Anda di halaman 1dari 20

TEKHNIK BALUT, TEKAN & BIDAI

LIANA FRISKA

MELLI JUITASARI

MADE AYU

IMAS DESIYANTI

ESTI OKTAVIANI

ASIH ARYANI

AMITA LUTFIA SEPTIANI

DIMAS ANDHIKA

TEKHNIK
BALUT

BALUT
TEKAN

BALUT
BIDAI

Pembalutan/bebat adalah penutupan suatu


bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu
dan dengan tujuan tertentu.
Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih halhal berikut:
1. Menahan sesuatu seperti:
menahan penutup luka
menahan pita traksi kulit
menahan bidai
menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan
dan geseran

2. Memberikan tekanan, seperti terhadap :


kecenderungan timbulnya perdarahan atau
hematom
adanya ruang mati (dead space)
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera.
4. Memberikan "support" terhadap bagian
tubuh yang cedera.

Manfaat Pembalutan :
1. Menopang suatu luka
2. Mengimobilisasi luka
3. Memberikan tekanan
4. Menutup luka
5. Menopang bidai
6. Memberi kehangatan

Prinsip-prinsip pembalutan
Balutan harus rapat rapi jangan terlalu erat
karena dapat mengganggu sirkulasi.
Jangan terialu kendor sehingga mudah
bergeser atau lepas.
Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk
merigetahui adanya gangguan sirkulasi.
Bila ada keluhan balutan terialu erat hendaknya
sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat, kemudian
evaluasi keadaan sirkulasi.

Tekhnik Pembalutan

BACK

Balut Tekan
BALUTAN : MENGHENTIKAN PERDARAHAN
AKUT (TEKANAN LANGSUNG & TEKANAN
TITIK/ TIDAK LANGSUNG)
Tindakan penghentian perdarahan pada
keadaan gawat darurat merupakan langkahlangkah yang dapat dilakukan dalam
mengontrol perdarahan pada pasien yang
mengalami cidera atau luka yang diakibatkan
oleh penyakit tertentu.

Penghentian perdarahan yang terjadi akibat trauma


dapat dilakukan dengan beberapa metode :Penekanan
langsung (direct pressure)
Cara yang paling efektif untuk mengontrol perdarahan
luar adalah dengan melakukan penekanan langsung pada
luka. Cara ini tidak hanya menghentikan perdarahan
tapi juga menutup luka tanpa merusak pembuluh darah.
Penekanan tidak langsung (indirect/ point pressure)
Penekanan tidak langsung merupakan tekini penghentian
perdarahan dengan melakukan penekanan pada
pembuluh darah yang memberikan aliran pada
luka. Penekanan dilakukan dengan jari, jempol, atau
pangkal permukaan tangan.

Penekanan langsung (direct pressure)

BACK

Penekanan tidak langsung


(indirect/ point pressure)

Balut Bidai
Balut bidai adalah tindakan memfiksasi
/mengimobilisasi bagian tubuh yang
mengalami cidera dengan menggunakan
benda yang bersifat kaku maupun fleksibel
sebagai fiksator /imobilisator.
Balut bidai adalah suatu cara untuk
menstabilkan /menunjang persendian dalam
menggunakan sendi yang benar /melindungi
trauma dari luar ( Barbara C, long ,1996 )

TUJUAN PEMBIDAIAN
1.Mencegah gerakan bagian yang stabil sehingga
mengurangi nyeri dan mencegah kerusakan lebih
lanjut.
2.Mempertahankan posisi yang nyaman.
3.Mempermudah transportasi organ.
4.Mengistirahatkan bagian tubuh yang cidera.
5.Mempercepat penyembuhan.
INDIKASI PEMBIDAIAN
Pembidaian sebaiknya dilakukan jika didapatkan
1.Adanya fraktur ,baik terbuka /tertutup.
2.Adanya kecurigaan adanya fraktur.
3.Dislokasi persendian

Kecurigaan fraktur bisa dimunculkan jika salah satu bagian


tubuh diluruskan.

1.Pasien merasakan tulangnya terasa patah /mendengar bunyi


krek
2.Ekstremitas yang cidera lebih pendek dari yang sehat
/mngalami angulasi abnormal.
3.Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cidera
4.Posisi ekstremitas yang abnormal
5.Memar
6.Perubahan bentuk
7.Nyeri gerak aktif dan pasif
8.Nyeri sumbu
9.Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan
ekstremitas yang mengalami cidera (krepitasi )
10.Perdarahan bisa ada /tidak.
11.Hilangnya denyut nadi /rasa raba pada distal lokasi cidera.
12.Kram otot sekitar lokasi cidera.

JENIS-JENIS BIDAI
1.Bidai keras: Merupakan bidai yang paling baik dan sempurna
dalam keadaan. Contoh;bidai kayu
2. Bidai Traksi: Bidai bentuk jadi dan berfariasi tergantung dari
pembuatannya hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih
khusus umumnya dipakai pada patah tulang paha. Contoh :
bidai traksi tulang paha.
3.Bidai improvisasi: Bidai yang cukup dibut dengan bahan
cukup kuat dan ringan untuk menopang ,pembuatannya
sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong. Contoh :majalah ;koran .karton.
4.Gendongan /belat dan bebat: Pembidaian dengan
menggunakan pembalut umumnya dipakai misalnya dan
memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk
menghentikan pergerakan daerah cidera.

Prinsip pembidaian
Prinsip pembidaian melalui 2 sendi. Sebelah proksimal dan
distal dari fraktur
Pakaian yang menutup bagian yang cedera dilepas, periksa
adanya luka terbuka atau tanda-tanda patah dan dislokasi.
Periksa dan catat ada tidaknya gangguan vaskuler dan
neurologis pada bagian distal yang mengalami cedera
sebelum dan sesudah pembidaian.
Tutup luka dengan kasa steril.
Pembidaian dilakukan pada bagian proksimal dan distal
daerah trauma (dicurigai patah atau dislokasi).
Jangan memindahkan penderita sebelum dilakukan
pembidaian kecuali ada di tempat berbahaya.
Beri bantalan yang lembut pada pemakaian bidai yang
kaku.
Periksa hasil pembidaian supaya tidak terlalu longgar atau
ketat.
Perhatikan respon fisik dari pasien.

Syarat-syarat bidai
Ukuran meliputi lebar dan panjangnya
disesuaikan dengan kebutuhan
Panjang bidai diusahakan melampaui dua
sendi yang membatasi bagian yang mengalami
patah tulang.
Usahakan bidai dengan lapisan empuk agar
tidak membuat sakit
Bidai harus dapat mempertahankan
kedudukan dua sendi tulang yang patah
Bidai tidak boleh terlalu kencang atau ketat

Anda mungkin juga menyukai