Biografi
Surastri
Karma
Trimuri
XII MIPA 7
SANG LEGENDA
JURNALIS INDONESIA
"Saya tidak punya cita-cita untuk
diri saya sendiri. Cita-cita saya
untuk Indonesia, agar Indonesia
menjadi negri yang makmur"
TRIMURTI
(11 MEI 1912 - 20 MEI 2008)
S.K Trimuri lahir di Boyolali, 11 Mei
1912 - meninggal di Jakarta, 20 Mei
2008 pada usia 96 tahun.
PENDIDIKAN
Noormal School dan AMS
Surakarta
Universitas Indonesia jurusan
Ekonomi
PASANGAN SUAMI ISTRI
PENYAMBUNG LIDAH
RAKYAT
1972
Menerbitkan majalah kebatinan berjudul
Mawas Diri
MAK OMPRENG UNTUK EMANSIPASI
Nama "Trimurti" sebenarnya hanya nama pena. Menurut Reni Nuryanti dalam
antologi Tanah Air Bahasa: Seratus Jejak Pers Indonesia (2007: hlm. 164), nama "Karma"
dan "Trimurti" digunakan sebagai nama samaran secara bergantian untuk menghindari
delik pers pada masa kolonial Belanda. Lama-kelamaan, nama ini pun menjadi bagian
identitas pers Trimurti.
Kata "ompreng" menurut KBBI memiliki arti besek kecil tempat menaruh nasi dan lauk
pauk. Trimurti agaknya ingin bermain kata sambil memperjuangkan emansipasi serta
hak-hak perempuan dalam pernikahan dengan cara jenaka khas rakyat kecil. Menurut
Saskia Wieringa dalam Penghancuran Gerakan Perempuan (2010: hlm. 341), kolom Mak
Ompreng ditulis dari perspektif ibu rumah tangga paruh baya dari kelas bawah.
Trimurti membawakan Mak Ompreng dengan gaya bahasa rakyat yang sederhana tapi
sangat tajam. Ia pun tak jarang menyembur kelakuan para pejabat, bahkan mengkritik
Presiden.
Menyebarkan Berita Kemerdekaan
S.K. Trimurti mendapat tugas untuk menyebarkan
berita proklamasi ke wilayah Semarang dan sekitarnya.