Makalah Hipertensi
Makalah Hipertensi
PENDAHULUAN
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien hipertensi
b. Tujuan Khusus
1) Memaparkan konsep penyakit hipertensi yang meliputi anatomi dan fisiologi penyakit
jantung, definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pathway,
komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, keperawatan dan diet
2)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Hipertensi
a. Anatomi
1) Jantung
Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak di dalam dada, batas kanannya terdapat
pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercosta kelima kiri pada linea
midclavikula.
Hubungan jantung adalah:
a) atas: pembuluh darah besar
b) bawah: diafragma
c) setiap sisi: paru-paru
d) belakang: aorta dessendens, oesopagus, columna vertebralis
2) Arteri
Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ. Arteri terdiri dari
lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan elastin/otot: aorta dan cabangcabangnya besar memiliki lapisan tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk
menghantarkan darah untuk organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot
(mengatur jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
a) Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
b) Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia
lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arterosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
c) Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat, Sebaliknya, jika:
a) Aktivitas memompa jantung berkurang,
b) arteri mengalami pelebaran,
c) banyak cairan keluar dari sirkulasi.
b. Fisiologi
Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung oksigen dalam
sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk mengumpulkan darah
deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang) dari sistem vena yang dikirim ke
dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Black, 2010).
2.2 Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah atau
kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan Darah
Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya
Berlebihan, Tensi artinya tekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem
peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anakanak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari
juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam
hari.
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Commitee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan
darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai
primer/esensial (hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki (Marilynn E. Doenges,
dkk, 1999).
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah (Arif
Muttaqin, 2009).
Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di
atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik di
atas 160 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik
sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
2.3 Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (2003) dapat dilihat pada tabel berikut:
Klasifikasi
Normal
Prehipertensi
Hipertensi
stage I
Hipertensi
>150
>100
stage II
(Arif Muttaqin, 2009).
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO:
Kategori
Optimal
Normal
Tingkat I (hipertensi ringan)
Sub group: Perbatasan
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang)
Tingkat 3 (Hipertensi Berat)
Hipertensi Sistol terisolasi
Sub group: Perbatasan
(Andy Sofyan, 2012)
Sistol (mmHg)
<120
<130
140-159
140-149
160-179
>180
>140
140-149
Diastol (mmHg)
<80
<85
90-99
90-94
100-109
>110
<90
<90
Sistol (mmHg)
<120
120-139
140-159
160
140
Dan/Atau
Dan
Atau
Atau
Atau
Dan
Diastol (mmHg)
<180
80-89
90-99
100
<90
Terisolasi
(Andy Sofyan, 2012)
Tekanan darah normal
Tekanan darah setiap orang bervariasi setiap hari, tergantung pada keadaan dan
dipengaruhi oleh aktivitas seseorang, jadi tekanan darah normalpun bervariasi.
Orang dewasa bila tekanan darah menunjukkan angka 140/ 90 mmHg ke atas
dianggap tidak normal. Ada anggapan tekanan darah rendah kurang baik, hal tersebut
kurang tepat. Sebab data statistik menunjukkan bahwa orang dengan tekanan darah rendah
mempunyai umur yang sama dengan yang disebut normal. Yang terbaik adalah menjaga
tekanan darah agar normal dan anggapan bahwa semakin bertambah usia tekanan darah
lebih tinggi tidak menjadi masalah, adalah anggapan yang perlu diluruskan, karena
berdasarkan data statistik orang tua yang tekanan darahnya berkisar di normal,
kecenderungan mendapat gangguan stroke rendah. Periksa tekanan darah secara teratur
minimal 6 bulan sekali atau setiap kali ke dokter/ fasilitas kesehatan.
Di kenal 2 klasifikasi hipertensi (berdasarkan penyebabnya) yaitu :
a.
pasti. Dikatakan juga bahwa hipertensi ini adalah dampak dari gaya hidup seseorang dan
faktor lingkungan.
b.
Hipertensi secundary, adalah hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit dari penyakit
lain misalnya kelainan pada ginjal atau keruskanan dari sistem hormon.
WHO mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan ada tidaknya kelainan pada organ tubuh
lain, yaitu :
a.
b.
c.
Hipertensi borderline : tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/95 mmHg.
b.
Hipertensi ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110 mmHg.
c.
Hipertensi moderate : tekanan darah antara 200/110 mmHg dan 230/120 mmHg.
d.
Hipertensi berat : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140 mmHg.
2.3
Penyebab hipertensi
Ada 2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder.
a.
2. Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan
bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah tua. Namun Anda
dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
3. Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan
cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi ringan,
orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
4. Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda,
dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin.
5. Obesitas/Kegemukan
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
6. Stres
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat
memicu tekanan darah tinggi.
7. Rokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung
dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki tekanan
darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu penyakitpenyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
8. Kafein
Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman cola
bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9. Alkohol
Faktor
ini
bisa
dikendalikan. Konsumsi
alkohol
secara
berlebihan
juga
b.
c.
d.
Kelelahan.
e.
Mual.
f.
Sesak napas.
g.
Gelisah.
h.
Muntah.
i.
Mudah tersinggung.
j.
Sukar tidur.
k. Pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal
Keluhan tersebut tidak selalu akan dialami oleh seorang penderita hipertensi. Sering
juga seseorang dengan keluhan sakit belakang kepala, mudah tersinggung dan sukar tidur,
ketika diukur tekanan darahnya menunjukkan angka tekanan darah yang normal. Satusatunya cara untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi hanya dengan mengukur tekanan
darah.
2.5
Akibat-akibat hipertensi
Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan
menyebabkan kematian yang mendadak.
3. Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi penumpukan
produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal.
4.
Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O 2 berkurang bisa
2.6
Pencegahan hipertensi
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat
b.
c.
d.
Jangan merokok.
e.
f.
g.
Mengurangi stress.
h.
Jangan terburu-buru.
i.
Pencegahan Primer :
Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk
mengurangi berat badan.
Kurangi konsumsi alkohol.
Konsumsi minyak ikan.
Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium
juga cukup membantu.
Pencegahan Sekunder
Pola makanam yamg sehat.
Mengurangi garam dan natrium di diet anda.
Fisik aktif.
Mengurangi Akohol intake.
Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier
Pengontrolan darah secara rutin.
Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.
2.7
Pengobatan hipertensi
Pengobatan hipertensi yang paling baik adalah :
a.
Selalu mengontrol tekanan darah secara teratur dengan memeriksakan diri ke dokter.
b.
c.
d.
e.
Selain obat-obatan yang diijinkan oleh dokter,ada cara lain yang tradisisonal yaitu dengan :
1. Dua buah belimbing diparut kemudian diperas airnya sehingga menjadi satu gelas
belimbing dan diminum setiap pagi.
2. Daun salam 4 lembar + 2 gelas air direbus sampai menjadi 1 gelas, minum 2 gelas/hari.
3. Makan 2 buah ketimun / hari atau dibuat jus
Cara membuat jus mentimun :
d. kg buah mentimun dicuci bersih
e. Dikupas kulitnya kemudian diparut
f. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
g. Diminum setiap hari 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
2.4 Etiologi
a.
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epineprin, yang
menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan
aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor
kuat. Yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Pertimbangan gerontologis. Perubahan struktur dan fungsional pada sistem perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisistas jaringan ikat, dan penurunan dalam
relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan
tahanan parifer (Bruner dan Suddarth, 2001).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pemeriksaan Fisik
Melakukan pengkajian:
a.
b. Riwayat
1) Riwayat kesehatan keluarga
2) Riwayat penyakit dahulu
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Manifestasi klinis penyakit jantung seperti dyspnea, angina
5) Kebiasaan sehari-hari: nutrisi, istirahat, olah raga
6) Faktor psikologis dan lingkungan: stes emosional, budaya makan, dan status ekonomi
7) Faktor risiko
8) Riwayat alergi
9) Riwayat pemakaian obat: pil KB, steroid, NSAID
c.
Pemeriksaan fisik
EKG: adanya pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri, adanya penyakit
jantung koroner atau aritmia
2)
4)
5)
Asamm urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya
hipertensi
9) Foto rontgen: adanya pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta yang melebar
10) Echocardiogram: tampak adanya penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah
terjadi dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolik (Diklat PJT-RSCM, 2008).
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan untuk klien hipertensi mencakup:
a.
a.
vaskuler.
sebagai
sampai
peningkatan
130
mmHg,
tekanan
hasil
dipertimbangkan
sebagai
peningkatan
femoralis
mungkin
dan
teramati/terpalpasi.
volume/tekanan
atrium).
dengan
mencerminkan
vasokonstriksi
dekompensasi/penurunan
curah jantung.
Dapat
mengindikasi
atau
gagal
jantung,
lingkungan.
Batasi
jumlah
istirahat
di
gangguan,
bantu
pasien
leher,
meninggikan
kepala
tempat tidur
Anjurkan teknik relaksasi, panduan Dapat
imajinasi, aktivitas pengalihan
menurunkan
rangsangan
yang
Kolaborasi:
dengan
obat
lain
untuk
Diuretic
tiazin,
kortikosteroid
hidroklorotiazid
(esidrix/hidroDIURIL),
bendroflumentiazid (Naturetin)
Berikan pembatasan cairan dan diit Pembatasan ini dapat menangani retensi
natrium sesuai indikasi
sakit
kepala,
yang
memperlambat
atau
dan leher, tenang, redupkan lampu kamar, memblok respon simpatis efektif
teknik
relaksasi
(panduan
meningkatkan
tekanan vaskularserebral
sesuai Pusing dan penglihatan kabur sering
kebutuhan
hipotensi postural
Berikan cairan, makanan lunak, perawatan Meningkatkan kenyamanan umum.
mulut yang teratur bila terjadi perdarahan Kompres hidung dan mengganggu
hidung
atau
kompres
hidung
Kilaborasi:
mukosa
Menurunkan/mengontrol nyeri dan
simpatis
Antiansieta, missal lorazepam (ativan), Dapat mengurangi tegangan dan
diazepam (valium)
ketidaknyamanan
diperberat
oleh
stres
c.
INTERVENSI
respons pasien
RASIONAL
terhadap Menyebutkan parameter membantu dalam
sistolik
atau
meningkat
tekanan
40
diastolik
energi,
kursi
saat
menghemat
missal: penggunaan
energi,
energi
mengurangi
juga
membantu
kerja
bantuan
sesuai kebutuhan.
jantung
hanya
tiba-tiba.
sebatas
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg dan
diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Faktor genetik, Usia, keadaan
emosi seseorang, konsumsi Na terlalu tinggi, Obat, Hormonal, Neurologik ,dll.
Orang yang sugah terkena hipertensi dapat juga mengalami banyak komplikasi
yang diderita, diantaranya Stroke, kebutaan, angina pectoris, CHF, gagal ginjal, infark
miokard, dll.
4.2 Saran
Untuk menghindari terjadinya hipertensi, maka sebaiknya kita selaku petugas medis
sebaiknya memberi contoh masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,
dan juga tidak mengkonsumsi makanan sembarangan yang belum teruji kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2. Jakarta:
EGC.
Copstead C., Lee-Ellen dan Jacquelyn L. Banasik. 2005. Pathophysiology Vol. 1.
Elsevier :St. Louis Missouri 63146.
Diklat PJTRSCM. 2008. Buku Ajar Keperawatan Kardiologi Dasar Edisi 4. Jakarta:
RSCM.
Doenges, Marilynn E., dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Gangguan Kardiovaskuler.
Jakarta: Salemba Medika.
Sofyan, Andy. 2012. Hipertensi. Kudus.
Corwin, J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.