TINJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian
: 14 Mei 2014
Tanggal Operasi
: 14 Mei 2014
Ruang Operasi
Soebroto Jakarta
A. Pengkajian Pre Operatif
Klien datang pada pukul 10.00 wib dari ruang ICU, klien
dibawa
dengan
menggunakan
brankar
menuju
tempat
IV Jakarta Timur
Diagnosa
+PPOK+CHF
Jenis Anastesi
: Tn. M
: 1895601
: Laki-laki
: 72 tahun
: 10 April 1942
: Menikah
: Islam
: Pensiunan / Letkol
: Radar raya no. 9 Cijantung
: Giant Bulla dextra + Multiple Bulla
: Anastesi Umum
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri dibagian dada, nyeri menjalar
sampai kebahu, skala nyeri 3,nyeri hilang timbul. nafas
sesak ketika posisi terlentang, klien menjadi sulit tidur.
Ekstremitas bengkak.
3. Riwayat Penyakit
Klien sebelumnya mempunyai penyakit PPOK, CHF
dan DM tipe II. Penyakit ini sudah berlangsung lama.
18
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. GCS
d. Vital Sign
:
:
:
:
Sedang
Compos Mentis
E4V5M1
TD : 133/86 mmhg
R: 22
x/mnt
N : 93
e. BB/TB
: 80 Kg/170 cm
f. Pemeriksaan Head To Toe
- Kepala
:
kepala
bersih,
S : 36
tidak
adda
benjolan, tidak
-
Mata
ada lesi
mata kemerahan,
konjungtiva
ananemis,
sklera anikterik, pupil isokor, tidak
-
Hidung
ada kotoran.
: terpasang nasal kanul, mukusa
lembab,
tidak
kemerahan,
tidak
pembengkakan,
sekersi
tidak
ada
ada
Mulut
ada
Telinga
pembengkakan
Wajah
: Simetris
Dada/Jantung : pergerakan dinding dada tidak
tampak
bersih,
tidak
ada
simetris,
-
bantal.
Abdomen
Ekstremitas
tekan tidak
: kedua ekstremitas tangan dan
kaki edeme
Genitalia
19
pada
Allah,
klien
tampak
diberikan
antibiotik
Nilai Rujukan
13-18 gr/L
40-52 %
4.3 6.0 Juta/ L
4.800 10.800 /
L
150.000 400.000
/ L
< 20 mm/jam
147
15, 4
43
4,5
13860
108000
5
Kimia Klinik
Bilirubin Total
SGOT
SGPT
Protein Total
Albumin
Globulin
Ureum
Kreatinin
Kalsium
Natruim
0.89
38
46
5.7
3.6
2.1
53
1.0
10.4
134
mmol/dL
20
7.652
40.2
pH
PCO2
PO2
Bikarboat (HCO3)
Kelebihan
Basa
(BE)
Saturasi O2
126.4
44.9
22.4
99
lobus
superior
dan
media
7.37 7.45
33 44 mmHg
71 104 mmHg
22 29 mmol/L
(-2) 3 mmol/L
94 98 %
tipis yang
paru
kanan
terlebih
dahulu
kesiapan
sebelum
melakukan
operasi.
- Klien dipakaikan baju operasi, lalu diperiksa identitas
klien nama, usia tanggal lahir dan disesuaikan
-
keluarga
Klien tidak
makanan,
memiliki
klien
tidak
riwayat
alergi
memakai
gigi
obat
serta
palsu dan
R/L 20 tetes/menit.
Persiapan tranfusi darah : PCH rh + , 250 cc go.
Darah O 2 kantung.
7. Persiapan Instrumen dan Kamar Operasi
21
a. Tim Operasi
Dokter Bedah : dr. Taufik
Dokter Anastesi
: dr. Nur
Perawat
: zr. Ari
b. Persiapan Instrument
c. Alat Penunjang
22
8. Analisa Data
NO
1
DATA
Pre Operatif
Data Subjektif :
Klien mengatakan takut akan operasi ini,
ETIOLOGI
Prosedur
PROBLEM
Ansietas
Pembedahan
ltr/mnt
klien tampak terlihat sesak, pernafasan cepat
dangkal.
R : 22x/mnt
23
Keletihan Otot
Ketidakefektifan
Pernafasan
Pola Nafas
Diagnosa Keperawatan
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Ansietas berhubungan
NOC :
NIC :
dengan
prosdur
Reduction (penurunan kecemasan)
Kontrol
kecemasan
Diagnosa Keperawatan
RencanaAnxiety
Keperawatan
pembedahan sternotomy
Gunakan pendekatan
yang menenangkan
KopingTujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NIC:
Jelaskan semua prosedur dan apa yang
Setelah
dilakukan asuhan selama 10 menit
Pola Nafas tidak
NOC:
klien
kecemasan
teratasi
dgn
kriteria
hasil:
dirasakan
selama prosedur
efektif
Respiratory status : Ventilation Airway
Management
Klien mampu mengidentifikasi dan
Temani pasien untuk memberikan keamanan
berhubungan
Respiratory status : Airway
Posisikan pasien untuk
mengungkapkan gejala cemas
dan mengurangi takut
dengan :keletihan otot
patency
memaksimalkan ventilasi
Mengidentifikasi,
mengungkapkan
dan
11.
No
Dx
1
IMPLEMENTASI
EVALUASI
25
S:
Klien mengatakan merasa lebih tenang
Pasrah sama Allah semoga operasinya
klien
dengan
mendampingi
klien
R : Klien tampak lebih tenang
3. Menjelaskan tentang prosedur tindakan pada
klien
R : klien tampak mendengarkka dengan
seksama
4. Mengukur tanda-tanda vital ;
R : 133/80 mmHg, N : 88x/mnt, R 22x/mnt
5. Mengajarkan teknik relaksasi : Tarik Nafas
dalam
R : klien melakukannya dengan baik sambil
lancar
O:
berdzikir
TD : 130/70 N: 88x/mnt R 20x/mnt
A:
Cemas Berkurang
P : Lanjutkan Intervensi
bedzikir.
2
26
S:
Klien mengtakan lebih nyaman dengan
O:
4ltr/mnit
3. Memonitoring pola pernafasan klien
R : R= 20x/mnt, pola pernafasan cepat,
dangkal
P : Lanjutkan Intervensi
27
tim
operasi
menyiapkan
alat-alat
oksigen
juga
dipasang
mesin dinyalakan,
sebelah kiri.
Pukul 11.20
Perawat anastesi menyiapkan obat anastesi, anastesi
yang
direncanakan
anastesi
umum,
dengan
obat
memberikan
oksigen
tambahan,
setelah
28
setelah insisi
dilakukan
. penekanan pada sternun dengan alat untuk
membuka ruang paru-paru. Lalu insisi terus dilakukan
sampai ditemukan paru-paru, kemudian dokter mencari
bulla yang ada di paru dextra maupun sinitra. Bulla
ditemukan dengan ukuran diameter +/- 4cm, lalu
dilakukan pemotongan terhadap bulla tersebut. Kondisi
selama pembedahan klien cukup stabil nilai tandatanda vital diantara td : 110/70, N: 80x/mnt, R:
-
18x/mnt.
Pukul 14.00
Dilakukan tranfusi darah PC rh+ golongan darah O 250
cc. Di infus sebelah kiri yang sebelum operasi telah
dipasang.
Pukul 14.30
Pengambilan bulla sudah selesai, sebelumnya dokter
mngecek terlebih dahulu apakah masih ada bulla yang
tertinggal
serta
kasa
yang
tertinggal,
perawat
dengan hipavix.
Pukul 15.00
Operasi selesai, cairan Ringer Laktat
yang masuk
29
30
2. Analisa Data
N
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
Puasa sekunder
Resiko
terhadap rencana
kekurangan
operasi
volume cairan
Proses
Resiko Infeksi
Intra Operatif
1
Data Subjektif :
Tidak Terkaji
Data Objektif :
Data Subjektif :
Tidak Terkaji
Data Objektif
Klien didiagnosa giant bull multipe dengan ppok
Tampak dilakukan prosedur invasif pembedahan
mayor sternotomi
Terdapat luka insisi di bagian dada klien
31
penyakitnya
3. Intra Operatif
- Resiko Kekurangan volume cairan b.d puasa sekunder terhadap rencana operasi
- Resiko Infeksi b.d Prosedur Invasif
4. Rencana Keperawatan
32
Diagnosa
Keperawatan
Resiko
Kekurangan
tindakan keperawatan
dengan puasa
sekunder terhadap
persiapan operasi
Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi
dan eliminasi
yang diharapkan
kelainan
renal,
gagal
jantung,
yang diharapkan
dan
Tekanan
arteri
rataTujuan
Kriteria
Hasil
NOC :
rata dalam rentang
Immune Status
yang diharapkan
Knowledge
: Infection
control
Nadi
perifer teraba
Kerusakan jaringan
diuretik,
TD dalam rentang
berhubungan dengan
Faktor-faktor risiko :
Rencana Keperawatan
Intervensi
MONITOR CAIRAN
tindakan
keperawatan
MANAJEMEN CAIRAN
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
Setelah dilakukan
tindakan
intake
dan output
Kaji adanya peningkatan JVP, edema dan asites
keperawatan
tindakan operasi Berikan terapi antibiotik: ceftriaxone
selama
Suara nafas
Monitor TTV
pasien tidak mengalami
infeksi
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
tambahan tidak ada
Pantau haluaran urine (karakteristik, warna,
dengan kriteria
hasil:ada asites
Tidak
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
ukuran) dan Keseimbangan cairan
Klien bebas dari tanda dan
panas, drainase
Tidak ada distensi
Monitor tanda dan gejala asites dan edema
gejala infeksi
Monitor adanya luka
vena
Ukur lingkaran abdomen, awasi tetesan infus
Jumlah leukosit dalam batas
Tidak ada edema
Kaji suhu badan
Risk control
Keseimbangan
Membran mukosa
basah
Urine output
normal
33
No
Dx
IMPLEMENTASI
EVALUASI
O:
klien tampak dilakukan pembedahan
18x/mnt
2. Memonitoring intake output klien saat
operasi
R : R/L : 2000ml (4kolf)
Tranfusi darah : 1 kantong pc rh+ 200cc
Cairan irigasi : 700 cc
Haluran urin 100 cc
3. Memonitoring tanda dan gejala asites,
edeme, turgor kulit
R : asites (+), edeme pada ekstremitas,
S : Tidak Terkaji
mayor
sudah puasa sejak pkl 01.00
asites (+), edeme pada ekstremitas, turgor
kulit lambat. R/L : 2000ml (4kolf) Tranfusi
darah : 1 kantong pc rh+ 200cc Cairan
irigasi : 700 cc, Haluran urin 100 cc
A : Resiko Ketidakseimbangan cairan
belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
S : Tidak terkaji
O:
Klien tidak menunjukkan tandatanda infeksi
34
35
36
teratur
DATA
O
1
Post Operatif
Data Subjektif :
Tidak terkaji
Data Objektif
Klien di ektubasi pada pukul 15.00
klien post operasi sternotomi
klien tampak akan dilakukan suctin
Data Subjektif :
Klien bicara kacau, tidak nyambung
Data Objektif
Klien tampak masih sulit bergerak karena masih ada efek
anastesi
Gerakan tidak terkontrol
Ekstremitas edema
2. Post Operasi
37
ETIOLOGI
PROBLEM
Efek anastesi
Bersihan Jalan
Nafas Tidak
Efektif
Medikasi:
anastesi/hipn
otik sedasi
Resiko Jatuh
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Adanya alat bantu nafas
Resiko jatuh b.d medikasi : anastesi
3. Rencana Keperawatan
Diagnosa
Intervensi
NOC :
NIC :
1.
Respiratory status : Ventilation
2.
Respiratory status : Airway patency
3.
Aspiration Control
Setelah dilakukan perawatan selama 10 menit
Airway suction
1.
Auskultasi suara nafas sebelum
dan sesudah suctioning.
2.
Informasikan pada klien dan
keluarga tentang suctioning
3.
Minta klien nafas dalam sebelum
suction dilakukan.
4.
Berikan O2 dengan menggunakan
nasal untuk memfasilitasi suksion
nasotrakeal
5.
Gunakan alat yang steril sitiap
melakukan tindakan
6.
Anjurkan pasien untuk istirahat
dan napas dalam setelah kateter
dikeluarkan dari nasotrakeal
7.
Monitor status oksigen pasien
8.
Hentikan suksion dan berikan
oksigen apabila pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan saturasi O2,
38
dll.
Airway Management
1.
Buka jalan nafas, guanakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila perlu
2.
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
3.
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
4.
Keluarkan sekret dengan batuk
atau suction
5.
Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
6.
Monitor respirasi dan status O2
Diagnosa
Risiko jatuh
Tujuan dan KH
Rencana Intervensi
NOC
NIC
Setelah dilakukan intervensi selama 15 Environmental Management:
menit klien tidak mengalami cedera
untuk klien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan
mobility
Eliminates clutter, spills, glare
from floors
39
Risk control
- Monitors environmental risk
-
factors
Uses community resources to
reduces risk
Fall Prevention
1. Identifikasi perilaku dan faktorfaktor yang bisa menyebabkan
risiko jatuh
2. Kaji adanya riwayat jatuh pada
klien
3. Identifikasi karakteristik
lingkungan yang bisa
menyebabkan jatuh (missal,
lantai licin)
4. Implementasi
No
Dx
1
IMPLEMENTASI
EVALUASI
40
S:
Tidak Terkaji
O:
R : 20x/mnt
3. Menganjurkan klien istrahat dan nafas daam
saat intubasi dikeluarkan
R : klien tampak tarik nafas dalam
4. Melakukan suction kepada klien
R : tampak ada sekret yang keluar
bedrell
R : pergerakan klien tampak terjaga
2. Memantau dan dampingi klien post operasi
R : klien tamapak tenang
selang suction
A : bersihan jalan nafas kembali efektif
P : Lanjutkan Intervensi
S:
Tidak Terkaji
O:
Jatuh tidak terjadi, pergerkan klien terjaga
dan tenang
A : Resiko Jatuh Tidak Terjadi
P : Lanjutkan intervensi
41