Etiologi Radang
I.
Benda fisik:
a. Benda-benda traumatik (jarum, pisau, kapak, tombak,
panah, binatang buas)
b. Suhu (suhu tinggi & suhu rendah)
c. Listrik (voltase tinggi)
d. Radiasi (sinar x dan nuklir)
II.
III.
IV. Vaskular/Hormon
Definisi Radang
Reaksi
Respon
Menurut
Makroskopik
Rubor (kemerahan)
merupakan tanda pertama yang ditemukan di
daerah radang, disebabkan oleh arteriol yang
berdilatasi.
Kalor (panas)
Terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih
banyak darah (pada suhu 370C) dialirkan dari
dalam tubuh ke permukaan daerah yang terkena
dibandingkan ke daerah yang normal.
Tumor (pembengkakan)
Pembengkakan lokal yang disebabkan
perpindahan cairan dan sel-sel dari aliran darah
ke jaringan interstisial
Dolor (nyeri)
terjadi karena pembengkakan jaringan yang
meradang sehingga menimbulkan peningkatan
tekanan lokal yang dapat menyebabkan nyeri
Mikroskopik
- vasodilatasi
- eksudasi
- Emigrasi leukosit
proses perpindahan sel darah putih yang
bergerak keluar dari pembuluh darah. Tempat
utama emigrasi leukosit adalah pertemuan antarsel endotel. Walaupun pelebaran pertemuan
antar-sel memudahkan emigrasi leukosit, tetapi
leukosit mampu menyusup sendiri melalui
pertemuan antar-sel endotel yang tampak
tertutup tanpa perubahan nyata
Macam-macam radang
Berdasarkan
cepat lambatnya
Radang
kekhasan etiologinya
Radang
spesifik
Radang
non spesifik
Patofisiologi
LO 2
PATOFISIOLOGI RADANG
1.
Terjadi luka
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Akut
Kronik
Agen Penyebab
Pathogens (jaringan
yang cedera)
Neutrophils,
mononuclear cells
(monocytes,
macrophages)
Mediator Utama
Vasoactive amines,
eicosanoids
Onset
Immediate
Delayed
Durasi
Few days
Hasil
Resolution, abscess
formation, chronic
inflammation
Proses penyembuhan
LO4
Perbaikan
Jaringan ikat
Pertumbuhan jaringan ikat muda ke arah dalam
daerah peradangan disebut organisasi jaringan ikat
yang tumbuh itu disebut jaringan granulasi.
Organisasi
terjadi jika :
REGENERASI
Sel labil
Sel stabil
Sel permanen
Bentuk Kesembuhan
1. Kesembuhan Primer
Terjadi pada luka, di mana tepi luka mudah
ditautkan. Contoh : luka insisi saat bedah
2. Kesembuhan Sekunder
Terjadi pada luka, yang tepinya sulit ditautkan dan
biasanya disertai terbentuknya jaringan granulasi
yang cukup banyak. Contoh : luka karena trauma,
luka yang dalam
suplai darah
Status gizi individu ( protein ; vit.C )
Ada/tidaknya infeksi
Ada/tidaknya diabetes melitus
Sedang dalam pengobatan glukokortikoid
Kadar sel darah putih dalam sirkulasi
Usia muda
Fungsi leukosit
Respon radang normal
Macam-macam
transudat dan eksudat
LO5
Transudat
cairan
Eksudat
Serosa:
Fibrinosa
Komponen utama eksudat : fibrin
Menandakan peradangan akut dengan kerusakan
vasculer yang cukup hebat
Jaringan tampak kaku, kusam, dengan warna putih
kuning ( karena kandungan fibrin)
Lapisan fibrin pada membrana mukosa sering
membentuk pseudo-membran:
* Cropous membrane membran yg mudah
lepas
* Diphteritic membrane yg susah lepas
Contoh : Salmonellosis, Mikoplasmosis,
Kataralis
Purulenta
Komponen
Hemoragik
Komponen utama eksudat : darah
Biasanya terjadi pada organ yg banyak kapilernya
Menandakan peradangan perakut hebat
Makroskopis : organ mengalami perdarahan
Mikroskopis : banyak eritrosit diluar vasculer
Peradangan
Granulomatosa :
Komponen eksudat: granul, yang umum pada
peradangan kronis
Sel radang yang muncul: limfosit, makrofag
3 tahap terjadinya: INFLAMATORY (kehadiran
sel-sel mononuklear) REPARATIVE
(munculnya jaringan ikat) DEGENERATION
(terjadinya degenerasi dan nekrosis)
Eksudat
(Serosa)
Eksudat
(Purulenta)
Sterilitas
Steril
Tidak steril
Tidak steril
Kadar Protein
(test Rivalta)
++
++++
Warna
Jernih
Jernih
kekuningan
Kekentalan
Encer/cair
Agak kental
Kental (cepat
menggumpal)
Komplikasi
Komplikasi cukup serius, dimulai pada organ
yang letaknya dekat kaki itu sendiri sampai
pada organ yang letaknya jauh dengan cara
mengikuti aliran darah (hematogen) atau getah
bening.
Komplikasi dapat berupa timbulnya nanah
pada peritonsil, abses parafaring, radang
telinga tengah akut, radang telinga tengah
kronis (congekan), radang sinus paranasal
(sinusitis), radang bronchus paru (bronkhitis),
radang.
c. Flegmon
Abses yang radang jaringannya luas o/ streptococcus
d. Erysiplas
Seperti Flegmon tetapi lekositnya sedikit sehingga
tidak terjadi supurasi (pernanahan)
e. Embiema
bengkak berisi nanah pada rongga yang ada
f. Selulitis
peradangan akut, difus, menyebar, edematosa, dan
supuratif pada jaringan subkutan dalam dan kadang
jaringan otot, kadang dengan pembentukan abses;
kulit terasa hangat dan nyeri.
Floranormal
LO7
Flora normal
tubuh
flora
Faktor-faktor
Macam-macam
penyebab abses
LO 8
Macam-macam Abses
Abses
Lung abses.
Selama atau setelah radang paru-paru, apakah itu disebabkan
oleh bakteri [Common radang paru-paru], tuberkulosis, jamur,
parasit, atau bakteri lain, abses dapat berkembang sebagai
komplikasi.
Hati abses.
Bakteri atau amuba dari usus dapat menyebar melalui darah
ke hati dan menyebabkan abses.
Psoas abses.
Jauh di bagian belakang perut, di kedua sisi tulang belakang
pinggang, terletak otot psoas. Mereka flex pinggul.
Abses dapat mengembangkan di salah satu otot, biasanya
ketika itu menyebar dari usus buntu, usus besar, atau saluran
tuba.
Empiema
: peradangan pleura
Fistula
ke
dua permukaan yang terpisah.
Dilakukan dengan
menggunakan
FNAB/BAJAH, yaitu
dengan
halus
untuk
mengambil
prosedur
menggunakan jarum
sebanyak mungkin
1. Cara mengambil
2. Cara menyimpan
4. Pemrosesan spesimen
Macconkey agar
jika
streptococcus
didapatkan
dibiak
dengan
kuman
biakan
ANTI INFLAMASI
Obat
suatu
Alkanon: nabumeton
area cedera
Mengusahakan
dengan air.
Memakai
Pehatikan
Memakan