PERENCANAAN BAUT
OLEH :
SILWANUS
D211 03 105
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas Elemen Mesin I ini dapat terselesaikan
walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Dalam Tugas Elemen Mesin I ini, penulis mencoba merencanakan baut dari
suatu konstruksi yang telah ditentukan. Dalam merencanakan baut ini, penulis
mengambil literatur dari berbagai buku-buku mesin dan masukan dari teman-teman
serta dosen.
Penulis
SILWANUS
D211 03 105
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
DAFTAR ISI
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
BAB I
PENDAHULUAN
Tugas Elemen Mesin I adalah tugas awal bagi seorang mahasiswa teknik
mesin untuk membuat suatu rancangan sederhana yang merupakan aplikasi dari mata
kuliah-mata kuliah yang telah didapatkan sebelumnya. Sehingga mahasiswa nantinya
akan mengetahui bagaimana aplikasi dari teori-teori yang selama ini mahasiswa
dapatkan.
B. Soal Perencanaan
Dalam tugas ini soal yang diberikan adalah merencanakan sambungan keling dan
baut pada plat lantai dermaga untuk suatu konstruksi yang telah ditentukan.
C. Batasan Masalah
Dalam merencanakan konstruksi tersebut, massa dari bahan konstruksi tersebut
diabaikan dan hanya dipengaruhi oleh gaya vertikal pada ujung konstruksi.
Sambungan yang digunakan adalah sambungan baut dan keling.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
BAB II
TEORI DASAR
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Profil ulir dengan kombinasi garis tengah dan kisar merupakan sistem ulir
baut. Selama perkembangannya, muncul sejumlah besar sistem ulir yang berbeda-
beda. Dengan normalisasi, diusahakan untuk secara internasional membatasi
perbedaan dalam sistem ulir baut dan dalam kerangka sistem itu, membatasi
kombinasi kisar dan kombinasi garis tengahnya.
Untuk ulir segitiga, yang pada umumnya dipergunakan untuk pengikatan,
secara internasional telah tercapai suatu persetujuan tentang profil ulir baut yang
sesuai untuk dipakai secara umum. Profil ulir ISO ini mempunyai profil basis
yang berbentuksegitiga sama sisi, berarti dengan sudut puncak 60, dengan alas
yang sama.
Dengan adanya perbedaan antara sistem ukuran di negara-negara yang
menggunakan milimeter, dan yang menggunakan inchi, garis tengah ulir
ditunjukkan dalam pecahan ukuran inchi dan kisar dalam banyaknya ulir setiap
inchi.
Ulir dapat juga dipergunakan untuk memindahkan gerak berputar menjadi
gerak lurus, atau agak jarang gerak lurus menjadi gerak putar (bor-kotrek). Ulir
seperti ini disebut ulir sekrup daya. Yang penting dalam hal ini adalah gesekan
yang harus sekecil mungkin., berlawanan dengan ulir pengerat dimana gesekan
besar diperlukan agar tidak terlepas.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga
digulung pada sebuah silinder, seperti diperlihatkan dalam Gambar 1. Dalam
pemakaian, ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar dan ulir dalam,
seperti pada Gambar 2. Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil
penampang berbentuk segi tiga sama kaki. Jarak antara satu puncak dengan
puncak berikutnya dari profil ulir disebut jarak bagi.
Ulir disebut tunggal atau satu jalan bila hanya ada satu jalur yang melilit
silinder, dan disebut dua atau tiga jalan bila ada dua atau tiga jalur (Gambar 3).
Jarak antara puncak-puncak yang berbeda satu putaran dari satu jalur, disebut
“kisar”. Jadi kisar pada ulir tunggal adalah sama dengan jarak baginya, sedangkan
ulir ganda dan tripel, besarnya kisar berturut-turut sama dengan dua kali dan tiga
kali jarak baginya.
Ulir juga dapat
berupa ulir kanan dan
ulir kiri, di mana ulir
kanan akan bergerak
maju bila diputar
searah jarum jam, dan
ulir kiri akan maju
bila diputar
berlawanan dengan
arah jarum jam,
seperti diperlihatkan
dalam Gambar 4.
Umumnya ulir kanan
lebih banyak dipakai.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
B. Klasifikasi Ulir
Penggolongan ulir menurut jenis, kelas, dan bahannya akan diuraikan
seperti di bawah ini:
1. Jenis ulir
Ulir digolongkan menurut bentuk profil penampangnya sebagai berikut:
ulir segitiga, persegi, trapesium, gigi gergaji, dan bulat. Bentuk persegi,
trapesium dan gigi gergaji pada umumnya dipakai untuk penggerak atau
penerus gaya, sedangkan ulir bulat dipakai untuk menghindari kemacetan
karena kotoran. Tetapi bentuk yang paling banyak dipakai adalah ulir segitiga.
Ulir segitiga diklasifikasikan lagi menurut jarak baginya dalam ukuran metris
dan inch, dan menurut ulir kasar dan ulir lembut sebagai berikut:
a. Seri ulir kasar metris (Tabel 1) c. Seri ulir lembut metris
b. Seri ulir kasar UNC (Tabel 2) d. Seri ulir lembut UNF
e. Seri ulir lembut lebih UNEF
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
2. Kelas ulir
Ukuran ulir luar dinyatakan dengan diameter luar, diameter efektif
(diameter dimana tebal profil dan tebal alur dalam arah sumbu adalah sama)
dandiameter inti. Untuk ulir dalam, ukuran tersebut dinyatakan dengan
diameter efektif, ukuran pembatas yang diizinkan dan toleransi.
Atas dasar besarnya toleransi, ditetapkan kelas ketelitian untuk ulir luar:
Untuk ulir metris: Kelas 1, 2 dan 3
Untuk ulir UNC, UNF, UNEF: Kelas 3A, 2A dan 1A untuk ulir luar
Kelas 3B, 2B dan 1B untuk ulir dalam
Perlu diterangkan bahwa ketelitian tertinggi dalam standar JIS adalah
kelas 1 dan dalam standar Amerika adalah kelas 3A dan 3B.
Patokan yang diakai untuk pemilihan kelas adalah sebagai berikut:
Kelas teliti (kelas 1 dalam JIS) untuk ulir teliti.
Kelas sedang (kelas 2 dalam JIS) untuk pemakaian umum.
Kelas kasar (kelas 3 dalam JIS) untuk ulir yang sukar dikerjakan,
misalnya ulir dalam dari lubang yang panjang.
3. Bahan ulir
Penggolongan ulir menurut kekuatannya distandarkan dalam JIS seperti
terlihat dalam Tabel 3.Arti dari bilangan kekuatan untuk baut dalam tabel
tersebut adalah sebagai berikut: Angka di sebelah kiri tanda titik adalah 1/10
harga minimum kekuatan tarik a (kg/mm2), dan di sebelah kanan titik adalah
1/10 (y/a). Untuk mur, bilangan yang bersangkutan menyatakan 1/10
tegangan beban jaminan.
C. Klasifikasi Baut dan Mur
Baut digolongkan menurut bentuk kepalanya, yaitu segienam, soket
segienam, dan kepala persegi. Baut dan mur dapat dibagi sebagai berikut: baut
penjepit, baut untuk pemakaian khusus dan mur seperti diuraikan di bawah ini.
a. Baut penjepit (Gambar 6), dapat berbentuk:
- Baut tembus, untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus,
dimana jepitan diketatkan dengan sebuah mur.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
- Baut tap, untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan dengan
ulir yang ditapkan pada salah satu bagian.
- Baut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada kedua
ujungnya. Untuk dapat menjepit dua bagian, baut ditanam pada salah
satu bagian yang mempunyai lubang berulir, dan jepitan diketatkan
dengan sebuah mur.
b. Baut untuk
pemakaian khusus (Gambar 7) dapat berupa:
- Baut pondasi, untuk memasang mesin atau bangunan pada pondasinya.
Baut ditanam pada pondasi beton, dan jepitan pada bagian mesin atau
bangunan diketatkan dengan mur.
- Baut penahan, untuk menahan dua bagian dalam jarak tetap.
- Baut mata atau baut kait, dipasang pada badan mesin sebagai kaitan
untuk alat pengangkat.
- Baut T, untuk mengikat benda kerja atau alat pada meja atau dasar
yang mempunyai alur T, sehingga letaknya dapat diatur.
- Baut kereta, banyak dipakai pada badan kendaraan. Bagian persegi di
bawah kepala dimasukkan ke dalam lubang persegi yang pas sehingga
baut tidak ikut berputar pada waktu mur diketatkan atau dilepaskan.
- Di samping baut khusus yang telah disebut di atas masih banyak jenis
yang lain. Tetapi di sini tidak akan dikemukakan semuanya.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Bahan pembuatan baut dan mur berkaitan dengan sifat mekanik baja dan
pemberian tanda pada alat pengikat tersebut. Dewasa ini baut dan mur
kebanyakan dibuat dengan cara press dingin atau press panas. Ulir biasanya dirol
dan seringkali baut mengalami perlakuan permukaan untuk mencegah karat. Yang
paling umum adalah dengan cara memfosfatkan baut dan mur, karena itulah
warnanya menjadi hitam.
Dipasaran bebas dapat juga dijumpai baut yang permukaanya dilapis seng,
kadmium atau khrom. Pengolahan tak bersudip memberikan sifat baut dan mur
yang lebih baik jika dipress, dibandingkan jika dibubut. Karena pembubutan
batang utuh tidak saja menimbulkan banyak kerugian bahan, melainkan dengan
membubut juga memotong serat sejajar yang searah dengan arah gilasan batang,
hal ini merupakan pengaruh yang buruk pada kepala dan tangkai.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
4W 2W
d≥
√ πσ a ×0 , 64
atau d≥
√ σa ................................. (3)
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Harga a tergantung pada macam bahan, yaitu SS, SC atau SF. Jika difinis
tinggi, faktor keamanan dapat diambil sebesar 6 – 8, dan jika difinis biasa,
besarnya antara 8 – 10.
Untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon 0,2 – 0,3 (%), tegangan
yang diizinkan a umumnya adalah sebesar 6 (kg/mm 2) jika difinis tinggi, dan 4,8
(kg/mm2) jika difinis biasa.
Dalam hal mur, jika tinggi profil yang bekerja menahan gaya adalah h
(mm) seperti dalam Gambar 12, jumlah lilitan ulir adalah z, diameter efektif ulir
d2, dan gaya tarik pada baut W (kg), maka besarnya tekanan kontak pada
permukaan ulir q (kg/mm2) adalah
W
q= ≤q
πd 2 hz a ................................................................ (4)
di mana qa adalah
tekanan kontak yang diizinkan, dan besarnya tergantung pada kelas ketelitian dan
kekerasan permukaan ulir seperti diberikan dalam Tabel 4. Jika persyaratan dalam
persamaan (4) tersebut dipenuhi, maka ulir tidak akan menjadi lumur atau dol.
Ulir yang baik mempunyai harga h paling sedikit 75 (%) dari kedalaman ulir
penuh; ulir biasa mempunyai h sekitar 50 (%) dari kedalaman penuhnya.
Jumlah ulir z dan tinggi mur H (mm) dapat dihitung dari persamaan:
z ≥ W/(d2hqa) ...................................................................... (5)
H = zp, p = jarak bagi ........................................................ (6)
Menurut standar: H = (0,8 – 1,0) d ...................................... (7)
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
W
τ n=
π Djpz ....................................................................... (9)
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Untuk ulir metris dapat diambil k ≈ 0,84 dan j ≈ 0,75. Untuk pembebanan pada
seluruh ulir yang dianggap merata, τb dan τn harus leih kecil dari pada harga yang
diizinkan τa.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Bila beban yang bekerja pada baut merupakan gabungan antara gaya tarik
aksial dan momen puntir, maka sangat perlu untuk menentukan cara
memperhitungkan pengaruh puntiran tersebut. Jika gaya aksial dinyatakan dengan
W (kg), maka harus ditambahkan W/3 pada gaya aksial tersebut sebagai pengaruh
tambahan dari momen puntir. Cara ini merupakan perhitungan kasar, dan dipakai
bila perhitungan yang lebih teliti dianggap tidak diperlukan.
Bila terdapat gaya geser murni W (kg), tegangan geser yang terjadi masih
dapat diterima selama tidak melebihi harga yang diizinkan. Jadi (W/(/4)d2) ≤ τa,
untuk satu penampang yang mendapat beban geser. Seperti telah diuraikan di
muka, tegangan geser yang diizinkan diambil sebesar τa = (0,5 – 0,75) a, di mana
a adalah tegangan tarik yang diizinkan. Perlu diperhatikan bahwa tegangan geser
harus ditahan oleh bagian badan baut yang tidak berulir, sehingga gaya geser yang
ada dibagi oleh luas penampang yang berdiameter d.
Baut yang mendapat beban tumbukan dapat putus karena adanya
konsentrasi tegangan pada bagian akar profil ulir. Dengan demikian diameter inti
baut harus diambil cukup besar untuk mempertinggi faktor keamanannya. Baut
khusus untuk menahan tumbukan biasanya dibuat panjang, dan bagian yang tidak
berulir dibuat dengan diameter lebih kecil daripada diameter intinya, atau diberi
lubang pada sumbunya sepanjang bagian yang tak berulir, seperti dalam Gambar 14.
Panjang l dari baut tap atau baut benam yang disekrupkan ke dalam
lubang ulir, tergantung bahan lubang ulir tersebut sebagai berikut: untuk baja atau
perunggu l = d, untuk besi cor l = 1,3 d, untuk logam lunak l = (1,8 – 2,0) d.
Kedalaman lubang ulir harus sama dengan l ditambah 2 – 10 (mm).
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Permukaan di mana kepala baut atau mur akan duduk, harus dapat
menahan tekanan permukaan sebagai akibat dari gaya aksial baut. Untuk
menghitung besarnya tekanan ini, dianggap bahwa luas bagian kepala baut atau
mur yang akan menahan gaya adalah lingkaran yang diameter luarnya sama
dengan jarak dua sisi sejajar dari segienam B (mm), dan diameter dalamnya sama
dengan diameter-diameter luar baut d (mm). Jika beban aksial baut adalah W (kg),
maka besarnya tekanan permukaan dudukan adalah:
W
q= ≤qsa
( π /4 ) ( B2 −d 2 ) .................................................. (10)
di mana qsa adalah tekanan permukaan yang diizinkan seperti dalam Tabel 4.
Baut atau mur dapat menjadi kendor atau lepas karena getaran. Untuk
mengatasi hal ini perlu dipakai penjamin. Di bawah ini diberikan beberapa contoh
yang umum dipakai.
1. Cincin penjamin (Gambar 15) yang dapat berbentuk cincin pegas, cincin
bergigi luar, cincin cekam dan cincin berlidah.
2. Mur penjamin (Gambar 16) yang menggunakan dua buah mur, yang
bentuknya dapat bermacam-macam. Dalam Gambar (16a), mur A akan
mencegah mur B menjadi kendor.
3. Pena penjamin, sekrup mesin, atau sekrup penetap (Gambar 17).
4. Macam-macam penjamin lain (Gambar 18) seperti dengan cincin nilon yang
disisipkan pada ujung mur untuk memperbesar gesekan dengan baut,
menipiskan dan membelah ujung mur yang berfungsi sebagai penjepit baut, dll.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
BAB III
PERHITUNGAN SAMBUNGAN BAUT
1m
P = 650 kg
3m
Gambar Perencanaan
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
P = 650 kg
3m
MA
A
FAx
FAy
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
4 4
b4 ( b−2t ) 0,15 4 ( 0,15−2. 0,005 )
I = − = −
12 12 12 12
= 1,017 x 10-5 m4
650×0 ,15
−5
= 2×1 ,017×10
= 4,794 x 106 kg/m2 = 4,794 kg/mm2
6. Tegangan tarik (y)
A = M + M = 0,224 + 4,794 = 5,018 kg/mm2
y = – A = – 5,018 kg/mm2
= 5,018 kg/mm2 ke arah atas
M M
P1 p
p
M M y
y P2
p p
y y
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
B. Perencanaan Baut
1. Beban yang terjadi (W)
W = P1 = 650 kg
2. Beban yang terjadi pada tiap baut (Wt)
W
Wt = n dimana n = Jumlah baut yang digunakan
= 4 dipilih
650
= 4
= 162,5 kg
3. Beban yang direncanakan pada tiap baut (Wd)
Wd = Wt x fc dimana fc = Faktor koreksi = 1,2
= 162,5 x 1,2
= 195 kg
4. Bahan baut: Baja liat dengan 0,22 %C.
Tegangan tarik (B) = 42 kg/mm2
Tegangan yang diizinkan (a) = 3 kg/mm2
Tegangan geser yang diizinkan (a) = (0,5 – 0,75) a dipilih 0,5
= 0,5 x 3 = 1,5 kg/mm2
5. Diameter inti baut (d1)
Wd Wd 4W d
σt= = =
A π
d 21 πd21
4
Tegangan tarik yang terjadi di bagian yang berulir (t) harus lebih kecil dari
tegangan yang diizinkan (a) agar baut dapat bekerja dengan aman.
4W d
σ a≥
σ a≥σ t πd 21
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
4W D
d 1≥
√ π×σ a
≥
√ 4×195
3,14×3
≥ 9,100 mm
6. Ulir pada baut (ulir luar) dipilih ulir metris kasar (M11) dari Tabel 1b.
Diameter inti (d1) = 9,376 mm ≥ 9,100 mm
Diameter ulir (d) = 11,000 mm
Jarak bagi (p) = 1,5 mm
C. Perencanaan Mur
1. Bahan mur: Baja liat dengan 0,22 % C
Tegangan tarik (B) = 42 kg/mm2
Tegangan yang diizinkan (a) = 3 kg/mm2
Tegangan geser yang diizinkan (a) = (0,5 – 0,75) a dipilih 0,5
= 0,5 x 3 = 1,5 kg/mm2
Tegangan permukaan yang diizinkan (qa) = 3 kg/mm2
2. Ulir pada mur (ulir dalam) dipilih ulir metris kasar (M11) dari Tabel 1b.
Diameter luar ulir dalam (D) = 11,000 mm
Diameter efektif ulir dalam (D2) = 10,026 mm
Tinggi kaitan gigi (H1) = 0,812 mm
3. Jumlah ulir mur yang diperlukan (z)
Wd 195
z≥ =
π ×D2 ×H 1×τ a 3,14×10,026×0,812×1,5
≥ 5,085 6 buah
4. Tinggi mur yang diizinkan (H)
H ≥ z . p ≥ 6 x 1,5
≥ 9 mm
5. Tinggi mur yang direncanakan (Hd)
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
4W d
√ π×σ a ×0,64 √
=
4×195
3,14×3×0,64
= 11,374 mm
Hd ≥ 0,9 x 11,374
≥ 10,237 mm (yang akan dipakai)
6. Jumlah ulir mur (z’)
z’ = Hd / p = 10,237 / 2
= 5,119 buah
7. Tegangan geser akar ulir baut (b)
Wd 195
τ b= =
π×d1 ×k × p×z' 3,14×9,376×0,84×1,5×5,119
= 1,027 kg/mm2
8. Tegangan geser akar ulir mur (n)
Wd 195
τ n= =
π×D× j× p×z' 3,14×11,000×0,75×1,5×5,119
= 0,980 kg/mm2
9. Tekanan kontak pada permukaan ulir (q)
Wd 195
q= =
π ×d 2 ×p×z ' 3 ,14×10 , 026×1,5×5 , 119
= 0,807 kg/mm2
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
b. Tekanan kontak pada permukaan ulir (q) kurang dari tekanan kontak yang
diizinkan (qa)
q ≤ qa atau 0,807 kg/mm2 ≤ 3 kg/mm2
c. Tegangan tarik pada kontruksi (kurang dari tegangan tarik pada baut
y ≤ B atau 5,018 kg/mm2 ≤ 42 kg/mm2
2. Bahan baut dan mur: Baja liat dengan 0,22 %C dengan ukuran M11.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil perencanaan yang telah didapat, maka kesimpulan dari perencanaan ini
adalah:
1. Konstruksi ini menggunakan sambungan baut, karena dengan ketinggian 3
meter membutuhkan kekakuan yang kecil.
2. Baut yang digunakan adalah jenis Baja liat dengan 0,22 %C yang diulir penuh
dengan ukuran M11.
3. Bahan baut dan mur yang dipilih adalah baja ST 37 yang merupakan baja
lunak.
B. Saran-saran
1. Untuk konstruksi yang tidak tetap maka sebaiknya digunakan sambungan
baut.
2. Untuk lebih mempersingkat perhitungan maka lebih baik menggunakaan baut
dengan ulir penuh.
Perencanaan Baut
Tugas Elemen Mesin I SILWANUS
D211 03 105
DAFTAR PUSTAKA
Gere, James M., Stephen P. Thimoshenko, Mekanika Bahan Jilid I, 2000, Jakarta:
Erlangga.
Ressang, Prof. Dr. Ir. H. Arifuddin, Materi kuliah Mekanika Kekuatan Material I
Stolk, Ir, Elemen Mesin; Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin, 1993, Jakarta:
Erlangga
Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 1987, Jakarta: PT.
Pradnya Paramita
Perencanaan Baut