06 Desember 2011
Lembaga Pelatihan PPMB
Jl. Raya Bogor KM. 26 Ciracas
Jakarta Timur 13740
Definisi Tekanan
Gaya yang diberikan pada suatu luasan tertentu.
Model matematis hubungan Tekanan (p), Gaya (F) dan Luasan (A) :
F(N)
F
p
A
A (m2)
P (Pa)
Klasifikasi Tekanan
Absolute Pressure
gage pressure/
Positive Pressure
Tekanan Atmosfer
1.0133 x 10-5 Pa
Differential Pressure
gage Vacuum
Negative Pressure
Vacuum sempurna
(nol absolut)
Klasifikasi Tekanan-2
Tekanan Absolut
Tekanan yang diukur dengan sebuah Instrumen yang mempunyai titik referensi NOL di daerah
vacuum sempurna.
Tekanan Gauge (Tekanan relatif / Tekanan terukur)
Tekanan yang diukur menggunakan sebuah instrumen yang mempunyai titik referensi NOL
pada daerah Tekanan Atmosfer.
Tekanan nol gauge sama dengan tekanan atmosfer
Hubungan tekanan absolut dan tekanan gauge adalah
Tekanan yang mempunyai titik referensi NOL tidak berada pada daerah absolut ataupun
gauge.
Perbedaan Tekanan yang terbaca dari suatu instrumen ukur dari dua sumber tekanan.
PRESSURE GAUGE
DAN
THERMOMETER
Jadi titik referensiKALIBRASI
NOL menunjukkan
bahwa
dua
sumber tekanan tersebut besarnya sama
06 Desember 2011
Lembaga Pelatihan PPMB
Klasifikasi Tekanan-3
Tekanan Barometer
Tekanan yang terukur oleh sebuah Barometer, dimana nilai
tekanannya adalah nilai Tekanan Atmosfer.
Tekanan Vacuum
Tekanan dibawah tekanan atmosfer yang diukur menggunakan
sebuah instrumen yang mempunyai titik referensi NOL pada
daerah vacuum.
Klasifikasi Tekanan-2
Prinsip Pengukuran
Tekanan
Langsung
Tidak
Langsung
- DWT
Mechanical Deformation
- Bourdon
- Diafragma
Liquid Column
Pressure
Balance / Dead
Weight Tester
Mechanical
Deformation
Prinsip Fundamental
Liquid Column
Mercury
Manometer
Water
Manometer
Other
Liquid
10
Prinsip Fundamental-2
Liquid Column
Metode elemen basah yang merupakan metode pertama
pengukuran tekanan dan termasuk salah satu paling akurat
sampai saat ini. Prinsip kerja liquid column berdasarkan
kemampuan medium bertekanan untuk memberikan gaya
naik pada liquid di dalam tube.
Persamaan dasarnya adalah:
p1 = p2 + gh
11
Prinsip Fundamental-3
Pressure
Balance
Gas
Hydraulic
12
Prinsip Fundamental-3
Pressure Balance / Dead Weight Tester
dari
tekanan,
dengan
m.g
A
13
Bourdon
Tube
Capacitance
Manometer
Simple
Piezo Electric
Strain Gauge
Helical
Bellow/
Capsule
Piezo
Electric
Aneroid
Barometer
Resistance
Quartz
Crystal
Spiral
Electronic
14
Mechanical Deformation
Mechanical Deformation Element
15
Mechanical Deformation-2
Mechanical Deformation Sensing
16
Mechanical Deformation-3
Mechanical Display
17
Mechanical Deformation-4
Capacitive Technique
18
Mechanical Deformation-5
Strain Gauge
19
Ionization
Hot Cathode
Cold Cathode
Bayard- Alpert
Penning
Triode
Inverted
Magnetron
Thermal
Conductivity
Pirani
Viscosity
Spinning
Rotor Gauge
Thermocouple
20
Viskositas
KALIBRASI PRESSURE GAUGE DAN THERMOMETER
06 Desember 2011
Lembaga Pelatihan PPMB
21
22
23
24
25
Dimensi dalam mm
d1
d2
d3
38
61
51
48
71
60
61
86
75
78
110
95
97
134
118
147
186
168
157
196
178
245
290
276
d4
3.6
3.6
3.6
5
6
6
6
7
26
Class 0.6
Class 1, 1.6, 2.5
Class 4
minimum 10 titik
minimum 5 titik
minimum 4 titik
Alat standar harus memiliki mpe 4 kali lebih baik daripada UUT
Kalibrasi dilakukan pada Temperature 20 + 2 oC untuk class 0.1, 0.25, 0.6
Temperature 20 + 5 oC untuk class > 0.6
KALIBRASI PRESSURE GAUGE DAN THERMOMETER
06 Desember 2011
Lembaga Pelatihan PPMB
27
*)
Titik ukur**)
*)
Rata-rata
(
sd
(
*)
)
*)
Ketidakpastian
*)
Repeat
Res. Std
Drift Std
Drift Std
Zero Err
Us
Hysteresis
7
8
Uc
n ef
9
10
k
U95
Pembacaan alat
(
No.
*)
Titik ukur**)
*)
3
Rata-rata
(
)
*)
sd
(
)
*)
Ketidakpastian
*)
Repeat
Res. Std
Drift Std
Drift Std
Zero Err
Us
Hysteresis
7
8
9
10
Uc
n ef
k
U95
28
29
30
Ketidakpastian
Identifikasi Sumber Ketidakpastian
Cause and Effect Diagram (Man, Method, Machine, Material, Money, Environment)
pUUT
Zero Error (ze)
Sumber
ketidakpastian
Resolusi (ra)
Hysteresis (hy)
Repeatability (r)
pstandar
31
Ketidakpastian-2
Sumber ketidakpastian
4.
5.
6.
1.
2.
3.
10.2
10
9.1
4.5
3.6
2.5
2
0
0
3.2
2.3
1.2
0.5
6.7
5.6
4.7
7.8
6.9
6.3
9.9
32
Ketidakpastian-3
Ketidakpastian baku, ui
u1 = r/n, u2 = ra/3, u3 = ds/3, u4 = us/2, u5 = ze/3, u6 = hy/3
Ketidakpastian gabungan, Uc
2
2
2
2
2
2
U c = u1 + u 2 + u3 + u 4 + u5 u 6
V eff =
Uc
u14
u 24
u 34
u 44
u 54
u 64
Faktor cakupan, k
k dicari dari tabel t-Student terlampir pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat bebas = Veff
Ketidakpastian bentangan
U95 = k x Uc
33