Anda di halaman 1dari 4

CARSINOMA LARING

Anatomi laring

Epidemiologi
Di luar negeri ca laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan di
bidang THT, sedangkan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, ca laring menduduki
urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus
paranasal. Rata-rata 1,2 orang per 100.000 penduduk meninggal karena ca laring.
Etiologi ca laring belum diketahui secara pasti. Menurut para ahli termasuk factor
resiko adalah perokok dan peminum alcohol.

Histopatologi
Karsinoma sel skuamosa meliputi 95% sampai 98% dari semua tumor ganas laring.
Karsinoma sel skuamosa dibagi menjadi 3 tingkat diferensiasi: a) berdiferensiasi
baik (grade 1), b) berdiferensiasi sedang (grade 2), dan c) berdiferensiasi buruk
(grade 3). Kebanyakan tumor ganas pita suara cenderung berdiferensiasi baik. Lesi
yang mengenai hipofaring, sinus piriformis, dan plika ariepiglotika kurang
berdiferensiasi baik.

Klasifikasi letak tumor


Tumor supraglotik terbatas pada daerah mulai dari tepi atas epiglottis sampai batas
atas glottis termasuk pita suara palsu dan ventrikel laring.
Tumor glotik mengenai pita suara asli. Batas inferior glotik adalah 10 mm di bawah
tepi bebas pita suara, 10 mm merupakan batas inferior otot-otot intrinsic pita suara.
Batas superior adalah ventrikel laring. Oleh karena itu tumor glotik dapat mengenai
1 atau ke 2 pita suara, dapat meluas ke subglotik sejauh 10 mm, dan dapat
mengenai komisura anterior atau posterior atau prosesus vokalis kartilago
arytenoid.
Tumor subglotik tumbuh lebih dari 10 mm di bawah tepi bebas pita suara asli
sampai batas inferior krikoid.
Tumor ganas transglotik adalah tumor yang menyebrangi ventrikel mengenai pita
suara asli dan pita suara palsu, atau meluas ke subglotik lebih dari 10 mm.

Gejala
Serak adalah gejala utama karsinoma laring, merupakan gejala paling dini tumor
pita suara. Hal ini disebabkan karena gangguan fungsi fonasi laring. Kualitas nada

sangat dipengaruhi oleh besar celah glotik, besar pita suara, ketajaman pita suara,
kecepatan getaran dan ketegangan pita suara. Pada tumor ganas laring, pita suara
gagal berfungsi secara baik disebabkan oleh ketidakaturan pita suara, oklusi atau
penyempitan celah glotik, terserangnya otot-otot vokalis, sendi dan ligament
krikoaritenoid, dan kadang-kadang menyerang saraf. Adanya tumor di pita suara
akan mengganggu gerak maupun getaran kedua pita suara tersebut. Serak
menyebebkan kualitas suara menjadi kasar,menganggu, sumbang dan nadanya
lebih rendah dari biasa. Kadang-kadang bisa afoni karena nyeri, sumbatan jalan
nafas, atau paralisis komplit.
Hubungan antara serak dan tumor laring tergantung pada letak tumor. Apabila
tumor tumbuh pada pita suara asli, serak merupakan gejala dini dan menetap.
Apabila tumor tumbuh di daerah ventrikel laring, di bagian bawah pita ventrikularis,
atau di batas inferior pita suara, serak akan timbul kemudian. Pada tumor
supraglotis dan subglotis, serak dapat merupakan gejala akhir atau tidak timbul
sama sekali. Pada kelompok ini, gejala utama tidak khas dan subjektif, seperti
perasaan tidak nyaman, rasa ada yang mengganjal di tenggorok. Tumor hipofaring
jarang menimbulkan serak, kecuai tumornya eksentif. Fiksasi dan nyeri
menimbulkan suara berguman (hot potato voice).
Dyspnea dan stridor. Dyspnea dan stridor adalah gejala yang disebabkan oleh
sumbatan jalan napas dan dapat timbul pada tiap tumor laring. Gejala ini
disebabkan gangguan jalan napas oleh massa tumor, penumpukan kotoran atau
secret, maupun oleh fiksasi pita suara. Pada tumor supraglotik atau transglotik
terdapat kedua gejala tersebut. Sumbatan yang terjadi secara perlahan-lahan dapat
dikompensasi oleh pasien. Pada umumnya dyspnea dan stridor adalah tanda
prognosis yang kurang baik.
Nyeri tenggorok. Keluhan bervariasi dari rasa seperti goresan sampai rasa nyeri
yang tajam.
Disfagia adalah ciri khas tumor pangkal lidah, supraglotik, hipofaring, dan sinus
piriformis. Keluhan ini merupaka keluhan paling sering pada tumor ganas
postkrikoid. Rasa nyeri ketika menelan (odinofagi) menandakan adanya tumor
ganas lanjut yang mengenai struktur ekstra laring.
Batuk dan hemoptysis. Batuk jarang ditemukan pada tumor ganas glotik, biasanya
timbul dengan tertekannya hipofaring disertai secret yang mengalir ke dalam liang
laring. Hemoptysis sering terjadi pada tumor glotik dan tumor supraglotik.
Gejala lain berupa nyeri alih ke telinga ipsilateral, halitosis, batuk, hemoptysis dan
penurunan berat badan menandakan perluasan tumor ke luar laring atau
metastasis jauh.
Pembesaran kelenjar getah bening leher dipertimbangkan sebagai metastasis tumor
ganas yang menunjukan tumor pada stadium lanjut.

Nyeri tekan laring adalah gejala lanjut yang disebabkan oleh komplikasi supurasi
tumor yang menyerang kartilago tiroid dan perikondrium.

Diagnosis
Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis.
Pemeriksaan laring dapat dilakukan dengan cara tidak langsung menggunakan kaca
laring atau secara langsung menggunakan laringoskop. Pemeriksaan ini untuk
menilai lokasi tumor, penyebaran tumor, kemudian dilakukan biopsy untuk
pemeriksaan patologi anatomi.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan selain pemeriksaan laboratorium darah,
juga pemeriksaan radiologic. Foto thorax diperlukan untuk menilai keadaan paru,
ada atau tidaknya proses spesifik dan metastasis ke paru. CT Scan laring dapat
memperlihatkan keadaan tumor dan laring lebih seksama, misalanya penjalaran
tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar
getah bening leher.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan patologi anatomi dari bahan biopsy
laring, dan biopsy jarum halus pada pembesaran kelenjar getah bening di leher.
Dari hasil patologi anatomic yang terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa.

Klasifikasi tumor ganas laring (AJCC dan UICC 1988)


Tumor primer (T)
Supraglotis
Tis
T1
T2
T3

T4

Karsinoma in situ
Tumor berada pada satu sisi pita suara asli/ palsu (gerakan masih baik)
Tumor sudah menjalar ke 1 dan 2 sisi daerah supraglotis dan glottis masih
bisa bergerak (tidak terfiksir)
Tumor terbatas pada laring dan sudah terfiksir atau meluas ke daerah krikoid
bagian belakang, dinding medial dari sinus piriformis, dan ke arah rongga
pre-epiglotis
Tumor sudah meluas ke luar laring, menginfiltrasi orofaring jaringan lunak
pada leher atau sudah merusak tulang rawan tiroid

Glottis
Tis
T1
T2
T3

Karsinoma in situ
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara
masih baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior
Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksasi (impaired mobility)
Tumor meliputi laring dan pita suara sudah terfiksasi

T4
Tumor sudah luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar
dari laring
Subglotis
Tis
Karsinoma in situ
T1
Tumor terbatas pada daerah subglotis
T2
Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah
terfiksasi
T3
Tumor sudah mengenai laring dan pita suara sudah terfiksasi
T4
Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring
atau kedua-duanya

Penjalaran ke kelenjar limfa (N)


Nx
Kelenjar limfa tidak teraba
N0
Secara klinis kelenjar tidak teraba
N1
Secara klinis teraba 1 kelenjar limfa dengan ukuran diameter 3 cm
homolateral
N2
Teraba kelenjar limfa tungal, ipsilateral dengan ukuran diameter 3-6 cm
N2a Satu kelenjar limfa ipsilateral, diameter 3-6 cm
N2b Multipel kelenjar limfa ipsilateral, diameter tidak lebih dari 6 cm
N2c Metastasis bilateral atau kontralateral, diameter tidak lebih dari 6 cm
N3
Metastasis kelenjar limfa >6 cm
Metastasis jauh (M)
Mx
M0
M1

Tidak terdapat/ terdeteksi


Tidak ada metastasis jauh
Terdapat metastasis jauh

Staging (stadium)
ST I

T1

N0

M0

ST II

T2

N0

M0

ST III T3
N0
T1/T2/T3

M0
N1

M0

ST IV T4
N0/N1 M0
T1/T2/T3/T4 N2/N3
T1/T2/T3/T4 N1/N2/N3

M1

Anda mungkin juga menyukai