Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gerakan bawah tanah adalah gerakan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi
oleh pejuang Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Gerakan mereka tidak menjurus
pada perlawanan bersenjata, tetapi lebih bertujuan menggalang solidaritas dan
memperteguh cita-cita perjuangan. Perjuangan melalui gerakan bawah tanah dilakukan
karena penjagaan pemerintah Jepang yang sangat ketat. Tokoh yang memelopori
gerakan bawah tanah adalah Sutan Sjahrir dan Amir Syarifuddin. Contoh gerakan
bawah tanah pada masa pendudukan Jepang adalah perjuangan yang dilakukan
Kelompok Sukarni dengan menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan, menghimpun
orang-orang yang revolusioner, dan mengungkap segala kebohongan yang dilakukan
Jepang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang terjadinya pergerakan bawah tanah ?
2. Bagaimana peranan gerakan bawah tanah bagi kemerdekaan indonesia ?
3. Kelompok yang melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penjajahan Jepang ?

C. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Bagaimana latar belakang terjadinya pergerakan bawah tanah ?
2. Mengetahui Bagaimana peranan gerakan bawah tanah bagi kemerdekaan
indonesia ?
3. Mengetahui Kelompok yang melakukan perlawanan bawah tanah terhadap
penjajahan Jepang

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya pergerakan bawah tanah


Golongan Muda kaum pergerakan Indonesia menjadi pihak yang membuat
pemikiran tersebut. Pemikiran itu dikenal sebagai 'para pemuda berpikir'. Proklamasi
dipercepat merupakan pilihan yang tepat dengan tanpa campur tangan Jepang. Setelah
mengetahui penyerahan Jepang kepada Sekutu, para pejuang yang utamanya kaum
muda segera melancarkan gerakan bawah tanah. Kala itu, para pemuda mendesak para
tokoh senior agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sutan Syahrir menjadi salah satu tokoh pemuda yang aktif di gerakan bawah
tanah. Setelah mengetahui penyerahan Jepang dari siaran radio, ia segera menemui
Moh. Hatta untuk memerdekakan Indonesia. Sekitar pukul 14.00 siang, Syahrir berhasil
menemui Bung Hatta di kediamannya. Kala itu, Bung Hatta baru saja datang dari Dalat,
Saigon. Setelah ia mendesak keduanya untuk menyatakan kemerdekaan, namun Bung
Hatta tidak langsung bersedia. Bung Hatta harus membicarakannya dahulu dengan
Bung Karno. Oleh sebab itu, Bung Hatta dan Syahrir lalu pergi ke kediaman Bung
Karno untuk menyampaikan tersebut. Setelah diberitahu, Bung Karno pun belum
bersedia dan masih ingin mencari kebenaran tentang menyerahnya Jepang itu.
Karena Bung Karno dan Hatta tokoh demokratis, mereka tidak langsung
melakukan proklamasi tersebut. Pasalnya, mereka tahu hak dan kewajiban selaku
pemimpin. Sehingga, agar tidak menyimpang dari ketentuan proklamasi kemerdekaan
Indonesia perlu dibicarakan dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Namun, para pemuda berpendapat kalau proklamasi kemerdekaan bisa dilaksanakan
oleh kekuatan bangsa sendiri bukan oleh PPKI.
Pada Rabu 15 Agustus 1945 sekitar pukul 21.30 WIB, para pemuda yang
dipimpin Wikana dan Darwis pun mendatangi kediaman Ir. Soekarno di Pegangsaan
Timur No. 56 Jakarta. Keduanya memaksa Bung Karno untuk segera
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Mereka ingin proklamasi malam ini, dan
bisa dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Agustus 1945.
Hal tersebut diminta sambil menimang-nimang senjata. Wikana berkata dan
bernada ancaman. Momen tegang ini juga disaksikan oleh tokoh lainnya, seperti Bung
Hatta, dr. Buntaran, Ahmad Subarjo, dan lwa Kusumasumantri. Bung Karno lalu
meminta Bung Hatta untuk mengundang anggota PPKI untuk membahas keadaan

2
terakhir Indonesia dan persiapan untuk kemerdekaan. Rapat ini dilakukan di pagi hari,
pada 16 Agustus 1945.

B. Peranan Gerakan Bawah Tanah bagi Kemerdekaan Indonesia


Dikutip dari buku Sejarah Peminatan Paket C Setara SMA/MA Kelas XI oleh
Soepriyanto dan Moh. Yatim, peranan gerakan bawah tanah bagi kemerdekaan
Indonesia yaitu menjadi perlawanan rakyat Indonesia (khususnya para pemuda) untuk
mendesak kemerdekaan Indonesia. Kelompok non kooperatif ini dipimpin Soekarni dan
Chaerul Saleh. Perlawanan dilakukan dengan membuat organisasi bernama Pemuda
Menteng 31. Golongan non kooperatif ini berjuang secara terorganisir, teratur, dan
tersembunyi (berjuang di bawah tanah). Golongan tersebut memiliki hubungan erat
dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional, yang berjuang secara legal.
Dalam perkembangannya, gerakan bawah tanah menolak bahwa kemerdekaan
Indonesia merupakan pemberian dari Jepang. Oleh sebab itu, mereka mendesak
Soekarno - Hatta untuk memproklamasikan Indonesia tanpa harus menunggu Jepang.

C. Kelompok Yang Melakukan Perlawanan Terhadap Pergerakan Bawah Tanah


Terhadap Penjajahan Jepang
1. Kelompok Achmad Soebardjo
Pada masa pendudukan Jepang, Achmad Soebardjo mengemban tugas
sebagai Kepala Biro Riset Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut)
di Jakarta. Dalam gerakan bawah tanah, Achmad Soebardjo bertugas untuk
menghimpun tokoh-tokoh Indonesia yang bekerja di Angkatan Laut Jepang.
2. Kelompok Sukarni Kelompok
Sukarni melakukan gerakan bawah tanah dengan menyebarluaskan cita-cita
kemerdekaan, menghimpun orang-orang yang revolusioner, dan mengungkap
segala kebohongan yang dilakukan Jepang. Sukarni menghimpun tokoh pergerakan
lainnya, seperti Adam Malik, Kusnaeni, Pandu Wiguna, dan Maruto Nitimiharjo.
3. Kelompok Sjahrir
Salah satu gerakan bawah tanah yang berhasil menyadap siaran radio Sekutu
adalah Kelompok Sjahrir. Kemudian, informasi yang didapat akan disebarluaskan.
Kelompok Sjahrir menyebarluaskan informasi yang mereka dapat ke luar Jakarta,
seperti Cirebon, Garut, dan Semarang. Sutan Sjahrir melakukan gerakan bawah
tanah pada masa pendudukan Jepang bersama teman-teman sekolahnya. Setelah

3
itu, dibentuklah sebuah kelompok rahasia yang dinamai Kelompok Sjahrir. Selama
melakukan gerakan bawah tanah, Sjahrir berusaha menjalin hubungan dengan para
pemimpin bangsa yang terpaksa bekerja sama dengan Jepang. Gerak-gerik Sjahrir
pun sempat dicurigai oleh Jepang. Guna menutup kecurigaan itu, ia bersedia
mengajar di Asrama Indonesia Merdeka milik Angkatan Laut Jepang (Kaigun).

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemuda memiliki peran penting dalam pemberdayaan masyarakat. Pemuda
menjadi harapan dan sudut pandang masyarakat yang tertinggal sehingga diubah
mengikuti perkembangan zaman oleh pemuda setiap bangsa yang memiliki cita-
cita,dan pemudalah yang menjadi sorotan untuk menjadi penerusan cita-cita tersebut
dengan memiliki pemikiran yang idealis dan kecakapan dalam bertindak. Politik adalah
cara untuk menguatkan, mempersatukan, dan berjuang melunasi janji-janji
kemerdekaan Republik Indonesia. Politik juga merupakan alat paling efektif untuk
membuat sebuah perubahan dan kemajuan bagi negara. Hal ini tentu saja tidak terlepas
dari peran yang dilakukan pemuda-pemudi Indonesia, saat mengambil bagian dari
perubahan. Partisipasi mereka sangat dibutuhkan. Masa perubahan tata negara di
Indonesia sepanjang sejarahnya telah dipengaruhi oleh peran penting yang dimainkan
oleh Gerakan Pemuda dan Mahasiswa. Dalam makalah ini, kita akan menjelaskan
bagaimana peran mereka telah memengaruhi perkembangan tata negara di Indonesia
selama masa Orde Lama, Orde Baru, dan era Reformasi.

B. Saran
Peran Gerakan Pemuda dan Mahasiswa telah konsisten memengaruhi perubahan
tata negara di Indonesia sepanjang sejarah modernnya. Dalam setiap masa, mereka
memiliki dampak signifikan dalam membentuk politik, sosial, dan ekonomi Indonesia.
Mereka telah memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak asasi
manusia, demokrasi, dan keadilan, serta mengawal perubahan tata negara yang
mendukung kepentingan rakyat. Peran mereka adalah bukti kuat akan kekuatan
partisipasi masyarakat dalam perubahan politik.

5
DAFTAR PUSTAKA

"Gerakan Bawah Tanah: Latar Belakang, Tokoh, dan Peranannya"


selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7256283/gerakan-bawah-tanah-latar-
belakang-tokoh-dan-peranannya

Anda mungkin juga menyukai