Penerapan Pembelajaran Model PBL
Penerapan Pembelajaran Model PBL
PENDAHULUAN
Selama ini pola pengajaran disekolah menggunakan metode ceramah.
Dimana guru menerangkan dan menuliskan mata pelajaran kepada siswa. Pola ini
cenderung menghasilkan siswa yang pasif, terlalu bergantung dan menunggu
suapan materi guru. Ironisnya, perubahan dunia yang begitu cepat menuntut siswa
_______________
1.
Uju Juhiwa, Guru Penjas SMK Negeri 31, Sejak 6 Oktober 2010 Ka.SMK Negeri 42 Jakarta.
untuk mampu secara mandiri mengolah berbagai informasi yang ada dan terus aktif
mengembangkan diri mereka terutama dalam pelajaran penjasorkes sering
dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan karena bayak menggunakan
hitugan
sisem
pembelajran
didunia
pendidikan
dan
berubah
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empirik tentang kemampuan
siswa SMK Negeri 31 Jakarta dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehastan melalui pemanfaatan problem based
learning.
Lokasi penelitian adalah SMK Negeri 31 Jakarta yang berlokasi dijalan Kramat
Jaya Baru Blok DII Johar Baru Jakarta Pusat. Penelitian ini dilaksankan dalam
jangka waktu 3 bulan terhitung bulan Agustus s.d. Oktober 2009.
Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas di SMK N31 Jakarta
No Kegiatan
Agustus 2009 September 2009
Oktober 2009
1
Persiapan
X
2
Pelaksanaan
X
3
Pelaporan
X
1. Metode dan desain Intervensi Tindakan /Rancangan Siklus Penelitian
Racangan prosedur PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang dilaksanakan dalam
penelitian ini adalah metode spiral atau siklus dari Stephen Kemmis dan MC.
Tanggart dalam Hopkins. Karena dengan ditemukannya beberapa kendala dalam
proses pembelajaran, maka perencanaan dan pelaksanaan tidakan perbaikan masih
dapat dilanjutkan pada siklus selajutnya sampai target yang diinginkan tercapai.
2. Subjek atau Partisipasi yang Terlibat dalam Penelitian
Subjek yang dikenal tindakan adalah seluruh siswa kelas XI jurusan Akuntansi
SMK Negeri 31 Jakarta sebanyak 38 sesuai dengan jumlah siswa yang dalam satu
kelas. Pada pelaksanaan siklus I dapat berjalan sesuai dengan prosedur namun
dalam siklus II, karena suatu hal ada beberapa siswa yang tidak masuk.
3.Peran dan Posisi Penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas
Peran dan posisi penelitian adalah sebagai perencanan dan pelaksanaan tindakan
yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran, sekaligus menangani
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran serta mencari solusi yang tepat
sebagai alternatif pemecahan masalah dengan mengembangkan problem PBL
dikelas berikutnya pada SMK Negeri 31 Jakarta Pusat.
3
a.Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Membuat renacana pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I.
Rencana tindaan yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran teori mata pelajaran
Penjasorkes pada pokok Bahasan/Standar Kompetensi: Budaya Hidup
Sehat
4. Tahap Refleksi
Tahap dimana peneliti mengadakan evaluasi bersama mitra berdasarkan hasil
analisis data dan kesimpulan. Kemudian mengiventariskan semua data yang dapat
menunjukan adanya peningkatan baik pada proses pembelajaran maupun hasil
meringkas isi membuat dan mencatat kendala-kedala untuk kemudian merumuskan
menjadi sebuah rekomendasi.
b. Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Membuat perencanaan pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan pada siklus II.
Rencana tindakan yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran olah raga pada
pokok bahasan menerapkan budaya hidup sehat , dengan Kompetensi Dasar
bahaya HIV/AIDS serta perubahan wujud yang dialaminya di kelas XI Akuntansi
Satu SMK Negeri 31 Jakarta. Indikator percapaian yang dipilih adalah membuat
ringkasan dari teks, membuat contoh-contoh dan bentuk penularan HIV/AIDS.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian
siswa diberikan tugas untuk mencari informasi untuk diamati dan kemudian
mendiskusikan dengan anggota kelompoknya masing-masing, setelah itu
disimpulkan bersama dengan guru. Tahap pelaksanaan dalam siklus II
dilaksanakan 2 x pertemuan dengan lama setiap pertemuan 2 x 45 menit pelajaran.
tahap ini dilakukan pada hari kegiatan belajar m,engajar sesuai dengan jadwal
mengajar di kelas XI Akuntansi satu .
3. Tahap Observasi
Peneliti mengadakan pengamatan saat pembelajaran berlangsung
4. Tahap Refleksi
Peneliti mengadakan evaluasi bersama dengan mitra atau kolaborasi teman sejawat
berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan. Kemudian mengiventariskan
semua data yang dapat menunjukan adanya peningkatan baik pada proses
pembelajaran maupun hasil meringkas isi membuat bagian-bagian bahaya,
penularan dan menghindari HIV/AIDS.dan mencatat kendala-kedala untuk
kemudian merumuskan menjadi sebuah rekomendasi.
Ada beberapa definisi dan interprestasi terhadap Problem Based Learning menurut
Duch (1995) : Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang
mendorong siswa untuk mengenal cara dan bekerja sama dalam kelompok untuk
penyelesaian masalah-masalah didunia nyata.
Dalam PBL, siswa dituntut untuk bertanggung jawab atas pendidikan yang mereka
jalani, serta diarahan untuk tidak terlalu bergantung pada guru. PBL membentuk
siswa mandiri yang dapat melanjutkan proses belajar pada kehidupan dan karier
yang akan mereka jalani. Seorang guru lebih berperan sebagai fasilitator atau tutor
yang memandu siswa menjalani proses pendidikan. Dan ketika siswa lebih aktif
dalam menjalani proses belajar PBL, maka peran guru sebagai fasilitator atau tutor
akan berkurang kualitasnya.
Proses PBL dibentuk dari ketidakteraturan dan kompleksnya masalah yang ada
didunia pendidikan. Hal ini tersebut digunakan sebagai pendorong bagi siswa
untuk mengaplikasikan informasi yang didapat, sehingga nantinya dapat selalu
diingat dan diterapkan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Masalahmasalah yang didesain dalam PBL memberikan tantangan pada siswa untuk lebih
mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah
secara efektif
Apa yang dibutuhkan dalam problem based learning adalah permasalahan atau
tugas atau soal-soalyang tidak mempunyai struktur yang jelas sehingga siswa
terdorong untuk membuat sejumlah penyelesaian dan mengkajinya. Permasalahan
yag kurang berstruktur ini sebaiknya dirancang oleh guru, agar siswa termotivasi
dan kesempatan untuk secara bebas mencari informasi dari sumber. Permasalahan
yang kompleks dan ambigu sehingga siwa terdorong untuk menggunakan strategi
penyelesaianya an terampil untuk menguasainya. Permasalahan bermakna dan
hubungannya nyata siswa, sehingga siswa termotivasi untuk mengarahkan dirinya
sendiri dan menguji peahaman mereka dalam menyelesaikan tugas tersebut.
Metode pemecahan masalah adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan siswa menghadapi berbagai masalah baik masalah
pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahan sendiri atau
secara bersama-bersama. Orentasi pembelajarannya adalah investigasi atau
penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Adapun keunggulan metode pemecahan masalah :
a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
6
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap meteri yang
telah disamapaikan, maka perlu adanya evalusi berupa test, test tersebut berupa test
lisan dan tulisan
Test lisan dilakukan diawal pelajaran dimulai dan sela-sela pelajaran berlangsung,
dengan cara guru memberikan pertanyaan secara acak kepada siswanya.
Sedangkan test tulis dilakukan setelah pelajaran selesai.
Dalam metode dengan pembelajaran PBL bentuk test lisan dan tulisan berbeda
dengan metode pembelajaran sebelumnya. Test pembelajaran PBL banyak
mempergunakan gambar-gambar atau peraga lainnya yang lebih menarik dan
mudah dimengerti siswa, juga dengan cara diskusi kelompok sehingga siswa lebih
aktif.
C. Hambatan-hambatan dalam pengembangan Problem Based Learning
Beberapa hambatan dalam pengembangan Problem Based Learning di Indonesia
dan solusi serta cara mengatasinya meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.Secara umum PBL masih sulit diterima siswa karena belum terbiasa untuk
memecahkan masalah sendiri dengan pengetahuan yang dimiliki
2.Cara mengatasinya dibiasakan latihan PBL dengan sendirinya siswa akan
terbiasa memecahkan masalah
a. Pada umumnya siswa diberi soal latihan yang berbentuk pilihan ganda, sehingga
siswa menebak dalam menjawab
b. Kalaupun ada soal model lain terfokus pada isian sehingga cederung jawaban
singkat
c. Waktu yang diberikan kepada siswa tidak cukup untuk menghadapi soal-soal
yang diberikan, karena waktu pelaksanaan PBL sementara disesuaikan dengan
beban kurikulum.
d. Kurang terbiasanya guru dan siswa dalam penerapan PBL, karena masih terbawa
dengan kebiasaan metode konvensional.
Peneliti mengadakan pengamatan saat pembelajaran berlangsung
Tahap Refleksi
Peneliti mengadakan evaluasi bersama dengan mitra atau kolaborasi teman sejawat
berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan. Kemudian mengiventariskan
semua data yang dapat menunjukan adanya peningkatan baik pada proses
8
keberhasilan
tindakan
ini
ditentukan
berdasarkan
pada
pertimbangan yang matang oleh peneliti. Oleh karena itu disamping perlu
ditunjang data yang cukup, juga meminta pertimbangan Kepala Sekolah
SMK Negeri 31 Jakarta. Ukuran keberhasilan rata-rata kelas 80% pada
setiap siklus. Setelah siklus selesai diharapkan siswa mampu memecahkan
masalah, sehingga cakrawala berfikir lebih luas dan terbuka sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan. Keterampilan memecahkan masalah dapat
dilakukan melalui latihan-latihan soal yang diberikan guru di SMK Negeri
31 Jakarta untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Data dan Sumber Data
a. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan
dengan pemantauan tindakan yang diambil dari latihan-latihan soal
yang diberikan oleh guru disekolah maupun yang berbentuk tugas
Pekerjaan Rumah. Sumber data yang dikenai tindakan adalah peneliti
dan kepala sekolah.
b. Data peneliti yakni keterampila memecahkan masalah
Sumber data yang dikenai tindakan adalah seluruh siswa kelas XI
Jurusan Akuntansi satu tahun ajaran 2009/2010di
SMK Negeri 31
Jakarta sebanyak 38 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki: 7 orang dan
siswa perempuan 31 orang .
Instrumen Pengumpulan Data yang digunakan
Sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa peneitian ini
merupakan
penelitian
Tindakan
Kelas
yang
dilaksanakan
untuk
a. Credibility
Kemampuan peneliti dalam mengumpulkan data dan menyusun
instrumen bedasarkan teori-teori yang terkait dalam penelitian
tindakan kelas berdasarkan teori-teori yang terkait dalam penelitian
tindakan kelas. Berdasarkan beberapa teori dalam bidang Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan , peneliti menyusun rumusan dalam
kajian yang lebih rinci untuk menemuan indikator yang tepat pada
setiap instrumen dengan cara melakukan pengecekan dan melakukan
perbadingan pada partisipan lain serta melakukan penyempurnaan.
b. Transferability
Hasil temuan dalam penelitan dapat digunakan dan diterapkan pada
situasi lain melalui pengumpulam data secara rinci sehingga
memungkinkan untuk diperbandingkan antara satu kontek dengan
konteks lain hal ini dilakukan sebagai bahan kajian untuk perbaikan
pada tindakan berikutnya dan memperkaya kemampuan peneliti
untuk lebih memahami lingkup penelitian. Untuk sekolah data yang
diperoleh sebagai bahan evaluasi dalam perbaikan kegiatan belajar
mengajar yang bermakna dan lebih baik.
c. Confirmability
Keabsahan data yang digunakan oleh peneliti sebelumnya telah
dikonfirmasikan kepada para ahli yang kompeten sehingga indikator
dalam instrumen yang tertuang memenuhi kriteria data yang valid,
indikator yang kurang tepat dalam mengukur maka peneliti akan
memperbaiki indikator tersebut berdasarkan informasi yang didapat
dari nara sumber yang tepat dan mewujudkan bahwa data yang
diperoleh adalah benar dan objektif yang menggambarkan apa
adanya.
HASIL PENELITIAN
Setelah proses pembelajaran selesai daspat diketahui hasil perolehan nilai
10
Nama Siswa
Agung Ramadhan
Amalia Hidayah
Anggia Mareta Sari
Anisa
Anissa Rahmawati
Anissah
Ari Aryanti
Astrela Calosa
Ayu Novita Putri
Ayumeiari Pertiwi
Bunga Angsal Kennyo
Cintya Dwi Septiani
Deffi Nilamsari
Della Yani
Delly Yana
Devina Marthina Sari
Dewi Wulandari
Dimas Halim
Dini Rosila
Diyah Purnama Sari
Dwi Peny Landasari
Dwi Rianingsih
Dwi Suryani
Elfira Jayanti
Ertya Sukmawati
Evelyn Wydia Putri
Florensia Ade Setyowati
Griselda Terenta E
Hafizah Azzahra
Hendy Ismail
Ika Septiani
Imam Bachtiar
Ismail Lutvi
Khoyrul Latif Rabar
Lidyah Pasaribu
Lisya Eka Setiawati
M. Denta Ramadana
Marchika Ramadania
RATA-RATA
NILAI TERTINGGI
NILAI TERENDAH
Pre Test
70
70
68
80
62
72
64
79
81
87
76
70
74
72
72
66
72
72
76
0
70
72
72
70
71
68
70
76
74
71
76
74
64
70
76
68
80
71
72,41
87
62
Post Test
78
75
69
81
67
76
68
79
81
87
74
71
75
73
73
72
77
73
80
75
71
73
75
70
72
70
70
76
74
77
72
74
75
71
76
70
88
75
74,69
88
67
11
REFLKESI
1. Kendala-kendala
Selama melaksanakan pengamatan banyak menemui kendala
dimana hal ini dibuktikan pada saat siswa dianjurkan untuk membawa
seperangkat alat yang akan digunakan untuk pengamatan dan diskusi
dikelompoknya masih ada saja para siswa yang tertinggal tugasnya.
Guru harus lebih kreatif memberikan tugas pada siswa yang tidak
membawa tugasnya dengan tugas merekap usulan dan pendapat dari
teman satu kelompoknya.
2. Rekomendasi Pelaksanaan
Pihak sekolah segera melengkapi peralatan dan perlengkapan
untuk merealisasikan metode Problem Based Learning.
12
2. Kepala Sekolah
Supaya memperhatikan perannya sebagai suvervisor , yang
memposisikan dirinya untuk mejadi teladan dan menjadi
pembimbing guru-guru disekolah.
3. Peneliti Lain
Apabila menadapat kesempatan untuk melaksanakan
penelitian tindakan kelas semoga dapat terlaksana dengan hasil
yang lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Armai Arief, Prof.Dr, Pendidikan Humanistik, (2007), Ar-Ruzz Media Group,
Jogyakarta
Kresnohadi Ariyoto, (1977), Belajar Berdasarkan Masalah (Preoblem
Based Larning), Majalah Usahawan No. 5 tahun XXVI Mei
Mimin Haryarti, (2007) Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi:Teori dan
Praktik, Gaung Persada Press, Jakarta
Soekamto dan Winaputra (1996)
Teori
14