DISUSUN OLEH :
INTAN BRIGITA RUNTU
22062014
Fisiologis
C. ETIOLOGI
D. KLASIFIKASI
- Normal apabila sistolik < 120 mmHg dan diastolic < 80 mmHg.
- Pre Hipertensi apabila sistolik 120-139 mmHg dan diastolic / 80-89
mmHg.
- Hipertensi stadium I apabila sistolik 140-159 mmHg dan diastolic / 90-99
mmHg.
- Hipertensi stadium II apabila sistolik ³ 160 mmHg dan diastolic / ³ 100
mmHg
E. MANIFESTASI KLINIS
F. PATOFISIOLOGI / PATOFLOW
dan anemia.
hipertensi
perbaikan ginjal
H. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan umum, merupakan usaha untuk mengurangi faktor
risiko terjadinya peningkatan tekanan darah. Penatalaksanaan umum
adalah penatalaksanaan tanpa obat-obatan, seperti :
1) Diet rendah natrium, dengan syarat dan prinsip diet sebagai berikut :
- Energi cukup, jika pasien dengan berat badan 115% dari berat
badan ideal disarankan untuk diet rendah kalori dan olahraga.
- Protein cukup, menyesuaikan dengan kebutuhan pasien
- Karbohidrat cukup, menyesuaikan dengan kebutuhan pasien
- Membatasi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol
- Asupan natrium dibatasi 800 mg/hari g) Asupan magnesium
memenuhi kebutuhan harian (DRI) serta dapat ditambah dengan
suplementasi magnesium 240-1000 mg/hari
2) Diet rendah lemak dapat menurunkan tekanan darah
3) Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol
4) Menurunkan berat badan agar kembali mencapai status gizi normal
5. Olahraga, bermanfaat untuk menurunkan tekanan perifer
b. Medikamentosa, merupakan penatalaksanaan hipertensi dengan obat-
obatan, yaitu :
1) Golongan diuretic
2) Golongan inhibitor simpatik
3) Golongan blok ganglion
4) Golongan penghambat Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)
5) Golongan antagonis kalsium
I. KOMPLIKASI
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai
organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat
terjadi pada penderita hipertensi yaitu :
- Stroke, terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah
tinggi di otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain
otak yang terpajan tekanan darah tinggi.
- Infark miokard, dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila
membentuk 12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah
melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventikrel,
kebutuhan oksigen miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Sedangkan
hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran
listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
- Gagal jantung, dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi.
Penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut
dekompensasi. Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa,
banyak cairan tertahan diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas
(eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
- Ginjal, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat
membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui
aliran darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh.
KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
Dalam Aspiani (2014), dijelaskan hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan
hipertensi, yaitu:
a. Identitas Klien, Identitas klien yang biasa dikaji pada klien adalah nama,
jenis kelamin, usia, karena banyak klien lansia yang mengalami masalah
hipertensi.
b. Keluhan Utama, Keluhan utama yang sering ditemukan pada pasien
hipertensi adalah nyeri, biasanya nyeri di kepala.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang, Riwayat Kesehatan ini berupa uraian
keadaan klien saat ini, mulai timbulnya keluhan yang dirasakan sampai
saat dilakukan pengkajian.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu, Riwayat Kesehatan yang lalu yang pernah
dialami oleh pasien.
f. Pemeriksaan Fisik
3) Tanda-tanda vital
- Pola eliminasi
2. DIAGNOSA
- Nyeri akut
- Intoleransi aktivitas
- Defisit Pengetahuan
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1. Nyeri akut Setelah diberikan intervensi Manjemen Nyeri Manjemen Nyeri
keperawatan selama …x2O4 ervasi : Observasi :
bs jam maka tingkat 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui
nyeri menurun, dengan karakteristik, lokasi,
kriteria hasil : durasi, frekuensi, karakteristik,
1. Keluhan nyeri menurun kualitas, intensitas durasi, frekuensi,
2. Meringis menurun nyeri kulititas, dan
3. Frekuensi nadi 2. Identifikasi skala intensitas nyeri
membaik nyeri 2. Mengetahui skala
4. Tekanan darah 3. Identifikasi factor nyeri pasien
membaik yang memperberat 3. Mengetahui
5. Pola tidur membaik dan memperingan factor yang
nyeri memperberat dan
4. Monitor efek memperingan
samping nyeri
penggunaan 4. Mengetahui efek
analgetik samping
Terapeutik : penggunaan
analgesic
1. Berikan terapi
Terapeutik :
nonfarmakologis
untuk mengurangi 1. Membantu
rasa nyeri meredakan nyeri
2. Kontrol lingkungan dengan terapi
yang memperberat nonfarmakologis
rasa nyeri
Edukasi : 2. Mempertahankan
kenyamanan
1. Jelaskan penyebab,
pasien dengan
periode, dan pemicu
control
nyeri
lingkungan
2. Jelaskan strategi
Edukasi :
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik 1. Menambah
nonfarmakologis pengetahuan
untuk mengurangi pasien dan
rasa nyeri keluarga
Kolaborasi : menyenai
penyebab,
1. Pemberian
periode, dan
analgetik, jika perlu
pemicu nyeri
2. Menambah
wawasan pasien
dan keluarga
mengenai strategi
meredakan nyeri
3. Menambah
wawasan pasien
dan keluarga
mengenai teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
1. Membantu
mengurangi nyeri
dengan
farmakologi
2. Gangguan Pola Setelah diberikan asuhan Intervensi Utama
Tidur keperawatan selama
Dukungan tidur
….x……jam diharapkan
Observasi
pola tidur membaik dengan
1. Untuk
Kriteria hasil : 1. Identifikasi pola
mengetahui pola
1. Keluhan sulit tidur aktivitas tidur
aktivitas dan
menurun 2. Identifikasi faktor
tidur pasien
2. Keluhan sering terjaga pengganggu tidur
2. Untuk
menurun 3. Identifikasi
mengetahui
3. Keluhan tidak puas makanan dan
faktor
tidur menurun minuman yang
4. Keluhan pola tidur mengganggu tidur pengganggu
berubah menurun (mis. Kopi, the, tidur pasien
5. Keluhan istirahat tidak alcohol, makan 3. Agar pesien
cukup menurun mendekati waktu dapat tidur
6. Kemampuan tidur, minum cukup waktu
beraktivitas meningkat banyak air malam hari
sebelum tidur)
4. Agar tidak
4. Identifikasi obat terjaga tidur
tidur yang pada malam hari
dikonsumsi
5. Agar pasien
Terpeutik merasa lebih
5. Modifikasi nyenyak ketika
lingkungan tidur
(mis.pencahayaan 6. Agar waktu tidur
,kebisingan, suhu, pasien tidak
matras,dan tempat terganggu
tidur)
7. Agar pasien
6. Batasi waktu tidur merasa lebih
siang, jika perlu tenang ketika
beristirahat tidur
meningkatkan nyenyak
menghindari mengandung
makanan/minuma kafein
berkontribusi tidak
terhadap ketergantungan
tidur (mis.
Psikologis, gaya
hidup, sering
berubah shift
bekerja)
16. Ajarkan
relaksasi otot
autogenic atau
cara
nonfarmakologis
lainnya
3. Intoleransi Setelah diberikan asuhan Intervensi Utama
aktifitas keperawatan selama...x… (manajemen energi)
jam diharapkan toleransi
aktivitas meningkat dengan
kriteria hasil: OBSERVASI:
OBSERVASI:
membaik mengantisipasi
UKASI:
10. Anjurkan
ED 9. Agar kebutuhan
melakukan aktivitas
istirahat pasien
secara bertahap
terpenuhi
10. Agar pasien
11. Anjurkan dapat melakukan
menghubungi aktivitas secara
perawat jika tanda bertahap
dan gejala 11. Agar perawat
kelelahan tidak dapat memberikan
berkurang penanganan lebih
12. Ajarkan strategi lanjut
koping untuk
mengurangi 12. Agar pasien
kelelahan dapat mengetahui
cara mengurangi
KOLABORASI: kelelahan
13. Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
KOLABORASI:
meningkatkan
asupan makanan 13. Agar pasien
dapat
mengetahui
cara
meningkatkan
asupan
makanan
4. Defisit Setelah diberikan asuhanISDKI
pengetahuan keperawatan selama …x…Edukasi Kesehatan 1. Mengetahui factor
jam,diharapkan 1. Identifikasi faktor- yang mempenga-
pengetahuan bertambah faktor yang dapat ruhi perilaku
dengan kriteria hasil : meningkatkan dan hidup bersih dan
menurunkan sehat
SLKI :
motivasi perilaku 2. Menambah
a. Tingkat pengetahuan hidup bersih dan informasi tentang
1. Perilaku sesuai sehat kesehatan anak
anjuran 2. Berikan kesempatan 3. Agar tidak meng-
2. Kemampuanmenjelas- untuk bertanya hambat tumbuh
kan pengetahuan ten- 3. Anjurkan perilaku kembang anak
tang suatu topik hidup bersih dan 4. Agar orang tua
3. Persepsi yang tidak sehat tidak keliru
keliru terhadap 4. Jelaskan manfaat tentang perawatan
masalah perawatan bayi bayi
4. Menjalani
pemeriksaan
yangtepat
1. Pengkajian
Proses kesehatan fungsional
menurut Gordon dalam
Aspiani (2016) yaitu:
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, letih,
napas pendek, gaya hidup
monoton.
Tanda : frekuensi jantung
meningkat, perubahan irama
jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala :
1) Riwayat hipertensi,
aterosklerosis, penyakit
jantung koroner/katup, dan
penyakit serebrovaskuler.
2) Episode palpitasi
Tanda :
1) Peningkatan tekanan darah
2) Nadi denyutan jelas dari
karotis, jugularis, radialis,
takikardia
3) Murmur stenosis