superior dan


media.
Sedangkan hemoroid interna dibagi menjadi 4 derajat, yaitu:
a.

Derajat I

Terjadi varises / pelebaran vena tetapi belum ada benjolan / prolaps


saat defekasi, walaupun defekasi dengan sekuat tenaga. Derajat I
dapat diketahui melalui adanya perdarahan melalui sigmiodoskopi.
b.

Derajat II

Adanya perdarahan dan prolaps jaringan diluar anus saat mengejan


selama defekasi berlangsung, tapi prolaps ini dapat kembali secara
spontan.
c.

Derajat III

Sama dengan derajat II, hanya saja prolapsus tidak dapat kembali
secara spontan dan harus didorong (reposisi manual).
d.

Derajat IV
Prolapsus tidak dapat direduksi / inkarserasi. Benjolan /

prolapsus

dapat terjepit diluar, dapat mengalami iritasi,

inflamasi, oedema, dan

ulserasi, sehingga saat hal ini terjadi baru

timbul rasa

5.

Patofisiologi
Hemoroid adalah bagian normal dari anorektal manusia dan berasal dari
bantalan jaringan ikat subepitelial di dalam kanalis analis. Sejak berada
didalam kandungan, bantalan tersebut mengelilingi mengelilingi dan
mendukung anastomosis distal antara a. rectalis superiordenganv.rectalis
superior, media, dan inferior. Bantalan tersebut sebagian besar disusun oleh
lapisan otot halus subepitelial. Jaringan hemoroid normalmenimbulkan
tekanan didalam anus sebesar 15-20 % dari keseluruhan tekanan anus pada
saat istirahat (tidak ada
aktivitas apapun) dan memberikan informasi sensoris penting yang
memungkinkan anus untuk dapat memberikan presepsi berbeda antara zat
padat, cair, dan gas.Pada umumnya, setiap orang memiliki 3 bantalan jaringan
ikat subepitelial pada anus. Bantalan bantalan tersebut merupakan
posisi-posisi dimana hemoroid bias terjadi. Ada 3 posisi utama, yaitu: jam 3
(lateral kiri), jam 7 (posterior kanan), dan jam 11 (anterior kanan). Sebenarnya
hemoroid dapat juga menunjuk pada posisi lain, atau bahkan dapat sirkuler,
namun hal ini jarang terjadi. Mengenai jam tersebut, pemberian angka angka
berdasarkan kesepakatan: angka 6 (jam 6) menunjukan arah posterior /
belakang, angka 12 (jam 12) menunjukan arah anterior / depan, angka 3 (jam
3) menunjukan arah kiri, angka 9 (jam 9) menunjukan arah kanan. Dengan
pedoman tersebut kita bisa tentukan arah jam lainnya. Secara umum gejala
hemoroid timbul ketika hemoroid tersebut menjadi besar, inflamasi, trombosis,
atau bahkan prolaps. Adanya pembengkakan abnormal pada bantalan anus
menyebabkan dilatasi dan pembengkakan pleksus arterivenous. Hal ini
mengakibatkan peregangan otot suspensorium dan terjadi prolaps jaringan
rectum melalui kanalis analis. Mukosa anus yang berwarna merah terang
karena kaya akan oksigen yang terkandung di dalam anastomosis arterivenous.

6.

Penatalaksanaan
1.

Terapi konservatif
a)

Pengelolaan dan modifikasi diet Diet berserat, buah-buahan dan


sayuran, dan intake air ditingkatkan. Diet serat yang dimaksud
adalah diet dengan kandungan selulosa yang tinggi. Selulosa tidak
mampu dicerna oleh tubuh tetapi selulosa bersifat menyerap air
sehingga

feses

menjadi

lunak.

Makanan-makanan

tersebut

menyebabkan gumpalan isi usus menjadi besar namun lunak


sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan
mengejan secara berlebihan.
b)

Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan bagi pasien dengan hemoroid
derajat awal. Obat-obatan yang sering digunakan adalah:
a.

Stool Softener, untuk mencegahkonstipasi sehingga


mengurangi kebiasaan mengejan, misalnya Docusate Sodium.

b.

Anestetik topikal, untuk mengurangi rasa nyeri, misalnya


Liidocaine ointmenti 5% (Lidoderm, Dermaflex). Yang penting
untuk diperhatikan adalah penggunaan obat-obatan topikal per
rectal dapat menimbulkan efek samping sistematik.

c.

Mild astringent, untuk mengurangi rasa gatal pada daerah


perianal yang timbul akibat iritasi karena kelembaban yang
terus-menerus dan rangsangan usus, misalnya Hamamelis water
(Witch Hazel)

d.

Analgesik, untuk mengatasi rasanyeri, misalnya


Acetaminophen (Tylenol, Aspirin Free Anacin dan Feverall)
yang merupakan obat anti nyeri pilihan bagi pasien yang

memiliki hiperensitifitas terhadap aspirin atau NSAID, atau


pasien dengan penyakit saluran pencernaan bagian atas atau
pasien yang sedang mengkonsumsi antikoagulan oral.
e.

Laxantina ringan atau berak darah (hematoscezia). Obat


supositorial anti hemoroid masih diragukan khasiatnya karena
hasil yang mampu dicapai hanya sedikit. Obat terbaru di
pasaran adalah Ardium. Obat ini mampu mengecilkan hemoroid
setelah dikonsumsi beberapa bulan. Namun bila konsumsi
berhenti maka hemoroid tersebut akan kambuh lagi.

2.

Terapi Tindakan Non Operatif Elektif


a)

Skleroterapi
Vasa darah yang mengalami varises disuntik Phenol 5 % dalam
minyak nabati sehingga terjadi nekrosis lalu fibrosis.
Akibatnya, vasa darah yang menggelembung akan berkontraksi
/ mengecil. Untuk itu injeksi dilakukan ke dalam submukosa
pada jaringan ikat longgar di atas hemoroid interna agar terjadi
inflamasi dan berakhir dengan fibrosis. Untuk menghindari
nyeri yang hebat, suntikan harus di atas mucocutaneus juction
(1-2 ml bahan diinjeksikankekuadran simptomatik dengan alat
hemoroid panjang dengan bantuan anoskopi). Komplikasi :
infeksi, prostitis akut dan reaksi hipersensitifitas terhadap
bahan yang disuntikan. Skleroterapi dan diet serat merupakan
terapi baik untuk derajat 1 dan 4.

b)

Ligasi dengan cincin karet (Rubber band Ligation) Teknik


ini diperkenalkan oleh Baron pada tahun 1963 dan biasa
dilakukan untuk hemoroid yang besar atau yang mengalami
prolaps. Tonjolan ditarik dan pangkalnya (mukosa pleksus

hemoroidalis) diikat denga cincin karet. Akibatnya timbul


iskemik yang menjadi nekrosis dan akhirnya terlepas. Pada
bekasnya akanmengalami fibrosis dalam beberapa hari. Pada
satu

kali terapi hanya diikat satu kompleks hemoroid

sedangkan ligasi selanjutnya dilakukan dalam jangka waktu


dua sampai empat minggu. Komplikasi yang mungkin timbul
adalah nyeri yang hebat terutama pada ligasi mucocutaneus
junction yang kaya reseptor sensorik dan terjadi perdarahan
saat polip lepas atau nekrosis (7 sampai 10 hari) setelah ligasi.
c)

Bedah Beku (Cryosurgery) Tonjolan hemoroid dibekukan


dengan CO2 atu NO2 sehingga terjadi nekrosis dan akhirnya
fibrosis. Terapi ini jarang dipakai karena mukosa yang akan
dibekukan (dibuat nekrosis) sukar untuk ditentukan luasnya.
Cara ini cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma recti
inoperabel.

d)

IRC (Infra Red Cauter)


Tonjolan hemoroid dicauter / dilelehkan dengan infra merah.
Sehingga terjadilah nekrosis dan akhirnya fibrosisTerapi ini
diulang tiap seminggu sekali.

3.

Terapi Operatif
1)

Hemoroidektomi Banyak pasien yang sebenarnya belum


memerlukan operasi minta untuk dilakukan hemoroidektomi.
Biasanya jika ingin masuk militer, pasien meminta dokter
untuk menjalankan operasi ini. Indikasi operasi untuk
hemoroid adalah sebagai berikut:
a)

Gejala kronik derajat 3 atau 4.

b)

Perdarahan kronik yang tidak berhasil dengan


terapi sederhana.

c)

Hemoroid derajat 4 dengan nyeri akut dan


trombosis serta gangren.

prinsip hemoroidektomi :
a.Eksisi hanya pada jaringanyang benar-benar
berlebih.
b.Eksisi sehemat mungkin dilakukan sehingga
anoedema dan kulit normal tidak terganggu
Spinchter ani.

2)

Stapled Hermorrhoid Surgery (Procedure for prolapse and


hemorrhoids/ PPH)
Prosedur penanganan hemoroid ini terhitung baru karena baru
dikembangkan sekitar tahun 1990-an. Prinsip dari PPH
adalah mempertahankan fungsi jaringan hemoroid serta
mengembalikan jaringan ke posisi semula. Jaringan hemoroid
ini sebenarnya masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB
sehingga tidak perlu dibuang semua. Prosedur tidak bisa
diterapi secara konservatif maupun terapi nonoperatif

7.

Pemeriksaan penunjang
1.

Hemoglobin, mengalami penurunan < 12 mg%.

2.

Anoscopy, pemeriksaan dalam rektal dengan menggunakan alat,


untuk mendeteksi ada atau tidaknya hemoroid.

3.

Digital rectal examination, pemeriksaan dalam rektal secara


digital.

4.

Sigmoidoscopy dan barium enema, pemeriksaan untuk hemoroid


yang disertai karsinoma.

5.

Inspeksi Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah


menjadi thrombus. Hemoroid interna yang menjadi prolaps dapat
terlihat dengan cara menyuruh pasien mengejan. Prolaps dapat terlihat
sebagai benjolan yang tertutup mukosa.

6.

Rectal Toucher (RT)


Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak teraba dan tidak
nyeri, hemoroid ini dapat teraba bila sudah ada thrombus atau
fibrosis. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan
menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan
dasar

yang

lebar.

Rectal

toucher

(RT)

diperlukan

untuk

menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma recti.


7.

Pemeriksaan diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang


belum prolaps. Anaskopi dimasukan untuk mengamati keempat
kuadran dan

akan terlihat sebagai struktur vaskuler yang

menonjol kedalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan


sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau
prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak,
besarnya, dan keadaan lain seperti polip, fissure ani, dan tumor ganas
harus diperhatikan

8.

Komplikasi
Perdarahan akut pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah
adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal
sistemik pada hipertensi portal dan apabila hemoroid semacam ini mengalami
perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Perdarahan akut semacam ini
dapat menyebabkan syok hipovolemik. Sedangkan perdarahan kronis
menyebabkan terjadinya anemia, karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak
bisa mengimbangi jumlah yangkeluar. Sering pasien datang dengan Hb 3-4.
pada pasien ini penanganannya tidak langsung operasi tetapi ditunggu sampai
Hb pasien menjadi 10. prolaps hemoroid interna dapat menjadi ireponibel,
terjadi inkarserasi ( prolaps & terjepit diluar ) kemudian diikuti infeksi sampai
terjadi sepsis. Sebelum terjadi iskemik dapat terjadi gangren dulu dengan bau
yang menyengat.

9.

Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, pasien yang simptomatik akan menjadi
asimptomatik. Dengan melakukan terapi operatif dengan hemoroidektomi
hasilnya sangat baik, namun bisa muncul kembali (rekuren) dengan angka
kejadian rekuren sekitar 2-5%. Terapi nonoperatif seperti ligasi cincin karet
(rubber band ligation) menimbulkan kejadian rekuren sekitar 30-50% antara
kurun waktu 5-10 tahun kedepan. Akan tetapi, hemoroid rekuren ini biasanya
dapat ditangani dengan terapi non operatif. Hingga saat ini belum ada
penelitian yang menunjukkan keberhasilan terapi dengan PPH. Setelah
sembuh, penderita tidak boleh sering mengejan dan dianjurkan makan
makanan yang berserat tinggi.

10. Diagnosa keperawatan

a.

Pre operasi
i.

Nyeri b.d adanya pembengkakan,

trombus pembuluh darah pada anus.


ii.

Konstipasi b.d mengabaikan

dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama defekasi.


iii.

Cemas b.d rencana pembedahan

dan rasa malu.


b.

Post operasi
i.
ii.

Nyeri b.d adanya luka operasi


Resiko tinggi perdarahan b.d

hemoroidectomi
iii.

Resiko tinggi infeksi b.d adanya

luka operasi di daerah anorektal.

11. Perencanaan

1.

Pre operasi

keperawatan

NO

1.

Diagnosa
keperawatan

NOC

Nyeri b.d

NIC

1.

adanya

Kaji skala nyeri


pasien.

Setelahdilakukantindakankeperawatan

pembengkaka
3x24jam dengan kriteria hasil:

n, trombus
pembuluh
darah pada
anus

2.

Anjurkan untuk
menarik nafas dalam

Skala nyeri 0-1

setiap

kali

timbul

nyeri.

Wajah pasien tampak rileks.


3.

Berikan posisi yang


nyaman

sesuain

keinginan pasien
4.

Observasi
tanda-tanda vital

5.

Berikan bantal/alas
pantat

6.

Anjurkan tidak
mengejanyang
berlebihan

saat

defekasi.
7.

Kolaborasi untuk
pemberian
analgetik.

terapi

2.

Konstipasi b.d Setelah


mengabaikan

dilakukan

perawatan
1.

selama3x24Jam dengan kriteria hasil:

Kaji pola eliminasi


dan konsistensi feces.

dorongan
untuk defekasi
akibat

Buang air besar 1 kali perhari. 2.

berikan minum air

Konsistensi faeces lembek, tidak putih 2-3 liter perhari


(bila
tidak
ada
ada darah dan pus
kontraindikasi)

Buang air besar tidak nyeri dan


3.
Berikan banyak
tidak perlu mengejan lama.

nyeri

selama
defekasi.

makan

sayur

dan

buah.
4.

Anjurkan untuk
segera berespon bila
ada rangsangan buang
air besar

5.

Anjurkan untuk
melakukan
relaksasi

latihan
sebelum

defekasi.
6.

Anjurkan untuk
olahraga

ringan

secara teratur.
7.

kolaborasi untuk
pemberian

terapi

laxantia dan analgetik


3.

Cemas b.d
rencana
pembedahan

Setelah dilakukuan perawatan selama 3x24


1.
Kaji tingkat
jam dengan krteria hasil:
kecemasan

Pasien mengatakan kecemasan


2.
Kaji tingkat
berkurang.
pengetahuan pasien
Pasien berpartisipasi aktif dalam tentang pembedahan.
perawatan.

3.

Berikan
kesempatan

pasien

untuk
mengungkapkan
perasaannya
4.

Dampingi dan
dengarkan pasien

5.

Libatkan keluarga
atau pasien lain yang
menderita
yang

penyakit

sama

untuk

memberikan
dukungan
6.

Anjurkan pasien
untuk
mengungkapkan
kecemasannya

7.

Kolaborasi dengan
dokter
penjelasan

untuk
prosedur

operasi.
8.

Kolaborasi untuk
terapi anti ansietas
(bila perlu).

2.

Post operasi
N
O
1.

Diagnosa
keperawatan

NOC

NIC

Nyeri b.d

Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 1.

adanya luka

jam dengan kriteria hasil:

operasi.

2.

Skala nyeri 0-1

Kaji skala nyeri


Anjurkan teknik
nafas dalam dan
pengalihan perhatian

Wajah pasien tampak rileks.


3.

Berikan posisi
supine

4.

Observasi
tanda-tanda vital

5.

Berikan bantalan
flotasi di bawah
bokong saat duduk

6.

Kolaborasi pelunak
feses dan laksatif.
Beri masukan oral
setiap hari sedikitnya
2-3 liter cairan,

makanan berserat
7.

Kolaborasi untuk
pemberian terapi
analgetik

2.

Resiko

tinggi Setelah

dilakukan

perawatan

selama

1.

Monitor

perdarahan b.d 3x24jam dengan kriteria hasil:

tanda-tand

hemoroidectom

i.

a
balutan luka operasi tidak basah.

vital

setiap

jam selama

Tanda-tanda vital dalam batas

24

normal

jam

pertama
2.

Monitor
tanda-tand
a
hipovolemi
k.

3.

Periksa
daerah
rectal atau
balutan
setiap dua
jam selama
24

jam

pertama.
4.

Berikan
kompres

dingin
5.
Kolaborasi
untuk
pemberian
terapi
astrigen.

3.

Resiko tinggi
Setelah dilakukan perawatan
b.d adanya luka 3x24jam dengan kriteria hasil:
operasi di
daerah

Luka sembuh dengan baik.


anorektal

selama

1.

Observasi
tanda-tanda vital

tanda-tanda vital dalam batas


normal.

2.

Kaji daerah operasi


terhadap
pembengkakn

dan

pengeluaran pus
3.

Ganti tampon
setiap

kali

setelah

BAB
4.

Kolaborasi untuk
pemberian
antibiotika

terapi

BAB III
PENUTUP

1.

KESIMPULAN
Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana
bibir anus mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan. Setiap orang
pasti memiliki hemoroid, cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering
diabaikan. Yang disebabkan oleh BAB dengan posisi jongkok yang terlalu
lama , Obtipasi atau konstipasi kronis , Faktor pekerjaan orang yang harus
berdiri,duduk lama, atau harus menggangkat barang berat mempunyai
predisposisi untuk terkena hemoroid dan Olah raga berat dengan tanda dan
gejala seperti Pembengkakan pada area anus Timbulnya rasa gatal dan
nyeri,Perdarahan pada faeces berwarna merah terang , Keluar selaput
lendir ,Prolaps dan Duduk berjam-jam di WC.

Pada pasien dengan hemoroid penatalaksanaan antara lain Intervensi


yang lazim dilakukan adalah Anaskopi , Rectal Toucher (RT) dan Inspeksi.

2.

SARAN
Seharusnya kita perlu mengetahui tentang penyakit hemoroid agar kita dapat mencegah
hal itu timbul dalam lingkungan kita. Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah
ini masih belum kesempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk menyempurnakan penulisan makalah berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
1.

Smeltzer, Suzanne (2001). Brunner and Suddarth Medical Surgical Nursing. Alih
bahasa: Monica Ester. Edisi 8. Jakarta. EGC.

2.

Lewis, Sharon Mantik (2000). Medical Surgical Nursing: Assessment and


Management of Clinical Problems. Philadelphia. Mosby Company

3.

Aru W. Sudoyo. Buku ajar penyakit dalam.

4.

Sylvia & Lorraine. 2006. Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit)


Volume 1, Edisi 6.Jakarta : EGC.

5.

Anda mungkin juga menyukai