JURNAL ABDIDAS
http://abdidas.org/index.php/abdidas
Abstrak
Teknologi yang semakin berkembang dan informasi yang menyebar cepat mempengaruhi gaya kepemimpinan
sekarang ini, termasuk gaya kepempimpinan orang muda. Orang muda yang merupakan generasi penentu pola
kepemimpinan ke depan perlu dibekali dengan materi diklat kepemimpinan. Sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan jiwa kepemipinan Orang Muda Katolik (OMK) Rukun Maria Bintang Laut, Paroki Hati Kudus
Yesus Ambon, maka penulis dan beberapa aktifis OMK melaksanakan sebuah program pelatihan
kepemimpinan yang berjudul “Membangun Jiwa Kepemimpinan yang berintegirtas dan inovatif”. Kegiatan
ini bertujuan untuk memberikan informasi dan motivasi kepada pegurus organisasi OMK tentang
kepemimpinan dan organisasi agar lebih optimal memajukan organisasi, OMK dapat mengetahui gaya
kepemimpinan, menciptakan visi, tujuan dan rencana strategis, memberdayakan diri dan orang lain. Pelatihan
kepemimpinan ini bertujuan untuk membangun jiwa kepemimpinan yang berintegritas dan inovatif pada diri
Orang Muda Katolik. Metode pelaksanaan menggunakan teknik pelatihan, diskusi dan instrumen kertas kerja.
Hasil dari kegiatan pengabdian ini yaitu meningkatnya wawasan dan pengetahuan orang muda katolik tentang
organisasi dan kepemimpinan dan materi yang dipelajari dapat diterapkan dalam kegiatan berogranisasi.
Kata kunci: pelatihan, kepemimpinan, orang muda katolik
Abstract
The increasing of technology and rapidly spreading information affects our youngsters' leadership pattern. As
we know that youngsters will be the trendsetter of our future leadership pattern, they need to be supported by
suitable leadership training. As an effort to support th catholic youth's leadership, OMK Rukun Maria
Bintang Laut parish of Jesus' sacred heart Ambon will hold a leadershp programme with theme "To build the
integrity and inovative leadership". The activity's goal is to train the youngster to get sufficient information
and motivation to optimize themselves, thus the can get knowledge, vision and strategic plan, also empower
themselves and others. The method used will be discussion and paper work instrument. The result of this
service activity is the increased insight and knowledge of young Catholics about organization and leadership
and the material learned can be applied in organizational activities.
Keywords: training, leadership, catholic youth
Copyright (c) 2020 Maria J.F Esomar, Vury Lilian Angela Sadubun
Corresponding author
Address : Universitas Pattimura ISSN 2721- 9224 (Media Cetak)
Email : dyahesomar@gmail.com ISSN 2721- 9216 (Media Online)
Phone : 081247888554
DOI : https://doi.org/10.31004/abdidas.v1i6.138
obatan terlarang seperti narkoba bahkan seks Maka untuk melahirkan pemimpin yang
bebas. Mereka tidak peduli dengan apa yang handal apalagi berintergritas dibutuhkan upaya dan
dikatakan orang tua dan cenderung mengabaikan kerja keras. Pekerjaan ini tidak dilakukan seorang
norma-norma sosial. diri. Perlu kolaborasi dengan semua stakeholders.
Kedua, perspektif hubungan sosial budaya. Keluarga adalah tempat pertama pembinaan orang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi muda dimulai. Teladan dan nilai hidup orang tua
yang cepat dan masif turut serta membentuk menjadi fondasi terbangunnya karakter orang
perilaku orang muda. Social dan cultural change muda yang unggul. Sekolah dan lingkungan sekitar
adalah buah dari akulturasi budaya yang mengalir merupakan tempat kedua penghayatan nilai nilai.
deras. Hidup sosial yang mengandalkan Potensi, bakat dan kemampuan anak muda patut
kebersamaan dalam komunitas bergeser pada dieksplorasi. Disiplin dan daya kreasi amat perlu
individualisme. Kecenderungan bergantung pada dikembangkan. Orang muda perlu dibantu
layar membentuk yang namanya screen culture. mengembakan sikap empati kepada realitas sekitar
Lahirlah perilaku a social. Hilangnya kepedulian agar terbangun sikap compassion kepada sesama
dengan sesama. Orang lebih sibuk dengan layarnya bahkan kepada lingkungan hidup. Pihak ketiga
sendiri. TIME menyebut orang muda sebagai “The adalah Gereja. Paus Fransiskus mengingatkan
Me Me Me Generations”, generasi yang suka dalam Ensiklik Lumen Fidei #3: “Dalam ketiadaan
mengunggah diri sendiri di media jejaring sosial. cahaya, setiap hal menjadi membingungkan.
Orang Muda Katolik diutus ke tengah budaya di Sukarlah melihat kebaikan dalam gelapnya
mana orang muda dengan mudah larut oleh gebyar kejahatan”. Ancaman ketagihan pornografi
daya tarik visual di smartphone. menjadi nyata, jauh melebihi ketagihan akan
Ketiga, pada tataran spiritual, orang muda narkoba, dan keduanya tetap tidak bisa dipuaskan
cenderung berada pada zona „asal ngumpul dan oleh pendar-pendar layar gadget yang terus
senang-senang‟. Ini hal yang „wajar‟ karena menawarkan produk-produk terbaru. Dalam situasi
begitulah dunia orang muda. Konsekuensinya demikian, OMK mesti dibawa kepada inti
adalah daya refleksi mereka rendah. panggilannya.
Ketidakmampuan membaca realitas sosial bahkan Orang muda katolik memiliki semangat
ketidakmampuan membaca diri sendiri adalah untuk berinovasi dan mengembangkan dirinya,
kondisi kritis dimana banyak masalah akan hanya saja kegiatan-kegiatan yang bertujuan
diselesaikan dengan jalan pintas. Pemberontakan, mengembangkan sumber daya manusia masih
reaktif dan kecenderungan menutup diri akan kurang dilaksanakan. Hal ini berdampak pada
membahayakan hidupnya sendiri. Stres dan keterampilan manejerial yang dimiliki OMK,
depresi akan melahirkan generasi yang muda antara lain pemahaman OMK tentang bagaimana
menyerah. mengelola organisasi, bagaimana menumbuhkan
jiwa kepemimpinan dan membangun karakter yang Manfaat kegiatan pengabdian kepada
memiliki integritas. masyarakat berupa sosialisasi dan pelatihan
Sebagai salah satu upaya untuk meningkat tentang manajemen organisasi dan kepemimpinan
jiwa kepemipinan Orang Muda Katolik Rukun diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
Maria Bintang Laut, Paroki Hati Kudus Yesus peserta yaitu :
Ambon, maka penulis dan beberapa aktifis OMK 1) Adanya transfer knowledge kepada pengurus
melaksanakan sebuah program Pelatihan orang muda katolik.
Kepemimpinan yang berjudul “Membangun Jiwa 2) Mampu menyusun program kerja yang strategis
Kepemimpinan yang Berintegritas dan Inofatif”. sehingga dari kegiatan pengabdian ini
Upaya ini demi membentuk generasi muda yang diharapkan membangun kepercayaan diri,
mampu mengembangkan dirinya dan mampu memberdayakan OMK dan memilki
berkontribusi membangun masyarakat setempat. kemampuan serta pengetahuan organisasi.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan untuk
mengarahkan orang muda katolik agar siap METODE
bersaing di era digital dengan tetap memiliki jiwa Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
integritas yang tinggi.(Ilhamia & Suwanda, 2016, Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan
p. 3). kepemimpinan dengan metode pembelajaran
Secara umum kegiatan yang dilaksanakan partisipastif, maka disusun kerangka pemecahan
pada bulan Februari tahun 2020 ini bertujuan masalah pada gambar 1.
untuk mensosialisasikan materi tentang
kepemimpinan, manajemen organisasi pada Merancang Modul Pelatihan
komunitas orang muda katolik lingkungan Maria
Bintang Laut Paroki Hati Kudus Yesus Ambon.
FGD dengan Mitra (Orang Muda Katolik
Adapun tujuan khusus dari kegiatan PKM ini Rukun MBL Paroki Hati Kudus Ambon
antara lain:
1. Memberikan informasi dan motivasi kepada
Penyampaian Materi (Presentasi dan Diskusi)
pegurus organisasi OMK tentang
kepemimpinan dan organisasi agar lebih
optimal memajukan organisasi.
Rencana Aksi
2. OMK dapat mengetahui gaya kepemimpinan,
menciptakan visi, tujuan dan rencana strategis,
memberdayakan diri dan orang lain.
Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
3. Membangun jiwa kepemimpinan yang
berintegritas dan inovatif pada diri Orang Muda Gambar 1 : Kerangka Pemecahan Masalah
Katolik.
Merancang Modul Pelatihan Pada tahap ini OMK diberi materi tentang
Tahap pertama yakni menyusun materi bagaimana memberdayakan orang lain,
pembelajaran yang berisikan fife (5) practices of mengapresiasi orang lain dan mengetahui gaya
exemplary leadership. Pada tahap ini dijelaskan kepemimpinan. Sebelum dilakukan pelatihan,
dalam modul tersebut karaktersitik pemimpin terlebih dahulu diberikan kuisioner pretest yang
berdasarkan the fife practice of exemplary dilanjutkan dengan pemberian materi pelatihan dan
leadership. Kompetensi yang ingin dicapai dari diakhiri dengan posttest untuk mengetahui
mempelajari modul ini yaitu OMK dapat seberapa besar terjadi peningkatan pengetahuan
mendefinisikan kepemimpinan ke dalam lima mitra.
praktek perilaku teladan (Five Practices Of
Exemplary Behavior) dan mampu Rencana aksi
mengaplikasikan dalam kehidupan beroganisasi Pada tahap ini peserta diberi kesempatan
dan bermasyarakat. untuk mengisi kertas kerja yang di dalamnya
termuat rencana aksi untuk meningkatkan praktek
FGD Teknis Pelaksanaan Pengabdian dengan kepemimpinan terbaik.
Mitra
Tahap ini dilakukan untuk mendiskusikan Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
kegiatan pengabdian sebelum dilaksanakan. Mitra Pada tahap ini, akan dilakukan evaluasi
pada kegiatan pengadian ini adalah organisasi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan
Orang Muda Katolik yang berada di lingkungan dalam kegiatan pengabdian oleh tim dan juga
rukun Maria Bintang Laut Ambon, Paroki Hati mitra. Hasil evaluasi menjadi bahan pertimbangan
Kudus Yesua, Ambon. Metode pelaksanaan untuk kegiatan pengabdian selanjutnya.
program yang dilaksanakan terdiri dari
serangkaian proses identifikasi kebutuhan, HASIL DAN PEMBAHASAN
sosialsiasi, pelatihan dan penyusunan materi Kepemimpinan adalah seni menggerakkan
organisasi dan kepemimpinan Identifikasi orang lain agar turut memperjuangkan kepentingan
kebutuhan mitra bertujuan untuk mengetahui bersama (Tiqwani, Tri, & Manajemen, 2014, p. 1).
permasalahan mitra. Hal-hal lain yang akan Lima praktek kepemimpinan terbaik merupakan
dibahas dalam FGD antara lain terkait pengaturan panduan yang wajib dimiliki dan dikembangkan
kembali/penyesuaian jadwal kegiatan. oleh pemimpin untuk dapat tercipta suatu
perubahan dan meningkatkan prestasi dan peluang
Pendidikan dan pelatihan menuju kesuksesan. Dengan mengikuti pelatihan
Tahap ini dilakukan pelatihan yang ini OMK dapat mengeluarkan potensinya dengan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mitra optimal, berbagi visi, menjadi teladan, menjadi
terkait dengan organisasi dan kepemimpinan. inspirasi bagi anak muda yang lain, memiliki sikap
membangun kepercayaan atas dasar karakter yang serta menciptakan tim kerja yang bermotivasi
layak dipercaya dan karakter yang memiliki tinggi dan kompeten.
kompeternsi. Dengan terlaksananya pelatihan
Orang dengan integritas adalah orang yang kepemimpinan ini seyogyanya dapat melahirkan
mampu melakukan apa yang dikatakan. Orang sosok-sosok pemimpin OMK yang memiliki
dengan kompetensi adalah orang yang memiliki integritas dan berjiwa inovatif. Namun demikian
keahlian dan kemampuan yang diperlukan oleh cahaya tanpa kegelapan adalah menjadi tidak
peran dan tanggung jawab mereka di suatu lengkap, oleh karena itu seorang pemimpin yang
oragnisasi. OMK diharapakan dapat menjadi team berintegritas dituntut untuk menghadapi, menerima
work yang hebat dalam bekerja, mampu dan memadukan sisi alami dan cemerlang yang
berkolaborasi dan membuat rekan kerja merasa ditampilkan dengan sisi gelapnya yang
dihargai, memberi ruang kepada sesama anggota tersembunyi. Sebagaimana diungkapkan oleh
organisasi untuk berinofasi dan mengembangkan Mahatma Gandhi, “setan paling berbahaya di
keahliannya. Dengan memberdayakan diri sendiri dunia ini adalah setan yang selalu berada di
dan orang lain, OMK telah membangun jiwa sekitar hati kita. Disitulah tempat kita harus
kepemimpinannya, memiliki kinerja yang positif memerangi mereka”.
dan berkomitmen serta karakter yang berintegritas. Dengan demikian semakin jelaslah
keterlibatan OMK di masa sekarang ini sangat baik
jika OMK diberi tempat untuk ambil bagian dalam
kegiatan lingkungan sekitarnya. Semua potensi
yang ada dalam diri kaum muda dapat
dikembangkan dalam proses pembinaan,
keterlibatan secara aktif-positif dalam kehidupan
menggereja yang nantinya juga dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan demikian akan terdapat
banyak pengalaman kepemimpinan dalam kegiatan
Gambar 3. Praktek Mengapresiasi Orang Lain OMK. Disana diberi kemungkinan, kesempatan,
kepercayaan dan tanggung jawab sebagai subyek
Sesi mengenal gaya kempempinan, pada dan pelaku utama proses bina diri dan saling bina
sesi ini bertujuan agar OMK dapat mengetahui dan bersama kaum muda di lingkungan dan Paroki.
mengidentifikasi gaya kepempimpnan. Dengan Kaum muda bukan lagi bejana kosong yang
mengenal gaya kepemimpinan diharapkan OMK perlu diisi atau lilin yang harus dibentuk menurut
dapat memiliki kepecayaan diri, memobilisasi selera para pembina. Kaum muda bukan obyek,
rekan kerja untuk mencapai visi organisasi, melainkan subyek dalam pengembangan iman dan
berempati dan membangun hubungan komunikasi, karakter guna pengembangan gereja. Dengan
demikian, segala bentuk pembinaan yang sifatnya kepemipinan selama ini yang berlaku di organisasi
menggiring, mendikte, mengobyekkan dan OMK, dan membuat rencana tindak lanjut atas
memanfaatkan kaum muda demi suatu program kerja organisasi OMK. Rencana
kepentingan di luar perkembangan diri mereka dan keberlanjutan program tetap dalam kegiatan
peran serta tersebut di atas haruslah dihindari dan pelatihan dan pendampingan, dengan sasaran
dihilangkan. Hakikat pembinaan kaum muda, peserta adalah Orang Muda Katolik (OMK) pada
sebagai karya pastoral, adalah pelayanan dan paroki yang berbeda dan OMK yang sudah
pendampingan. mengikuti pelatihan ini diharapkan dapat menjadi
Dorongan perubahan untuk melakukan pemateri pada kegiatan- kegiatan berikutnya.
inovasi dalam OMK bisa terjadi baik dari desakan
di dalam kepengurusan OMK maupun faktor SIMPULAN
eksternal sebagia akibat dari era digitalisasi saat ini Berdasarkan hasil kegiatan pelatihan, dan
yang tak terhindarkan. Di samping itu, lewat pembahasan yang telah disampaikan, maka dapat
kegiatan pelatihan ini OMK sudah dibekali untuk dibuat kesimpulan sebagai berikut:
semakin berani menampilkan jati diri mereka 1. Orang Muda Katolik Rukun Maria Bintang
sebagai pribadi yang sangat potensial. Dengan Laut, Paroki Hati Kudus Yesus Ambon
demikian, OMK mampu bergiat dalam kegiatan- memiliki potensi untuk mengembangkan Jiwa
kegiatan yang melibatkan peran mereka dalam kepemimpinan yang berintegritas dan
paguyuban dan organisasi masyarakat dan Gereja. inovatif.
Lebih dari pada itu, dengan memberdayakan orang 2. Organisasi Orang Muda Katolik dapat
lain, OMK diharapkan mampu berperan membantu menjadi sarana untuk memberdayakan diri,
sesama mengembangkan kemampuan diri. Hal ini memberdayakan orang lain dan menerapkan
sejalan dengan apa yang diungkapkan Duta gaya kepemimpinan 5 practices of exemplary
Vatikan pada saat pelaksanaan Indonesian Youth leadership.
Day tahun 2019 di Filipina bahwa setiap OMK itu 3. Orang Muda Katolik bisa bekerja dalam team
cahaya kecil, tapi bersama-sama cukup memberi work yang solid, berkontribusi untuk
harapan, cinta dan kehidupan. Hendaknya OMK memajukan organisasi dan dapat
tidak bosan menjadi instrument harapan di antara melaksanakan program yang sudah dibuat.
sesama mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Rencana Aksi Dale, K. (2017). Learning Leadership: The Five
Fundamentals of Becoming an Exemplary
Setelah sesi pelatihan, OMK diberikan
Leader. The Journal of Applied Management
instrumen kertas kerja sebagai sarana latihan. and Entrepreneurship.
https://doi.org/10.9774/gleaf.3709.2017.ja.00
Kertas kerja yang diisi berisikan gaya
010
kepemimpinan yang ingin dikembangkan, gaya
Daswati. (2012). Implementasi peran