Anda di halaman 1dari 2

Bijak menyikapi perbedaan

yang menjadi masalah itu bukan perbedaannya seringkali yang jadi masalah itu adalah sikap
emosional yang mendasari kita bersikap tidak baik terhadap perbedaan itu.kita ambil hikmah dari
bangunan bahwa bahan bangunan yang berbeda apabila tujuannya sama akhirnya akan menjadi
bangunan yang indah kokoh dan bermanfaat. Syaratnya menyikapi perbedaan adalah 1. biasa kan
kita membahas kan persamaan sebelum membahas perbedaan. 2. Menempatkan diri pada
tempatnya jangan menonjolkan diri.

Jadi harusnya melihat perbedaan itu yang pertama langsung mengingat kepada Allah yang
mahakuasa menciptakan perbedaan ini. Yang kedua dengan perbedaan yang Allah ciptakan menjadi
ladang ilmu bagi kita. Yang ketiga menjadi ladang amal bagi kita bagaimana menghadapi perbedaan
ini sehingga menjadi amal sholeh.

Allah akan menyiapkan rumah di tepian surga bagi orang yang menghindari perdebatan walaupun
dia benar. Allah juga akan memberikan rumah di tengah surga bagi orang yang menghindari
berdusta walaupun dalam bergurau. Allah menyiapkan rumah yang paling tinggi kedudukannya di
surga bagi orang yang berakhlakul karimah.

RUMUS BICARA YANG BAIK

Rasulullah SAW bersabda:’’ Barang siapa Yang beriman kepada Allah dan hari akhir Hendaklah
berkata benar, berkata baik Atau diam”. Dan Rasulullah Pun menjamin Barang siapa apa yang bisa
Menjaga yang ada di antara 2 rahangnya dan 2 kakinya nya. Yang artinya lidah dan kemaluannya
dijamin masuk surga . Oleh karena itu kualitas seseorang menjaga lisan itu menunjukkan kualitas
keimanan seseorang. pesantren Daarut Tauhid itu ada rumus berbicara yang baik yaitu BMT
Tensofales. B nya Benar jadi kalau mau bicara itu niatnya harus benar yang dikatakannya juga benar.
m nya Manfaat karena ada kata-kata yang benar tetapi tidak pada waktu yang tepat, jadi
manfaatnya kurang maksimal. t nya Tidak menyakiti karena kita harus memilih Kata-kata yang benar,
yang tepat tanpa harus melukai hati. Disampaikannya dengan tensofales, ten nya tenang, so nya
sopan, fa nya fasih, le nya lembut, s nya secukupnya. Ini meniru dari Bagaimana Rasulullah berbicara
tetapi dikemas dalam rumus yang mudah dipahami.

Setiap perkataan yang kita ucapkan pasti didengar oleh Allah, Pasti dicatat oleh malaikat Dan pasti
akan dituntut pertanggungjawabannya. Jadi yang paling penting dari seorang pembicara adalah
niatnya apakah benar dan Yakin apa yang disampaikan ini bisa didengar oleh Allah.Dan yang
membuat manfaat kepada orang lain itu adalah Allah Bukan kepiawaian kita dalam berbicara.
Makanya di bulan Ramadhan ini Bagus sekali kalau kita terus mengevaluasi bicara Kita.
MENYIKAPI PERSOALAN HIDUP

Anda mungkin juga menyukai