Anda di halaman 1dari 16

SMART METHOD

(Simple Multi Attribute Rating


Technique)

ANGGA DODI KURNIAWAN-1841109


 SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) merupakan metode
pengambilan keputusan yang multi-atribut yang dikembangkan oleh Edward pada
tahun 1971. Pendekatan ini dirancang pada awalnya untuk memberikan cara
mudah untuk menerapkan teknik MAUT (Multi-Attribute Utility Theory). Selama
bertahun-tahun, kegagalan dalam metode ini telah diidentifikasi, dan telah
diperbaiki (Edwards and Barron, 1994) yang menciptakan metode SMARTS dan
SMARTER, menyajikan dua bentuk berbeda untuk memperbaiki kekurangan ini
(Filho, 2005)
 SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) merupakan metode
pengambilan keputusan yang multi-atribut. Teknik pembuatan keputusan multi-
atribut ini digunakan untuk mendukung pembuat keputusan dalam memilih antara
beberapa alternatif. Setiap pembuat keputusan harus memilih sebuah alternatif
yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
 Setiap alternatif terdiri dari sekumpulan atribut dan setiap atribut mempunyai
nilai-nilai. Nilai ini dirata-rata dengan skala tertentu. Setiap atribut mempunyai
bobot yang menggambarkan seberapa penting skala tertentu dan tiap atribut
mempunyai bobot yang menggambarkan seberapa pentingkah suatu atribut
dibandingkan dengan atribut lain. Pembobotan dan pemberian peringkat ini
digunakan untuk menilai setiap alternatif agar diperoleh alternatif yang terbaik.
SMART lebih banyak digunakan karena kesederhanaannya dalam merespon kebutuhan
pembuat keputusan dan caranya menganalisa respon. Analisis yang terbaik adalah
transparan sehingga metode ini memberikan pemahaman masalah yang tinggi dan dapat
diterima oleh pembuat keputusan.

 Model yang digunakan dalam SMART ada beberapa tahapan sebagai berikut
(Goodwin and Wright 2004)
1. Menentukan Kriteria Menentukan kriteria yang digunakan dalam menyelesaikan masalah pengambilan keputusan. Untuk menentukan kriteria-
kriteria apa saja yang digunakan dalam sistem pengambilan keputusan ini diperlukan data-data dari pengambil keputusan atau pihak yang
berwenang/kompeten terhadap masalah yang akan diselesaikan.

2. Memberikan bobot kriteria pada masing-masing kriteria dengan menggunakan interval 1-100 untuk masing-masing kriteria dengan prioritas terpenting.

3. Normalisasi Bobot Kriteria Menghitung normalisasi bobot dari setiap kriteria dengan membandingkan nilai bobot kriteria dengan jumlah bobot kriteria

4. Memberikan Nilai Parameter untuk Tiap Kriteria Memberikan nilai kriteria untuk setiap alternatif, nilai kriteria untuk setiap alternatif ini dapat berbentuk data kuantitatif (angka)
ataupun berbentuk data kualitatif, misalkan nilai untuk kriteria harga sudah dapat dipastikan berbentuk kuantitatif sedangkan nilai untuk kriteria fasilitas bisa jadi berbentuk kualitatif
(sangat lengkap, lengkap, kurang lengkap). Apabila nilai kriteria berbentuk kualitatif maka kita perlu mengubah ke data kuantitatif dengan membuat parameter nilai kriteria, misalkan
sangat lengkap artinya 3, lengkap artinya 2 dan tidak lengkap artinya 1.

5.  Perangkingan Hasil dari perhitungan Nilai akhir kemudian diurutkan dari nilai yang terbesar hingga yang terkecil, alternatif dengan nilai akhir yang terbesar menunjukkan alternatif
yang terbaik
Kelebihan metode SMART:

• Simple Multi-attribute Rating Technique (SMART) dapat digunakan dengan cepat mendapatkan skor total tertimbang (Huang 2011).
• SMART adalah salah satu metode MCDM yang paling dapat diterapkan, dan karena mayoritas para panelis tidak akrab dengan metode
MCDM, metode ini harus sederhana (Yeh dan Chang 2009).
• Metode SMART mudah untuk dimodifikasi ketika pengaruh jumlah kategori meningkat (Yeh dan Chang 2009).
• Pendekatan SMART menggunakan skala rasio untuk menilai preferensi panelis (Yeh dan Chang 2009).
• SMART adalah teknik yang bermanfaat karena sederhana, mudah dan membutuhkan sedikit waktu dalam pengambilan keputusan
yang cukup penting bagi mereka yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan (Gu et al. 2012).
• Di SMART, mengubah jumlah alternatif tidak akan mengubah keputusan sejumlah alternatif asli dan ini berguna ketika alternatif baru
ditambahkan (Chen dan Hou 2004; Panagopoulos et al. 2012).
• Menggunakan SMART dalam ukuran kinerja dapat menjadi alternatif yang lebih baik daripada metode yang lain (Gu et al. 2012).
• SMART sangat populer karena analisisnya menggabungkan berbagai macam kriteria kuantitatif dan kualitatif (Chen dan Hou 2004).
• SMART telah berhasil diterapkan dalam masalah MCDM, pendekatan ini tidak efektif ketika berhadapan dengan ketidaktahuan yang
melekat penilaian linguistik di pengambilan keputusan (Gu et al. 2012; Chen dan Hou 2004).
• Keuntungan dari model SMART adalah bahwa ia tidak bergantung pada alternatif (Panagopoulos dkk. 2012; Afshar dkk. 2011).
• Para peserta nonteknis merasa bahwa SMART lebih mudah dipahami dibandingkan dengan metode Trade-off (Dai et al.
2012).
Kekurangan metode SMART: 

• Telah ditekankan bahwa perbandingan tentang pentingnya atribut


adalah tidak berarti, jika tidak mencerminkan rentang konsekuensi
dari atribut itu juga (Von Winterfeldt dan Edwards 1986).
• Salah satu keterbatasan teknik ini adalah bahwa teknik ini
mengabaikan hubungan timbal balik antar parameter (Demirci et al.
2009).
• Peringkat alternatif tidak relatif; mengubah jumlah alternatif
dianggap tidak akan dengan sendirinya mengubah nilai keputusan
dari alternatif asli (Valiris et al. 2005).
• Karena banyaknya atribut, metode SMART akan terlalu sulit untuk
diterapkan dan dipertahankan (Benzerra et al. 2012).
Contoh kasus

 Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi ini, penulis menggunakan beberapa metode,
antara lain: a. Observasi Mengamati secara langsung turnament futsal umum di
samarinda sebagai bahan penelitian, sehingga diperoleh data yang dapat di jadikan
parameter input untuk pertimbangan dalam perancangan system

 Metode Wawancara (interview)


melakukan wawancara langsung kepada ketua panitia pelaksana pertandingan piala
futsal dan kepadaDemisioner Askot Samarinda Bidang Futsal. Melalui metode ini,
penulis memperoleh data-data yaitu, Kontribusi kepada tim, melihat jumlah
perolehan kartu/pelanggaran, tingkah laku/sikap, dan menjadi panutan didalam tim
. Perancangan Sistem

 Perancangan sistem adalah rencana sistematis dalam proses pengembangan sistem


setelah data cukup untuk menunjang kegiatan pengembangan sistem. Dalam
perancangan sistem terdapat perancangan data, perancangan proses, perancangan
antar muka sistem. Pada arsitektur sistempada Gambar 1, sistem ini pengguna
dapat melakukan login, input data pemain futsal, input bobot, melakukan proses
perhitungan dengan metode smart, melihat daftar nilai perhitungan metode smart.
Dalam mendesain atau merancang perangkat lunak termasuk didalamnya adalah
proses, aturan yang digunakan, UML untuk merancang model sebuah sistem, user
interface, susunan menu dalam aplikasi dan masukkan yang dibutuhkan dalam
pemilihan pemain terbaik futsal.
Perancangan Use Case Diagram

 Perancangan use case diagram, Gambar 2, merupakan tahap awal dan utama
dalam proses pengembangan sistem, dimana dalam tahapan ini dijelaskan dan
didefinisikan fungsi-fungsi serta fitur-fitur apa saja yang dapat disediakan
Perancangan Activity Diagram Diagram pada Gambar 3 menjelaskan mengenai alur – alur kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengguna terhadap
sistem yang telah dikembangkan, berdasarkan use case diagram yang telah dibuat sebelumnya.
. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM I
implementasi Sistem merupakan tahapan realisasi yang dilakukan setelah rancangan aplikasi. Pengujian sistem merupakan tahapan dimana semua
fungsi yang terdapat pada sistem diuji dan dievaluasi. Adapun interface terbagi menjadi 2 bagian. Tampilan halaman utama terdapat pada Gambar 4,
tampilan halaman Perhitungan SPK terdapat pada Gambar 5
 Pengujian sistem pendukung keputusan rekomendasi pemain terbaik futsal ini
dilakukan dengan menggunakan blackboxtesting. Untuk mengetahui aplikasi yang
di bangun sesuai dengan tahapan yang di rancang, dapat dilihat dari hasil
perhitungan pengujian yang dilakukan dengan dua cara yaitu, pengujian
perhitungan dari sistem yang dibuat dan pengujian perhitungan secara manual.
Pertama-tama inputkan keseluruhan data pemain turnamen futsal DPRD kota
Samarinda, kemuadian sistem akan otomatis menghitung jumlah perhitungan
dengan metode SMART, selanjutnya sistem akan menampilkan rekomendasi
pemain terbaik dengan perankingan dari yang terbesar hingga terkecil.
 Sistem Pendukung Keputusan ini dapat memudahkan Panitia dalam proses
perhitungan dalam jumlah pemain yang banyak. Sistem ini memberikan
rekomendasi kepada panitia untuk mengetahui pemain yang tepat dipilih sebagai
pemain tebaik futsal dalam satu turnamen.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
perhitungan metode SMART menggunakan program dan perhitungan metode
SMART secara manual tidak berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa
program yang dibuat menggunakan metode SMART pada studi kasus pemilihan
pemain terbaik di turnamen futsal piala DPRD Samarinda adalah benar.
KESIMPULAN

 Teknik pembuatan keputusan Multi Atribut ini di gunakan untuk mendukung


pembuat keputusan di antara beberapa alternatif
 Setiap pembuat keputusan harus memilih sebuah alternatif sesuai dengan tujuan
yang telah di rumuskan
 Setiap alternatif terdiri dari sekumpulan atribut dan setiap atribut mempunyai nilai
 SMART lebih banyak digunakan karena kesederhanannya dalam merespon
kebutuhan pembuat keputusan dan caranya menganalisa respon.

Anda mungkin juga menyukai