Anda di halaman 1dari 11

PUASA

Oleh
Aznawi Saiful rifai
M Haditama
M Afdhil Salim
M Taufik saputra
Nudi Alif Caesario
Royyan Rukai
Vidya Sakti Arganata

Pengertian Puasa
Kata puasa bentukan dari Bahasa Sangsekerta
upawasa, berasal dari dua kata yaitu upa yang
berarti dekat dan wasa yang berarti Yang Kuasa.
Sebuah perbuatan untuk mendekatkan diri kepada
Tuhan.
Secara bahasa al-shiym, al-shaum merupakan
bahasa Arab yang berarti menahan, al-imsk
Jadi secara istilah shiyam adalah upaya menahan diri
dari makan, minum, hubungan seksual suami isteri
dan segala yang membatalkan sejak dari terbit fajar
hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah.
Puasa secara umum dibagi menjadi dua; 1) puasa
fardlu dan 2) puasa tathawwu (sunnat).

Puasa Fardlu (Wajib)


1. Puasa Ramadlan, (QS. Al-Baqarah/2: 183)
2. Puasa Qadla, yaitu puasa untuk mengganti
puasa Ramadlan yang ditinggalkan.
Seorang anak boleh mengqadlakan puasa
orang tuanya yang sudah meninggal yang
belum sempat berpuasa. (QS. Al-Baqarah/2:
184)
3. Puasa Nadzar, yaitu puasa yang dikerjakan
karena nadzar untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.

4. Puasa Kafarat, yaitu puasa yang diberlakukan


sebagai akibat pelanggaran-pelanggaran tertentu
seperti:
1. Sumpah palsu 3 hari
2. Melakukan hubunga seks pada siang hari di bulan

Ramadlan, sangksinya berpuasa dua bulan berturut-turut


tidak boleh diselingi.
3. Melakukan dhihar (mengharamkan isteri dan
mempersamakan isteri dengan ibu sendiri) masing-masing
60 hari puasa terus-menerus

5. Puasa Fidyah, yaitu pengganti dari kewajiban


membayar dam karena melanggar peraturan ibadah
haji, yaitu pada 3 hari di kota suci, dan 7 hari (lagi)
di negeri sendiri. (QS. Al-Baqarah/2: 196)

Puasa Sunnah
Tathawwu
1. Puasa tiga hari pada tiap tanggal 13, 14, dan 15
bulan Qomariah
2. Puasa Senin Kamis
3. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
4. Puasa bulan Syaban, Muharram, dan Bulan-Bulan
Hurum (Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan
Rajab)
5. Puasa 6 hari bulan Syawwal
6. Puasa Asyura/Tasua (9 Muharram)
7. Puasa Nabi Dawud (sehari berpuasa sehari berbuka)

Puasa yang Dilarang


1. Puasa Dahri (puasa sepanjang masa)
2. Puasa pada Dua Hari Raya (Idul Fitri dan Idul
Adaha)
3. Puasa Wishol (menyambung puasa tanpa
berbuka)
4. Puasa Satu atau Dua Hari Mendahului Puasa
Ramadhan (kecuali yang sudah terbiasa puasa
sunnah)
5. Puasa Pada Hari Tasyri (10, 11, 12, 13 Dzulhijah)
6. Puasa Khusus Hari Jumat
7. Puasa Istri yang Suaminya di Rumah (bisanya
bepergian selama berbulan-bulan), Kecuali
Seizin Suami

Tata Cara Puasa


Ramadlan
1. Menentukan Awal dan Akhir Ramadlan,
dengan cara: Pertama, ruyah (ruyat al-hilal),
yaitu melihat dengan mata kepala atau
menggunakan alat tertentu terhadap wujudnya
hilal (bulan sabit) awal bulan. Kedua, hisab,
yakni menghitung posisi hilal dengan bantuan
ilmu Falak/Hisab/Astronomi. (QS. Yunus/10: 5);
(QS. Yasin/36: 39-40).
2. Niat pada Malam Harinya
3. Makan Sahur

4. Meninggalkan Segala yang


Membatalkan Puasa, seperti:
Perkataan kotor, dusta dan omong
kosong
Pembicaraan yang membuat
gaduh suasana
Bertengkar atau memaki-maki
teman
Berkata dan berperilaku dusta
6. Segera Berbuka Ketika
Maghrib

Rukhsah Tidak Berpuasa


Ramadhan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Karena
Karena
Karena
Karena
Karena
Karena

datang bulan (haidl) atau sedang nifas


Sakit (QS. Al-Baqarah/2: 184)
Safar (Bepergian)
Tua (QS. Al-Baqarah/2: 184)
Kerja Berat (QS. Al-Baqarah/2: 184)
Hamil atau Menyusui

Membatalkan Puasa
Ada dua macam hal-hal yang membatalkan
puasa seseorang, yaitu: pertama, yang
membatalkan puasa dan berakibat untuk
mengganti di hari lain sebanyak yang
ditinggalkan, dalam hal ini dikarenakan
makan, minum, datang bulan (haidl), atau
nifas. Dan yang kedua yang berakibat selain
mengganti juga harus (wajib) membayar
kafarat, hal ini disebabkan karena
melakukan seksual pada siang hari pada
bulan Ramadlan itu.

Terimakasih...wassalamualaik
um...

Anda mungkin juga menyukai