Akuntansi Berbasis Akrual Vs CTA
Akuntansi Berbasis Akrual Vs CTA
2011
2012
detail requirement).
Pengembangan kapasitas SDM
Pengembangan Sistem Akuntansi dan TI (lanjutan)
Pengembangan kapasitas SDM (lanjutan)
2013
2014
2015
Akuntansi berbasis akrual telah berhasil diterapkan di berbagai negara maju dan
membawa manfaat. Manfaat akuntansi berbasis akrual antara lain (Van Der Hoek, 2005):
1
2
3
4
5
6
Basis Akuntansi
Sebagaimana namanya, pada basis akrual, basis akuntansi yang digunakan dalam semua
laporan keuangan pemerintah adalah akrual penuh. Hal ini berbeda dengan basis cash
toward accrual dimana pada pengakuan pos pendapatan, belanja dan pembiayaan
menggunakan basis kas dan hanya menggunakan basis akrual pada pengakuan pos-pos
aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Pada basis akrual, penggunaan basis akrual secara penuh
adalah wajib sedangkan pada basis cash toward accrual penggunaan basis akrual secara
penuh bersifat opsional. Dampak perubahan penggunaan basis akuntansi ini, jika pada basis
cash toward accrual pendapatan diakui saat diterima dan belanja diakui saat dibayarkan,
pada basis akrual baik pendapatan maupun belanja diakui pada saat terjadinya. Dengan
demikian, akuntansi berbasis akrual lebih mampu mencerminkan keadaan yang sebenarnya
atas adanya tambahan atau penurunan kekayaan yang terjadi.
2.
Definisi
a. Pendapatan
Pada basis cash toward accrual, pendapatan didefinisikan sebagai semua penerimaan
rekening kas umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak
perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pada basis cash toward accrual pengakuan
pendapatan menggunakan basis kas, hal ini yang membedakan dengan basis akrual
sehingga definisi pendapatan menjadi berbeda. Pada basis akrual, pendapatan
dikategorikan menjadi dua, yaitu,
- Pendapatan LRA
semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi
-
b. Belanja
Belanja pada basis cash toward accrual didefinisikan sebagai semua pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah. Pada basis akrual, terdapat pembedaan istilah belanja
dengan beban sehingga definisi masing-masing istilah menjadi:
- Belanja,
yaitu semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
-
timbulnya kewajiban.
c. Surplus/Defisit,
Pada basis cash toward accrual surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara
pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Pada basis akrual, pengertian
mengenai surplus/defisit dibedakan menjadi dua yaitu:
- Surplus/Defisit-LRA,
yaitu, selisih lebih/kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu
periode pelaporan.
Surplus/Defisit-LO,
yaitu, selisih antara pendapatan-LO dan beban selama satu periode pelaporan,
setelah diperhitungkan surplus/ defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar
biasa.
d. Penyusutan
Pada basis cash toward accrual, penyusutan didefinisikan sebagai penyesuaian nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset sedangkan pada
basis akrual, definisi penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset
tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
e. Pos Luar Biasa
Pada basis akrual terdapat istilah pos luar biasa yang tidak terdapat pada basis cash
toward accrual. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa/ beban luar biasa yg
terjadi karena kejadian atau transaksi yg bukan merupakan operasi biasa, tidak
diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas
bersangkutan.
3.
ACCRUAL
Komponen Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Pokok
1 LRA
2 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3
4
5
6
7
(SAL)
Neraca
Laporan Operasional (LO)
LAK
Laporan Perubahan Ekuitas
CaLK
Item
o
1
UNSUR LRA
BASIS AKUNTANSI
Pendapatan
Pendapatan-LRA
Belanja
Belanja
Transfer
Transfer
Pembiayaan
Pembiayaan
LRA berbasis
Accrual
AKUNTANSI
PENDAPATAN
ada pengecualian.
asas
bruto
pendapatan-LRA
AKUNTANSI
SILPA/SIKPA
dipindahkan
ke
Neraca
TRANSAKSI
dipindahkan
ke
Laporan
DALAM
UANG ASING
MATA dalam
mata
uang
rupiah dalam
mata
uang
rupiah,
pada
kondisi
dalam
transaksi,
maka
tanggal
transaksi.
(Par 64)
2. Dalam hal tidak tersedia
dana dalam mata uang
asing
yang
digunakan
rupiah,
maka
tersebut
dicatat
transaksi,
yaitu
rupiah
yang
sebesar
digunakan
untuk
yang
digunakan
untuk
bertransaksi
dan
lainnya
dijabarkan
dengan
menggunakan
kurs
transaksi;
b.Transaksi dalam mata
uang asing lainnya
tersebut dicatat dalam
rupiah
kurs
berdasarkan
tengah
bank
TRANSAKSI
PENDAPATAN,
BELANJA,
DAN barang
dan
jasa
PEMBIAYAAN
dilaporkan
BERBENTUK
BARANG
JASA
dalam
harus
Laporan
transaksi
berwujud
Salah satu perbedaan SAP berbasis cash toward accrual dengan SAP berbasis akrual adalah,
adanya PSAP No 12 mengenai Laporan Operasional pada SAP berbasis akrual. Jika kita
sandingkan dengan akuntansi komersial, maka fungsi dari laporan operasional seperti fungsi dari
laporan laba rugi.
Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual
(full accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan
Laporan Operasional pada basis CTA disebut Laporan Kinerja Keuangan. Informasi yang
disajikan antara lain:
Laporan Operasional sekurang-kurangnya meliputi:
-
Nomor 71 Tahun 2010, aset dalam bentuk piutang atau beban dibayar di muka diakui ketika hak
klaim untuk mendapatkan arus kas masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lain telah
atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi. Pada basis cash
toward accrual, beban dibayar di muka belum diakui.
Pada basis cash toward accrual, aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Sedangkan pada basis
akrual, aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
Perbedaan dalam pos persediaan
Pada basis cash toward accrual, nilai persediaan hanya dihitung/ disesuaikan pada akhir
periode pelaporan. Sedangkan pada akuntansi berbasis akrual, pemakaian persediaan dicatat
sebagai beban selama periode pemakaian sehingga catatan atas persediaan akan terus ter-update.
Catatan atas persediaan ini pada akhir periode akan ditandingkan dengan hasil inventarisasi fisik.
Hasil penandingan tersebut dapat diperoleh informasi jika terjadi kehilangan persediaan atau
kelebihan pembebanan. Informasi ini tidak akan diperoleh jika akuntansi yang digunakan
berbasis cash toward accrual.
Berkaitan dengan metode pengukuran persediaan, pada basis cash toward accrual nilai
pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh sedangkan
pada basis akrual persediaan dapat dinilai dengan menggunakan baik metode sistematis (FIFO
atau rata-rata tertimbang) maupun menggunakan harga pembelian terakhir. Meskipun belum
diwajibkan akan tetapi pada basis akrual telah memberikan opsi untuk digunakannya metode
yang sesuai dengan IPSAS/IFRS.
Perbedaan lain ada terdapat pada penilaian persediaan yang diproduksi sendiri. Pada basis
cash toward accrual atas persediaan yang diproduksi sendiri disajikan dengan biaya standar
sedangkan pada pada basis akrual disajikan sebesar harga pokok produksi.
b Perbedaan dalam pos investasi
Dalam akuntansi berbasis cash toward accrual, investasi dicatat pada harga perolehan
atau harga wajarnya tanpa memperhitungkan nilai diskonto atau preminya. Hal ini berbeda
dengan perlakuan pada basis akrual dimana nilai sebuah investasi dicatat pada nilai nominalnya
dengan menambahkan akun diskonto/premi yang merupakan selisih nilai nominal dengan harga
beli. Dampak lanjutannya adalah pada pengakuan pendapatan/beban bunga dari efek adanya
diskonto/premi tadi yang pada basis cash toward accrual hal ini tidak diperhitungkan.
Perbedaan lain dalam akuntansi investasi terkait dengan perlakuan pada penerimaan
dividen saham. Pada akuntansi berbasis cash toward accrual, dividen dalam bentuk saham dicatat
menambah nilai investasi pemerintah dan ekuitas dana yang diinvestasikan dengan jumlah yang
sama. Padahal substansi dividen saham pada dasarnya hampir sama dengan stock split yaitu
menambah jumlah lembar saham namun tidak merubah porsi kepemilikan. Pada basis akrual,
dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak menambah nilai investasi pemerintah.
c
cash toward accrual ke akrual adalah adanya akun akumulasi penyusutan. Dalam akuntansi
berbasis cash toward accrual, penyusutan aset tetap masih bersifat opsional sedangkan pada basis
akrual telah diwajibkan. Penyusutan aset tetap pada basis akrual diwajibkan untuk semua aset
tetap kecuali tanah dan konstruksi dalam pengerjaan.
Dalam akuntansi berbasis cash toward accrual, penyusutan adalah penyesuaian nilai
sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Sedangkan dalam basis
akrual, penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat
disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
d Perbedaan pada sisi kewajiban
Pada akuntansi berbasis cash toward accrual, kewajiban diakui pada saat dana pinjaman
diterima dan/atau pada saat kewajiban timbul. Sedangkan pada basis accrual, kewajiban diakui
pada saat dana pinjaman diterima oleh pemerintah atau dikeluarkan oleh kreditur sesuai dengan
kesepakatan, dan/atau pada saat kewajiban timbul.
Dari sisi pengukuran, pada akuntansi berbasis cash toward accrual, kewajiban dicatat
sebesar nilai nominal. Sedangkan pada basis akrual, kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber
daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Selain itu, pada akuntansi berbasis cash toward accrual, belum ada pengukuran untuk utang
transfer. Sedangkan pada basis accrual, utang transfer diakui dan dinilai sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
e
Ekuitas Dana Lancar, yang merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek.
Ekuitas Dana Investasi, yang mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam
aset nonlancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang.
Setelah diterapkannya basis akrual, ekuitas dalam neraca tidak lagi dirinci. Pada basis akrual,
ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada
Laporan Perubahan Ekuitas.
4.
Laporan arus kas berbasis kas menuju akrual diklasifikasikan berdasarkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.
b. Aktivitas investasi aset non keuangan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan aset nonkeuangan lainnya.
c. Aktivitas pembiayaan aktivitas penerimaan kas yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah dan komposisi investasi jangka panjang, piutang jangka panjang, dan utang
pemerintah sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran.
d. Aktivitas non anggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan pemerintah.
Pengklasifikasian laporan arus kas berbasis akrual diklasifikasikan berdasarkan hal-hal sebagai
berikut :
a.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk
kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.
b.
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak termasuk
dalam setara kas.
c.
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang yang
berhubungan dengan pemberian piutang jangka panjang dan/atau pelunasan utang
jangka panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang
jangka panjang dan utang jangka panjang.
d.
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
5.
Pengaruh Penggunaan SAP Basis Akrual terhadap Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos pada laporan
keuangan harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan Atas Laporan
Keuangan. Referensi tersebut pada Catatan atas Laporan Keuangan kemudian dijelaskan secara
rinci disertai dengan analisis atas nilai setiap pos pada laporan keuangan tersebut. Dengan
adanya perbedaan komponen laporan keuangan yang dihasilkan kedua basis, maka terdapat
sedikit perbedaan dalam Catatan atas Laporan Keuangan dalam hal komponen laporan keuangan
yang dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
SIMPULAN
Dari uraian pada bab sebelumnya, kami menyimpulkan bahwa pengaruh penggunaan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) basis akrual terhadap komponen-komponen laporan
keuangan antara lain adalah:
1. Pada Laporan Realisasi Anggaran, pengaruhnya terjadi pada perubahan unsur laporan,
basis akuntansi, akuntansi pendapatan, akuntansi SILPA/SIKPA, transaksi dalam mata
uang asing, dan transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk barang dan
jasa.
2. Pada Laporan Operasional, pengaruhnya terjadi pada perubahan dari Laporan Kinerja
Keuangan yang bersifat opsional menjadi Laporan Operasional yang bersifat wajib.
3. Pada Neraca, pengaruhnya terjadi pada perubahan pengakuan dan pengukuran aset dan
kewajiban, akuntansi untuk persediaan, investasi, dan aset tetap, dan perubahan format
ekuitas dana.
4. Pada Laporan Arus Kas, pengaruhnya terjadi pada perubahan fungsi laporan,
pengklasifikasian laporan aktivitas, dan definisi arus kas masuk dan keluar.
5. Pada Catatan atas Laporan Keuangan, dengan adanya perbedaan komponen laporan
keuangan yang dihasilkan kedua basis, maka terdapat sedikit perbedaan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan dalam hal komponen laporan keuangan yang dijelaskan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan.
tantangan penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut:
1.
2.
dalam
3.
4.
5.
Lingkungan/Masyarakat
Apresiasi dari masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan penerapan
akuntansi pemerintahan. Masyarakat perlu didorong untuk mampu memahami laporan
keuangan pemerintah, sehingga dapat mengetahui dan memahami penggunaan atas
peneriamaan pajak yang diperoleh dari masyarakat maupun pengalokasian sumber daya
yang ada. Dengan dukungan yang positif, masyarakat mendorong pemerintah untuk lebih
transparan dan akuntabel dalam menjalankan kebijakannya.
Selain itu, kesulitan penerapan anggaran berbasis akrual dipemerintahan adalah terkait dengan
dua alasan berikut:
1.
Anggaran akrual diyakini beresiko dalam disiplin anggaran. Keputusan politis untuk
membelanjakan uang sebaiknya ditandingkan dengan ketika belanja tersebut dilaporkan dalam
anggaran. Hanya saja, basis kas yang dapat menyediakannya. Jika sebagian besar proyek belanja
modal, misalnya, dicatat dan dilaporkan pada beban penyusutan, akan berakibat meningkatkan
pengeluaran untuk proyek tersebut.
2. Adanya resistensi dari lembaga legislatif untuk mengadopsi penganggaran akrual. resistensi ini
seringkali akibat dari terlalu kompleknya penganggaran akrual. dalam konteks ini, lembaga
legislatif negara yang menerapkan penganggaran akrual pada umumnya akan memiliki peran
yang lemah dalam proses penganggaran
LANGKAH-LANGKAH
DALAM
UPAYA
MENDUKUNG
PENERAPAN
BASIS
AKRUAL
Dengan berbagai permasalahan dan tantangan penerapan akuntansi berbasis akrual dalam
pemerintahan indonesia seperti yang telah disebutkan diatas, maka pemerintah harus berupaya
semaksimal mungkin agar penerapannya dapat berjalan dengan baik dan optimal demi
terciptanya tata kelola pemerintahan (good governance) yang lebih transparan dan akuntabel.
Karena seperti yang telah disebutkan diatas bahwa manfaat akuntansi berbasis akrual dapat
menyediakan gambaran operasional pemerintah yang lebih transparan serta pendapatan dan
belanja pemerintah dapat dialokasikan secara tepat setiap saat. Sehingga dalam hal ini diperlukan
strategi pemerintah untuk mendukung keberhasilan penerapan akuntansi berbasis akrual.
Menurut Indra Bastian dalam Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik (2006), mengatakan
beberapa strategi yang bisa dilakukan pemerintah, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Sementara itu, dalam salah satu situs referensi menejemen keuangan sektor publik yang diakses
melalui www.medina.co.id, mengatakan ada beberapa langkah yang bisa dilaksanakan
pemerintah untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual, yaitu:
1.
Menyiapkan pedoman umum pada tingkat nasional tentang akuntansi akrual. Pedoman ini
digunakan untuk menyamakan persepsi di semua daerah sekaligus sebagai jembatan teknis
atas standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang akan diterapkan.
2.
Menyiapkan modul pada tingkat nasional yang dapat digunakan oleh berbagai pihak dalam
rangka pelatihan akuntansi berbasis akrual.
3.
4.
Diseminasi/sosialisasi tingkat nasional. Hal tersebut dapat digunakan untuk menyerap input
berupa saran ataupun keluhan dari daerah terkait penerapan akuntansi basis akrual.
Sedangkan pada tingkat daerah, strategi penerapan basis akrual dapat dilakukan dengan
langkah-langkah berikut ini:
Sosialisasi dan pelatihan yang berjenjang. Berjenjang yang dimaksud meliputi pimpinan level
kebijakan sampai dengan pelaksana teknis, dengan tujuan sosialisasi dan pelatihan untuk
meningkatkan skill pelaksana, membangun awareness, dan mengajak keterlibatan semua pihak.
Menyiapkan dokumen legal yang bersifat lokal seperti peraturan kepala daerah tentang kebijakan
akuntansi dan sistem prosedur.
Melakukan uji coba sebagai tahapan sebelum melaksanakan akuntansi berbasis akrual secara
penuh.