Anda di halaman 1dari 9

MODUL PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

ACARA 6: BENTANG ALAM PESISIR DAN PANTAI


Untuk Kalangan Sendiri
Isi:
- uraian dan isian singkat
- pertanyaan praktikum
- bahan latihan praktikum
- tugas rumah

Anjuran Pengguna:
Modul ini hanya sebatas panduan praktikum sehingga tidak boleh
dijadikan acuan karya tulis. Pengguna harus bijak dan teliti dengan tetap
membaca dan mengacu buku-buku di perpustakaan. Apabila terdapat
kesalahan pada panduan ini, harap diberitahukan kepada asisten
praktikum.

Disusun oleh
Staf Asisten Praktikum Geomorfologi
Semester Genap, Tahun Akademik 2013-2014

Laboratorium Geologi Dinamik


Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada

IDENTITAS MAHASISWA
Nama
: ________________________________
NIM
: ________________________________
Kelas, Rombongan : ________________________________
Tanda tangan: ________________________________
KETIKA AKU BERSUNGGUH-SUNGGUH, PRESTASI BAIK MENYERTAIKU!

BENTANG ALAM PESISIR


1. Pendahuluan
Pantai (coast) adalah zona memanjang yang menjadi batas
antara daratan dan laut, lebar ke arah daratan tidak tertentu, kondisi
iklim setempat dipengaruhi oleh proses asal laut seperti pasang-surut
air laut, gelombang,

dan arus. Faktor-faktor yang mempengaruhi

bentuk morfologi pantai adalah batuan pembentuk (morfostruktur


pasif),

tektonik

(morfostruktur

aktif),

dan

proses

eksogenik

(morfostruktur dinamik).
Pada lingkungan pantai tidak dapat terlepas dari unsur garis
pantai (shore line) dan gisik (beach). Garis pantai ada dua, yaitu garis
pantai tinggi ditemui pada waktu air laut pasang, sedangkan garis
pantai rendah terbentuk ketika air laut surut. Gisik merupakan
morfologi rataan hasil sedimentasi oleh proses asal laut.
2. Macam-Macam Proses
Proses Erosi
Proses abrasi melibatkan agen penyebab erosi berupa _____
sehingga berdasarkan bentukan hasil erosinya, dapat dibedakan
menjadi
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________
Proses Sedimentasi
Proses sedimentasi menghasilkan bentukan morfologi berupa
_____, _____, _____, _____, _____, dan _____.

Pertanyaan
1:
Apakah
yang
marsh/swale, lagoon, dan estuarine?

membedakan

Jawab:
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
2

_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
3. Klasifikasi Pantai
- Klasifikasi klasik
Klasifikasi ini dikemukakan oleh Johnson (1919) yang didasarkan
pada karakteristik geomorfik yang disebabkan oleh naik turunnya
muka laut. Keuntungan klasifikasi pantai ini adalah pembagiannya
yang sederhana. Johnson (1919) mengelompokkan pantai menjadi :
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________.
- Klasifikasi secara Genetik dan Deskriptif
Susunan klasifikasi pantai menurut Valentine (1952) dikutip Sunarto
(1991):
Pantai naik : pantai pengangkatan dasar laut
Phytogenik : pantai bakau
Pantai yang maju

Bentukan organisme
Zoogenic: pantai terumbu

Pantai maju
Deposisi laut : pantai penghalang
pantai gumuk pasir
Bentukan Non organisme
Deposisi fluvial : pantai delta
Erosi : pantai Fyord
Bentukan glasiasi
Pantai tenggelam
Pantai yang mundur

Deposisi : forden coast


Bentukan Fluvial : pantai perlipatan pegunungan tua

Pantai mundur : pantai cliff

Klasifikasi berdasar Tenaga Geomorfik

Klasifikasi ini dibedakan menjadi mengelompokkan pantai menjadi


2, yaitu :
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
Klasifikasi secara Klimato-genetik
Davies (1980) dikutip Sunarto (1991) mengklasifikasikan pantai secara
klimato-genetik. Klasifikasi ini didasarkan pada hubungan antara energi
gelombang dengan morfologi pantai, serta memperhatikan signifikasi
peninggalan sejarah dan aspek-aspek geologis dalam evolusi pantai.
Berdasarkan aspek klimato-genetik, pantai dapat diklasifikasikan menjadi
3 macam, yaitu:

1) Pantai Lintang Rendah


Pantai ini dicirikan oleh energi gelombang rendah dan lingkungan angin
pasat. Sedimen pantai banyak, sehingga banyak pantai berbatu di daerah
tropis. Ada beberapa pantai yang terjadi dari karang dan ganggang.
Terdapat hubungan antara variasi morfologi pantai dan wilayah hujan.
Mangrove tumbuh di daerah beriklim tropis panas-basah, sedangkan
gumuk pantai terdapat di lingkungan yang beriklim tropik panas-kering.
2) Pantai Lintang tengah
Pantai ini terdapat di lingkungan gelombang berenergi tinggi. Karena
aktivitas gelombang dan abrasi bertenaga tinggi itu, maka cliff dan
bentukan yang berasosiasi dapat berkembang dengan baik.
3) Pantai Lintang Tinggi
Pantai ini dicirikan dengan gelombang berenergi rendah. Kebanyakan
merupakan sisa-sisa pembekuan. Gisik terbentuk dengan dominasi kerikil
dan kerakal. Perkembangan orfologi cliff dipengaruhi kuat oleh gerakan
massa batuan dalam skala besar.
Selain klasifikasi di atas, berdasarkan elevasinya
dibagi menjadi :
1. Pantai Dengan elevasi Rendah

maka pantai dapat

Gambar 9.3. Pantai dengan elevasi rendah.

2. Pantai Dengan Elevasi Tinggi

Gambar 9.4. Pantai dengan elevasi tinggi.

BENTANG ALAM DELTA


1. Pendahuluan
Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai
(seperti huruf D), terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya
suplai sedimen yang dibawa air sungai lebih cepat dibanding proses
pendistribusian oleh proses-proses di pantai.
Istilah delta diungkapkan pertama kali oleh Herodotus pada abad V SM.
Herodotus melihat bahwa bentuk endapan Sungai Nil di Mesir menyerupai
huruf D (atau delta dalam abjad Yunani).

2. Syarat syarat Terbentuk Delta


1. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum.
2. Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak
3. Laut pada daerah muara sungai cukup tenang.
4. Pantainya relatif landai.
5. Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut.
6. Tidak ada gangguan tektonik (kecuali penurunan dasar laut seimbang
dengan pengendapan sungai, contoh : Delta Mississipi)

3. Unsur unsur Delta

Unsur unsur delta meliputi :


____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________;
____________,
yaitu
_____________________________
____________________________________________________.
4. Klasifikasi Delta
1. Menurut Fisher, dkk. (1969) :
Dasar klasifikasinya adalah :
a. Proses fluvial dan influks sedimen.
b. Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan).
Fisher membagi delta menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu :
1. Cuspate Delta.
2. Lobate Delta.
3. Elongate Delta / Bird Food Delta.
6

Gambar 9.6. Klasifikasi delta berdasarkan Fisher (1969).

2. Menurut Galloway (1975) :


Galloway membagi delta berdasarkan dominasi proses fluvial, gelombang dan
pasang surut, yaitu :
a. Bird foot delta : jika pengaruh fluvial paling dominan.
b. Cuspate delta : jika pengaruh gelombang paling dominan.
c. Estuarine delta : jika pengaruh pasang surut paling dominan.

Gambar 9.7. Klasifikasi delta berdasarkan Galloway (1975).

Ada 2 hal yang penting untuk diperhatikan :


1. Sungai & Sedimen

Homopyonal Flow
Mixing

2. Laut sebagai wadah

Hyperpyonal Flow
Hypopyonal Flow

A. Homopyonal Flow : densitas air sungai dan laut equal


B. Hyperpyonal Flow : densitas air sungai lebih tinggi
C. Hypopyonal Flow : densitas air sungai lebih rendah

Daftar Referensi:
Lobeck, A.K. and Tellington, W.J. 1944. Military Maps and Air Photographs, Their Use and Interpretation. New York:
McGraw Hill Book Company, Inc.
Staf Asisten Geomorfologi. 2009. Panduan Praktikum Geomorfologi. Jurusan Teknik Geologi FT UGM, tidak
dipublikasikan.
Thornbury, W.D. 1969. Principles of Geomorphology. 2nd Ed. New York: John Wiley & Sons, In

Anda mungkin juga menyukai