Lidah Tak Bertulang Tapi Bisa Lebih Tajam Daripada Pedang
Lidah Tak Bertulang Tapi Bisa Lebih Tajam Daripada Pedang
Ilustrasi. (inet)
dakwatuna.com - Dapatkah kita menghitung setiap kata yang keluar dari mulut kita? Mungkin
dapat asal niat. Atau mengingat setiap kata yang terucap? Mungkin bisa walau tak semua
kerajinan melakukan itu. Katanya, wanita mengeluarkan kata-kata 16000-21000 per hari secara
rata-rata, sedangkan laki-laki hanya 5000-9000. Waaahh, hebat juga ya mulut kita, siapa dulu
penciptanya, Allahu Akbar.
Dari semua kata-kata yang keluar dari mulut kita itu, dapatkah kita memperkirakan yang lebih
banyak keluar dari mulut kita, kebaikankah? Atau malah keburukan? Pantaslah apabila kita
renungi setiap perkataan yang keluar dari mulut kita bahkan sudah semestinya kita berhati-hati
pada mulut yang memang tidak bertulang tapi tajamnya bisa lebih dari pedang, melukai bahkan
membunuh. Karena seperti kita akui bersama, bahwa acapkali kata-kata yang keluar dari mulut
kita ini sulit terkontrol terlebih lagi kaum perempuan yang kalau sudah kumpul lebih dari dua
orang mampu menghabiskan waktu berjam-jam untuk saling berkata-kata mulai dari saling
bertukar cerita sampai menceritakan kebaikan ataupun keburukan orang lain, pokok kek semua
dikupas tuntas! Bahkan setajam silet! Berarti benar juga ya? Kalau perempuan lebih banyak
pendengaran,
penglihatan
dan
hati,
semuanya
itu
akan
dimintai
pertanggungjawabannya..
Kita manusia yang memang tak luput dari dosa akan tetapi sudah menjadi kewajiban kita untuk
menjaga diri kita dari panasnya api neraka dengan menjaga lisan sebagaimana yang dikatakan
Nabi tercinta Muhammad saw, dari Abu Hurairah bahwasanya ia mendengar Nabi bersabda,
Sesungguhnya seorang hamba bisa jadi berbicara dengan suatu perkataan yang tidak ia
pikirkan (terlebih dahulu) , padahal justru dengan sebab perkataannya itu ia akan dapat
tergelincir ke neraka yang jaraknya lebih jauh daripada jarak antara timur dan barat.
(Muttafaqalaihi).
Mulut dapat menyeret kita ke dalam neraka, tenggelam dalam kobaran api yang membara,
sungguh bahayanya mulut yang tak terjaga, oleh karena kita masih dapat mengusahakan
mengeluarkan setiap kata yang baik dari mulut kita ini dan mencegah kata-kata kotor ataupun
kasar dari mulut kita, jika kita kesulitan untuk itu ikutilah petuah Baginda Nabi Muhammad
saw, Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia mengatakan yang
baik atau diam.
Ada sebuah kisah bahwa suatu ketika sahabat Muadz bin Jabal bertanya pada tentang amal yang
bisa memasukkannya ke surga atau menjauhkannya. Rasul menjawab, dan di ujung hadits yang
menjelaskan,
Tidakkah engkau mau aku beritahu dengan sesuatu yang sangat menentukan dengan itu
semua? Rasul lalu memegang lisannya dan mengatakan, peliharalah ini. Muadz kemudian
mengatakan, Ya Rasulullah, apakah kita kan dihukum dengan apa yang akan kita katakan? Ia
menjawab, Wahai Muadz, apakah akan dijerumuskan ke neraka di hadapan mereka, kecuali
karena apa yang diucapkan lisannya, (HR. Turmudzi).
Sekali lagi, mari menjaga lisan dari segala macam perkataan karena mungkin ketika kita
berbicara kepada orang lain tanpa sengaja kita melukai hatinya. Jikalau begitu pantaslah kita
mengatur tutur kata kita, tidak meninggikan suara kita, dan lebih baik diam daripada khawatir
tidak bisa menjaga lisan yang tak bertulang ini. Bukankah lebih baik menjaga daripada mencoba
asap panasnya api neraka karena lisan yang tak terjaga?! Dari Abu Hurairah dia berkata,
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang dijaga oleh Allah dari keburukan yang ada di
antara kedua rahangnya (mulut) dan keburukan yang ada di antara kedua kakinya (kemaluan),
maka ia masuk surga, (HR. At-Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa in adalah hadits hasan
shahih)