Anda di halaman 1dari 3

PARAGRAF DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Moh. Badrih, S.Pd., M.Pd.


Paragraf dalam penulisan karya ilmiah memiliki ciri hampir sama dengan
paragraf pada umumnya. Yang membedakan adalah keketatan dalam
pengembangan gagasan dan penyusunan kalimatnya. Gagasan dalam paragraph
keilmuan dituntut pengembangannya secara utuh, dan lengkap. Kalimat-kalimat
dalam paragraph keilmuan dituntut penyusunannya secara runtut atau memiliki
kohesi dan koherensi.
Berikut ini dicontohkan paragraf keilmuan, yakni: (1) kesatuan; keutuhan, (2)
kebertalian, (koheren), dan (3) kecukupan isi/kelengkapan gagasan.
Ciri Paragraf Penulisan Karya Tulis Ilmiah
1) Kesatuan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan gagasan apabila seluruh uraian atau
detil pengembangannya, seluruh detil penunjang tidak boleh menyimpang dari
gagasan utama. Perhatikan controh berikut.
(1) Sebuah Penelitian mengandung tiga unsure pokok, yakni apa yang
diteliti, bagaimana peneliitian itu dilaksanakan, dan mengapa penelitian itu
dilaksanakan. (2) Pertanyaan pertama mengenai masalah penelitian,
pertanyaan kedua mengenai metodologi penelitian, dan pertanyaan ketiga
mengenai pentingnya penelitian. (3) Usaha untuk menjawab apa merupakan
kegiatan pokok. (4) Oleh karena itu, kegiatan tersebut merupakan inti dari
pelakasanaan suatu penelitian.
Dalam contoh (1) di muka, kalimat (1) adalah kalimat utama, kalimat (2), (3),
dan (4) adalah kalimat penjelas. Kalimat penjelasannya sama-sama mendukung
gagasan utama (1) yakni masalah penelitian.
Contoh 2
(1)
Morfologi adalah ilmu bahasa yang mengkaji bentukan kata. (2)
Tiga kajian Morfologi adalah afiksasi, morfologi, dan komposisi. (3) Afiksasi
mengaji proses pengimbuhan pada kata dasar, reduplikasi mengaji proses
perulangan kata, komposisi mengaji proses pengabungan atau pemajemukan
kata. (4) Morfologi diajarkan pada jurusan linguistik dan pendidikan bahasa di
perguruan tinggi.
Pada contoh (2) adakah kaliamat yang kehadirannya tidak mendukung
gagasan utama? Apakah anda menemukan bahwa kalimat (4) adalah kalimat
sumbang?
2) Kebertalian (Kohesi Koherensi)
Paragraf dinyatakan memiliki kebertalian atau koherensi apabila hubungan
antar kalimat sebelum dan sesudahnya bersifat runtun atau tidak melompatlompat. Paragraf bukanlah kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing
berdiri sendiri. Paragraf dibentuk oleh beberapa kalimat yang mempunyai hubungan
timbale-balik secara fungsional.
Contoh (1)

(1)
Dalam mengajarkan sesuatu, langkap pertama yang perlu
dilakukan ialah menentukan tujuan. (2) Tanpa adanya tujuan yang sudah
ditetapkan, materi yang diberikan, metode yang digunakan, dan evaluasi
yang dipilih, tidak akan memberikan manfaat bagi anak didik dalam
menerapkan hasil proses belajar mengajar. (3) Dengan mengetahui tujuan,
dapat ditentukan materi yang akan diajarkan, metode yang digunakan, serta
bentuk yang evaluasinya.
Dalam contoh (3) kesetalian dilakukan dengan cara mengulang kata kunci, yakni
kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula
timbul di awal paragraf, yakni tujuan kemudian diulang-ulang dalam kalimat
berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kesetalian seluruh kalimat.
Contoh (2)
(1) Dengan penuh kepuasan Pak Mitra memandangi hamparan padi yang
tumbuh dengan subur. (2) Jerih payahnya tidak sia-sia. (3) Beberapa bulan
lagi ia akan memetik hasilnya. (4) Sudah terbayang dimatanya, orang sibuk
memotong, memanggul padi berkarung-karung, dan menimbunnya di halaman
rumah. (5) Tentu anaknya, Sumi, dan calon menantunya, Hendra, akan ikut
bergembira. (6) Hasil panen yang berlimpah ini tentu dapat mengantarkan
mereka ke magligai perkawinan.
Kebertalian paragraph (4) dibentuk dengan menggunakan kata ganti. Kata ganti
yang mengacu pada manusia, benda, biasanya untuk menghindari kebosanan,
diganti dengan kata ganti.
Untuk menyatakan kebertalian dari sebuah paragraph, ada bentuk lain yang
sering digunakan, yakni penggunaan kata atau frasa dalam bermacam hubungan.
Contoh (3)
Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik karya ilmiah.
Pertama, topik yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji. Topik yang
menarik akan mengimbulkan kegahiraan dalam mengkajinya. Kedua, topik
jangan terlalu luas dan jangan terlalu sempit. Topik yang terlalu luas akan
menyulitkan penulisannya karena tidak ada pemfokusan masalah. Topik yang
terlalu sempit tidak menantang penulisnya. Keiga, topik yang dipilih sesuai
dengan minat dan kemampuan penulisnya. Keempat, topik yang dikaji
hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengatahuan atau
berkaitan dengan prestasi.
3) Kecukupan Isi dan Gagasan
Paragraf dinyatakan memiliki kesatuan isi dan gagasan apabila diuraikan
sejumlah rincian atau detil penunjang sebagaimana dituntut oleh gagasan utama
paragraf. Paragraf yang rincian atau detil penunjangnya tidak cukup disebut
paragraf mini.
Contoh (1)
(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan
produksi pertanian denngan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang
diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif.
Contoh (2)

(1) Ilmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan


produksi pertanian denngan berbagai cara yang penting. (2) Pupuk yang
diracik secara alamiah membuat tanah pertanian lebih produktif. (3)
Insektisida dan pestisida yang diterapkan dengan berkala pada tanaman yang
baru tumbuh akan memusnahkan berbagai jenis hama dan serangga yang
merantak. (4) Herbisida sanggup membubuh rumput yang tidak dikehendaki
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur.

Anda mungkin juga menyukai