Musrenbang Sesuai
Jaring Asmara
Sepanjang sejarah pembangunan di Kabupaten Mimika,
untuk pertamakalinya pemerintah daerah melibatkan
pihak swasta diantaranya PTFI dan LPMAK dalam
Musrenbang. Pertemuan ini bertujuan mengakomodir
program pembangunan dengan sistim Menjaring Aspirasi
Masyarakat (Jaring Asmara)
selengkapnya baca halaman 3 & 4
HIV/AIDS Jangan
Dianggap Sepele
Baca di halaman 10
Ketua Bapeda Mimika, Ir. Omah Laduane Ladamay (tengah) di dampingi Sekretaris Eksekutif LPMAK, John Nakiaya (kanan) dan Marlyanto Ilyas,
Section Head CBD-SLD PTFI (kiri) saat seminar RPJP dan RPJM menjelang Musrenbang.
Inset : Peserta seminar utusan Pemerintah Daerah, PTFI dan LPMAK
DARI REDAKSI
LAndAS
CATATAN REDAKSI
Tergantung Pemimpin
GAUNG Pembangunan Kabupaten Mimika jelang 2007 mulai
didengungkan. Pemkab Mimika melalui Musrenbang telah
mengevaluasi berbagai program kerja sepanjang lima tahun silam.
Program yang belum terealiasi akan diakomodir pada program
2007. Musrenbang juga merupakan moment untuk merancang
Rencana Strategis (Renstra) bagi kepemimpinan bupati terpilih
hasil Pilkada di Kabupaten Mimika. Terlepas dari program-program yang diserap berdasarkan selera masyarakat tapi yang
terpenting adalah mentalitas dan kualitas para pemimpin. Sudah
mentradisi bahwa setiap pemimpin selalu menampilkan gaya
dan caranya sendiri dalam menjalani masa kepemimpinannya.
Belajar dari pengalaman selama ini, kita perlu waspada jangan
sampai program yang telah disusun bersama menjadi mubazir
lantaran gaya dan cara kepemimpinan yang tak mau peduli dengan
apa yang menjadi komitmen bersama. Toh, kalaupun kondisi itu
terjadi, sebagai masyarakat tentunya kita semua kecewa. Tapi
perlu dicatat bersama adalah keterbukaan Pemerintah Kabupaten
Mimika dengan segala kelemahan dan keterbatasannya mau
membuka diri melibatkan pihak LSM, Gereja serta swasta lainnya
untuk mengkritisi program pembangunan demi kepentingan
masyarakat.
SOB KOMEN
SOB KOMEN TURUN KAMPUNG
SOB Komen turun kampung (turkam). Di kampung
pertama, dia ketemu satu SD enam kelas, tapi guru
cuma dua orang. Biarpun begitu, sekolah jalan bagus,
bikin Sob Komen heran, sampe dia tanya sama satu
guru, kamu dua atur sekolah bagaimana-e? Guru itu
jawab, karena kami dua baku bagi kelas, teman guru
itu pegang tiga kelas, saya juga tiga kelas. Sob Komen
rasa kagum sampe puji-puji dorang dua. Hari kedua, dia
pigi di kampung lain, dia ketemu SD enam kelas juga,
tapi guru cuma satu saja dan sekolah jalan lancar.
Tanya punya tanya, ternyata guru itu bilang begini,
Jam 7-8, saya ajar kelas satu, jam 8-9, ajar kelas
dua, jam 9-10, saya ajar kelas tiga, jam 10-11, saya
ajar kelas empat, jam 11-12, saya ajar kelas lima dan
jam 12-01, saya ajar kelas enam dan tiap tahun saya
loloskan dorang seratus porsen, hehehe.
Sambil tertawa, Sob Komen angkat jempol sama
guru itu sambil dia bilang, Ko pu teknik juga hebat.
Besok harinya dia ke kampung satu lagi. Di sana, dia
juga singgah di satu SD enam kelas, tapi hanya ada
pembantu sekolah, sedangkan guru semua ke kota
urus gaji dan sudah lima bulan tidak balik. Yang dia
rasa aneh, sekolah tetap jalan dan pagi itu ada apel,
semua murid kelas satu sampe kelas enam dorang
ikut. Apel ini mandor sekolah yang pimpin, dan habis
apel dia angkat suara. Kelas satu, cabut rumput di
halaman sekolah, kelas dua cangkul kebun, kelas tiga
bersihkan kandang babi, kelas empat bersihkan kolam
ikan, kelas lima cari kayu bakar untuk bapak, dan
kelas enam perbaiki dan cat bapa pu rumah. Habis
itu, anak-anak bubar cari alat kerja dan semua
laksanakan tugas dengan baik.
Yah, saya bukan guru, jadi tara bisa mengajar di
kelas, tapi saya ajar dorang cara kerja supaya dorang
bisa pintar untuk kerja kebun, kolam ikan, piara babi,
dan bikin rumah, itu yang bisa saya buat selama lima
bulan ini, dia jawab pertanyaan Sob Komen.
Diam diri sedikit lama, Sob Komen tanya lagi.
Adik, ko hebat, tapi kalau nanti ujian kelas enam
bagimana? Penjaga sekolah sambil liat kiri-kanan,
dia jawab. Sssstt begini Sob. Nanti waktu ujian,
guru-guru yang ke kota dorang datang dengan bahan
ujian, trus waktu ujian, nanti dorang sendiri yang
tolong isi, dorang sendiri yang periksa hasil ujian,
dan nanti semua lolos dengan nilai bagus. Yaaahh,
begitulah dorang pu kerja tiap tahun.
Ceritera itu bikin Sob Komen rasa tertarik jadi
dia tanya lagi tentang nasib dan masa depan anakanak. Dapat tanya begitu, penjaga sekolah sambil
makan pinang dia ceritera panjang lebar. Menurut
dia, akibat cara-cara busuk itu, anak-anak tidak bisa
lanjutkan ke SMP sebab dorang tarada yang lulus
tes masuk SMP. Sedangkan guru-guru dorang, karena
tiap tahun kase lolos anak seratus porsen dengan
nilai yang bagus, selalu dapat penghargaan sebagai
guru teladan.
Ini yang bikin saya sakit hati dan selalu jadi
beban pikiran. Dalam hati kecil saya bilang, kalau
pendidikan di daerah lain cetak generasi muda
harapan bangsa, sedangkan pendidikan di sini,
hasilkan generasi muda pemberontak bangsa, betul
ka tarada Sob? Dengar ceritera itu, Sob Komen
langsung sambung, Ko betul sekali tamang (teman),
begitulah nasib anak-anak Papua.
LANDAS/THOBIAS
Long Boat yang dipesan LPMAK untuk kepentingan pelayanan bagi masyarakat Kamoro Pantai dalam waktu dekat diluncurkan.
Tampak kedua Long Boat dalam proses finishing yang dikerjakan PT Mitraartha Gema Pertiwi Surabaya.
SURAT PEMBACA
Pembangunan
Tanggungjawab Pemerintah
Nikolaus Kanunggok
Mahasiswa Universitas Tarumanegara
Semarang- Jawa Tengah
Diterbitkan oleh
Pembina
Penanggung jawab
Pemimpin Redaksi
:
:
:
:
Sekretaris Redaksi : Rosina Maramku, Cristine Karmila Mote. Koordinator Liputan : Thobias A Maturbongs. Redaksi : John Nakiaya, Thobias A Maturbongs, Cornelles Yom,
Yeremias Imbiri, Marselus Dou, Petrus Rahaded, Yulens Waromi, dr. Rilia Maristela. Editor : Thobias A Maturbongs. Kontributor : Paulus Sudiyo, Shari Knoezer, Elizabeth
Maureen Slat. Fotografer : Hendrikus Purnomo, Marselus Dou. Artistik: Hendrikus Purnomo. Distribusi : Petrus Rahaded, Rosina Maramku, Cristine Karmila Mote, Ekhwani.
Alamat Redaksi : Kantor LPMAK III Jl. Yos Sudarso (eks inkubator PTFI) Telp. (0901) 321521. Fax. (0901) 321933, Timika - Papua.
e-mail : yeremias_imbiri@fmi.com, Thobias@lpmak.org, Hendrik@lpmak.org
Dicetak oleh: CV. PIRAMYDA OFFSET (0967-593078) Isi diluar tanggungjawab Percetakan.
02 I JULI 2006
LAPORAN UTAMA
LAndAS
luruh potensi yang dimiliki, didukung dengan analisis lingkungan secara terinci
akan mampu menghasilkan perencanaan
yang mendasar dan terarah.
Perencanaan pembangunan daerah tidak terlepas dari perencanaan pembangunan nasional sebagaimana telah ditetapkan dalam Undang-undang No. 25
tahun 2004. Tujuan pembangunan nasional dijabarkan ke dalam tujuan pembangunan provinsi dan wilayah, dan tujuan pembangunan provinsi diuraikan secara terinci dalam tujuan pembangunan
daerah (kabupaten/kota).
Keaneka ragaman daerah akan mewarnai berbagai upaya yang dilakukan dalam
upaya pencapaian pembangunan nasional dimaksud. Dengan mengacu pada tujuan pembangunan nasional, setiap daerah memiliki peran yang sangat penting
sesuai potensi sumber daya yang dimiliki
masing-masing daerah.
Pembangunan diarahkan untuk mencapai tujuan sebagaimana telah ditetapkan
berdasarkan kesepakatan seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) di
daerah. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, seluruh potensi yang dimiliki
daerah tentu harus diperhitungkan dan
digunakan sedemikian rupa agar mampu
menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya. Disamping itu, permasalahan
yang dihadapi oleh daerah harus dapat
ditiadakan/diatasi agar seluruh upaya
yang dilakukan oleh semua pihak dapat
berlangsung sebagaimana mestinya.
Perlu kerjasama
Salah satu perwujudan pembangunan
masyarakat di suatu daerah adalah semangat kerjasama dari seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders). Kerjasama
ini harus dibangun atas dasar pemahaman yang sama tentang tujuan yang hendak dicapai, serta dilandasi rasa tanggungjawab yang penuh serta tidak adanya pemaksaaan kehendak dari pihak
manapun. Untuk itu perlu dilakukan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Kerjasama dapat dimulai dari hal
yang sederhana namun mendasar, dan
dapat berupa kegiatan fisik maupun nonfisik. Banyak hal-hal lain yang dapat
dikerjakan melalui kebersamaan dalam
pola-pola kemitraan di tingkat masyarakat, swasta dan pemerintah. Semangat
kebersamaan inilah yang menjadi modal
utama terbangunnya Kabupaten Mimika
ke depan yang lebih maju, lebih inovatif
dan kondusif, demikian Laduane.
Kabupaten Mimika yang memiliki
luas wilayah lebih dari 20.000 km2, merupakan matra darat yang memberi
peluang dan kesempatan luar biasa bagi
investor untuk berinvestasi dengan memanfaatkan matra ini.
Menurut Laduane, perkembangan
ekonomi local-pun sangat menjanjikan,
dimana laju nilai absolut PDRB yang
terjadi pada 2004 sebesar Rp. 14,84 triliun rupiah sedangkan tanpa tambang Rp.
818,89 miliar rupiah.
Kendati demikian, Laduane mengakui
disisi lain Kabupaten Mimika, sebagaimana juga kabupaten atau kota yang
lainnya di Indonesia menghadapi berbagai
permasalahan, baik yang ditimbulkan
dari dalam daerah sendiri maupun yang
disebabkan oleh faktor luar.
Permasalahan itu antara lain sering
dihadapi perselisihan antar warga yang
memicu ketidak stabilan daerah. Isu ini
juga menjadi penghalang bagi rencana
masuknya investasi ke daerah. Selain itu
kurang tertatanya sarana dan prasarana
kota yang mendukung kelancaran kegiatan usaha, seperti jasa dan perdagangan
umum. Kurangnya fasilitas transportasi
yang memungkinkan perdagangan antar
daerah berlangsung secara cepat dan
belum dikelolanya informasi yang dapat
menggugah minat para pengusaha melakukan kegiatan usaha baru ataupun
diversifikasi usaha lama, jelas Laduane
sambil menyebutkan faktor lainnya seperti prilaku masyarakat yang mengikuti
LANDAS/HENDRIK
JULI 2006 I 03
LAPORAN UTAMA
LAndAS
karena LPMAK dinilai mampu memainkan perannya dalam membantu masyarakat bahkan mendorong pembangunan melalui kemitraan dengan pemerintah dan lembaga gereja.
Lantas seperti apa keterlibatan serta
peran dan tanggungjawab LPMAK sebagai lembaga pengelola Dana Kemitraan
PTFI dalam membangun Mimika bersama
pemerintah dan masyarakat, ikuti wawancara Redaksi LAndAS bersama Sekretaris Executif LPMAK, John Nakiaya
pada Minggu (23/7), berikut petikannya.
Posisi Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), adalah mitra atau pendukung pemerintah, jadi bukan sebagai tandingan atau pesaing pemerintah, apalagi
melebihi atau bertindak sebagai pemerintah di Mimika ini. Sebagai mitra, LPMAK siap mendukung program-program pemerintah, terutama di bidang
pendidikan, kesehatan dan program
ekonomi, begitu kata Sekretaris Executif
LPMAK, John Nakiaya mengomentari
Musyawarah Rencana Pembangunan
(Musrenbang) di mana untuk pertama
kalinya pada tahun ini pemerintah melibatkan pihak swasta termasuk LPMAK.
Saya angkat jempol untuk pemerintah, karena akhirnya pemerintah bisa
melibatkan pihak swasta ikut memikirkan dan merancang berbagai program pemerintah. Peranan Ketua Bappeda Kabupaten Mimika, Bapak Omah Laduani
Ladamay dalam hal ini amat besar, oleh
sebab itu secara khusus kami patut berterima kasih kepadanya, tambah putra
Kamoro yang juga mantan Wartawan
Tifa Irian ini.
Lebih jauh tentang kesan yang diperoleh selama Musrenbang, John berceritera,Musrenbang sendiri berjalan lancar dan profesional, jadi mudah-mudahan
dalam pelaksanaannya nanti, semua program yang disusun bisa berjalan dan bisa
berhasil sesuai harapan masyarakat.
Ia mengingatkan, jangan sampai seperti pengalaman terdahulu, bikin rencana bagus, tapi hasilnya kurang memuaskan karena dana proyek dikebiri
oleh uang pelicin, komisi, pungutan liar,
uang persen, upeti dan bentuk uang pengertian lainnya.
Fokus ke desa
Menjawab LAndAS tentang bentuk
dan cara LPMAK mendukung peme-
LANDAS/HENDRIK
Sekretaris Eksekutif LPMAK, John Nakiaya (bertopi) memberikan penjelasan kepada Tim dari UNIDO (United Nations
Industrial Development Organization) saat berkunjung ke LPMAK. Mereka didampingi Adrit Indaryanto dari Coorporate
Communication PT Freeport Indonesia.
04 I JULI2006
ini LPMAK dan PTFI telah memainkan perannya dalam membantu pembangunan di Mimika. Di bidang kesehatan misalnya, LPMAK telah membuat banyak hal yang membantu masyarakat. Begitupun di bidang pendidikan, LPMAK telah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Nah, melalui Musrenbang itu
diharapkan bisa terjadi sharing program dan pemikiran sehingga kedepan
ada pembagian tugas yang jelas dan
bisa terjadi sinkronisasi program.
Musrenbang setidaknya merupakan evaluasi dari Rencana Strategis
(Renstra) pembangunan lima tahun
berjalan. Lantaran itu, Musrenbang ini
menjadi ajang untuk mengevaluasi
program-program mana yang belum
terealisasi agar diakomodir pada Renstra lima tahun kedepan.
Serapan aspirasi dari masyarakat
termasuk berbagai program yang bakal
dijalankan oleh lembaga yang bermitra
dengan pemerintah, nantinya berjalan
efektif pada 2007 dengan kepemimpinan bupati terpilih untuk masa jabatan lima tahun mendatang, ujarnya.
(thobias maturbongs)
PENDIDIKAN
LAndAS
Deteminus Beanal
Sekretaris Eksekutif LPMAK, John Nakiaya memberi ucapan selamat kepada para siswa peserta
program beasiswa LPMAK yang telah lulus sekolah.
Inset : Deteminus Beanal (peserta program beasiswa LPMAK)
LANDAS/HENDRIK
nilai memperkuat fakta bahwa pendidikan menjadi sasaran empuk bagi oknumoknum yang tidak bertanggung jawab
untuk mengeruk keuntungan.
Fakta menunjukkan bahwa pendidikan
kita belum mampu menciptakan manusia
Indonesia dengan kualitas serta kreatifitas
yang tangguh baik secara mental maupun
fisik, yang mampu membangkitkan
Bangsa Indonesia dari berbagai keterpurukan yang terjadi saat ini. Dan secara
umum, kita seperti tidak sadar bahwa apa
yang terjadi dalam pendidikan kita menjadi
PR (pekerjaan rumah) yang seharusnya
dicermati dan disikapi dengan segera. Dan
tugas itu bukan hanya dilakukan oleh
pemerintah ataupun pihak yang berkompeten dalam dunia pendidikan, tapi juga
oleh masyarakat Indonesia.
Namun kita juga tidak dapat menutup
mata dengan berbagai usaha pemerintah
dalam meningkatkan sistem pendidikan
di Indonesia, beberapa daerah telah melakukan program sekolah gratis bagi masyarakatnya. Peningkatan mutu pihak
pengajar yang dilakukan dengan memberikan perhatian khusus untuk meningkatkan kualitas maupun metodologi pengajarannya, mengangkat moralnya untuk mengajar dengan sungguh-sungguh
maupun menjaga kesejahteraan mereka.
Disamping itu dilakukan perbaikan sarana dan fasilitas pendidikan telah dilakukan walaupun terlihat belum begitu
maksimal
Dari pihak masyarakat pun seharusnya dapat menyadari bahwa pendidikan bukanlah semata-mata dilakukan melalui jalur formal belaka
lewat bersekolah saja. Tetapi juga melalui jalur non formal. Masyarakat harus dapat berpartisipasi secara aktif
dalam memberikan pendidikan yang
bersifat universal terhadap anak didik
yang berada dalam lingkungannya atau
ketika di luar sekolah.
Masyarakat pun dapat berperan
aktif sebagai Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah, yang mana mereka
dapat mengeluarkan seluruh aspirasi
dan partisipasinya dalam dunia pendidikan.
Sistem Pendidikan Indonesia bisa
akan efektif dan berhasil apabila semua komponen dalam Bangsa Indonesia yaitu masyarakat, pemerintah,
dan pihak-pihak lain yang berkompeten di dalamnya sama-sama mempunyai visi dan misi untuk meningkatkan sistem pendidikan nasional di
Indonesia. Alangkah lebih baik apabila
dapat berpikir dan bertindak secara
bersama-sama dengan mengatasnamakan kemajuan Pendidikan Nasional
di negara kita tercinta ini dari pada
melakukannya dengan cara sendirisendiri dan saling menyalahkan satu
sama lain. Semoga (*)
JULI 2006 I 05
LAndAS
PENDIDIKAN
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil rekapan data peserta program beasiswa sesuai
tingkat pendidikan dan keaktifan mereka. Data-data tersebut berdasarkan hasil kunjungan
ke seluruh kota study di Indonesia yang dilakukan Tim Pendataan Biro Pendidikan LPMAK.
06 I JULI 2006
kota Provinsi Irian Jaya Barat, Manokwari dan Kabupaten Nabire justru mendapat sambutan positif dari Pembantu
Rektor (PR) III Universitas Negeri Papua
(Unipa) dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Hukum (STIH). Semua data PPBS dapat
di-cross check dengan baik lantaran
dibantu langsung oleh PR III Unipa dan
Ketua STIH. Dukungan serupa terjadi
pula pada tim yang mendatangi Kabupaten Nabire.
Di Provinsi Sulawesi, tim ini melakukan cross check data PPBS di Kota Makassar, Manado dan Gorontalo. Sedikitnya lima lembaga studi yang didatangi
adalah AKPER Muhamaddiyah, AKPER POLTEKES, AKPER Panakukang,
AKPER Reformasi dan AKPER Stela
Maris Makassar.
Hasil pertemuan dengan pengelola
lembaga studi di Makassar menyebutkan, banyak peserta program yang tidak
aktif kuliah. Selain Makassar, temuan di
Manado juga menyebutkan masih adanya peserta program yang tidak aktif kuliah tapi penyaluran biaya pendidikannya berjalan terus. Lembaga studi di Manado yang didatangi adalah
Universitas Sam Ratulangi, Politeknik Negeri Manado, UNKLAB, Universitas Nusantara, STIE Budi Utomo,
STIE EL Fatah, UKIT, SMA Advent
Tompaso, ITMT dan RS Gunung Maria
Tomohon.
Di sana, tim menemukan adanya peserta program yang sudah tidak aktif lagi
sejak 2001 silam, adapula yang sudah
lulus sejak 2004. Mengantisipasi kejadian
serupa agar tak berlanjut terus, pengelola
lembaga pendidikan mengusulkan, agar
setiap peserta beasiswa harus ada pemberitahuan ke sekolah bahwa anak tersebut dibiayai oleh LPMAK melalui beasiswa. Terkait hal itu, biaya pendidikan
anak-anak tersebut sebaiknya ditransfer
ke rekening bank atas nama lembaga
studi. Nantinya, pihak sekolah memberikan laporan rutin kepada LPMAK tentang perkembangan anak. Apakah
mereka masih aktif atau tidak, termasuk
nilai-nilai semester dari peserta program, kata Emanuel Kemong. (thobias
maturbongs)
Berawal dari
Ketidakjujuran Peserta
HAMBATAN dan kendala teknis
yang dihadapi Tim Pendataan Biro
Pendidikan ketika melakukan clean-up
data di kota-kota studi, semuanya berawal dari ketidakjujuran peserta program itu sendiri. Biro pendidikan memang kecolongan dengan data base yang
ada tapi sumbernya dari ketidakjujuran
peserta program itu sendiri.
Menurut Kepala Biro Pendidikan
LPMAK, Emanuel Kemong, mestinya
peserta program membuat laporan
secara jujur kepada LPMAK tentang
status dirinya. Apakah sudah drop
out, tamat atau pindah lembaga studi
lainnya itu harus disampaikan kepada
LANDAS/HEND
LPMAK, bukan didiamkan saja yang
Emanuel Kemong
penting dana beasiswa lancar terus,
tegas Kemong mengomentari hasil temuan Tim Pendataan dari kota-kota studi
yang telah didatangi beberapa waktu lalu.
Bentuk ketidakjujuran itu membuktikan bahwa banyak peserta program
yang tidak jelas status kemahasiswaannya serta masa kuliah yang melewati
batas waktu. Tengok saja hasil yang diperoleh Tim Pendataan ketika berada di
lapangan.
Ada kasus di Jawa, peserta program yang masa studi lewat sampai XXII
semester alias mahasiswa abadi. Ada pula peserta program yang sengaja
menunda-nunda wisuda, begitupun ada yang cutinya sampai dua hingga tiga
semester. Setelah ditelusuri ternyata diam-diam mereka cuti melahirkan, jelas
Kemong sembari menambahkan, tragisnya lagi ada peserta program yang IP
0,00 - 1,99 tapi masih aktif kuliah.
Selain temuan tersebut, Kemong mengaku, ada lagi peserta program beasiswa
yang secara diam-diam sudah menikah di Jawa tapi tidak pernah melapor agar
biaya hidupnya berjalan lancar. Menyikapi berbagai temuan itu, Biro Pendidikan
tak akan kompromi dan akan bersikap tegas dengan menghentikan bantuan
biaya pendidikan bagi mereka yang selama ini bersembunyi dibalik ketidakjujuran itu.
Dengan adanya fakta-fakta baru dimana banyak peserta beasiswa yang
sudah lulus, tidak aktif, pindah lembaga pendidikan, cuti lebih dari satu semester maka sesungguhnya harus dihentikan dana beasiswanya. Selain itu banyak
masukan-masukan dari lembaga pendidikan kepada pihak LPMAK yang
patut dipertimbangkan untuk pelaksanaan program beasiswa berikutnya,
demikian Kemong. Mengantisipasi kasus serupa agar tak terulang lagi, menurut
Kemong, kedepan Biro Pendidikan akan meningkatkan frekuensi monitoring
agar bisa menepis image peserta program bahwa selama ini pihak LPMAK
tidak serius menangani beasiswa.(thobias maturbongs)
KESEHATAN
LAndAS
Puskesmas Kaokanao
Memprihatinkan
LANDAS/MARSEL
pulih.
Langkah penanganan
Hendaknya orang tua tak mengganggap remeh gejala flu yang dialami anak.
Bila setelah tiga hari diobati sendiri tak
juga sembuh batuk pileknya, segera bawa
anak ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut agar jangan sampai terjadi komplikasi. Dokter akan memberikan anti biotik
untuk mematikan kuman dan obat untuk
mengurangi batuknya. Dianjurkan pula
untuk banyak istirahat, banyak minum
dan mengonsumsi makanan bergizi.
Hindari makanan yang membuat gatal
tenggorokan dan merangsang batuk seperti gorengan dan makanan/minuman dingin.
Kekambuhan dan pencegahan
Batuk rejan bisa berulang tapi tak separah sakit batuk yang pertama. Kemungkinan kambuh lebih kerap terjadi
pada anak yang tidak menerima imunisasi. Itulah mengapa pencegahan dengan
pemberian vaksinasi DPT sejak anak
berusia dua bulan amat dianjurkan bahkan
diwajibkan oleh pemerintah. Kekambuhan juga lebih banyak terjadi pada anak
yang mengalami kurang gizi, tinggal dilingkungan yang kurang higienis dan berkontak dengan penderita pertusis.
Untuk itu pencegahan dilakukan dengan menjaga status gizi anak, kebersihan
lingkungan dan menghindari kontak
dengan penderita batuk rejan. Perlu diketahui batutk rejan lebih sering diderita
anak perempuan. Diduga karena daya tahan anak perempuan lebih rentan.(*)
LANDAS/MARSEL
LANDAS/MARSEL
JULI 2006 I 07
POTRET LPMAK
LAndAS
2
LANDAS/MARSEL
LANDAS/MARSEL
LANDAS/MARSEL
LANDAS/HENDRIK
LANDAS/HENDRIK
LANDAS/HENDRIK
LANDAS/MARSEL
LANDAS/MARSEL
LANDAS/MARSEL
10
11
12
LANDAS/HENDRIK
LANDAS/HENDRIK
13
LANDAS/HENDRIK
14
LANDAS/HENDRIK
LANDAS/HENDRIK
Foto 13 & 14 : Pemda Mimika, PTFI, LPMAK beserta tokoh adat dan agama bersama-sama memberikan masukan tentang pembangunan
Mimika kedepan sebelum seminar penyusunan RPJP & RPJM.
08 I JULI 2006
POTRET LPMAK
LAndAS
1
LANDAS/HENDRIK
LANDAS/HENDRIK
LANDAS/HENDRIK
LANDAS/HENDRIK
LANDAS/HENDRIK
Tamu dari Coorcom PTFI Jakarta yang dipimpin oleh Bapak Ramdani
Sirait (paling kanan) saat berkunjung ke Kantor LPMAK.
JULI 2006 I 09
KESEHATAN
LAndAS
LANDAS/DOKUMEN
LANDAS/HENDRIK
Manajemen RSMM beberapa waktu yang lalu menyelenggarakan seminar tentang pemahaman HIV/AIDS bagi karyawan,
suster dan dokter di lingkungan RSMM. Kabag Humas RSMM, Maria Kotorok sedang mempresentasikan materi penyuluhan.
POJOK ABC
10 I JULI 2006
berkumpul.
ODHA menghadapi diskriminasi dimana saja di berbagai tempat dan kejadian
semacam ini berakibat pada kualitas
hidup mereka. Sifat dan besar tidaknya
diskriminasi yang terkait dengan HIVAIDS bervariasi, tergantung dengan kaitan sosial, ekonomi, hukum dan budaya
setempat.
Dengan membiarkan stigma dan diskriminasi, maka akan merugikan upaya
penanggulangan infeksi HIV-AIDS.
* Apa yang dapat kita lakukan untuk
mengurangi stigma dan diskriminasi
terhadap ODHA ?
1. Secara aktif menggerakkan masyarakat
untuk pencegahan HIV/AIDS dengan
cara:
- Membangun sikap positip dari
masyarakat terhadap ODHA dan
keluarganya, termasuk para petugas
kesehatan baik di jajaran pemerintah,swasta dan di tempat kerja
- Mengurangi dan menyingkirkan
stigma dan diskriminasi dalam
komunitas atau masyarakat
- Gerakkan kelompok sesama Peer
group Anak, Remaja, keluarga, dan
lain lain.
- Sebarkan pengetahuan tentang Perilaku hidup sehat, HIV/AIDS dan
Narkoba
- Meningkatkan keteguhan IMAN
dan Ketahanan mental melalui
kegiatan yang positif
- Perilaku seksual yang sehat dan
bertanggung jawab
2. Hindari penggunaan obat narkoba dan
ADAT / AGAMA
LAndAS
tersebut harus dihilangkan dari pemahaman masyarakat. Musdat juga merupakan pertemuan adat untuk merumuskan aspirasi masyarakat Suku Amungme
yang diselenggarakan sekali dalam lima
tahun dan dihadiri oleh utusan Nol Naisorei, Nerek Naisorei, Amungme Naisorei
di wilayah Amungsa serta utusan luar
daerah (diaspora).
Lantas mengapa perlu diadakan Musdat? Menurut David Beanal, Musdat merupakan forum tertinggi bagi para pengambil keputusan masyarakat hukum adat,
selanjutnya melalui proses ini pula dibahas
dan dirumuskan serta menetapkan aspirasi
masyarakat hukum adat Amungme untuk
menata kehidupan yang lebih baik.
Jadi kita harus membedakan antara
tujuan dan tugas dari Musdat. Tujuan
Musdat adalah terhimpunnya keinginan
atau aspirasi masyarakat hukum adat
Amungme dalam bentuk rencana kerja
dan program lima tahun. Sedangkan tugas Musdat adalah memilih dewan adat,
menyalurkan aspirasi masyarakat hukum
adat Amungme, mengesahkan Nol Naisorei, Nerek Naisorei, meninjau dan menetapkan visi, misi dan sasaran LEMASA serta mengkaji dan menilai serta memutuskan Laporan Pertanggungjawaban
Pengelolaan LEMASA selama lima tahun, jelas David.
Masih menurut David, tujuan lain dari
Musdat adalah menetapkan aturan dan
pedoman hidup masyarakat hukum adat
Amungme menyangkut sejumlah hal diantaranya pendidikan nilai yang mencakup pelestarian seni dan budaya serta
penyelesaian sengketa. Selain itu menjamin hak-hak dasar seperti hak adat, hak
ulayat dan Hak Asasi Manusia serta hak
politik, juga menjalin hubungan dengan
JULI 2006 I 11
PROFIL
LAndAS
mereka untuk membebaskan diri dari segala bentuk keterbelengguan adat, tradisi,
budaya, dan turut menciptakan suasana
hidup, dimana tidak ada yang menindas
maupun tertindas, serta menjalankan
proses penyadaran dan pembinaan masyarakat. sebagai usaha pemberantasan
penderitaan. Maka aspek PENYADARAN & PEMBINAAN masyarakat adalah dua kata kunci dalam program pengembangan masyarakat yang sesungguhnya, jelas ayah dari tiga orang putri
buah pernikahannya dengan Genoveva
Resubun itu.
Sosok seorang Piet Maturbongs memang tak asing lagi di kalangan masyarakat Papua, utamanya masyarakat di
wilayah Pegunungan Tengah, Provinsi
Papua. Pasalnya, sebagian besar waktunya pernah dilewati bersama mereka
ketika masih melayani wilayah pedalaman Papua sebagai petugas pastoral Gereja Katolik Keuskupan Jayapura.
Pada 1952 hingga 1958, Piet kecil
menamatkan pendidikan VVS-nya di
Kaokanao, kemudian melanjutkan pada
PMS di Abepura pada 1959 hingga 1963.
Setelah itu, pada 1964 hingga 1966, ia
melanjutkan pendidikan SGA di Biak
selama tiga tahun dan kembali ke Abepura
untuk mengikuti Akademi Theologi Katolik pada 1969 hingga 1972 berikut Sekolah Tinggi Filsafat Teologi pada 1978.
Ibarat kata orang bijak, sambil menye-
lam minum air. Itu dibuktikan ketika menekuni pendidikan Piet juga melakukan
karya-karya pastoralnya sebagaimana
dikatakan, pada 1966 hingga
1969 menjadi guru SD di
Musatfak, Lembah Baliem. Kemudian pada
1972 hingga 1975 menjalani tugas Diakon pada Gereja Katedral
sambil menjadi guru
pada SMA Gabungan
Kristen-Katolik, Dok V
Jayapura. Lantas pada
1976 hingga 1978 dimutasikan ke Abepura
sebagai Diakon Paroki Abepura
Bercita-cita Mengkaderkan
Banyak Pelayan Umat
RABU 7 Juni 2006 lalu merupakan hari bersejarah
bagi Anggota Badan Pengurus LPMAK yang satu ini.
Hari itu genap berusia 25 tahun, Pastor Jack Mote
mengabdikan dirinya sebagai pelayan umat di lingkungan Gereja Katolik setelah mengucapkan kaul
kekalnya sebagai seorang pastor dengan menerima
Sakramen Imamat.
Sejak ditahbiskan menjadi imam projo di lingkungan
Gereja Katolik Keuskupan Jayapura pada 6 Juni 1981
lalu, saya bercita-cita mengkaderkan putra-putri Papua
menjadi petugas gereja dan petugas pemerintah yang
beriman dalam melaksanakan tugasnya. Kemudian di
Timika ini saya berharap dan senang jika banyak anakanak asal tujuh suku di Kabupaten Mimika menjadi
petugas gereja, terutama pastor atau pendeta dan
petugas pemerintah atau swasta yang beriman dan
menyandarkan hidup pada Allah Bapa, Putra dan Roh
Kudus. Sehingga dalam melayani masyarakat yang
adalah umat gereja itu mereka lebih mengutamakan
kepentingan banyak orang, kata Pastor Jack Mote, Pr
kepada LAndAS, Kamis (22/6) lalu.
Pastor Jack yang merayakan pesta perak (25 tahun)
imamat pada 7 Juni 2006 itu mengisahkan, keinginannya untuk menjadi imam bermula saat masih di Kelas I
Sekolah Dasar (SD) YPPK Waghete, Kabupaten Paniai
pada 1961 silam. Hal ini lantaran ketika ayahnya
meninggal dunia, seorang pastor asal Belanda yang kala
itu melayani umat di Paroki Waghete memberi
perhatian pada diri dan keluarganya, sehingga kendati
belum dibaptis namun Jack sudah terlibat dalam
melayani imam di sekitar altar saat misa di gereja.
Keinginan menjadi pastor tak berjalan mulus, ia
banyak menuai kendala saat hendak masuk Seminari
Menengah Santo Paulus Abepura, Jayapura pada 1967.
Pastor Paroki Waghete waktu itu berkehendak lain
karena melihat status sosial orang tua Jack Mote yang
kaya menurut ukuran masyarakat setempat.
Saya ditolak oleh Pastor Paroki Waghete ketika mau
masuk Seminari dengan alasan bapak saya banyak istri
dan memiliki babi yang banyak, sehingga saya dinilai
lebih baik mengurus harta ayah saya dari pada
melanjutkan pendidikan. Padahal hasil tes masuk ke
Seminari dinyatakan lulus murni dengan nilai rata-rata
sembilan. Akhirnya saya menceritakan hal tersebut
kepada pastor yang lain yakni Pastor Tetro asal
Belanda yang melayani umat di Kabupaten Paniai sejak
1950-an sampai 1980-an. Pastor Tetro melaporkan
kondisi saya kepada Rektor Seminari, akhirnya saya
12 I JULI 2006
diterima dan masuk pada Maret 1967, kenang Jack Mota yang
lahir di Waghete, 19 Maret 1952 itu sambil menambahkan,
setelah 25 tahun menjadi imam dirinya akan bertemu dengan
Pastor Tetro yang masih hidup sampai sekarang di Negeri
Belanda. Dalam tahun ini saya akan bertemu pastor Tetro di
Negeri Belanda, ujarnya.
Lulus dari Seminari St.Paulus Abepura (1967-1969), ia
kemudian melanjutkan ke SMA Gabungan Dok V Jayapura
(1970-1972) setelah itu ke Akademi Teologi Kateketik (kini
Sekolah Tinggi Fajar Timur/STFT) Jayapura (1973-1976). Pada
1977-1980 melanjutkan lagi pendidikan di Seminari Tinggi
Yogyakarta.
Sekembali dari Yogyakarta saya ditugaskan di Paroki
Kaokanao dan pada Februari 1981 saya menerima Tahbisan
Diakonat. Selanjutnya bertempat di Waena-Jayapura pada 7
Juni 1981 saya bersama dua rekan saya ditahbiskan menjadi
Imam Projo di lingkungan Keuskupan Jayapura. Setelah menjadi
imam saya ditugaskan kembali ke Kaokanao sebagai Pastor
Paroki dengan wilayah kerja sampai ke Tembagapura selama
lima tahun dan pada Oktober 1986 saya pindah ke Paroki
Katedral Jayapura sebagai Pastor Paroki merangkap Dekan
Dekanat Jayapura. Kemudian menjadi Dekan Dekanat Keerom
dan Pastor Paroki untuk beberapa daerah di sekitarnya selama 5
tahun (1986-1998). Selanjutnya saya ditugaskan untuk
mengikuti Kursus Pastoral di IEBI, Filipina (1998-2000) dan
sekembali dari Filipina ditugaskan sebagai Pastor Paroki
Argapura, Jayapura (2000-2002). Lalu pada 2002-2003 sebagai
Pastor Paroki Tiga Raja Timika merangkap Dekan Dekanat
Mimika-Akimuga, urai Pastor yang selama bertugas di wilayah
Kota Jayapura dan sekitarnya dipercayakan sebagai Vikaris
Jenderal (Vikjen) atau Wakil Uskup Keuskupan Jayapura itu.
Sekarang setelah Timika menjadi Keuskupan sendiri juga
saya masih dipercayakan sebagai Vikjen Keuskupan Timika,
Dekan Dekanat Mimika-Akimuga dan menangani Paroki-Paroki
seperti Akimuga, Mapurujaya dan Calon Paroki SP 3, Timika
yang tidak ada Pastor Paroki, kata Pastor pemilik Semboyan
Imamat Akulah pokok anggur yang sejati dan kamulah
ranting-rantingnya (Yohanes, 15:1-8) dan Akulah jalan,
kebenaran dan hidup (Yohanes, 14:6) itu.
Mangapa Pastor Jack memilih semboyan imamat itu?
Pengalaman hidup imamat saya selama 25 tahun ini sangat
bertentangan dengan adat dan budaya saya sebagai anak koteka
yang mewajibkan laki-laki harus ini dan itu dalam hal duniawi.
Banyak pikiran dan keinginan duniawi tetapi saya selalu melihat
salib Yesus dan dikuatkanNya serta melihat yang lebih terbaik.
Yesus itulah jalan, kebenaran dan hidup, juga Yesuslah pokok
anggur yang sejati. Saya sandarkan hidup pada pokok anggur
sejati dan selalu memberikan jalan, kebenaran dan hidup yang
baik, jelasnya. (marsel dou)
EKONOMI
LAndAS
LANDAS/HENDRIK
Pertemuan bersama Biro Ekonomi Tujuh Suku LPMAK didampingi Konsultan Bina Swadaya dengan pihak Bank Papua
menyangkut persiapan pencairan dana ekonomi kerakyatan.
UNTUK menunjang dan memperlancar keberlangsungan usaha dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) binaan LPMAK melalui Biro Ekonomi Tujuh Suku, pada pertengahan 2006 ini,
LPMAK kembali menggulirkan dana sebesar Rp 11.752.186.000,- Kucuran dana
tersebut diperuntukkan bagi tujuh biro
suku masing-masing Biro Amungme sebesar Rp 2.554.823.000,- yang diperuntukkan bagi 318 KSM. Biro Kamoro Rp 2.554.823.000,- untuk 264 KSM.
Biro Damal Rp 1.328.508.000,- untuk
132 KSM. Biro Dani Rp 1.328.508.000,untuk 129 KSM. Biro Moni Rp 1.328.508.000,- untuk 160 KSM. Biro MeeRp 1.328.508.000,- untuk 166 KSM.
Sedangkan Biro Nduga mengantongi dana
sebesar Rp 1.328.508.000,- namun
jumlah KSM yang berhak atas dana
tersebut masih dalam proses identivikasi.
Proses pencairan dana ekonomi kerakyatan merupakan tahapan akhir dari
berbagai persiapan yang dilakukan oleh
masing-masing biro selama beberapa bulan terakhir. Setelah melakukan evaluasi
dan monitoring terhadap KSM dari
masing-masing biro suku, proses selanjutnya adalah identifikasi KSM yang dinilai layak untuk mendapat bantuan dana
ekonomi. Sedangkan KSM yang dinilai
gagal dalam memanfaatkan dana tersebut,
Kepala Biro Ekonomi Suku Dani, Wilem Waker ikut mengawasi proses pencairan dana ekonomi 2006.
LANDAS/HENDRIK
bagi secara merata kepada semua Kelompok Swadaya Masyarakat, kata lelaki
yang murah senyum ini.
Menghadapi KSM binaan LPMAK
melalui Biro Suku Damal, Edward punya
resep khusus untuk membina hubungan
dengan mereka. Kita boleh tegas tetapi
harus memahami dan menjiwai perasaan
yang dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Saya selalu menganggap penderitaan
atau kesenangan masyarakat adalah bagian dari penderitaan dan kesenangan
saya juga, ujarnya.
Itulah yang membuat Edward selalu
konsisten bahwa hak-hak masyarakat
penerima dana ekonomi kerakyatan khususnya Suku Damal di Kabupaten Mimika harus benar-benar sampai ke tangan
mereka. Tapi, bagi dia, hak-hak tersebut
harus dibalas dengan kewajiban masyarakat untuk mengelola dana secara baik.
Logikanya sederhana saja, masyarakat tujuh suku, khususnya KSM Suku
Damal yang menerima bantuan dana pengembangan usaha dari LPMAK agar dapat memanfaatkannya dengan baik dan
sesuai sasaran. Jika disalahgunakan maka
jangan harap untuk diberikan lagi pada
tahun mendatang. LPMAK sudah punya aturan dan saya ikuti itu, bahwa ban-
LANDAS/MARSEL
Edward Kiwak
JULI 2006 I 13
EKONOMI
LAndAS
FS Harus Menjadi
Guru bagi KSM
LANDAS/MARSEL
Kepala Biro Ekonomi Suku Amungme, Yohanes Kum memberikan pengarahan kepada KSM asal Suku Amungme di
Kampung Banti, Distrik Tembagapura.
LANDAS/HENDRIK
Yasin Wakerkwa
LANDAS/THOBIAS
IKLAN KITA IKLAN KITA IKLAN KITA IKLAN KITA IKLAN KITA IKLAN KITA IKLAN KITA IKLAN KITA
DIJUAL
Ikan Segar
Ikan Emas
DIJUAL
DIJUAL
RENTAL KOMPUTER
DIJUAL
Sayur-sayuran segar:
Sawi, Bayam cabut, Kangkung
cabut, Cabe, Terong & Kacang
Panjang
Pengetikan, Print
(Hitam Putih / Warna)
Telor Ayam
Hubungi :
Hubungi :
Hubungi :
Yosias Magai
Utikini, SP XII
Hubungi :
Hubungi :
Mathias L Rumi
SP 3
Nico Deikme, SP 5
Miliar Kogoya
Kinaonak, Jl. Ahmad Yani
Yohanes Gobai
SP IX
JASA MENJAHIT
DIJUAL
BUAH BUAHAN
DIJUAL
Ikan-ikan Segar
(hidup langsung dari kolam)
Ikan Emas, Mujahir & Nila
Kambing
Hubungi :
Agustinus Ikikitaro,
Hubungi :
Hubungi :
Hubungi :
Blandia Kiwak
Kwamki Lama
Hubungi :
SP3 Jalur 1
Pumanuok Wetapo
Paecoc
Aser Yumai
SP 2
DIJUAL
DIJUAL
DIJUAL
DIJUAL
Sayur-sayuran segar:
Jagung, Sawi, Bayam cabut,
Kangkung cabut, Cabe,
Terong & Kacang Panjang
Babi Toraja
Bibit dan Ternak Potong
Kerajinan Noken
Hubungi :
Hubungi :
Hubungi :
Octo Kogoya
Kwamki Lama
Hubertina Dogopia
SP 2 Jalur 2
DIJUAL
DIJUAL
COUNTER HP
SOUVENIR
Babi Toraja
Bibit dan Ternak Potong
Sayur-sayuran segar:
Jagung, Sawi, Bayam cabut,
Kangkung cabut, Cabe, Terong,
Patatas & Kacang Panjang
Hubungi :
Hubungi :
Hubungi :
Yohanes Dogopia
Ujung Airport
Rine Gwijangge
Karlinda Wasereak
Jl. Yos Sudarso, Nawaripi
14 I JULI 2006
Irigasi
OPINI / TIPS
LAndAS
WEB
WEB
Red Leghorn
WEB
JULI 2006 I 15
KO SU TAU KAH.?
LAndAS
______________________________
MATIAS KATAGAME
______________________________
YOHANES DEIKME
______________________________
Paul Sudiyo
LANDAS/HENDRIK
an bantuan bersama pihak Yayasan Binterbusih. Bantuan dana bagi peserta program beasiswa ditangani langsung Yayasan Binterbusih, sedangkan untuk masyarakat Papua Umum diserahkan langsung ke Posko Papua Umum yang beralamat di Asrama Kamasan, Jl Kusumanegara, Yogyakarta. Menurut Ronald
bantuan dana tersebut tetap akan dipertanggungjawabkan kepada LPMAK.
Jadi bantuan melalui Posko Papua
Umum telah dibuat surat resmi dan Posko
tersebut akan menyalurkan sesuai mekanisme panitia. Begitupun juga dengan
Yayasan Binterbusih. Dalam surat diminta Panitia Posko wajib membuat pertanggungjawaban bentuk apa dan kepada
siapa dana tersebut disalurkan, kata Ronald.
Sesuai skala prioritas
Sementara itu, Pengelola Yayasan Binterbusih di Semarang, Paul Sudiyo yang
dihubungi LAndAS melalui saluran telepon, Rabu (28/6) lalu mengakui, dana
bantuan LPMAK sebesar 75 persen dari
total dana itu telah digunakan untuk membantu peserta program beasiswa korban
bencana alam.
Kami betul-betul selektif dalam
memberikan bantuan sesuai skala prioritas. Jadi, bagi mereka yang tempat kostnya rusak diberikan bantuan biaya hidup
selama tiga bulan. Kemudian bagi mereka yang fasilitas belajarnya seperti
computer dan buku-buku yang rusak juga
mendapat bantuan tersebut, jelas Paul.
Pengetatan pemberian bantuan itu sangat
LANDAS/HENDRIK
16 I JULI 2006