Anda di halaman 1dari 4

Kekeliruan yang Kerap Ditemui dalam Karya Ilmiah

Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Dr. Lina Meilinawati, M.Hum.,
menuturkan sejumlah kekeliruan umum yang kerap dilakukan mahasiswa saat menyusun karya
ilmiah. Pertama mengenai ketidaksesuaian analisis dengan identifikasi masalah.
Identifikasi merupakan kunci dari sebuah karya ilmiah. Namun, masih banyak analisis yang
tidak sesuai identifikasi yang telah ditentukan. Contohnya, pertanyaan penelitiannya ada dua,
tetapi ternyata analisisnya ada tiga atau malah sebaliknya.

Selain itu, mengenai teori juga kerap diabaikan. Penulis tidak menerapkan teori saat melakukan
penelitian. Hal ini menyebabkan mereka tidak fokus dalam menjelaskan tema penelitian,
termasuk dilihat dari bab pertama atau pendahuluan. Dari hal ini, maka mereka kerap kurang
mendalami permasalahan dari sebuah tulisan.

Selain itu, kesalahan berbahasa juga menjadi kekeliruan umum yang kerap dijumpai pada
karya ilmiah. Kekeliruan ini terlihat dari segi penulisan maupun logika berbahasa.Umumnya,
penulis tidak dapat membedakan kalimat tunggal dan majemuk. Kemudian kekeliruan dalam
menggunakan tanda baca, kaidah penulisan huruf kapital, hingga pemilihan kata banyak
dijumpai dalam karya ilmiah.

Salah satu logika berbahasa yang keliru adalah pemakaian konjungsi atau kata hubung dalam
satu kalimat. Terkadang ada penulis yang menggunakan dua konjungsi atau lebih dalam satu
kalimat.

Pengutipan juga menjadi hal penting yang mesti diperhatikan oleh penulis. Kesalahan dalam
mengutip bisa berakibat fatal. Tuduhan plagiat bisa saja terjadi hanya karena kesalahan
mengutip.

Berdasarkan buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan Fakultas Ilmu Budaya Unpad,
ada sejumlah aturan pengutipan berdasarkan standar sitasi yang dikeluarkan organisasi APA
(American Psychological Association), antara lain:

(1) Kutipan langsung yang berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat (baik dalam bahasa aslinya,
maupun terjemahannya), yang terdiri atas tidak lebih dari tiga baris, dapat dimasukkan ke
dalam teks dengan jarak tetap diikuti dengan nama penulis, tahun, dan halaman;

(2) Kutipan langsung (bisa dalam bahasa aslinya atau terjemahannya), yang terdiri dari empat
baris atau lebih, ditik terpisah dari teks dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk lima
ketukan dari margin kiri teks, diikuti nama penulis, tahun, dan halaman. (dibubuhi tanda kutip
dua);

3) Kutipan tidak langsung yang menggunakan gagasan atau pemikiran seorang penulis buku,
artikel, dsb., walaupun disusun dengan menggunakan kata-kata sendiri, harus mencantumkan
namanya (apabila perlu dapat pula dicantumkan judul karya tulisnya) dan tahun buku/artikel
itu ditulis, sesuai dengan kebiasaan penulis pada tiap-tiap disiplin ilmu). (tidak dibubuhi tanda
kutip, nama dan tahun);

(4) Kutipan dalam kutipan dilakukan dengan penanda pembubuhan tanda baca (“…’….’….”).*
Tipe-Tipe Esai

Analitis
Esai analitis merupakan struktur yang paling umum. Tulisan ini menjawab pertanyaan
berdasarkan hasil diskusi, analisis, penyelidikan, eksplorasi, atau peninjauan. Dalam struktur
analitis, penulis diminta untuk memecah topik menjadi komponen-komponen yang berbeda
dan mendiskusikannya dalam paragraf atau bagian terpisah.

Argumentatif
Esai argumentatif mencakup topik berupa keputusan atau kebijakan tertentu dan menyajikan
argumen yang mendukung posisi anda. Cara efektif untuk memperdebatkan suatu hal adalah
dengan menyajikan pandangan yang berlawanan terlebih dahulu kemudian melawan
pandangan ini dengan bukti yang lebih kuat.

Interpretatif
Esai interpretatif menampilkan studi kasus, skenario, diagram, informasi grafis, atau gambar.
Berbagai data ini kemudian menjadi informasi untuk menunjukkan penerapan pengatuan.
Berdasarkan data ini, penulis dapat memberikan rekomendasi atau solusi. Contohnya
mengembangkan rencana, menyarankan nasihat hukum atau merencanakan strategi pemasaran.

Perbandingan
Tujuan dari esai ini yakni membandingkan dan membedakan beberapa item pertanyaan seperti
teori/ model. Tugas penulis membuat rekomendasi mengenai kesesuaian item yang
dibandingkan.

Persoalan dan Solusi


Penulis perlu menyusun jawaban menjadi beberapa bagian dari hasil penyelidikan masalah dan
eksplorasi, serta solusi. Selain itu, memberikan solusi terbaik berdasarkan hasil riset.

Sebab dan Dampak


Contoh esai jenis ini termasuk pertanyaan yang meminta penulis untuk menyatakan atau
menyelidiki efek atau garis besar penyebab topik. Contohnya mengenai peristiwa sejarah,
penerapan kebijakan, kondisi medis, atau bencana alam. Esai-esai ini dapat disusun
menggunakan dua acara yaitu penyebab situasi dan efeknya serta penyebabnya. Terkadang
dengan esai sebab dan akibat, penulis diminta untuk memberikan penilaian tentang efek
keseluruhan seperti pada komunitas, tempat kerja, individu.

Unsur-Unsur Paragraf
Unsur-unsur paragraf menurut Suaedi (2015) adalah bagian-bagian yang membangun paragraf
sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan sistematis. Unsur-unsur tersebut sebagai
berikut:
a) Kalimat topik (topic sentence) Kalimat topik merupakan kalimat yang mendasari
sebuah paragraf dan mengandung pikiran utama sebuah paragraf. Setiap paragraf hanya
mempunyai sebuah kalimat topik. Namun, terdapat paragraf yang biasanya tidak
terdapat kalimat topik di dalamnya. Paragraf tersebut biasanya termasuk paragraf
narasi.
b) Kalimat penjelas/pengembang (sentence development) Tugas dari kalimat
penjelas/pengembang adalah menjelaskan, mengembangkan, atau menjabarkan secara
langsung kalimat topik.
c) Kalimat penegas dalam paragraf berfungsi sebagai penguat dan sebagai daya tarik bagi
pembaca. Keberadaan kalimat penegas dalam paragraf tidak bersifat mutlak.

Fungsi paragraf
a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
b. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti
paragraf berarti ganti pikiran.
c. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi
pembacanya.
d. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih
kecil.
e. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka harus benar-benar menarik, dapat juga diawali dengan mencantumkan
pendapat tokoh tertentu. Berikut ini disajikan tips untuk menarik pembaca dalam paragraf
pembuka.
1) Menyampaikan berita hangat.
2) Menyampaikan anekdot.
3) Memberikan latar belakang dengan suasana yang pas.
4) Memberikan contoh konkret berkenaan denga pokok pembicaraan.
5) Mengawali karangan dengan suatu pernyataan yang tegas.
6) Menyentak pembaca dengan pertanyaan tajam.
7) Menyentak pembaca dengan perbandingan yang kontras.
8) Mengungkapkan isu misteri yang belum terungkap.
9) Mengungkapkan peristiwa luar biasa

Anda mungkin juga menyukai