Anda di halaman 1dari 3

Juliasih Partini,dkk / Eksperimen Sederhana Menggunakan Prinsip Defisiensi Tabung Suntik sebagai Alternatif Mata

Praktikum Fisika Dasar

135

Eksperimen Sederhana Menggunakan Prinsip Defisiensi Tabung


Suntik sebagai Alternatif Mata Praktikum Fisika Dasar
Juliasih Partini, Kamsul Abraha
Jurusan Fisika FMIPA UGM Yogyakarta
juliasih@ugm.ac.id

Abstrak Telah dilakukan eksperimen sederhana namun mengandung banyak kajian fenomena fisis terutama hukum
dasar termodinamika. Teori dasar yang digunakan berdasar hukum Boyle dan konsep gas ideal. Defisiensi yang
muncul pada peralatan tabung suntik digunakan untuk menentukan tekanan atmosfir udara luar. Hasil perhitungan
mendapatkan nilai tekanan atmosfir udara luar sebesar (1,01 0,09) 105 Pa. Hasil ini menunjukkan bahwa
eksperimen sederhana ini dapat dijadikan sebagai alternatif mata praktikum fisika dasar.
Kata kunci: tekanan atmosfir, Hukum Boyle, defisiensi, praktikum.
Abstract it has been reviewed in this paper a simple experiment which is contain rich physical phenomena
espescially in basic law of thermodynamics. The methods is based on Boyles law and ideal gases concept. A deficiency
that arised from a plastic syringe has been used to determined atmospheric pressure. Experiments result of
atmospheric pressure value is (1,01 0,09) 105 Pa. The result showed that this simple experiment could be an
alternative as an undergraduate basic physics laboratory work.
Key words: atmospheric pressure, Boyles law, deficiency, laboratory work.

I. PENDAHULUAN
Praktikum Fisika Dasar membutuhkan mata
praktikum yang dapat menggambarkan fenomena fisis
dengan baik, hasil yang akurat, kepresisian yang
memadai, namun sedapat mungkin tidak menggunakan
peralatan yang rumit. Mata praktikum tersebut juga
diharapkan mudah dioperasikan oleh siswa. Salah satu
mata
praktikum
yang
dapat
dikembangkan
menggunakan peralatan sederhana adalah pengukuran
tekanan atmosfir. Pengukuran ini dapat menjelaskan
hukum Boyle, konsep gas ideal serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Pengukur tekanan secara umum menggunakan
tekanan atmosfir sebagai tingkat referensi dengan cara
mengukur perbedaannya dengan tekanan sesungguhnya.
Tekanan atmosfir (sebesar 1 atm) adalah tekanan yang
ekivalen dengan tekanan yang dikerahkan oleh tepat 76
cm air raksa pada 0C dengan gravitasi standar 9,8 m/s2.
Bagaimana mengukur tekanan atmosfir ini? Pada
awalnya, Evangelish Toricelli pada tahun 1643 telah
membuat satu metode untuk mengukur tekanan atmosfir
dengan menciptakan barometer air raksa. Barometer air
raksa tersebut dibuat dari sebuah tabung gelas yang
panjang yang diisi dengan air raksa dan dibalikkan di
dalam sepiring air raksa. Ruang di atas kolom air raksa
hanya mengandung uap air raksa, yang tekanannya
begitu kecil pada temperatur biasa sehingga tekanan
tersebut dapat diabaikan besarnya. Eksperimen ini
kemudian menginspirasi Pascal untuk membuat
barometer dengan menggunakan anggur merah dan
sebuah tabung gelas yang panjangnya 46 kaki. Peralatan
ini kemudian berkembang dengan cepat. Dewasa ini

telah banyak kita jumpai alat ukur tekanan digital tetapi


dengan harga yang relatif tidak murah. Untuk itu
dipikirkan suatu alat yang sederhana tetapi mampu
memberikan hasil pengukuran tekanan yang cukup baik.
Dalam makalah ini dilaporkan suatu
eksperimen pengukuran tekanan atmosfir dengan
menggunakan tabung kaca yang telah dimodifikasi
menjadi semacam tabung suntik. Tujuan eksperimen
adalah memperoleh nilai tekanan atmosfir udara luar.
Diharapkan, konsep teori, metode, dan prosedur
percobaan yang dilakukan serta hasil yang diperoleh
dapat memverifikasi kelayakan eksperimen ini sebagai
alternatif mata praktikum fisika dasar.
II. LANDASAN TEORI
Dalam termodinamika dikenal 3 peubah keadaan,
yakni tekanan (P), volume (V) dan temperatur (T).
Ketiga besaran tersebut bersifat saling gayut, atau biasa
disebut tidak saling bebas. Perubahan keadaan gas dapat
terjadi pada suhu tetap, tekanan tetap atau volume tetap.
Konsep teori yang menjadi dasar eksperimen ini adalah
konsep gas ideal dan hukum Boyle.
Konsep gas ideal yang menyatakan bahwa semua gas
pada kerapatan yang cukup rendah, cenderung
memperlihatkan sebuah hubungan sederhana antara
variabel-variabel termodinamikanya, yakni antara
tekanan (P), volume (V) dan temperatur (T). Volume
yang ditempati oleh gas tersebut pada suatu tekanan dan
temperatur yang diberikan adalah sebanding dengan
massanya. Konstanta tersebut akan sama dengan
banyaknya mol gas (n) dikalikan dengan konstanta gas

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823

136

Juliasih Partini,dkk / Eksperimen Sederhana Menggunakan Prinsip Defisiensi Tabung Suntik sebagai Alternatif Mata
Praktikum Fisika Dasar

universal (R = 8,34 J/mol.K). Hubungan tersebut dapat


dinyatakan dalam hukum Boyle-Gaylussac sebagai
PV = nRT

(1)

Walaupun tidak ada gas yang betul-betul merupakan


gas ideal tetapi gas ideal merupakan suatu konsep
sederhana yang sangat berguna dalam mendekati
keadaan yang sebenarnya. Gas ideal memiliki sifat
antara lain : semua massa partikelnya senilai, laju gerak
partikel ke segala arah senilai, tidak terjadi gaya tarik
antar partikel, volume gas terlalu kecil dibanding jarak
antar gas, dan tumbukan gas dengan dinding bersifat
lenting sempurna.
Isotermal merupakan suatu proses perubahan keadaan
gas ideal yang terjadi pada suhu tetap. Dalam hukum
Boyle ditegaskan bahwa pada suatu proses temperatur
konstan, tekanan gas akan berbanding terbalik dengan
volumenya, yang dinyatakan dalam bentuk persamaan

(2)
PV = tetap
III. METODE PENELITIAN
Berdasarkan pustaka [1], disajikan suatu peralatan
yang sederhana untuk mengukur tekanan atmosfir, yakni
dengan menggunakan jarum suntik. Dalam makalah ini
telah dicoba suatu alat pengukur tekanan atmosfir yang
dibuat dengan sederhana, murah, mudah dibuat, namun
tetap dapat memenuhi syarat akademik (keilmuan)
sehingga memberikan arti fisis yang memadai.
Eksperimen dilakukan dengan menggunakan sebuah
gelas kaca yang telah dimodifikasi sehingga dapat
berfungsi sebagai mana peralatan suntik (syringe).
Dalam keadaan kering dan bersih, piston karet di dalam
gelas kaca dapat bergerak leluasa (dengan asumsi
gesekan cukup kecil sehingga dapat diabaikan).
Gerakan karet piston tidak secara sempurna menutup
kolom gelas kaca. Hal ini terlihat saat mampatan piston
karet dibuat maksimal sehingga volume udara dalam
tabung kaca nol. Pada kondisi ini, jika seseorang dengan
gaya yang cukup kuat menarik piston karet tersebut,
didapatkan piston akan bergerak perlahan. Hal ini adalah
konsekuensi adanya udara yang mengisi kolom gelas
kaca tersebut. Defisiensi peralatan inilah yang digunakan
untuk menentukan tekanan atmosfir tersebut.
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam
eksperimen ini adalah gelas kaca yang telah dimodifikasi
lengkap dengan piston karet, statif-penjepit, katrol, tali
penggantung, tempat massa beban, massa beban, dan
stopwatch. Beberapa data tambahan yang diperlukan
dalam eksperimen ini adalah percepatan gravitasi lokal
9,8 m/s2, massa gelas kaca yang telah dimodifikasi
dengan sumbat karet 25 gram, massa piston karet 42
gram, massa tempat/gantungan beban massa 61 gram,
massa beban 1500
gram (massa katrol dan tali
diabaikan), suhu kamar 25 C, diameter kolom gelas
pirex 2,15 cm, dan tetapan Boltzman (R) 8,314 J
mol1K1

Gambar 1. Set-up eksperimen.

Gambar 1 memperlihatkan ketika sistem diberi gaya


untuk menarik piston karet, piston dapat bergerak
perlahan sebagai konsekuensi adanya rembesan udara
yang masuk ke dalam tabung kaca. Gerakan yang terjadi
sangat lambat sehingga dapat diasumsikan adanya
kesetimbangan tekanan udara. Tekanan atmosfir
ditentukan dari perubahan volume udara yang terukur di
dalam tabung kaca ketika mula-mula diberikan gaya dari
luar dibandingkan dengan volume udara yang terukur
saat tidak ada gaya dari luar.
Jika V1 dan P1 adalah volume udara dan
tekanan mula-mula yang ditentukan saat ada gaya dari
luar, V2 dan P2 adalah volume udara dan tekanan yang
terukur ketika tidak ada gaya dari luar, M massa beban,
A adalah luas permukaan tabung, g adalah percepatan
gravitasi bumi, maka tekanan udara luar (Pa) dapat
ditentukan berdasarkan persamaan berikut [2]:
Mg dan
P1 = Pa

P1V1 = P2V2 (3)

P2 = Pa

diperoleh :
Mg V1 (4)
Pa =

A V1 V2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil eksperimen disajikan dalam bentuk grafik sebagai
pada Gambar 2. Grafik pada Gambar 2 memperlihatkan
bahwa hubungan antara pertambahan V1 dengan
perubahan Volume (V) membentuk hubungan garis
lurus, yang berarti bahwa terjadi kesetimbangan tekanan
udara pada saat dilakukan pengukuran volume tersebut,
yakni tekanan udara di dalam sama dengan tekanan
udara di luar. Dengan demikian, tekanan atmosfir udara

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823

Juliasih Partini,dkk / Eksperimen Sederhana Menggunakan Prinsip Defisiensi Tabung Suntik sebagai Alternatif Mata
Praktikum Fisika Dasar

luar tersebut dapat ditentukan dari perubahan volume


udara yang terukur di dalam tabung pirex ketika mulamula diberikan gaya dari luar dibandingkan dengan
volume udara yang terukur saat tidak ada gaya dari luar.
Hal ini sesuai dengan makna dari persamaan (3) dan
persamaan (4).

137

masih dapat bergerak bebas tetapi rapat (tidak ada


kebocoran tekanan udara sehingga asumsi adanya
kesetimbangan tekanan benar-benar terpenuhi
dengan baik).
Masih ada ketakpastian yang muncul pada penetapan
perubahan volume karena harus digunakan massa
yang cukup berat untuk menarik piston.
Hasil pengukuran memperlihatkan bahwa nilai tekanan
atmosfer udara luar cukup akurat dengan kepresisian
yang memadai. Peralatan sederhana dengan konsep fisis
yang jelas dan ditunjang dengan prosedur eksperimen
yang tidak rumit memungkinkan untuk menerapkan
eksperimen ini sebagai alternatif mata praktikum.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari eksperimen ini
adalah:
1. Eksperimen pengukuran tekanan atmosfir udara luar
berhasil dilakukan menggunakan tabung gelas kaca
dimodifikasi semacam tabung suntik.
2. Hasil
eksperimen
Pa = (1,01 0,09) 10 5 Pa
memberikan nilai tekanan udara luar yang sesuai
dengan acuan referensi.
3. Eksperimen ini dapat digunakan sebagai alternatif
mata praktikum fisika dasar.

Gambar 2. Grafik hasil eksperimen.


Dalam analisa grafik, digunakan persamaan grafik
Mg
Mg V1
V1 V2 =
Pa =

A
V
V

1
2
A Pa

V1

(5)

Grafik pada gambar 2 menghasilkan nilai kemiringan


grafik 0,397 dengan nilai ketidakpastian 0,026 .
Kemiringan grafik ini sesuai dengan persamaan (5)
yang bila digabungkan dengan data tambahan yang telah
diberikan di awal, akan dapat menghasilkan nilai
tekanan atmosfir udara luar sebesar
Pa = (1,01 0,09) 10 5 Pa

Nilai tersebut sesuai dengan acuan referensi untuk


tekanan atmosfir udara luar. Hal ini menandakan metode
yang digunakan cukup akurat untuk menentukan nilai
tekanan atmosfir udara luar.
Beberapa kelemahan yang masih ada pada
eksperimen ini adalah
kesulitan membuat ukuran karet yang harus sesuai
dengan diameter tabung, sehingga batang piston

PUSTAKA
[1] Velasco, S., Gonzalez, Roman F.L, Whine, J.A, A simple
method for measuring atmospheric pressure, American
Journal of Physics, volume 70, no 12, 2002
[2] Serway, R.A, Jewett, J.W., Physics for Scientist and
Engineers, edisi 6, Thomson Brooks/Cole, New York,
2004

TANYA JAWAB
Edi S, USD
? Mengapa syringe plastic tidak digunakan? Padahal
juga harus rapat / besar geseknya pada exp sebenarnya
yang gelas.
Juliasih Partini, UGM
Untuk syringe plastic, massa beban yang digunakan
terlalu besar, sehingga mengganggu kesetimbangan
statipnya.

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY, Purworejo 14 April 2012
ISSN : 0853-0823

Anda mungkin juga menyukai