Modul Praktek IPA SMP
Modul Praktek IPA SMP
Lembar Kerja
Hukum Newton tentang Gerak (M-1)
I.
Tujuan
Mampu memahami Hukum Newton tentang gerak.
II.
Indikator Penilaian
- Peserta diklat mampu memahami Hk. Newton I, II, dan III.
III.
Teori Dasar
Di dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menjumpai hal-hal yang berkaitan dengan gaya.
Pemahaman tentang gaya akan membantu memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan gaya. Pada saat mendorong mobil, mengangkat suatu benda, dan mengayuh
sepeda, merupakan contoh gaya yang kita kerjakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam bahasa sehari-hari gaya dapat diartikan tarikan atau dorongan, terutama yang
dilakukan oleh otot-otot manusia. Dalam fisika, gaya dinyatakan dalam percepatan yang dialami oleh
saatu benda bila diletakkan di lingkungan tertentu yang sesuai dengan hukum gaya tentang gerak.
Hukum-hukum gaya dalam mekanika klasik diberikan oleh ilmuwan dari Inggris yang bernama Isaac
Newton.
Hukum I Newton menyatakan bahwa Setiap benda akan tetap berada pada keadaan diam
atau bererak lurus beraturan, kecuali ia dipaksa untuk mengubah keadaan itu oleh gaya-gaya yang
berpengaruh padanya. Hukum pertama ini merupakan sifat kelembaman benda, artinya setiap benda
mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan keadaannya semula.
Hukum II Newton menyatakan bahwa Bila suatu benda bekerja suatu gaya maka pada benda
akan timbul percepatan yang besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya dan berbanding
terbalik dengan massa benda. Secara matematis dinyatakan:
F = m.a
Dengan :
a = percepatan (m/s)
m = massa (kg)
F = gaya (N)
1 - 59
Faksi = Freaksi
Jika Anda mendorong benda dan melepasnya, benda tersebut lama-kelamaan akan berhenti.
Benda akan mengalami perlambatan atau terdapat gaya berlawanan yang membuat benda tersebut
berhenti. Besar gaya gesek bergantung pada kekasaran permukaan dan besarnya gaya normal (berat
benda).
Percobaan A
Tujuan
Menghitung percepatan gravitasi bumi
V.A.
Langkah Kerja
1. Timbanglah benda 1, benda 2, dan benda 3 sebanyak 5 kali!
2. Susunlah alat-alat percobaan seperti gambar berikut!
2 - 59
Massa
Benda (kg)
Posisi awal
Benda 1 (N)
Posisi akhir
Benda 1 (N)
Selisih gaya
Benda 1 (N)
g (m/s2)
Posisi awal
Benda 2 (N)
Posisi akhir
Benda 2 (N)
Selisih gaya
Benda 2 (N)
g (m/s2)
Posisi awal
Benda 3 (N)
Posisi akhir
Benda 3 (N)
Selisih gaya
Benda 3 (N)
g (m/s2)
1
2
3
4
5
Rata-rata
Tabel 2 : Benda 2
No.
Massa
Benda (kg)
1
2
3
4
5
Rata-rata
Tabel 3 : Benda 3
No.
Massa
Benda (kg)
1
2
3
4
5
Rata-rata
VI.A. Tugas
1.
Hitung harga rata-rata massa dan gaya pada benda1 dan benda 2!
2.
Percobaan B
Tujuan
Mencari besar percepatan sebuah benda
IV.B.
Statif
2.
Penggaris
3 - 59
V.B.
3.
1 buah Dinamometer
4.
Timbangan
5.
Trolly
6.
Stopwatch
Langkah Kerja
1.
2.
Letakkan trolly di bidang datar! Letakkan benda 1 di atas trolly! Tariklah menggunakan
dinamometer dengan gaya yang konstan sejauh 30 centimeter!
3.
Tabel 4
No.
1
2
3
4
5
Rata2
VI.B.
M1(Kg)
M2(Kg)
F1 (N)
F2 (N)
a1
a2
Tugas
1.
2.
3.
4.
4 - 59
Lembar Kerja
Usaha dan Energi (M-2)
I.
Tujuan
Memahami pengertian Usaha dan Energi.
II.
Indikator Penilaian
- Peserta diklat mampu memahami pengertian usaha dan energi
- Peserta diklat dapat menentukan bearnya usaha yang dilakukan oleh sebuah gaya
III.
Teori Dasar
Manusia dapat melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari karena adanya energi yang
diperoleh dari makanan yang berasal dari alam. Di alam terdapat banyak sumber energi, misalnya
energi matahari, batubara, air, angin, radioaktif, dan lain-lain. Energi tersebut ada yang terbarui dan
ada pula yang tidak dapat diperbarui. Energi yang dapat diperbarui misalnya energi angin, air,
matahari. Energi tersebut banyak tersedia di alam. Energi yang tak terbarui adalah sumber energi yang
terbatas jumlahnya di lam dan akan habis, misalnya minyak bumi, batubara, gas, dll
Jika Anda mendorong mobil sehingga mobil tersebut berpindah tempat, atau mengangkut
sekarung beras sehingga berpindah tempat masuk ke dalam mobil, maka Anda disebut telah
melakukan usaha.. Usaha didefinisikan sebagai gaya (F) yang bekerja pada suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berpindah kedudukannya. Secara matematis usaha dituliskan
W = F. s
Di mana
= usaha (joule)
= gaya (F)
Kemampuan untuk melakukan usaha tiap satuan waktu atau kecepatan untuk melakukan usaha
disebut Daya (P). Secara matematis daya dituliskan:
P = W/t
Dimana
= daya (watt)
= usaha (juole)
= waktu (sekon)
5 - 59
III.
IV.
Langkah Kerja
1. Letakkan balok di atas meja dan tariklah menggunakan dinamometer! Tarik perlahan-lahan
dengan besar gaya yang konstan dengan jarak 20 cm!
2. Catat waktu yang terjadi sampai benda berhenti!
3. Gantilah balok dengan berat atau ukuran yang berbeda! Tandai balok-balok tersebut
dengan menggunakan tanda tertentu, misalnya balok a, b, c, atau balok I, II, atau III!
4. Catat besarnya gaya, jarak tempuh, dan waktu pada tabel 3 di bawah!
5. Hitunglah besarnya gaya dan daya yang terjadi pada masing-masing-masing balok!
Tabel pengamatan
Nama
Balok
I
II
III
IV.
Gaya F (N)
Jarak (m)
Waktu
(sekon)
Energi
(joule)
Daya
(watt)
Diskusi
1. Bagaimanakah besarnya usaha yang terjadi dengan semakin besarnya beban yang
diberikan?
2. Bagaimanakah besarnya gaya terjadi dengan semakin besarnya, atau beratnya balok!
3. Apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan diatas?
4. Jika Anda mencoba mengangkat sebuah karung yang berat, akan tetapi karung tersebut
tidak beranjak sedikitpun pada tempatnya, apakah Anda disebut telah melakukan usaha?
6 - 59
Lembar Kerja
Fluida Hukum Archimedes (F 1)
I.
Tujuan
Peserta diklat mampu memahami hukum Archimedes, menyelidiki hubungan gaya ke atas
dengan berat zat cair yang dipindahkan.
II.
III.
Indikator Penilaian
-
Peserta diklat mampu merangkai alat dan bahan sesuai lembar kerja.
Teori Dasar
Tentunya Anda pernah memasukkan benda ke dalam air. Ada tiga kemungkinan pada benda
tersebut, yaitu terapung, melayang, atau tenggelam. Tahukah Anda mengapa sebuah kapal
layar/kapal laut dapat mengapung di atas air? Padahal, kapal tersebut tentunya mempunyai berat
yang besar, mengapa tidak tenggelam? Hal itu berhubungan dengan hokum-hukum fisika, untuk
mengetahuinya pelajarilah uraian berikut.
Jika sebuah benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida (cairan atau
gas) yang diam, fluida tersebut akan mengerahkan tekanan pada setiap bagian permukaan benda yang
bersentuhan dengan benda tersebut. Resultan semua gaya yang bekerja adalah sebuah gaya yang
mengarah ke atas, yang dinamakan gaya angkat ke atas atau gaya apung.
Tentunya Anda telah mempelajari tentang pengertian gaya dan tekanan. Gaya secara singkat
diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang bekerja pada sebuah titik benda. Tekanan / stress
adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu satuan luas. Secara matematis tekanan dituliskan
sebagai berikut.
P=F/s
Dimana :
P = tekanan (Pascal)
F = gaya (Newton)
s = luas permukaan benda yang dikenai gaya (m2)
7 - 59
Dimana :
IV.
V.
Langkah Kerja
1. Rangkai alat percobaan seperti pada gambar!
Bejana luber
Statif
8 - 59
1
1
Beban ke2
tumpahan
5
VI.
Gaya keatas Fa = wo w1
Tugas
a. Hitunglah berat air yang dipindahkan!
b. Hitunglah gaya angkat ke atas zat cair!
c. Apakah berat air yang dipindahkan sama dengan atau sebanding dengan gaya ke atas!
Mengapa, jelaskan!
d. Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari gaya angkat ke atas, atau Hukum archimedes!
9 - 59
VII.
Diskusi
1. Sebuah perahu ber massa 100 ton. Berapa m3 sekurang-kurangnya volume bagian perahu
yang terendam di bawah permukaan air jika perahu berlayar di laut yang massa jenisnya
1,5 x 103 kg/m3? Massa jenis perahu 1,2 x 103 kg/m3?
10 - 59
Lembar Kerja
Perjalanan Sinar pada Lensa Biconvec (O - 3)
I.
Tujuan Praktikum
Memahami konsep optik geometris dengan memahami perjalanan sinar pada lensa.
II.
III.
Indikator Penilaian
-
Peserta diklat mampu merangkai alat dan bahan sesuai lembar kerja.
Peserta diklat mampu memahami konsep perjalanan sinar pada lensa cembung.
Peserta diklat menjelaskan sifat-sifat bayangan dan perbesaran bayangan yang terjadi.
Teori Dasar
Lensa adalah suatu benda bening yang dibatasi oleh permukaan sferis atau bidang bola dan
mempunyai sifat tembus cahaya bila dikenai sinar. Lensa yang diamati digambarkan sebuah benda
yang mempunyai sumbu utama lensa, titik fokus lensa, dan ruangan-ruangan dimana benda
diletakkan. Perhatikan gambar berikut!
Permukaan
Sferis
Sumbu
Utama
Titik
Fokus
Pusat
Optik
Dalam menentukan letak bayangan sebuah benda, digunakan ketentuan Esbach, yaitu jumlah
ruangan benda + ruang bayangan = 5. Ruangan tempat benda dan bayangan pada lensa positif adalah
sebagai berikut!
III
I
2
I
F
IV
IV
11 - 59
Untuk bayangan
-
Lensa Cekung
Lensa ini mempunyai beberapa sifat, yaitu divergen (menyebarkan) sinar, mempunyai fokus negatif
(disebut juga lensa negatif), bagian tengahnya lebih tipis dari bagian sisinya.
Hukum Gauss
Rumus Gauss menyatakan hubungan antara titik focus dengan jarak bendadan jarak bayangan,
secara matematis dituliskan
1/f = 1/So + 1/Sb
Dimana :
So
Sb
Kekuatan Lensa
Kekuatan atau gaya suatu lensa dalam mengumpulkan atau memancarkan sinar diukur berdasarkan
harga 1/f nya, atau diukur berdasarkan harga kebalikan dari jarak fokusnya. Satuan daya lensa (D)
adalah dioptri, dirumuskan sebagai berikut.
12 - 59
IV.
V.
Langkah Kerja
Percobaan I
1. Susunlah alat dan bahan seperti gambar berikut!
Benda
Lampu
Layar
Lensa +
Bangku Optik
So (cm)
Sb (1)
Sb (2)
Sb (3)
D (cm)
10
15
20
25
13 - 59
VI.
Tugas
1. Carilah jarak focus, perbesaran, daya lensa, dan sifat lensa tersebut!
2. Bagaimana hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan fokus lensa?
3. Secara teoritis, dimanakah benda harus ditempatkan agar terjadi bayangan nyata, diperkecil,
dan terbalik?
VII.
Evaluasi
1. Lengkapi table berikut!
Jarak benda , So
Jarak bayangan ,
Jarak focus, f
Perbesaran,
Kuat Lensa, D
(cm)
Sb (cm)
(cm)
M (x)
(cm)
10
12
15
20
25
10
2
5
14 - 59
Lembar Kerja
Cara Kerja Mikroskop (O 4)
I.
Tujuan
Menyelidiki cara kerja mikroskop melalui pecobaan.
II.
Indikator Penilaian
-
III.
Teori Dasar
Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama "Compound light microscope" adalah
sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana
yang digunakan pada mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih
berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang
terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar ke dalam kondensor.
Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor.
Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop sedangkan
penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau
ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa
dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan
tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi
obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur
serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar
bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa
obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik
yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan
dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa
obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
15 - 59
Iv.
16 - 59
V. Langkah Kerja
1. Rangkai alat percobaan seperti pada gambar!
Lensa f = 50
mm
6. Letakkan lensa f = 100 mm (okuler) pada bangku optik
dengan jarak 48 cm!
7. Nyalakan catu daya!
8. Perhatikan bayangan yang terjadi dari lensa okuler!
Jika bayangan kurang jelas, geser-geser lensa okuler!
17 - 59
VI.
Tugas
a. Dari percobaan di atas, bagaimana sifat bayangan yang terjadi!
b. Jelaskan cara kerja mikroskop!
18 - 59
Lembar Kerja
Tekanan Hidrostatika (F 2)
I.
Tujuan
Menyelidiki pengaruh kedalaman cairan terhadap tekanan hidrostatika.
II.
Indikator Penilaian
- Peserta diklat mampu memahami pengertian hidrostatika.
- Peserta diklat mampu memahami pengaruh kedalaman terhadap tekanan hidrostatika.
III.
Teori Dasar
Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida
dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida. Istilah ini biasanya merujuk
pada penerapan matematika pada subyek tersebut. Statika fluida mencakup kajian kondisi fluida
dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida untuk melakukan kerja disebut
hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut sebagai dinamika fluida.
Karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimampatkan, fluida dapat menghasilkan
tekanan normal pada semua permukaan yang berkontak dengannya. Pada keadaan diam (statik),
tekanan tersebut bersifat isotropik, yaitu bekerja dengan besar yang sama ke segala arah. Karakteristik
ini membuat fluida dapat mentransmisikan gaya sepanjang sebuah pipa atau tabung, yaitu, jika
sebuah gaya diberlakukan pada fluida dalam sebuah pipa, maka gaya tersebut akan ditransmisikan
hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya lawan di ujung pipa yang besarnya tidak sama dengan gaya yang
ditransmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah yang sesuai dengan arah gaya resultan.
Konsepnya pertama kali diformulasikan, dalam bentuk yang agak luas, oleh matematikawan
dan filsuf Perancis, Blaise Pascal pada 1647 yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal. Hukum ini
mempunyai banyak aplikasi penting dalam hidrolika. Galileo Galilei, juga adalah bapak besar dalam
hidrostatika.
Sevolume kecil fluida pada kedalaman tertentu dalam sebuah bejana akan memberikan
tekanan ke atas untuk mengimbangi berat fluida yang ada di atasnya. Untuk suatu volume yang sangat
kecil, tegangan adalah sama di segala arah, dan berat fluida yang ada di atas volume sangat kecil
tersebut ekuivalen dengan tekanan yang dirumuskan sebagai berikut.
19 - 59
Dengan:
Iv.
V.
Langkah Kerja
1. Rangkai alat percobaan seperti pada gambar berikut!
20 - 59
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Tabel Pengamatan
No
1.
2.
3.
VI.
Posisi Ujung
Selang
Ke atas
(Gambar1)
Ke bawah
(Gambar 2)
Ke samping
(Gambar 3)
Tugas
1. Apa yang dapat Anda simpulkan dari percobaan di atas?
2. Apa penerapan dalam kehidupan sehari-hari?
21 - 59