Pembesaran)
Ada beberapa factor yang harus diperhatikan agar lele bias dipanen pada umur dua
bulan sejak tebar bibit. Factor-faktor ersebut berhubungan dengan pakan,
pemberian suplemen, pola pemberian pakan, pengontrolan, dan kebersihan air.
A. JENIS PAKAN
Dalam usaha pembesaran, biasanya pembudidaya memberikan dua jenis pakan, yaitu
makanan pokok berupa pelet ikan tipe FF999, 781-SP, 781-2, dan 781 serta pakan
alternatif atau tambahan.
Pemberian pakan tambahan selain bertujuan untuk menghemat biaya pakan, juga
untuk menggenjot pertumbuhan lele. Pakan tambahan tersebut bisa berupa keong
mas, bekicot, limbah peternakan, limbah pemotongan hewan, limbah ikan, dan ikan
sisa tangkapan nelayan.
Pakan alternatif
1. Keong mas dan Bekicot
Keong mas dan bekicot mengandung protein yang tinggi dan sangat baik untuk
memacu pertumbuhan lele. Keong ,as dan bekicot merupakan hama dan sekaligus
musuh petani. Jadi, pemanfaatan keong mas dan bekicot sebagai makanan tambahan
lele mempunyai fungsi ganda, selain memberantas hama tanaman, juga untuk
menghemat biaya pembelian pakan.
Sebelum diberikan ke lele, camgkang keong mas atau bekicot harus dopecah,
kemudan dagingnya dipisahkan dari cangkang tersebut. Agar pemberian pakan
merata, sebaiknya cincang daging bekicot atau keong mas terlebih dahulu sebelum
diberikan ke lele. Tebarkan daging tersebut secara merata ke dalam kolam
pembesaran. Ukuran bibit lele yang sudah bias diberi pakan tambahan yakni sebesar
jari kelingking.
2. Limbah Peternakan
Limbah yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya lele berupa ayam mati yang dapat
diperoleh di tempat penampungan atau pada tukang potong ayam. Ayam tersebut
biasanya mati akibat terjepit atau berdesak-desakan selama dalam perjalanan
menuju tempat pemotongan.
Ayam mati tidak bias langsung diberikan ke lele. Ayam harus dibakar hingga bulunya
habis. Setelah itu, ceburkan ayam ke dalam kolam. Lele akan segera memakan
santapan tersebut hingga habis. Pemberian pakan ini tidak boleh melebihi kebutuhan
lele. Sisa pakan yang berlebih bisa mencemari dan mengotori air kolam. Kolam yang
kotor mengundang tumbuhnya berbagai bibit penyakit.
3. Limbah Pemotongan Hewan
Ada dua macam limbah pemotongan hewan yang bisa diberikan ke lele, yaitu darah
dan jeroan hewan. Darah hewan sangat baik untuk pertumbuhan bibit lele karena
mengandung gizi yang tinggi. Darah hewan yang bisa diambil di antaranya darah
kambing, darah sapi, atau kumpulan darah ayam potong. Sebelum diberikan, darah
tersebut harus direbus hingga beku ataumenggumpal (marus). Namun, pemberian
marus ini agak riskan, karena air cepat kotor. Karena itu, marus harus dicampur
dengan pakan utama berupa pelet yang diseduh dengan air panas.
Selain darah, jeroan ayam potong juga bisa diberikan sebagai pakan lele. Limbah
pemotongan hewan ini bisa diperoleh di tempat pemotongan hewan atau ayam
potong.
4. Limbah Ikan dan Sisa Tangkapan Nelayan
Limbah ini bisa diperoleh di penjual ikan atau pada usaha pemindangan ikan.
Pemanfaatan limbah ikan ini, selain baik untuk pertumbuhan lele, juga merupakan
cara menghemat biaya pemeliharaan, karena limbah ikan tidak diperjualbelikan atau
bisa diperoleh Cuma-Cuma.
Jika lokasi usaha budidaya lele dekat dengan pantai, pembudidaya lele dapat
memanfaatkan ikan sisa tangkapan nelayan yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi
oleh manusia. Ikan ini harganya tidak mahal dan baik digunakan untuk mempercepat
pertumbuhan lele. Ikan tersebut bisa langsung diberikan ke lele. Namun, jka
ukurannya cukup besar, sebaiknya cincang terlebih dahulu.
B. PEMBERIAN SUPLEMEN
Sama seperti pada usaha pembenihan, usaha pembesaran lele juga memerlukan
suplemen untuk meningkatkan selera makan lele. Suplemen yang digunakan berupa
gula, susu, atau madu yang dicampurkan dengan pelet. Takarannya, sama dengan
suplemen yang diberikan pada pakan benih, yaitu 1 sdm gula, 1 sdm madu, atau susu
kental mans untuk 1 kg pelet.
Untuk satu kali masa produksi lele konsumsi dari 10.000 ekor benih yang setara 1
ton lele, susu yang terpakai hanya dua kaleng. Sementara itu, madu sebanyak 1 botol
dan gula pasir hanya butuh 1,5kg. pemberian suplemen harus diselang-seling, kadang
diberi kadang tidak.tergantung pada Anda. Jika Anda ingin cepat, siplemen harus
diberikan setiap hari.
C. POLA PEMBERIAN PAKAN
Pada dasarnya pola pemberian pakan untuk usaha pembesaran lele sama dengan pola
pemberian pakan pada usaha pembenihan. Namun, jenis pakan dan porsinya yang
berubah karena disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan lele. Makin besar lele,
makin banyak pakan yang dibutuhkan. Umumnya, lele cukup diberi makan 3-4 kali
sehari, yakni pada pagi (0.00-09.00), sore (16.00-17.00), dan malam hari (20.0022.00).
pembenihan, hanya selang waktunya agak lebih lama. Selain itu, ukuran baskom yang
digunakan juga berbeda, seiring pertumbuahan bibit.
Berikut ini tahapan penyortiran dalam usaha pembesaran lele :
Siapkan peralatan sortir, berupa slang, serokan, baskom sortir, dan baskom
penampungan.
Kurangi air kolam menggunakan slang dengan bantuan mesin sirkulasi, hingga
ketinggian air mencapai 5 cm.
Serok lele menggunakan serokan kain, lalu tuangkan ke dalam baskom sortir yang
ditempatkan persis di atas baskom penampungan.
Lele yang disortir akan tertinggal di dalam baskom sortir, sedangkan lele yang tidak
lolos sortir akan berada di baskom penampungan.
Pindahkan lele di baskom sortiran ke dalam baskom penampungan hasil sortir.
Kembalikan lele di baskom penampungan ke kolam pemeliharaan semula. Sementara
itu, lele hasil sortir dipindahkan ke kolam pembesaran lainnya.