Model yang digunakan dalam SMART ada beberapa tahapan sebagai berikut
(Goodwin and Wright 2004)
1. Menentukan Kriteria Menentukan kriteria yang digunakan dalam menyelesaikan masalah pengambilan keputusan. Untuk menentukan kriteria-
kriteria apa saja yang digunakan dalam sistem pengambilan keputusan ini diperlukan data-data dari pengambil keputusan atau pihak yang
berwenang/kompeten terhadap masalah yang akan diselesaikan.
2. Memberikan bobot kriteria pada masing-masing kriteria dengan menggunakan interval 1-100 untuk masing-masing kriteria dengan prioritas terpenting.
3. Normalisasi Bobot Kriteria Menghitung normalisasi bobot dari setiap kriteria dengan membandingkan nilai bobot kriteria dengan jumlah bobot kriteria
4. Memberikan Nilai Parameter untuk Tiap Kriteria Memberikan nilai kriteria untuk setiap alternatif, nilai kriteria untuk setiap alternatif ini dapat berbentuk data kuantitatif (angka)
ataupun berbentuk data kualitatif, misalkan nilai untuk kriteria harga sudah dapat dipastikan berbentuk kuantitatif sedangkan nilai untuk kriteria fasilitas bisa jadi berbentuk kualitatif
(sangat lengkap, lengkap, kurang lengkap). Apabila nilai kriteria berbentuk kualitatif maka kita perlu mengubah ke data kuantitatif dengan membuat parameter nilai kriteria, misalkan
sangat lengkap artinya 3, lengkap artinya 2 dan tidak lengkap artinya 1.
5. Perangkingan Hasil dari perhitungan Nilai akhir kemudian diurutkan dari nilai yang terbesar hingga yang terkecil, alternatif dengan nilai akhir yang terbesar menunjukkan alternatif
yang terbaik
Kelebihan metode SMART:
• Simple Multi-attribute Rating Technique (SMART) dapat digunakan dengan cepat mendapatkan skor total tertimbang (Huang 2011).
• SMART adalah salah satu metode MCDM yang paling dapat diterapkan, dan karena mayoritas para panelis tidak akrab dengan metode
MCDM, metode ini harus sederhana (Yeh dan Chang 2009).
• Metode SMART mudah untuk dimodifikasi ketika pengaruh jumlah kategori meningkat (Yeh dan Chang 2009).
• Pendekatan SMART menggunakan skala rasio untuk menilai preferensi panelis (Yeh dan Chang 2009).
• SMART adalah teknik yang bermanfaat karena sederhana, mudah dan membutuhkan sedikit waktu dalam pengambilan keputusan
yang cukup penting bagi mereka yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan (Gu et al. 2012).
• Di SMART, mengubah jumlah alternatif tidak akan mengubah keputusan sejumlah alternatif asli dan ini berguna ketika alternatif baru
ditambahkan (Chen dan Hou 2004; Panagopoulos et al. 2012).
• Menggunakan SMART dalam ukuran kinerja dapat menjadi alternatif yang lebih baik daripada metode yang lain (Gu et al. 2012).
• SMART sangat populer karena analisisnya menggabungkan berbagai macam kriteria kuantitatif dan kualitatif (Chen dan Hou 2004).
• SMART telah berhasil diterapkan dalam masalah MCDM, pendekatan ini tidak efektif ketika berhadapan dengan ketidaktahuan yang
melekat penilaian linguistik di pengambilan keputusan (Gu et al. 2012; Chen dan Hou 2004).
• Keuntungan dari model SMART adalah bahwa ia tidak bergantung pada alternatif (Panagopoulos dkk. 2012; Afshar dkk. 2011).
• Para peserta nonteknis merasa bahwa SMART lebih mudah dipahami dibandingkan dengan metode Trade-off (Dai et al.
2012).
Kekurangan metode SMART:
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi ini, penulis menggunakan beberapa metode,
antara lain: a. Observasi Mengamati secara langsung turnament futsal umum di
samarinda sebagai bahan penelitian, sehingga diperoleh data yang dapat di jadikan
parameter input untuk pertimbangan dalam perancangan system
Perancangan use case diagram, Gambar 2, merupakan tahap awal dan utama
dalam proses pengembangan sistem, dimana dalam tahapan ini dijelaskan dan
didefinisikan fungsi-fungsi serta fitur-fitur apa saja yang dapat disediakan
Perancangan Activity Diagram Diagram pada Gambar 3 menjelaskan mengenai alur – alur kegiatan yang dapat dilakukan oleh pengguna terhadap
sistem yang telah dikembangkan, berdasarkan use case diagram yang telah dibuat sebelumnya.
. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM I
implementasi Sistem merupakan tahapan realisasi yang dilakukan setelah rancangan aplikasi. Pengujian sistem merupakan tahapan dimana semua
fungsi yang terdapat pada sistem diuji dan dievaluasi. Adapun interface terbagi menjadi 2 bagian. Tampilan halaman utama terdapat pada Gambar 4,
tampilan halaman Perhitungan SPK terdapat pada Gambar 5
Pengujian sistem pendukung keputusan rekomendasi pemain terbaik futsal ini
dilakukan dengan menggunakan blackboxtesting. Untuk mengetahui aplikasi yang
di bangun sesuai dengan tahapan yang di rancang, dapat dilihat dari hasil
perhitungan pengujian yang dilakukan dengan dua cara yaitu, pengujian
perhitungan dari sistem yang dibuat dan pengujian perhitungan secara manual.
Pertama-tama inputkan keseluruhan data pemain turnamen futsal DPRD kota
Samarinda, kemuadian sistem akan otomatis menghitung jumlah perhitungan
dengan metode SMART, selanjutnya sistem akan menampilkan rekomendasi
pemain terbaik dengan perankingan dari yang terbesar hingga terkecil.
Sistem Pendukung Keputusan ini dapat memudahkan Panitia dalam proses
perhitungan dalam jumlah pemain yang banyak. Sistem ini memberikan
rekomendasi kepada panitia untuk mengetahui pemain yang tepat dipilih sebagai
pemain tebaik futsal dalam satu turnamen.Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
perhitungan metode SMART menggunakan program dan perhitungan metode
SMART secara manual tidak berbeda, sehingga dapat diasumsikan bahwa
program yang dibuat menggunakan metode SMART pada studi kasus pemilihan
pemain terbaik di turnamen futsal piala DPRD Samarinda adalah benar.
KESIMPULAN