Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN PORTAL PADA SISTEM STRUKTUR

Portal adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling
berhubungan yang berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan lengkap yang berdiri
sendiri dengan atau tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau sistem-sistem
lantai.
Pada dasarnya sistem struktur bangunan terdiri 2, yaitu :
1. Portal terbuka, dimana seluruh momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi
ditahan sepenuhnya oleh pondasi, sedangkan sloof hanya berfungsi untuk menahan
dinding saja. Pada portal terbuka kekuatan dan kekakuan portal dalam menahan beban
lateral dan kestabilannya tergantung pada kekuatan dari elemen-elemen strukturnya.
2. Portal tertutup, dimana momen-momen dan gaya yang bekerja pada konstruksi ditahan
terlebih dahulu oleh sloof / beam kemudian diratakan, baru sebagian kecil beban
dilimpahkan ke pondasi. Sloof / beam berfungsi sebagai pengikat kolom yang satu
dengan yang lain untuk mencegah terjadinya Differential Settlement.

Sistem Portal
Suatu pengaturan di mana kapiler mengalir ke pembuluh darah yang membuka ke
jaringan lain kapiler.
. Sistem Portal Hipofisis
Pembuluh darah yang menghubungkan hipotalamus dengan sel- sel kelenjar
hipofisis anterior. Pembuluh darah ini berakhir sebagai kapiler pada kedua ujungnya, dan
makanya disebut sistem portal. Dalam hal ini sistem yang menghubungkan hipotalamus
dengan kelenjar hipofisis disebut juga sistem portal hipotalamus hipofisis. Sistem portal
merupakan saluran vascular yang penting karena memungkinkan pergerakan hormon
pelepasan dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis , sehingga memungkinkan hipotalamus
mengatur fungsi hipofisis. Rangsangan yang berasal dari tak mengaktifkan neuron dalam
nucleus hipotalamus yang menyintesis dan menyekresi protein degan berat molekul yang
rendah. Protein atau neuro hormon ini dikenal sebagai hormon pelepas dan penghambat.
Hormon hormon ini dilepaska kedalam pembuluh darah sistem portal dan akhirnya
mencapai sel sel dalam kelenjar hipofisis. Dalam rangkaian kejadian tersebut hormonhormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis diangkat bersama darah dan merangsang

kelenjar-kelenjar lain ,menyebabkan pelepasan hormon hormon kelenjar sasaran.


Akhirnya hormon hormon kelenjar sasaran bekerja pada hipothalamus dan sel sel
hipofisis yang memodifikasi sekresi hormon.

ARTIKEL
KELENJAR HIPOFISIS
PENDAHULUAN
Kelenjar Hipofisis merupakan kelenjar berdiameter kira-kira 1 cm dan beatnya
0,5-1 gram. Hipofisis disebut juga master of glands karena hipofisis dapat menyekresikan
hormon yang dapat mengatur kerja tubuh. Namun, kelenjar hipofisis juga dipengaruhi
oleh hipotalamus. Mekanisme yang terjadi adalah mekanisme umpan balik yang sangat
mempengaruhi kelenjar yang satu dengan kelenjar yang lain.
Kelenjar hipofisis terletak pada rongga tulang pada basis otak. Hipofisis
terhubung dengan hipotalamus dan dihubungkan dengan tangkai hipofisis.
Hipofisis terbagi menjadi dua bagian, yaitu hipofsis anterior dan hipofisis
posterior. Namun, memang terdapat bagian pars media (Lobus intermedius) yang berada
di antara hipofisis anterior dan posterior yang pada manusia hampir tidak ada. Lobus
anterior, intermedius, dan posterior kelenjar hipofisis sebenarnya adalah tiga organ
endokrin yang kurang lebih terpisah satu sama lain dan, paling tidak pada beberapa
spesies, mengandung 14 atau zat hormonal aktif. Dipandang dari sudut embriologi, kedua
bagian hipofisis (anterior dan posterior) berasal dari sudut yang berbeda, hipofisis
anterior berasal dari kantong Rathke, dan hipofisis posterior berasal dari penonjolan
hipotalamus. Kedua bagian tersebut mensekresikan hormon yang bebeda.
1. Lobus Anterior
Hipofisis anterior berasal dari penonjolan dari atap mulut. Dengan demikian hipofisis
anterior juga dikenal sebagai adenohipofiusis (adeno berarti kelenjar). Hipofisis anterior
dihubungan ke hipotalamus dengan pembuluih darah .

Jenis Sel di Hipofisis Anterior


Jenis sel pada hipofisis anterior dibagi menjadi dua yaitu kromofob dan kromofil. Sel
kromofilik dibagi lagi menjadi asidofil yang terwarnai oleh pewarna asam dan basofil
yang terwarnai oleh warna basa. Sejumlah sel kromofobik merupakan sel skretorik yang
inaktif dan memiliki sedikit granula sekretorik. Sedangkan sel sekretorik kromofilik
tebagi menjadi lima jenis yaitu:
1. sel somatotrop yang menghasilkan hormon pertumbuhan,
2. laktotrop (yang juga disebut mamotrop), yang mensekresikan prolaktin,
3. kortikotrop, yang mengeluarkan ACTH,
4. tirotrop, yang mensekresikan TSH, dan,
5. gonadotrop, yang mensekresikan LH dan FSH.
Kira-kira 30-40 persen sel-sel kelenjar hipofisis anterior merupakan sel jenis
somatotropik yang mensekresi ACTH. Sel jenis lain masing-masing hanya 3 sampai 5
persen dari seluruh kelenjar ini; namun, sel-sel ini menskresikan hormon yang sangat
kuat untuk mengatur fungsi tiroid, fungsi seksual, dan sekresi susu di payudara. Hipofisis
anterior juga mengandung sel folikulostelata, yakni sel kromofob yang mengeluarkan
tonjolan antara sel-sel sekretorik. Sel ini mengandung dan mensekresikan sitokin IL-6,
namun peran fisiologinya masih belum diketahui.
2. Lobus Posterior
Anatomi makroskopik hipofisis posterior sebagian besar terbentuk dari ujung-ujung
akson dari nucleus supraoptik dan paraventrikularis hipotalamus pada pembuluh darah,
sedangkan hipofisis anterior memiliki hubungan vascular khusus dengan otakyaitu
melalui pembuluh hipofisis portal. Pada lobus intermedius dibentuk di embrio dari
separuh kantung rathke dari dorsal, yaknisuatu evaginasi atap faring, namun lobus ini
melekat erat pada lobus posterior pada orang dewasa. Lobus ini dipisahkan dari lobus
anterior oleh sisa-sisa rongga kantong rhatke, yaitu celah residu. Hipofisis posterior

secara embriologis terbentuk dari pertumbuhan berlebih otak, terdiri dari jaringan saraf
dan disebut juga neurohipofisis. Hipofisis posterior dihubungkan dengan hipotalamus
melalui jalur saraf.
Ada 2 jenis hormon yang disekresikan oleh lobus posterior:

Hormon Antideuretik (disebit juga vasopresin)


Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan
membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh.

Oksitosin
Membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke putting susu selama
pengisapan dan mungkin membantu melahirkan bayi pada saat akhir masa
kehamilan. Sekresi oksitosin dipengaruhi olehrefleks-refleks yang berasal dari
jalan lahir waktu persalinan dan oleh refleks yang dipicu oleh tindakan bayi yang
menghisap putting payudara.

3. Lobus Intermedia
Lobus inter media meupakan daerah kecil diantara hipofisis anterior dan posterior yang
relative avaskular, yang pada manusia hampir tidak ada sedangkan pada bebrapa jenis
binatang rendah ukurannya jauh lebih besar dan lebih berfungsi. Lobus intermedia
mengeluarkan beberapa melanocyt-stimulating hormon (MSH) yang mengatur warna kuit
dengan mengontrol penyebaran granula berpigmen melanin. Pada manusia, sekresi MSH
sangat sedikit dan belum diketahui fungsinya. Pada hewan yang melakukan kamuflase
memindahkan granula hitam atau coklat keluar atau masuk dari bagian perifer sel pigmen
yang disebut melanofor. Granula tersebut terdiri atas melanin yang disintesis dari dopa
dan dopakuinon. Perpindahan granula-granula ini dipengaruhi oleh berbagai hormon dan
neurotransmitter, meliputi - dan -MSH, melanin concentrating hormon (hormon
pemekat melanin), melatonin, dan katekolamin. Melanosit mengandung reseptor
melanotropin-1 yakni salah satu dari jenis reseptor melanotropin yang telah berhasil
diklon. Pada manusia sekresi hormon MSH dilakukan oleh lobus anterior.

Sistem Portal Hipofisis


Pembuluh darah yang menghubungkan hipotalamus dengan sel- sel kelenjar
hipofisis anterior. Pembuluh darah ini berakhir sebagai kapiler pada kedua ujungnya, dan
makanya disebut sistem portal. Dalam hal ini sistem yang menghubungkan hipotalamus
dengan kelenjar hipofisis disebut juga sistem portal hipotalamus hipofisis. Sistem portal
merupakan saluran vascular yang penting karena memungkinkan pergerakan hormon
pelepasan dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis , sehingga memungkinkan hipotalamus
mengatur fungsi hipofisis. Rangsangan yang berasal dari tak mengaktifkan neuron dalam
nucleus hipotalamus yang menyintesis dan menyekresi protein degan berat molekul yang
rendah. Protein atau neuro hormon ini dikenal sebagai hormon pelepas dan penghambat.
Hormon hormon ini dilepaska kedalam pembuluh darah sistem portal dan akhirnya
mencapai sel sel dalam kelenjar hipofisis. Dalam rangkaian kejadian tersebut hormonhormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis diangkat bersama darah dan merangsang
kelenjar-kelenjar lain ,menyebabkan pelepasan hormon hormon kelenjar sasaran.
Akhirnya hormon hormon kelenjar sasaran bekerja pada hipothalamus dan sel sel
hipofisis yang memodifikasi sekresi hormon.
HORMON PERTUMBUHAN
Hormon pertumbuhan, atau yang disebut juga sebagai hormon somatotropik atau
somatotropin, merupakan hormon yang dihasilkan dari kelenjar hipofisis anterior yang
merupakan molekul protein kecil yang terdiri atas 191 asam amino yang dihubungkan
dengan rantai tunggal dan mempunyai berat molekul 22.005. Hormon ini menyebabkan
pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang mampu bertumbuh. Hormon ini
menambah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan
bertambahnya jumlah sel dan diferensiasi khusus dari beberapa tipe sel seperti sel-sel
pertumbuhan tulang dan sel-sel otot awal.
EFEK METABOLIK HORMON PERTUMBUHAN
Selain dari efek hormon pertumbuhan yang menyebabkan pertumbuhan. Hormon
pertumbuhan mempunyai banyak efek metabolik khusus lain, yang meliputi :

1. Peningkatan kecepatan sintesis protein diseluruh sel-sel tubuh


2. Meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan adiposa, meningkatkan asam
lemak bebas dalam darah, dan meningkatkan penggunaan asam lemak untuk
energi
3. menurunkan kecepatan pemakaian glukosa diseluruh tubuh
Jadi, secara singkat efek metabolik hormon pertumbuhan adalah meningkatkan protein
tubuh, menggunakan lemak dari tempat penyimpanannya, dan menghemat karbohidrat.
Peran Hormon Pertumbuhan dalam Meningkatkan Penyimpanan Protein
1. Bertambahnya pengangkutan asam amino melewati membran sel. Hormon
pertumbuhan secara langsung meningkatkan pengangkutan paling sedikit
beberapa dan mungkin sebagian besar asam amino melewati membran sel ke
bagian dalam sel. Keadaan ini meningkatkan konsentrasi asam amino di dalam sel
dan paling tidak berperan sebagian terhadap naiknya sintesis protein.
2. Peningkatan transkripsi inti DNA untuk membentuk RNA. Hormon pertumbuhan
juga merangsang transkripsi DNA di dalam inti, sehingga meningkatkan jumlah
pembentukan RNA. Keadaan ini selanjutnya meningkatkan sintesis protein dan
juga meningkatkan pertumbuhan bila energi, asam amino, vitamin, dan bahanbahan lain cukup tersedia.
3. Penurunan katabolisme protein dan asam amino. Karena terjadi pengangkutan
asam lemak yang banyak dan digunakan sebagai sumber energi
Peran Hormon Pertumbuhan dalam Meningkatkan Pemakaian Lemak sebagai Energi
Hormon pertumbuhan mempunyai efek yang spesifik dalam menyebabkan pelepasan
asam lemak dari jaringan adiposa sehingga meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam
cairan tubuh. Selain itu, di dalam jaringan di seluruh tubuh, hormon pertumbuhan
meningkatkan perubahan asam lemak menjadi asetil-KoA dan kemudian digunakan untuk
energi. Oleh karena itu, di bawah pengaruh hormon pertumbuhan ini, lebih disukai lemak
sebagai energi daripada karbohidrat dan protein.
Dibawah pengaruh jumlah hormon pertumbuhan yang berlebihan, pengangkutan lemak
dari jaringan adiposa seringkali menjadi sangat besar sehingga sejumlah besar asam
asetoasetat dibentuk di hati dan dilepaskan kedalam cairan tubuh, dengan demikian

menyebabkan ketosis. Pergerakan lemak yang berlebihan dari jaringan adiposa juga dapat
menyebabkan perlemakan hati.
Efek Hormon Pertumbuhan terhadap Metabolisme Karbohidrat
Hormon pertumbuhan mempunyai empat pengaruh utama terhadap metabolisme glukosa
dalam sel, yaitu:
1. Penurunan pemakaian glukosa untuk energi. Berkurangnya pemakaian
mungkin sebagian disebabkan oleh meningkatnya pengangkutan dan
penggunaan asam lemak untuk mendapatkan energi yang disebabkan
pengaruh hormon pertumbuhan. Jadi, asam lemak membentuk banyak
sekali asetil-KoA yang sebaliknya memicu timbulnya efek umpan balik
yang menghambat pemecahan glikolitik dari glukosa dan glikogen.
2. Peningkatan endapan glikogen di dalam sel. Bila terdapat kelebihan,
hormon pertumbuhan, makan glukosa dan glikogen tidak dapat digunakan
sebagai hasil energi sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel dengan
cepat dipolimerisasi menjadi glikogen dan selanjutnya diendapkan. Oleh
karena itu, sel sangat cepat menjadi jenuh oleh glikogen dan tidak dapat
glikogen lebih banyak.
3. Berkurangnya ambilan glukosa oleh sel dan meningkatnya konsentrasi
glukosa darah. Hal ini mungkin terjadi karena sel itu sudah menyerap
glukosa yang berlebihan yang sudah sulit digunakan. Tanpa ambilan dan
penggunaan oleh sel secara normal, konsentrasi glukosa darah sering
meningkat sampai 50 persen atau lebih diatas normal dan keadaan ini
disebut dengan diabetes hipofisis. Diabetes ini adalah diabetes yang tidak
peka terhadap insulin.
4. Peningkatan sekresi insulin, yang merupakan efek diabetogenik dari
hormon pertumbuhan. Peningkatan konsentrasi glukosa darah disebabkan
oleh rangsangan hormon pertumbuhan terhadap sel-sel beta pulau

Langerhans untuk mensekresikan insulin tambahan. Selain itu, hormon


pertumbuhan mempunyai efek perangsangan langsung pada sel. Gabungan
dari kedua efek tersebut seringkali sangat merangsang insulin oleh sel-sel
beta sehingga sel-sel beta tersebut sesungguhnya mati. Bila hal ini
terjadi, timbul diabetes melitus. Oleh karena itu, hormon pertumbuhan
dikatakan mempunyai efek diabetogenik.
SOMATOMEDIN
Efek hormon pertumbuhan pada pertumbuhan, tulang rawan dan metabolisme protein
bergantung pada interaksi antara hormon pertumbuhan dan somatomedin, yang merupaka
faktor pertumbuhan polipeptida yang disekresikan oleh hati dan jaringan lain.
Somatomedin utama dalam darah adalah insulin-like growth factor I (IGF-I,
somatomedin C) dan insulin-like growth factor II (IGF-II). Faktor-faktor ini berkaitan
dengan insulin, kecuali rantai C-nya tidak terpisah dan memiliki perluasan rantai A yang
disebut domain D. pada manusia, ditemukan bentuk varian IGF-I yang tidak memiliki
tiga residu asam amino terminal-amino di otak. mRNA untuk IGF-I dan IGF-II
ditemukan di hati, tulang rawan, dan banyak jaringan lain, yang menunjukan bahwa
molekul-molekul tersebut disintesis dari jaringan tersebut.
Sifat IGF-I, IGF-II dan insulin dapat dilihat pada tabel dibawah ini
GAMBAR TABEL PERBANDINGAN)
Keduanya berikatan erat dengan protein dalam plasma sehingga memperpanjang waktu
paruh IGF dalm sirkulasi. Saat ini telah teridentifikasi enam protein pengikat-IGF yang
berbeda-beda, dengan pola distribusi di berbagai jaringan yang berlainan pula. Semua
ditemukan dalam plasma, dengan protein pengikat-IGF 3 (IGFBP-3) berperan pada 95%
pengikatan dalam sirkulasi. Reseptor IGF-I sangat mirip dengan reseptor insulin dan
mungkin menggunakan banyak perangkat intrasel yang sama. Reseptor IGF-II adalah
suatu reseptor manosa-6-fosfat yang berperan dalam membawa hidrolase asam dan
protein intrasel lain ke organel-organel intrasel. Sekresi IGF-I sebelum lahir tidak

tergantung pada hormon pertumbuhan tetapi setelah lahir dirangsang oleh hormon
pertumbuhan, dan molekul ini memiliki efek kuat menstimulasi pertumbuhan.
Konsentrasi dalam plasma meningkat selama masa kanak-kanak dan memuncak pada
masa pubertas, kemudian turun ke kadar yang rendah pada saat usia lanjut. Pada orang
dewasa, gen untuk IGF-II diekspresikan hanya pada pleksus koroideus dan meningen.
Hormon pertumbuhan berlekatan secara lemah dengan protein plasma dalam darah. Oleh
karena itu, hormon pertumbuhan dilepaskan dari darah kedalam jaringan dengan cepat,
dengan waktu paruh di dalam darah sekita 20 menit. Sebaliknya, somatomedin C (IGF-I)
melekat dengan kuat pada satu protein pembawa di dalam darah yang diproduksi sendiri
responnya terhadap hormon pertumbuhan. Akibatnya, somatomedin C dilepaskan dengan
lambat dari darah ke jaringan dengan waktu paruh kira-kira 20 jam.
Rangsangan yang Mempengaruhi Sekresi Hormon Pertumbuhan
Kecepatan sekresi hormon pertumbuhan tidak dapat ditentukan dari satu kali penilaian
karena setiap hari terjadi letupan sekresi yang ireguler. Semakin bertambah usia
seseorang, semakin berkurang sekresi hormon pertumbuhannya. Dan banyak pihak yang
memanfaatkan penyuntikan hormon pertumbuhan untuk mengimabngi efek penuaan.
Rangsangan yang dapat meningkatkan sekresi hormon pertumbuhan secara umum dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu:
1. defisiensi substrat energi, seperti hipoglikemia (rendahnya konsentrasi asam
lemak dalam darah) dan puasa. Sangat tingginya jumlah hormon pertumbuhan
selama kelaparan, sangat berhubungan erat dengan banyaknya protein yang pecah
dan jumlah glukosa yang ada sehingga zat yang diperlukan untuk menghasilkan
energi di suatu sel menjadi berkurang.
2. jumlah asam amino tertentu meningkat dalam plasma
3. stres
Sedangkan rangsangan yang dapat mengurangi sekresi antara lain:
1. Tidur REM (Rapid Eye Movement), yaitu tidur dengan adanya gerakan mata yang
cepat dan acak.
2. Glukosa. Pemberian infus glukosa menurunkan kadar hormon pertumbuhan
dalam plasma dan menghambat responsnya terhadap olahraga.

3.
4.
5.
6.

Kortisol
Asam Lemak bebas
medroksiprogesteron
hormon pertumbuhan

FISIOLOGI PERTUMBUHAN
Pertumbuhan merupakan suatu fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh hormon
pertumbuhan, somatomedin, tiroid, androgen, glukokortikoid, dan insulin. Akan tetapi,
pertumbuhan juga dipengaruhi oleh gizi yang adekuat.
Peran Gizi
Pasokan makanan merupakan faktor ekstrinsik terpenting yang mempengaruhi
petumbuhan. Asupan makanan tidak hanya dalam kandungan protein tetapi juga dalam
kandungan vitamin dan mineral.
Periode Pertumbuhan
Pada manusia, terdapat dua periode pertumbuhan yang cepat yaitu:
a. pada masa bayi merupakan kelanjutan dari periode pertumbuhan masa janin.
b. pada masa pubertas lanjut tepat sebelum pertumbuhan terhenti lonjakan
pertumbuhan sebagian besar disebabkan oleh penutupan epifisis oleh estrogen,
hormon pertumbuhan, androgen, dan terhentinya petumbuhan.
Kecepatan pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan dai lahir samapi usia 20
tahun digambarkan dalam grafik berikut.
INSUFISIENSI HIPOFISIS
Tumor hipofisis anterior dapat menyebabkan insufisiensi hipofisis. Selain itu,
hipopituitarisme dapat juga dikarenakan kista suprasel, yaitu sisa kantong Rathke yang
membesar dan menekan hipofisis.

HIPERFUNGSI HIPOFISIS PADA MANUSIA


Arkomegali
Tumor sel somatotrop hipofisis anterior mensekresi sejumlah besar hormon
pertumbuhan. Pada anak-anak disebut gigantisme sedangkan pada orang dewasa disebut
arkomegali. Tepatnya adalah pembesaran atau pertumbuhan jaringan ikat longgar dan
bertambahnya ketebalan tulang, yaitu pada tulang-tulang kecil tangan dan kaki,
tengkorak, hidung, penonjolan tulang dahi, tepi supraorbital, bagian bawah rahang, dan
bagian tulang vertebra. Hipersekresi ini disertai dengan hipersekresi prolaktin pada 20-40
% pasien arkomegali.
Sindrom Cushing
Sindrom Cushing disebabkan karena kadar cortisol berlebih. Hipotalamus
mensekresikan CRH (Coticotropin releasing hormon) ke hipofisis. CRH menyebabkan
hipofisis mensekresi ACTH (Adrenocorticotropin hormon) yang menstimulus kelenjar
adrenal menghasilkan cortisol ke dalam darah. Tanda-tanda dan keluhan yang terjadi
antara lain obesitas di bagian atas tubuh, wajah membulat, kulit terluka dengan mudah,
lemah tulang, mentruasi tidak teratur pada wanita, dan infertilitas pada pria.

Anda mungkin juga menyukai