Indonesia Language A 1) Larasati Larasati adalah seorang aktris dengan semangat revolusi yang tinggi di dalamnya, tetapi apa arti revolusi di mata Larasati? Seorang wanita yang mendukung revolusi tetapi merasa tidak berperan dalam revolusi. Menanggap bahwa sebagai wanita, ini membuatnya sulit dalam menyampaikan pendapatnya atas revolusi, atau melakukan apa yang iya sebenarnya ingin lakukan di revolusi. Ara sangat ingin berkontribusi betul di revolusi, akhirnya ia melakukannya dengan caranya sendiri yaitu dengan bermain film. Bagi Ara, revolusi sangatlah penting karena ini semua berhubungan dengan martabat bangsa, dan selama ini para inlanders Ara anggap sebagai pelacur yang sedang menjual harga diri negaranya di hadapan para serdadu-serdadu NICA. Baginya, terlahir sebagai wanita sangatlah tidak adil baginya karena ia merasakan bahwa peran wanita dalam revolusi sangatlah kecil, bahkan nyaris tidak ada. 2) Lasdmijah Lasdmijah adalah ibu dari Larasati yang bekerja sebagai pembantu dari Jusman yang sempat berhubungan intim dengan Larasati. Lasdmijah menganggap revolusi hanyalah beban baginya, karena di desanya, para orang tua harus merawat para pemuda yang luka-luka saat berjuang, dan juga harus mengubur para pejuang yang gugur saat revolusi. Bukan hanya itu, karena revolusi, rumah-rumah di desanya sering digeledah oleh para serdadu NICA yang membuat Lasdmijah sangat kewalahan. 3) Chaidir Chaidir adalah seorang penyair dari Yogya yang berperan sedikit tapi kritis pada novel ini. Walau Chaidir hanya muncul pada beberapa halaman, Chaidir lah yang menambah semangat Revolusi pada diri Ara. Bagi Chaidir, Revolusi adalah hal yang tidak bisa dan tidak boleh
Garry Singh Bedi
22 Februari 2013 dihindarkan, kalau bisa, berikan segala-galanya untuk revolusi dan sebagai rakyat Indonesia, seharusnya revolusi bisa diterima oleh masyarakat. Revolusi melambangkan perjuangan Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. Walaupun Chaidir adalah
hanya
seorang
penyair,
keyakinannya
atas
revolusi
membuatnya ingin membantu revolusi melalui seni yang bisa ia lihat
dari respons orang-orang yang menganggap remeh seni dalam kontribusi di revolusi. 4) Martabat Martabat adalah menjadi seorang supir bagi NICA di bawah paksaan. Martabat ikut berjuang dalam revolusi saat dia berada di desa asal Ara. Martabat berkontribusi secara langsung dengan segenap hati dengan alasan bahwa semangat revolusi harus ditunjukkan dan dibuktikan, bahwa rakyat Indonesia bisa bilang Cukup! pada penindasan yang telah terjadi selama ini. 5) Mardjohan Mardjohan adalah seorang penyiar pada masa penjajahan Jepang yang akhirnya menjadi produser film dibawah bantuan dari Mayor Besar Surjo Sentono, maka dari itu Mardjohan sangat menentang adanya revolusi, karena revolusi akan sangat merugikan keadaan karirnya sebgai produser dan juga sutradara. 6) Jusman Jusman adalah orang Arab yang sempat menyekap Ara atas alasan nafsu yang tinggi atas Ara. Jusman brsikap sangat netral terhadap revolusi karena ia tidak merasa ada yang merugikan baginya. Revolusi tidak bermakna apa-apa bagi Jusman, tapi ada juga kemungkinan kecil bahwa Jusman kesal dengan revolusi karena revoliso adalah alasan Ara akan jawabannya atas lamaran Jusman, bahwa Ara akan menunggu sampai revolusi selesai dan baru akan menjawa lamaran dari Jusman.