Anda di halaman 1dari 1

TERKADANG menjaga lisan sangatlah sulit dilakukan, kecuali orang-orang beriman yang

menjalankan perintah Allah dan meyakini akan adanya hari akhir yaitu hari penuh perhitungan
dan pembalasan.

Sesungguhnya kita mengetahui bahwa lisan merupakan salah satu nikmat yang besar, bentuknya
kecil dan halus namun disitu terletak kebaikan dan keburukan seseorang. Amat besar
pengaruhnya terhadap yang positif maupun yang negatif dalam kehidupan seorang muslim.

Membahas tentang lisan ada satu nasihat yang sangat berharga dalam hal menjaga lisan,
disampaikan oleh Rasulullah SAW dan menjadi tuntunan kita sebagai mana hadis yang berbunyi,
“Barang siapa yang berfirman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata baik atau diam.”

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, Uqbah bin Amir berkata : Aku pernah bertanya
kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah apakah keselamatan itu?” beliau menjawab, “tahanlah
lisanmu dan hendaknya rumahmu menyenangkanmu (karena penuh dzikir dan mengingat Allah
SWT) dan menangislah atas kesalahnmu”

berhati-hati terhadap lisan karena sebuah ucapan bisa menjerumuskan kita ke dalam api neraka.
Apabila kita tidak mengetahui sebuah perkara dengan pasti, sebaiknya kita diam saja. Dan
janganlah kita mengucapkan perkataan yang menyakiti hati orang kain, sekalipun itu hanya
candaan. Sebab di akhirat kelak, segala apa yang kita ucapkan dengan lisan pasti akan dimintai
pertanggungjawaban.

Allah berfirman : “Tiada satu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawas yang selalu hadir.” QS Qaf: 18

“Dan jangalah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran,penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabnya.” QS Al-Isra: 36

Makin banyak kepeleset lidah, makin banyak masalah dan dosanya, makin banyak dosa, nerakalah
tempatnya. Maka, “Fal yakul khairan au liyasmut,” Berkatalah yang benar atau diam,” demikian
Sabda Nabi.

Diujung pembahasan tentang pentingnya menjaga lisan, mari kita selalu menjaga diri dari ucapan
yang tidak bermanfaat seperti gibah, menceritakan keburukan orang lain maupun berbohong dan
memfitnah.

Banyak berbicara yang tidak bermanfaat membuat hati menjadi keras, jika kira tidak mampu
untuk menjaga semua itu maka lebih baik diam, dan diam merupakan pilihan paling bijak dan
menyelamatkan baik dunia maupun akhirat.

Tidak sedikit persahabatan menjadi retak hanya karena perkataan yang menyinggung perasaan,
banyak pertemanan yang akhirnya berujung pertengkaran dan permusuhan dikarenakan ucapan
yang salah keluar dari lisan. Oleh karena itu, jika kita tidak mampu berkata baik, maka diam jalan
yang paling bijak.

Anda mungkin juga menyukai