Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PEDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI KENAIKAN JABATAN

KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING


Debby Rachmania Puspita1
Ferdi Areanto2
Hasanuddin3
Rustamin4
1

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma


Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
3
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
4
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
1
debbyrachmaniap@gmail.com, 2ferdiarea@gmail.com, 3hasanuddin.djamil@ymail.com,
4
rustam@gmail.com
2

ABSTRAK
Setiap karyawan di suatu perusahaan dipilih untuk menduduki jabatan tertentu. Pemilihan
karyawan ini dipilih melalui proses seleksi kenaikan jabatan. Proses penilaian dan pengambilan
keputusan dalam seleksi biasanya bersifat subjektif terutama jika ada beberapa karyawan yang
memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda. Aplikasi yang dibuat adalah Sistem Pendukung
Keputusan seleksi kenaikan jabatan karyawan menggunakan metode Profile Matching. Aplikasi
ini digunakan untuk membantu penyeleksi dalam melakukan penilaian kompetensi para
karyawan serta memberikan rekomendasi dalam pengambilan keputusan. Kriteria penilaian
yang digunakan antara lain tes psikologi dan kemampuan khusus. Metode profile matching ini
akan membandingkan antara profil karyawan dengan profil ideal yang telah dtentukan. Selisih
(GAP) yang semakin kecil menyebabkan kesempatan lolos yang semakin besar. Aplikasi
dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk pengolahan data.
Dengan mengimplementasikan aplikasi ini, diharapkan dapat membantu proses pengambilan
keputusan terhadap profile matching proses seleksi pemilihan karyawan di perusahaan tertentu.
Kata Kunci : profile matching, seleksi pemilihan karyawan, sistem pendukung keputusan

PENDAHULUAN
Setiap perusahaan tentunya mengalami perubahan internal. Salah satunya adalah menentukan
karyawan-karyawan yang akan menduduki jabatan tertentu. Penempatan karyawan pada suatu
jabatan tidak bisa dilakukan dengan sembarang cara. Kemampuan karyawan dengan kemampuan
yang dibutuhkan pada suatu jabatan haruslah sesuai. Oleh karena itu, diperlukan sistem yang
baik guna mendukung segala proses tersebut agar dapat memberikan hasil yang akurat.
Masalah umum yang sering terjadi dalam proses penilaian potensi karyawan diantaranya
adalah subjektifitas pengambilan keputusan, terutama jika ada beberapa karyawan yang memiliki
kemampuan yang tidak jauh berbeda. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan proses penilaian,
dibangun sebuah aplikasi yang dinamakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau disebut juga
Decission Support System (DSS) dengan menggunakan metode Profile Matching.
Page 1 of 8

Penelitian ini bertujuan untuk membuat Sistem Pendukung Keputusan seleksi pemilihan
karyawan di perusahaan tertentu. Sistem ini akan membantu penyeleksi dalam menilai karyawan.
dan membantu mengambil keputusan dalam menentukan karyawan mana yang layak untuk
menduduki jabatan tertentu.

Metode Penelitian
1. Ide dan Perencanaan Sistem
Sistem Pendukung Keputusan seleksi kenaikan jabatan karyawan lahir dari sebuah ide yang
didapat ketika sedang berangan-angan tentang impian mendirikan sebuah perusahaan di masa
depan. Untuk membangun sebuah perusahaan, tentu diperlukan karyawan-karyawan untuk
menduduki setiap jabatan yang ada. Agar tidak salah dalam menentukan karyawan, maka dibuat
aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Kenaikan Jabatan guna membantu penyeleksi
dalam mengambil keputusan memilih karyawan yang sesuai dengan hasil yang akurat.
2. Pencarian Sumber dan Data
Sumber referensi yang penulis dapat cukup banyak. Beberapa diantaranya adalah buku
Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang penulis dapat dari perpustakaan
Universitas Gunadarma serta melihat video tutorial yang didapat dari internet.
Sedangkan data yang dibutuhkan dalam aplikasi ini adalah nilai-nilai karyawan. Nilai
karyawan dapat diperoleh dari beberapa tes yang diadakan oleh suatu perusahaan. Tes tersebut
dapat dilaksanakan secara tertulis maupun tidak tertulis, tergantung dari kriteria yang diperlukan
oleh perusahaan tersebut.
3. Perancangan
Untuk mempermudah pembuatan aplikasi, dibuat data flow diagram dari aplikasi ini.
Diagram tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data
yang digunakan untuk menggambarkan analisa maupun rancangan sistem agar mudah
dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. [Limbong,
2014]
Berdasarkan Gambar 1, penyeleksi akan melakukan input ID karyawan dan nilai karyawan
setiap kriteria. Selanjutnya, sistem akan memproses semua nilai karyawan. Output yang
dihasilkan akan dikeluarkan dalam bentuk laporan nilai karyawan dan rekomendasi karyawan
yang lolos seleksi berdasarkan peringkat. Penyeleksi dapat menentukan peserta yang lolos dan
tidak lolos.
Selain itu juga terdapat diagram alur untuk memperjelas proses penggunakan aplikasi ini.
Diagram tersebut adalah sebagai berikut :
Page 2 of 8

Gambar 2. Diagram Alur

Diagram alur yang ditunjukkan oleh Gambar 2 diawali dengan input nilai profil ideal
karyawan dan input nilai karyawan setiap kriteria. Kemudian, hitung selisih nilai (GAP) diantara
keduanya. Berdasarkan GAP tersebut, akan ditentukan bobot nilainya. Setelah itu, bobot nilai
setiap kriteria dikelompokkan ke dalam core factor dan secondary factor. Perhitungan nilai total
setiap aspek dihitung berdasarkan hasil perkalian antara presentase dengan nilai rata-rata.
Perhitungan ini dilakukan dua kali mengingat adanya core factor dan secondary factor yang
memiliki perbedaan bobot presentase dan nilai rata-ratanya. Perankingan dihitung dengan hasil
perkalian antara presentase dengan nilai total setiap aspek. Hasil akhir tersebut diranking mulai
dari yang tertinggi hingga terendah.
Page 3 of 8

4. Pembuatan Sistem
Pada tahap ini, semua data yang yang sudah dicari maupun dikumpulkan akan melalui tahap
selanjutnya dimana data tersebut akan diolah. Data tersebut diolah menggunakan aplikasi
pengolah basis data MySQL. Bahasa yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah
Bahasa pemrograman PHP. Aplikasi ini dibuat dengan metode Profile Matching untuk
menentukan karyawan yang terpilih melalui proses seleksi kenaikan jabatan.
HASIL & PEMBAHASAN
1. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah bagian dari
sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis manajemen pengetahuan, yang
dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk
mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik. [Tse, 2014]
Tahapan sistem pendukung keputusan adalah definisi masalah, pengumpulan data atau
elemen informasi yang relevan, pengolahan data menjadi informasi, baik dalam bentuk laporan
grafik maupun tulisan dan menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase).
Sedangkan tujuan dari sistem pendukung keputusan adalah membantu menyelesaikan masalah
semi terstruktur, mendukung manajer dalam mengambil keputusan serta meningkatkan
efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan. [Tse, 2014]
2. Profile Matching
Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan
bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh peserta, bukan
tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. [Kusrini, 2007]
Dalam proses profile matching, akan dilakukan proses pembandingan antara kompetensi
peserta dengan kompetensi peserta ideal untuk mendapatkan perbedaan kompetensi (GAP).
Semakin kecil GAP yang dihasilkan, maka bobot nilainya semakin besar. Peserta yang memiliki
bobot nilai yang besar berarti memiliki peluang yang lebih besar untuk lolos. [Kusrini, 2007]
Berikut ini merupakan tahap-tahap perhitungan dalam profile matching yang berlaku pada
aplikasi ini :
2.1 Perhitungan GAP
GAP yang dimaksud di sini adalah perbedaan atau selisih value masing-masing kriteria atau
atribut dengan value ideal. Contoh : Perbedaan value profil karyawan dengan value profil
karyawan ideal. Perhitungan GAP dapat dilihat pada persamaan (1). [Damanik, 2013]
GAP = Value atribut - Value Ideal
(1)
2.2 Bobot Nilai
GAP yang diperoleh pada masing-masing karyawan, diberi bobot nilai sesuai ketentuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2.3 Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor

Page 4 of 8

Setelah menentukan bobot nilai GAP untuk semua kriteria, kini setiap kriteria dibagi lagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Perhitungan Core
Factor dapat dilihat pada persamaan (2). [Damanik, 2013]
(2)
Keterangan : NCF = Nilai rata-rata core factor
NC = Jumlah total nilai core factor
IC = Jumlah item core factor
Sedangkan untuk perhitungan secondary factor dapat dilihat pada persamaan (3). [Damanik,
2013]
(3)
Keterangan : NSF = Nilai rata-rata secondary factor
NS = Jumlah total nilai secondary factor
IS = Jumlah item secondary factor
2.4 Perhitungan Nilai Total
Dari hasil perhitungan setiap aspek atau atribut diatas kemudian akan dihitung nilai total
berdasarkan presentase dari core factor dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh
terhadap kinerja setiap profil. Perhitungan total nilai dapat dilihat pada persamaan (4). [Damanik,
2013]
( )
( )
(4)
Keterangan : N
= Nilai total dari setiap aspek
(x)% = Nilai persen yang diinputkan
(y)% = Nilai persen yang diinputkan
2.5 Hasil Akhir
Hasil akhir dari proses profile matching adalah daftar ranking dari peserta-peserta yang telah
diteliti. Perhitungan penentuan ranking dapat dilihat pada persamaan (5). [Damanik, 2013]
( )
( )
( )
( )
(5)
Keterangan : HA
= Nilai total dari setiap aspek
N1 dst
= Nilai total aspek 1 dst
(x)%, (y)%, (y)%, (y)% = Nilai persen yang diinputkan
3. Implementasi
Pada bagian ini akan dibahas implementasi metode profile matching, termasuk contoh kasus
dan beberapa screenshot tampilan aplikasi.
3.1 Variabel Pemetaan GAP
Variabel-variabel pemetaan GAP yang digunakan pada sistem pendukung keputusan seleksi
pemilihan karyawan ini terdiri dari beberapa kriteria sebagai berikut :
- Tes Psikologi
Terdiri dari 4 kriteria, yaitu Intelegensial, Numerikal, Verbal dan Under Stress Performance.
- Tes Kemampuan Khusus
Terdiri dari 3 kriteria, yaitu Berkomunikasi 2 Arah, Menjaga Kerahasiaan Dan Berbahasa
Inggris.
Page 5 of 8

3.2 GAP dan Bobot Nilai


Bobot nilai berdasarkan GAP yang berlaku pada aplikasi sistem pendukung keputusan
seleksi pemilihan karyawan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Bobot Nilai Berdasarkan GAP

GAP
6
5
4
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
-5
-6

Bobot
7
6.5
6
5.5
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1

Keterangan
Peserta kelebihan 6 tingkat level
Peserta kelebihan 5 tingkat level
Peserta kelebihan 4 tingkat level
Peserta kelebihan 3 tingkat level
Peserta kelebihan 2 tingkat level
Peserta kelebihan 1 tingkat level
Tidak ada GAP (peserta sesuai)
Peserta kekurangan 1 tingkat level
Peserta kekurangan 2 tingkat level
Peserta kekurangan 3 tingkat level
Peserta kekurangan 4 tingkat level
Peserta kekurangan 5 tingkat level
Peserta kekurangan 6 tingkat level

Contoh kasusnya adalah misalkan ada 4 karyawan yang akan diseleksi dalam rangka
kenaikan jabatan perusahaan. Berikut ini adalah tabel-tabel nilai keempat karyawan :
Tabel 2. Nilai GAP dan Bobot Aspek Tes Psikologi

ID Karyawan
111
222
333
444
Ideal

1
8
4
6
4
6

2
4
6
2
4
6

3
4
1
3
7
5

4
5
5
7
5
5

1
2
-2
0
-2

G
A
P

2
-2
0
-4
-2

3
-2
-4
-2
2

4
0
0
2
0

B
O
B
O
T

1
5
3
4
3

2
3
4
2
3

3
3
2
3
5

4
4
4
5
4

Dapat dilihat pada Tabel 2, terdapat nilai tes psikologi keempat karyawan. Kriteria 1 untuk
Intelegensial, kriteria 2 untuk Numerikal, kriteria 3 untuk Verbal dan kriteria 4 untuk Under
Stress Performance. Untuk mendapatkan GAP, digunakan persamaan (1). Selanjutnya,
digunakan Tabel 1 untuk menentukan bobot nilai sesuai dengan GAP yang dimiliki masingmasing karyawan.
Tabel 3. Nilai GAP dan Bobot Aspek Tes Kemampuan Dasar

ID Karyawan
111
222
333
444
Ideal

1
6
4
8
4
6

2
1
3
3
5
5

3
4
8
4
2
6

G
A
P

1
0
-2
2
-2

Page 6 of 8

2
-4
-2
-2
0

3
-2
2
-2
-4

B
O
B
O
T

1
4
3
5
3

2
2
3
3
4

3
3
5
3
2

Dapat dilihat pada Tabel 3, terdapat nilai tes kemampuan dasar keempat karyawan. Kriteria 1
untuk Berkomunikasi 2 Arah, kriteria 2 untuk Menjaga Kerahasiaan dan kriteria 3 untuk
Berbahasa Inggris. Untuk mendapatkan GAP, digunakan persamaan (1). Selanjutnya, digunakan
Tabel 1 untuk menentukan bobot nilai sesuai dengan GAP yang dimiliki masing-masing
karyawan.
3.3 Core dan Secondary Factor serta Nilai Total
Pada tahap ini, kriteria dalam setiap aspek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu core factor
dan secondary factor. Berikut ini adalah tebal-tabel pengelompokannya :
Tabel 4. Nilai Core dan Secondary Factor serta Nilai Total Aspek Tes Psikologi

ID Karyawan
111
222
333
444

1
5
3
4
3

2
3
4
2
3

3
3
2
3
5

4
4
4
5
4

Core
4
3.5
3
3

Secondary
3.5
3
4
4.5

Np
3.8
3.3
3.4
3.6

Tabel 4 menjelaskan tentang pengelompokkan bobot nilai yang terdapat pada Tabel 2.
Kriteria 1 dan 2 ditetapkan sebagai core factor dan sisanya sebagai secondary factor. Untuk
mendapatkan nilai core, digunakan persamaan (2). Sedangkan untuk mendapatkan nilai
secondary, digunakan persamaan (3). Perhitungan Np didapat dari persamaan (4) dengan (x)%
sebagai presentase core factor adalah 60% dan (y)% sebagai presentase secondary factor adalah
40%.
Tabel 5. Nilai Core dan Secondary Factor serta Nilai Total Aspek Tes Kemampuan Dasar

ID Karyawan
111
222
333
444

1
4
3
5
3

2
2
3
3
4

3
3
5
3
2

Core
3.5
4
4
2.5

Secondary
2
3
3
4

Nd
2.9
3.6
3.6
3.1

Tabel 5 menjelaskan tentang pengelompokkan bobot nilai yang terdapat pada Tabel 3.
Kriteria 1 dan 3 ditetapkan sebagai core factor dan sisanya sebagai secondary factor. Untuk
mendapatkan nilai core, digunakan persamaan (2). Sedangkan untuk mendapatkan nilai
secondary, digunakan persamaan (3). Perhitungan Nd didapat dari persamaan (4) dimana (x)%
sebagai presentase core factor adalah 60% dan (y)% sebagai presentase secondary factor adalah
40%.
3.4 Nilai Akhir
Perhitungan nilai akhir atau penentuan ranking adalah tahap akhir dari metode profile
matching. Berikut adalah tabel hasil akhirnya :
Tabel 6. Nilai Akhir

ID Karyawan
111
222

Np
3.8
3.3

Nd
2.9
3.6
Page 7 of 8

HA
3.44
3.42

Ranking
2
3

333
444

3.4
3.6

3.6
3.1

3.48
3.4

1
4

Untuk mendapatkan nilai HA, digunakan persamaan (5) dimana (x)% sebagai presentase
aspek tes psikologi adalah 60% dan (y)% sebagai presentase tes kemampuan dasar adalah 40%.
Berdasarkan Tabel 6, tampak bahwa ID peserta 333 menempati urutan tertinggi pada kasus
tersebut. Kemudian disusul oleh ID peserta 111, 222 dan terakhir adalah 444.
Output yang dihasilkan dari aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Kenaikan Jabatan
adalah berupa perankingan karyawan. Karyawan dengan ranking tertinggi akan
direkomendasikan oleh sistem untuk dijadikan sebagai karyawan terbaik yang layak untuk
dinaikan jabatannya. Berikut adalah screenshot aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Seleksi
Kenaikan Jabatan :
SIMPULAN & SARAN
Metode Profile Matching telah berhasil menjadi metode optimasi untuk aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan (SPK). Dalam hal ini, profile matching tersebut sangat berperan penting
dalam kasus seleksi kenaikan jabatan perusahaan. Aplikasi ini akan memberikan rekomendasi
karyawan yang layak untuk dinaikkan jabatannya oleh perusahaan tertentu. Rekomendasi
tersebut didapatkan dari hasil yang akurat berdasarkan ketetapan kompetensi yang telah dibuat
pada aplikasi ini. Dengan demikian, penyeleksi dapat bekerja dengan mudah dalam waktu yang
cukup singkat.
Saran untuk penelitian selanjutnya dengan berdasarkan penelitian ini adalah perlu
pengembangan terhadap aplikasi seperti pengkajian ulang dan penambahan kriteria penilaian
sehingga hasilnya dapat lebih maksimal dalam membantu mengambil keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Muhammad Ardiansyah Damanik 2013 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMINDAHAN TUGAS KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROFIE
MATCHING (STUDI KASUS: PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN) 4222.pdf,
IV, 49.
Naruto Tse 2014 Sistem pendukung keputusan Sistem_pendukung_keputusan.docx, 1.49.
Tonni Limbong, S.Kom,M.Kom 2014 Data Flow Diagram Modul_4_Merancang_DFDlibre.pdf, 4, 1.10.

Page 8 of 8

Anda mungkin juga menyukai