Anda di halaman 1dari 206

POLA RELASI KYAI DAN SANTRI (Persepsi Santri Terhadap

Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan,


Sidorejo, Salatiga, Tahun 2012)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Islam

Oleh
KUNTI ZAKIYAH
NIM 111 08 046

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2012
i

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan, maka skripsi


saudara :
nama

: Kunti Zakiyah

NIM

: 111 08 046

jurusan

: Tarbiyah

judul

: RELASI KYAI DAN SANTRI (Studi Terhadap Perspektif


Santri tentang Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren
Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga, Tahun 2012).

Dapat diajukan dalam sidang munaqosyah.

Salatiga, Agustus 2012


Pembimbing

Achmad Maimun, M.Ag.


NIP. 19700510 199803 1003

iii

SKRIPSI
POLA RELASI KYAI DAN SANTRI (Persepsi Santri Terhadap
Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo,
Salatiga, Tahun 2012)
DISUSUN OLEH
KUNTI ZAKIYAH
NIM: 111 08 046
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 07
September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana SI Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji


Ketua

: Dr. Imam Sutomo, M.Ag.

Sekretaris

: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Penguji I

: Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag.

Penguji II

: M. Gufron, M.Ag.

Penguji III

: Achmad Maimun, M.Ag.

Salatiga, September 2012


Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag


NIP.19580827 198303 1 002
iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama

: KUNTI ZAKIYAH

NIM

: 111 08 046

Jurusan

: Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam


Menyatakan bahwa skripsi yang penulis susun merupakan hasil karya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulisan orang lain. Adapun pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Apabila di kemudian hari pernyataan penulis tidak benar, maka penulis
bersedia untuk menerima sanksi akademik yang diberikan oleh STAIN Salatiga.

Salatiga, Agustus 2012


Yang Menyatakan,

KUNTI ZAKIYAH
111 08 046

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
Kesabaran itu pahit tetapi manis buahnya.
Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.

Persembahan:
1. Kedua orangtua tercinta, inspirator, dan penyemangat hidup sejati, yang
keikhlasannya tak pernah sayup, yang selalu membantu dengan seluruh rasa
sanggup, yang doa dan cintanya sepanjang zaman, beliaulah Ayahanda Abdul
Ghofur dan Ibunda Syarifah.
2. Ketiga adik tercinta; Nurul Hidayah A.A, Mukhtar Luthfi, dan Aulia Endah
Safitri.
3. Bapak K. Mukhlasin dan keluarga yang telah memberikan bimbingannya di Pondok
Pesantren Pancasila.
4. Teman-teman PAI B angkatan 2008, Sahabat-sahabat tercinta di kampus STAIN
dan di Pondok Pesantren Pancasila yang telah memberikan persahabatan yang
erat.

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala, atas
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah, serta ridlo-Nya, sehingga penulisan skripsi
yang berjudul POLA RELASI KYAI DAN SANTRI (Persepsi Santri Terhadap
Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila,
Salatiga,

Tahun

Blotongan,

Sidorejo,

2012), dapat selesai pada waktunya. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada beliau Nabi agung Nabi Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafa'atnya diakhirat nanti.
Adapun dalam skripsi tersebut peneliti paparkan hal-hal berkaitan dengan
relasi antara kyai dan santri yang kemudian peneliti kupas dari sudut pandang
(perspektif) santri, berkaitan dengan kepemimpinan kyai. Yang mana hal tersebut
peneliti paparkan sesuai fakta-fakta dan teori yang relevan dengan cara
mengelompokkannya ke dalam subbab-subbab tertentu. Di dalam skripsi ini
termuat pula paparan tentang pesantren (kyai dan santri), jenis-jenis dari relasi
antara kyai dan santri, kepemimpinan-baik yang secara umum maupun yang
secara khusus/islami, jenis-jenis kepemimpinan, dan dalam bab pembahasan
peneliti paparkan berkaitan dengan sudut pandang santri tentang kepemimpinan
kyai yang mana peneliti berikan penjelasan secara jelas dan padat.

vii

Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dukungan


dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati peneliti
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd selaku ketua jurusan tarbiyah STAIN Salatiga.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
STAIN Salatiga.
4. Bapak Achmad Maimun, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang penuh
kesabaran membimbing dan mengarahkan.
5. Bapak Abdul Khafid, Amd. selaku motivator dan pembimbing spiritual yang
telah memberi dukungan dan bantuan disaat pembuatan skripsi.
6. Seluruh dosen dan karyawan STAIN Salatiga yang telah memberi ilmu serta
pelayanan yang baik selama peneliti menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
7. K. Mukhlasin dan keluarga selaku pemilik dan pengasuh Pondok Pesantren
Pancasila, yang telah memberi izin, bimbingan dan arahan bagi peneliti.
8. Bapak Abdul Ghofur dan Ibu Syarifah, beliau adalah orangtua peneliti yang
selalu memberi dukungan baik moral dan materi serta panjatan doa-doa bagi
peneliti.
9. Ketiga adik peneliti; Nurul Hidayah A.A., Mukhtar Lhutfi dan Aulia Endah
Safitri, yang selalu memberikan dukungan dan doa.
10. Teman-teman PAI B angkatan 2008 dan sahabat-sahabat di kampus STAIN,
terimakasih atas bantuan, dukungan dan persahabatannya.

viii

11. Teman-teman senasib dan seperjuangan di Pondok Pesantren Pancasila,


khususnya kepada santri-santri komplek Darul Mukhlasin.
12. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari
keterbatasan dan kekurangan, untuk itu peneliti akan sangat bahagia menerima
saran maupun kritik yang sekiranya dapat peneliti gunakan sebagai perbaikan
dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan. Amin.
Wassalamu'ailaikum Wr. Wb

Salatiga, Agustus 2012

KUNTI ZAKIYAH
NIM 111 08 046

ix

ABSTRAK
Zakiyah, Kunti. 2012. POLA RELASI KYAI DAN SANTRI (Persepsi Santri
Terhadap Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila,
Blotongan, Sidorejo, Salatiga, Tahun 2012). Skripsi. Jurusan Tarbiyah.
Program Studi Pendidikan Agama Islam. SekolahTinggi Agama Negeri
Salatiga. Pembimbing. Achmad Maimun, M.Ag.
Kata kunci: Pola Relasi Kyai dan Santri
Tujuan dari skripsi ini adalah Untuk mengetahui hubungan kyai dan
santri di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga, tahun
2012. Untuk mengetahui persepsi santri terhadap kepemimpinan Kyai di
Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga, tahun 2012. Ada
pun penelitian ini menggunakan pendekata kualitatif dengan menggunakan
metode observasi dan wawancara.
Berdasarkan analisis penelitian maka diperoleh data sebagai berikut: (1)
Pola relasi kyai dan santri di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo,
Salatiga, tahun 2012 merupakan hubungan patron-client mendasarkan diri pada
pertukaran yang tidak seimbang, yang mencerminkan perbedaan status.
Seorang client (santri), menerima banyak jasa dari patron (kyai) sehingga
client terikat dan tergantung kepada patron. Kedua, hubungan patron-client
bersifat personal. Pola resiprositas yang personal antara kyai dan santri
menciptakan rasa kepercayaan dan ketergantungan di dalam mekanisme
hubungan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari budaya penghormatan santri ke
kyai yang cenderung bersifat kultus individu. Ketiga, hubungan patron
tersebar menyeluruh, fleksibel dan tanpa batas kurun waktunya. Hal ini
dimungkinkan karena asosialisasi nilai ketika menjadi santri berjalan bertahuntahun.
Hubungan patron-client ini menempatkan kyai pada kedudukan yang
tinggi, berpengaruh, dan berwibawa di hadapan santri. Kaitannya dengan relasi
kyai dan santri, seorang santri seharusnya taat terhadap kyai. Yang mana sikap
taat kepada kyai atau pemimpin agama ini merupakan implementasi dari
kehendak Al- Quran yaitu QS. An-Nisa ayat 59 yang artinya: Hai orangorang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. (2) Persepsi santri terhadap kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga Tahun 2010 adalah
kepemimpinan karismatik karena dikagumi oleh banyak santri-santri
(pengikut). Ada pun kekaguman tersebut disebabkan oleh karakteriatik Kyai
yang khas (daya tariknya yang sangat memikat). Kepemimpinan di Pondok
Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga Tahun 2012 pun sangat
bernuansa moral karena otoritas Kyai dalam masalah kedalaman ilmu,
ketinggian pribadi dan pengelolaan yang hati-hati dalam hubungan-hubungan
personal.
x

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI .............................................................................................

LEMBAR BERLOGO ....................................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii


PENGESAHAN .............................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi


KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi


DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan Penelitian ................................................................................

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

E. Penegasan Istilah .................................................................................

F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian dan jenis Penelitian ...................................... 10
2. Kehadiran Peneliti ............................................................................ 11
3. Lokasi dan waktu Penelitian ............................................................ 12
xi

5. Sumber Data ..................................................................................... 12


6. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 15
7. Analisis Data .................................................................................... 18
8. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................... 20
9. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................... 21
G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 22

BAB II KEPEMIMPINAN KYAI


A. Kyai dan Santri: Tinjauan Konsep
1. Kyai .................................................................................................. 27
a. Sifat-Sifat Terpuji Kyai ........................................................... 28
b. Tipologi Kyai ............................................................................ 31
2. Santri ................................................................................................ 35
a. Jenis dan Karakteristik Santri .................................................... 36
b. Figur Berkualitas Seorang Santri................................................ 36
3. Pola Relasi Kyai dan Santri.............................................................. 38
a. Hubungan Guru dan Murid........................................................ 39
b. Hubungan Orangtua dan Anak.................................................. 41
c. Hubungan Patron-Client............................................................ 41
4. Kepemimpinan
a. Kepemimpinan Secara Umum ....................................... ............. 43
b. Kepemimpinan dalam Islam ........................................................ 45
c. Elemen Kepemimpinan ............................................................... 45
d. Syarat-Syarat Kepemimpinan ..................................................... 47
xii

e. Gaya Kepemimpinan.................................................................... 49
f. Kepemimpinan Kyai.................................................................... 54
B. Telaah Pustaka...................................................................................... 56

BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN


A. Paparan data
1. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Pancasila ................ 62
2. Letak Geografis ................................................................................ 65
3. Profil Pengasuh ................................................................................ 66
4. Pendidikan........................................................................................ 66
5. Visi dan Misi Pondok Pesantren Pancasila ...................................... 67
6. Struktur Kepengurusan .................................................................... 68
7. Jadwal Kegiatan Santri .................................................................... 70
8. Daftar Ustaz/Ustazah ....................................................................... 72
9. Perkembangan Fisik Pondok Pesantren .......................................... 77
10. Jumlah Santri ................................................................................. 78
11. Nama-nama Asrama Putra-Putri Pondok Pesantren Pancasila ...... 79
12. Jenis-jenis Program Pendidikan ..................................................... 79
B. Temuan penelitian
1. Pola Relasi Kyai dan Santri di Pondok pesantren Pancasila-Ketaatan
Santri atas Kepemimpinan Kyai
a. Ketika Melaksanakan Perintah dari Kyai ............ .........................83
b. Ketika Melaksanakan Nasehat dari Kyai .................................... 83
c. Ketika Menerima Hukuman dari Kyai .......................................... 83
xiii

d. Makna Hukuman bagi Santri ......................................................... 84


e. Ketika Melaksanakan Tata Tertib ................................................. 84
f. Makna Tata Tertib bagi Santri ...................................................... 86
2. Persepsi Santri Terhadap Kepemimpinan Kyai
a. Kepemimpinan ............................................................................... 86
b. Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila ................... 86
c. Ciri-ciri Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila ...... 87
d. Kepemimpinan Kyai Sangat Penting............................................. 88

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pola Relasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren Pancasila-Ketaatan
Santri
atas Kepemimpinan
1. Ketika Melaksanakan Perintah dari Kyai ........................................ 90
2. Ketika Melaksanakan Nasehat dari Kyai ........................................ 93
3. Ketika Menerima Hukuman dari Kyai ............................................. 95
4. Makna Hukuman bagi Santri ........................................................... 98
5. Ketika Melaksanakan Tata Tertib .................................................... 100
6. Makna Tata Tertib bagi Santri ......................................................... 103
B. Persepsi Santri Terhadap Kepemimpian Kyai
1. Kepemimpinan ................................................................................. 105
2. Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila ...................... 107
3. Ciri-ciri Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila ....... 112
4. Kepemimpinan Kyai Sangat Penting ............................................... 116
xiv

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................. 119
B. Saran ................................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Keterangan struktur organisasi Pondok Pesantren Pancasila tahun


2011/2012 ...................................................................................... 69
Tabel 3.2 : Jadwal kegiatan santri Pondok Pesantren Pancasila ..................... 70
Tabel 3.3 : Daftar ustaz/ustazah (pengajar) tahun 2011/2012........................ 72
Tabel 3.4 : Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Pancasila ..................... 77
Tabel 3.5 : Jumlah santri Pondok Pesantren Pancasila berdasarkan kelas tahun
ajaran 2011/2012 ............................................................................ 78
Tabel 3.6 : Nama-nama asrama putra/putri Pondok Pesantren Pancasila ...... 79

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01

Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 02

Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 03

Surat Keterangan Penelitian di Pondok Pesantren Pancasila

Lampiran 04

Identitas Umum Pondok Pesantren Pancasila

Lampiran 05

Pedoman Observasi

Lampiran 06

Pedoman Wawancara

Lampiran 07

Daftar Informan Wawancara

Lampiran 08

Catatan Observasi

Lampiran 19

Catatan Wawancara

Lampiran 10

Lembar Konsultasi

Lampiran 11

Laporan SKK

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pondok Pesantren merupakan sistem pendidikan keagamaan tertua
produk asli bangsa Indonesia, menurut Galba (1995:23) Salah satu ciri
pondok pesantren adalah adanya asrama bagi para santrinya, adapun
santri menurut Munir Mulkhan (2003:300) memiliki arti murid atau orang
yang belajar di pondok pesantren. Untuk menggali ilmu dari kyai tersebut
secara teratur dalam waktu yang lama, para santri tersebut harus
meninggalkan kampung halamannya dan menetap di dekat

kediaman

kyai. Yang mana kedekatan kyai dan santri tersebut menimbulkan pola
relasi tertentu.
Adapun pola relasi kyai dan santri dapat dikategorikan sebagai
hubungan dialektik. Yang mana hubungan dialektik ialah hubungan
dimana dua pihak saling memberi pengaruh dan akibat, bahkan kemudian
interaksi dua pihak itu membuahkan hasil yang lain dari bentuk ke-2
tindakan dua pihak tersebut. Seseorang yang merasa terancam oleh suatu
tindakan yang dilakukan oleh orang lain akan berusaha melakukan
tindakan yang membuat orang itu mengubah tindakannya (Mulkhan,
2003:299). Pola relasi kyai dan santri atau hubungan antara kyai dan para
santrinya di pesantren dapat terdiri menjadi tiga bagian:1) hubungan guru
dan murid, 2) hubungan orangtua dan anak, 3) hubungan patron-client.
1

Kaitannya dengan relasi kyai dan santri, seorang santri seharusnya


taat terhadap kyai. Yang mana sikap taat kepada kyai atau pemimpin
agama ini merupakan implementasi dari kehendak Al- Quran yaitu QS.
An-Nisa ayat 59:


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu.

Berbicara tentang pola relasi/hubungan kyai dan santri sangat erat


kaitannya dengan kepemimpinan di pondok pesantren. Dalam hal ini kyai
dan santri yang di persatukan dalam pondok pesantren memunculkan pola
relasi tersendiri. Sehingga kyai dalam memimpin sebuah pondok pesantren
memiliki gaya kepemimpinan tersendiri. Apa lagi relasi kyai dan santri
apalagi dibarengi dengan ketaatan santri terhadap kyai menjadikan, kyai
sebagai pemimpin pesantren (lembaga pendidikan nonformal) berupaya
mewujudkan potensi santri dengan nilai-nilai moral yang baik dan
berupaya pula untuk merealisasikan fungsinya yang menurut Khusnan
(2011:1) terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Tafaqquh fi al din (mengkaji ilmu agama) dan islam values (nilai-nilai
Islam)
2

2. Social control (kontrol sosial)


3. Social engineering (rekayasa sosial)
4. Community development (pengembangan masyarakat)
Namun dalam perjalanannya mengalami kendala dan berbagai masalah.
Adapun menurut Mamur Asmani (2009:22) salah satu masalah sensitif
dalam konteks pesantren adalah kepemimpinan. Pemimpin pesantren yang
dikenal masyarakat sebagai kyai mempunyai aura karisma yang dahsyat.
Dalam kehidupan pesantren saat ini pemimpin selalu dikritik dari banyak
sisi, yang mana hal tersebut mengakibatkan kurang loyalnya santri
terhadap kepemimpinan yang ada. Dalam artian yang sesungguhnya,
bahwa tujuan dari pesantren yang idealnya berpengaruh pada moral santri,
seperti meningkatkan ketawaduan, keikhlasan, kesabaran dan lain
sebagainya, ternyata tidak semuanya terealisasi (perilaku santri tidak
seperti yang diharapkan).
Seperti yang telah peneliti singgung di atas pemimpin memiliki
gaya kepemimpinan tertentu yang mana gaya kepemimpinan tersebut
terlihat dalam pola relasi yang terjadi. Adapun penyimpangan perilaku
santri tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh persepsi santri
terhadap kepemimpinan kyai. Logikanya ketika para santri bersudut
pandang atau memiliki persepsi yang buruk terhadap kyai mereka maka,
santri itu pun akan mengaktualisasikannya dengan tindakan mereka baik
itu dengan ucapan ataupun perbuatan.

Adapun hasil dari survei yang dilakukan peneliti ditemukan bahwa


perilaku santri masih dirasa kurang sesuai dengan apa yang termaktub
dalam

akhlak

santri

(berkaitan

dengan

kepemimpinan

kyai).

Ketidaksesuaian tersebut berkaitan dengan kepemimpinan yang ada. Pola


relasi kyai dan santri yang kurang dipahami oleh santri dan pola pikir atau
persepsi santri yang keliru menimbulkan penyimpangan akhlak santri.
Sehingga secara tidak langsung akan membangun citra buruk dari pondok
pesantren itu sendiri.
Adalah sebuah hal yang diharapkan jika kita tahu bagaimanakah
pola relasi kyai dan santri yang ada dan bagaimanakah persepsi santri
terhadap gaya kepemimpinan kyai. Untuk itu perlunya penyelesaian
masalah melalui kegiatan penelitian yang berjudul POLA RELASI KYAI
DAN SANTRI (Persepsi Santri terhadap Kepemimpinan Kyai di
Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga, Tahun
2012).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis menyusun perumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana relasi kyai dan santri di Pondok Pesantren Pancasila,
Blotongan, Sidorejo, Salatiga, tahun 2012?
2. Bagaimana persepsi santri terhadap kepemimpinan Kyai di Pondok
Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga, tahun 2012.
4

C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian diarahkan kepada hubungan kyai dan
santri di Pondok pesantren Pancasila, dan persepsi santri terhadap
kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo,
Salatiga. Sejalan dengan permasalahan tersebut diatas maka secara khusus
tujuan penelitian yaitu :
1. Untuk mengetahui hubungan kyai dan santri di Pondok Pesantren
Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga, tahun 2012.
2. Untuk mengetahui persepsi santri terhadap kepemimpinan Kyai di
Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga, tahun
2012.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terdiri dan manfaat teoretis yang berdasarkan
pertimbangan kontekstual dan konseptual dan manfaat praktis digunakan
untuk perbaikan. Adapun penelitian tersebut memberikan manfaat antara
lain:
1. Manfaat teoritik
yaitu sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini agar
dapat :
5

a. Menambah wawasan pengetahuan, adapun hasil penelitian ini


dapat dijadiakan bahan studi lanjutan dan bahan kajian ke arah
pengembangan.
b. Memberi informasi tentang hubungan kyai dan santri dalam Islam.
c. Memberi informasi tentang perspektif santri tentang kepemimpinan
Kyai.
2. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:
a. Masukan bagi para santri Pondok Pesantren Pancasila untuk
dijadikan sebuah konsep yang membangun,
b. sebagai masukan bagi para santri untuk meningkatkan prilaku atau
moral.

E. Penegasan Istilah
Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna
variabel yang sedang diteliti. Memberikan pengetahuan tentang definisi
operasional adalah unsur yang memberitahukan bagaimana caranya
mengukur suatu variabel. Untuk menghindari perbedaan dan kesalahan
dalam menginterpretasikan judul skripsi serta sebagai langkah awal
menyatukan persepsi terhadap pembahasan ini, maka penulis berikan
batasan dan penegasan judul secara singkat dengan rincian sebagai
berikut:
1. Pola

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam Bahri


Djumari (2004:1) pola diartikan sebagai bentuk (srtuktur) yang tetap.
Adapun yang dimaksud pola dalam penelitian ini adalah bentuk dari
relasi kyai dan santri di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan,
Sidorejo, Salatiga.
2. Relasi
Menurut Zul Fajri dan Aprilia Senja dalam Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia (2007:703) Relasi memiliki arti perhubungan,
pertalian; kenalan, koneksi, pelanggan. Adapun yang dimaksud relasi
dalam penelitian ini adalah kaitan atau adanya hubungan antara kyai
dan santri di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo,
Salatiga.
3. Kyai
Menurut Dhofier (1983:55) kyai merupakan elemen yang
paling esensial dari suatu pesantren.... sehingga kyai memiliki
kedudukan tertinggi dalam sebuah pesantren, adapun kyai biasanya
merupakan pendiri sebuah pesantren yang dipimpinnya. Berangkat
dari pendapat Dhofier (1983:55) asal usul sebutan kyai dalam Bahasa
Jawa dipakai untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda:
a. Sebagai

gelar

kehormatan

bagi

benda-benda

yang

dianggap keramat. Umpamanya, Kyai Garuda Kencana dipakai


untuk sebutan kereta emas yang ada di keraton Yogyakarta.
b. Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.
7

c. Gelar kehormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang


ahli Agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren
dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.
Selain gelar kyai ia juga disebut seorang alim (orang yang dalam
pengetahuan Islamnya).
Yang dimaksud kyai dalam penelitian ini adalah seorang
ahli Agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren
dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya.
Adapun kyai ditandai dengan indikator sebagai berikut:
1) ahli agama Islam
2) dominan dalam segala hal (sifat-sifat pribadi yang unggul,
terpuji dan dapat dipercaya)
3) punya pengaruh yang kuat (strong conviction)
4. Santri
Menurut Haedari, santri berasal dari bahasa Jawa dari kata
cantrik yang artinya seseorang yang mengikuti seorang guru ke
mana guru ini menetap, tentunya dengan tujuan dapat belajar
darinya mengenai suatu keahlian (Madjid, 1997:20) dan (Isnaeni,
2007:6). Adapun menurut Munir Mulkhan (2003:300) kata santri
mempunyai arti ...murid atau orang yang belajar di pondok
pesantren. Sedang menurut Indy G. dalam bukunya Kamus
Cerdas Islam (2002:195) memberikan arti dari santri yaitu
Seseorang yang menuntut ilmu keagamaan di pesantren dan lebih
8

banyak bertempat tinggal di sana. Kata santri menurut Kamus


Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang mendalami agama
Islam; orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang
saleh.
Dhofir (1983:18) menyatakan ada dua jenis kelompok
santri;
a. Santri mukim yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang
jauh dan menetap dalam kelompok pesantren,
b. Santri kalong yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di
sekeliling pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam
pesantren. Untuk mengikuti pelajaran di pesantren mereka
biasanya bolak-balik (nglajo) dari rumahnya sendiri.
Dari beragam pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa,
santri adalah murid-murid yang belajar agama di sebuah pondok
pesantren. Adapun yang dimaksud santri dalam penelitian ini
adalah murid-murid yang belajar/mendalami Agama Islam dan
tinggal sementara di Pondok Pesantren Pancasila. Adapun santri
ditandai dengan indikator sebagai berikut:
1)

Bertutur kata baik.

2)

Menghormati guru.

3)

Kesediaan menjalankan hal-hal yang diperintah.

4)

Kesediaan menjalankan hal-hal yang dilarang.

5)

Menjaga nilai-nilai islam.


9

F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
Fokus penelitian ini adalah relasi antara kyai dan santri
Pondok Pesantren Pancasila. Oleh karena itu, pendekatan yang diaggap
cocok untuk digunakan dalam mengkaji permasalahan penelitian
adalah pendekatan kualitatif. Zamroni (1988), Nasution (1988),
Moleong (1997) menekankan kriteria pendekatan kualitatif pada
temuan data/informasi yang lebih besifat deskriptif, dalam bentuk
data-data berupa keterangan subyek, uraian kata-kata atau kalimat dan
bukan pada data yang terbatas angka-angka. Penelitian kualitatif
adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif
subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan
fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk
memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai
bahan pembahasan hasil penelitian kuantitatif. Adapun metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
kasus.

10

2. Kehadiran Peneliti
Peneliti melakukan penelitian secara langsung di Pondok
Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga dengan cara
membaur pada masyarakat pondok. Adapun peneliti berpartisipasi
secara lengkap, dalam artian peneliti menjadi anggota secara penuh
dari kelompok yang diamati. Sehingga peneliti mengetahui dan
menghayati secara utuh dan mendalam sebagaimana yang dialami para
santri yang diteliti. Dengan demikian peneliti dapat memperoleh data
informan secara detail dan mendalam langsung dari objek yang diteliti.
3. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di komplek putra dan komplek
putri Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga serta
daerah sekitar pondok. Adapun Pondok Pesantren Pancasila sendiri
beralamat di Jalan Fatmawati No. 11 RT/RW: 01/08 Kelurahan
Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
Peneliti pemilihan lokasi ini

karena, di Pondok Pesantren

tersebut terdapat beragam perilaku atau moral santri yang beragam


yang mana keadaan tersebut merupakan implikasi atas relasi kyai dan
santrinya. Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 02
Maret hingga 29 Juni tahun 2012.
4. Sumber Data
11

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan


menjadi dua yang menurut Sugiarto et al (Khafid, 2007:4) adalah:
a. Sumber data Primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti
sehingga dapat diambil, diteliti, dan kemudian

diolah sendiri oleh

peneliti, sehingga dapat diambil kesimpulan. Adapun sumber data


ini memposisikan manusia sebagai subyek atau yang kerap disebut
dengan informan kunci/key informant.
Adapun sumber data primer adalah para santri baik putra
maupun putri di Pondok Pesantren Pancasila sebanyak 112 santri
(terdiri dari 66 santri putra dan 46 santri putri). Dan informan
kunci terdiri dari 15 santri.
b. Sumber data sekunder
Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber
penelitian dengan mempelajari dokumen, buku-buku yang ada
kaitannya dengan penelitian ini atau data yang diperoleh dalam
bentuk sudah jadi, yaitu diolah dan disajikan oleh pihak lain.
Adapun sumber data sekunder yang dibutuhkan seperti data-data
administrasi pondok, inventaris pondok, foto-foto, dokumen dapat
berupa catatan pribadi, buku, notulen rapat, gambar, foto, bagan
dan lain sebagainya dan hal-hal yang berkaitan dengan Pondok
Pesantren Pancasila. Yang mana hal tersebut digunakan untuk
mendapatkan data-data mengenai gambaran umum pondok
12

pesantren, sejarah berdirinya, bangunan fisik, kegiatan, fasilitas


keadaan ustaz, dan para santri yang bersangkutan.
Menurut Suprayogo (2001:163) jenis sumber data dalam penelitian
kualitatif dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Narasumber/informan
Informan adalah Orang yang memberikan informasi,
sumber informasi, sumber data (Suprayogo, 2001:163). Sebagai
ilustrasi informan dapat berupa pelaku, pengamat, pengelola dan
perencana atau sekedar penerima atau orang yang mengetahui
informasi subyek lain yang diperlukan peneliti (Suprayogo,
2001:164). Adapun narasumber/informan dalam penelitian ini
adalah para santri Pondok Pesantren Pancasila seperti yang telah
dijelaskan diatas.
b. Peristiwa atau aktivitas
Data dan informasi dapat juga diperoleh melalui
pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian dengan mengamati sebuah
peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check
terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subjek yang diteliti
(Suprayogo, 2001:164).
Adapun peristiwa atau aktivitas yang diteliti seperti
kehidupan sehari-hari para santri (relasi antara santri dan kyai,
relasi sesama santri), kegiatan wajib santri (mengaji, berjamaah,
13

dsb.), dan peristiwa-peristiwa lainnya yang berkaitan dengan


penelitian.
c. Tempat atau lokasi
Menurut Suprayogo Informasi mengenai kondisi dari
lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan dapat digali lewat sumber
lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya
intinya sebuah tempat atau lokasi tertentu yang berhubungan
dengan penelitian dapat member kontribusi info untuk data-data
penelitian yang sedang dilakukan. Dari kegiatan tersebut maka
peneliti akan lebih memahami sumber data sehingga dapat secara
cermat mengkaji dan dapat Secara kritis menarik kemungkinan
kesimpulan (Suprayogo, 2001:164).
d. Dokumen atau arsip
Pengertian yang diberikan oleh Suprayogo (2001:164)
mengungkapkan bahwa dokumen merupakan bahan tertulis atau
benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas
tertentu. Dalam penelitian ini dokumen digunakan untuk
mendapatkan gambaran umum mengenai Pondok Pesantren
Pancasila.
5. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
antara lain:
a. Obsevasi
14

Yaitu dengan melakukan pengamatan yang dijadikan lokasi


penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan. Atau dengan
kata lain observasi adalah pengamatan dan penelitian secara
fenomenal.

Penggunaan metode observasi, menurut Black dan

Champion yang dikutip oleh Suprayogo (2001:167), antara lain:


Pertama, untuk mengamati fenomena sosial keagamaan
sebagai peristiwa aktual yang memungkinkan peneliti memandang
fenomena tersebut sebagai proses;kedua, untuk menyajikan
kembali gambaran dari fenomenna sosial keagamaan dalam
laporan penelitian dan penyajian; dan ketiga, untuk melakukan
eksplorasi atas setting sosial di mana fenomena itu terjadi.
Metode observasi/pengamatan digunakan untuk mengamati
perilaku para santri. Adapun observasi atau pengamatan yang
dilakukan adalah secara partisipatif (yang mana informan berperan
aktif/terlibat secara jelas, tahu dan mengerti adanya kegiatan dan
tujuan observasi) serta melalui kehadiran peneliti dalam situasi
sosial subyek, dan berinteraksi seperlunya. Sehingga lebih
memungkinkan bagi peneliti untuk menggali data yang mendalam.
Adapun data-data yang digali meliputi aspek-aspek berikut:
1) Relasi kyai dan santri.
2) Persepsi santri terhadap kepemimpinan kyai.
b. Wawancara

15

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka


(face to face) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan ang diwawancarai (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Suprayogo, 2001:172). Pengumpulan
data dengan cara mewawancarai informan yang diteliti.
Adapun

jenis

wawancara

yang

digunakan

adalah

wawancara baku terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara


yang

menggunakan

seperangkat

pertanyaan

baku.

Urutan

pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun sama untuk


setiap responden (Suprayogo, 2001:174). Mereka mengetahui
bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengatahui pula apa
maksud wawancara tersebut (Suprayogo, 2001:175).
Metode wawancara digunakan adalah untuk memperoleh
data secara mendalam mengenai sikap, tingkah laku, dan interaksi
sosial atas dasar pandangan dan pengalaman. Wawancara peneliti
lakukan kepada para santri di Podok Pesantren tersebut.
c. Dokumentasi,
Merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan
kepada subyek penelitian. Dokumen dapat berupa catatan pribadi,
buku, notulen rapat, gambar, foto, bagan dan lain sebagainya.
Adapun

metode

dokumentasi

peneliti

gunakan

untuk

mengumpulkan data-data mengenai gambaran umum pondok


16

pesantren, sejarah berdirinya, bangunan fisik, kegiatan, fasilitas


keadaan ustaz, dan para santri yang bersangkutan.

6. Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman juga Yin yang dikutip oleh
Suprayogo (2001:192), tahap penelitian kualitatif secara umum
dimulai sejak pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan multi sumber bukti,
membangun rangkaian bukti dan klarifikasi dengan informan
tentang draf kasar dari laporan penelitian.
b. Reduksi data
Reduksi
pemusatan

data

perhatian

diartikan
pada

sebagai

proses

penyederhanaan,

pemilihan,

pengabstrakan,

transformasi data kasar, yang muncul dari catatan-catatan


lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama
penelitian berlangsung. Dalam proses reduksi data ini, peneliti
dapat melakukan pilihan-pilihan terhadap data yang hendak
dikode, mana yang hendak dibuang, mana yang merupakan
ringkasan, cerita-cerita apa yang sedang berkembang.
c. Penyajian data

17

Adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun


yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Biasanya penyajian data tersebut berupa
teks naratif/peneliti menyajikan datanya secara panjang lebar.
d. Menarik kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan pada penelitian kualitatif sebaiknya ditangani
dengan sifat yang longgar, tetap terbuka. Maksudnya kita dapat
mulai menarik simpulan sembari kita melakukan penelitian.
Adapun model analisis yang diterapkan dalam penelitian ini
menggunakan analisis data kualitatif model alir, Milles dan Huberman
(1984), menggambarkan bahwa analisis data kualitatif model alir akan
melalui tiga alur, meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatancatatan tertulis di lapangan. Penyajian data dilakukan dalam rangka
pemahaman terhadap informasi yang terkumpul yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, melalui
kesimpulan-kesimpulan sementara untuk menuju simpulan akhir yang
memiliki keterpercayaan yang tinggi. Oleh karena itu analisis data
dilakukan secara terus menerus selama penelitian di lapangan
berlangsung. Dengan demikian analisis penelitian dilakukan semenjak
18

awal pengambilan data di lapangan sampai khasanah data mencukupi


untuk proses penarikan kesimpulan.

7. Pengecekan Keabsahan Data


Dalam penelitian ini peneliti sendiri juga memiliki posisi
sebagai instrumen, sehingga dapat dimungkinkan terjadi penelitian
yang tidak obyektif. Untuk mengupayakan derajat kepercayaan
tersebut, maka peneliti mendasarkan pada prinsip obyektivitas, yang
dinilai dari validitas dan reliabilitasnya. Untuk membuktikan validitas,
data yang diperoleh perlu diuji kredibilitasnya. Reliabilitas diperoleh
dari konsistensi temuan penelitian yang diperoleh dari para
subyek/informan.
Dalam penelitian ini, pengujian terhadap validitas dilakukan
dengan metode triangulasi, dalam bukunya Suprayogo ada empat
macam teknik triangulasi (2001:187) dalam penelitian kualitatif,
adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi
sebagai berikut:
a. Triangulasi data atau triangulasi sumber data
Adalah salah satu metode yang digunakan dalam uji
validitas

dalam

penelitian

kualitatif

yang

mana

dalam

pengumpulan data peneliti menggunakan multi sumber data


(Suprayogo, 2001:187). Misalnya data tentang perilaku santri,
19

dapat digunakan menggunakan sumber data:informan (ustaz,


pengurus, santri sendiri), fenomena moral para santri, atau
dokumen/catatan pelanggaran tata tertib pondok.

b. Triangulasi metode
yaitu salah satu metode yang digunakan dalam uji validitas
dalam penelitian kualitatif dengan cara peneliti menggunakan
berbagai metode pengumpulan data untuk menggali data sejenis
(Suprayogo, 2001:187). Misalnya menggunakan metode observasi
dan wawancara untuk mendapatkan sebuah data.
8. Tahap-tahap Penelitian
Menurut Arikunto (1998:16) tahap-tahap penelitian adalah
sebagi berikut:
a. Memilih masalah
b. Studi pendahuluan
c. Merumuskan masalah
d. -Merumuskan anggapan dasar
-memilih pendekatan
e. Memilih pendekatan
f. Menentukan variabel dan sumber data
g. Menentukan dan menyusun instrumen
h. Mengumpulkan data
i. Analisis data
20

j. Menarik kesimpulan
k. Menulis laporan

G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami skripsi
ini maka, peneliti memberikan sistematika penulisan yang tertera sebagai
berikut:
1. Bagian awal
Cakupan bagian awal terdiri atas halaman; sampul, lembar berlogo,
judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar
isi, daftar tabel.
2. Inti
Bagian inti dalam skripsi hasil pnelitian kualitatif ini memuat:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang gambaran
umum masalah yang akan diteliti meliputi :
A. Latar Belakang Masalah;
B. Rumusan Masalah;
C. Tujuan Penelitian;
D. Manfaat Penelitian;
E. Penegasan Istilah;
21

F. Metodologi Penelitian;
1. Pendekatan Penelitian dan jenis Penelitian
2. Kehadiran Peneliti
3. Lokasi dan waktu Penelitian
4. Sumber Data
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Analisis Data
7. Pengecekan Keabsahan Data
8. Tahap-Tahap Penelitian
G. Sistematika Penulisan
Bab II : Kepemimpinan Kyai
A. Kyai dan Santri: Tinjauan Konsep
1. Kyai
a. Sifat-Sifat Terpuji Kyai
b. Tipologi kyai
2. Santri
a. Jenis dan Karakteristik Santri
b. Figur Berkualitas Seorang Santri
3. Pola Relasi Kyai dan Santri
a. Hubungan Guru dan Murid
b. Hubungan Orangtua dan Anak
c. Hubungan Patron-Client
4. Kepemimpinan
22

a. Kepemimpinan Secara Umum


b. Kepemimpinan dalam Islam
c. Elemen Kepemimpinan
d. Syarat-Syarat Pemimpin
e. Gaya Kepemimpinan
f. Kepemimpinan Kyai
B. Telaah Pustaka
Bab III : Paparan Data dan Hasil Penelitian
A. Paparan Data
1. Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Pancasila
2. Letak Geografis
3. Profil Pengasuh
4. Pendidikan
5. Visi dan Misi Pondok Pesantren Pancasila
6. Struktur Kepengurusan
7. Jadwal Santri
8. Daftar Ustaz/Ustazah
9. Perkembangan Fisik Pondok Pesantren Pancasila
10. Jumlah Santri
11. Nama-Nama Asrama Putra-Putri
12. Jenis-Jenis Program Pendidikan
B. Hasil Penelitian

23

1. Pola Relasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren PancasilaKetaatan Santri atas Kepemimpinan Kyai
a. Ketika Melaksanakan Perintah dari Kyai
b. Ketika Melaksanakan Nasehat dari Kyai
c. Ketika Menerima Hukuman dari Kyai
d. Makna Hukuman bagi Santri
e. Ketika Melaksanakan Tata Tertib
f. Makna Tata Tertib bagi Santri
2. Persepsi Santri Terhadap Kepemimpinan Kyai
a. Kepemimpinan
b. Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila
c. Ciri-ciri Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren
Pancasila
d. Kepemimpinan Kyai Sangat Penting
Bab IV Pembahasan
A. Pola Relasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren PancasilaKetaatan Santri atas Kepemimpinan Kyai
1. Ketika Melaksanakan Perintah Kyai
2. Ketika Melaksanakan Nasehat dari Kyai
3. Ketika Menerima Hukuman dari Kyai
4. Makna Hukuman bagi Santri
5. Ketika Melaksanakan Tata Tertib
6. Makna Tata Tertib bagi Santri
24

B. Persepsi Santri Terhadap Kepemimpinan Kyai


1. Kepemimpinan
2. Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila
3. Ciri-ciri

Kepemimpinan Kyai

di

Pondok

Pancasila
4. Kepemimpinan Kyai Sangat Pentin
Bab V Penutup
A. Simpulan
B. Saran
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir termuat:
Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Hidup, Lampiran-Lampiran

25

Pesantren

BAB II
KEPEMIMPINAN KYAI

A. Kyai dan Santri : Tinjauan Konsep


1.

Kyai
Menurut Dhofier (1980:55) kyai merupakan elemen yang paling
esensial dari suatu pesantren sehingga kyai memiliki kedudukan
tertinggi dalam sebuah pesantren, adapun kyai biasanya merupakan
pendiri sebuah pesantren yang dipimpinnya. Berangkat dari pendapat
Dhofier (1980:55) asal usul sebutan kyai dalam Bahasa Jawa dipakai
untuk tiga jenis gelar yang saling berbeda:
a. Sebagai gelar kehormatan bagi benda-benda yang dianggap keramat.
Umpamanya, Kyai Garuda Kencana dipakai untuk sebutan kereta
emas yang ada di keraton Yogyakarta.
b. Gelar kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya.
c. Gelar kehormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang
ahli

agama Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantren

dan mengajar kitab-kitab Islam klasik kepada para santrinya. Selain


26

gelar kyai ia juga disebut seorang alim (orang yang dalam


pengetahuan Islamnya).
Dalam buku Kyai Penghulu Jawa, Ibnu Qoyim MS, sebagaimana dikutip
oleh Jaiz dan Abduh, (2005:29-30) menjelaskan sebagai berikut
Di tengah perkembangan masyarakat Indonesia dijumpai
beberapa gelar yang diperuntukkan bagi ulama. Misalnya, di Jawa
Barat orang menyebutnya ajengan, di Sumatra Barat disebut buya,
26
di daerah Aceh dikenal dengan
panggilan teungku, di Sulawesi
Selatan dipanggail dengan nama tofanrita, di daerah Madura
disebut dengan nun atau bendara yang disingkat Ra, dan di
Lombok
atau disekitar daerah Nusa Tenggara orang
memanggilnya dengan tuan guru. Khusus bagi masyarakat Jawa,
gelar yang diperuntukan bagi ulama yang sudah mencapai tingkat
yang tinggi, memiliki kemampuan pribadi yang luar biasa adalah
wali. Sering pula para wali dipanggil dengan sunan (susuhunan),
seperti halnya para raja. Gelar lainnya adalah panembahan, yang
diberikan kepada ulama yang lebih ditekankan kepada aspek
spiritual, juga menyangkut segi kesenioran, baik usia maupun
nasab (keturunan). Hal ini menunjukkan bahwa kyai tersebut
memiliki kekuatan spiritual yang tinggi.
Menurut Hasbullah, (1999:144) peran penting kyai dalam pendirian,
pertumbuhan, perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren berarti dia
merupakan unsur yang paling esensial. Sebagai pemimpin pesantren,
watak dan keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian dan
kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta keterampilan kyai. Dalam
konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan, hal ini dikarenakan sosok
kyai adalah tokoh sentral dalam pesantren.
a. Sifat-Sifat Terpuji Kyai
Menurut Moedjiono (2002:61-67) sifat-sifat terpuji yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin berdasarkan Al-Qur'an meliputi:
27

1) Senantiasa memberikan peringatan, surat Adz-Dzariyat ayat 55.

Artinya:
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya
peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.
2) Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada dan
selalu tanggap (Q.S. Al-Mujadalah: 11).

Artinya:
Hai
orang-orang
beriman
apabila
kamu
dikatakan
kepadamu:
Berlapang-lapanglah dalam
majlis, maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

28

3) Bertindak adil, jujur dan konsekuen, merujuk pada al-Qur'an Surat


An-Nissa: 58.





Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.
4) Bertanggung Jawab, Q.S. Al-An'am: 164.


Artinya:
"Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia
adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat
dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri;
29

dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain .
Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali.
5)

Suka bermusyawarah, Q.S. Ali Imran: 159.

Artinya:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.
6) Selektif terhadap informasi, dalam Al-Quran surat Al-Hujurat
ayat 16.


30

Artinya:
Katakanlah: Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah
tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit
dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu?
7) Mampu memberikan petunjuk dan pengarahan, Q.S. AsSajadah:24.


Artinya:
Dan kami jadikan di antarak mereka itu pemimpin-pemimpin
yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.
b. Tipologi Kyai
1) Menurut Imam Suprayogo
Suprayogo (2007:199-120) membagi tipologi kyai sebagai berikut:
a) Kyai spiritual
Kyai spiritual adalah pengasuh pondok pesantren yang lebih
menekankan pada upaya mendekatkan diri pada Tuhan lewat
amalan tertentu (Suprayogo, 2007:199). Atau dengan kata lain
lebih condong kepada akherat sentris. Kyai yang masuk
kategori spiritual ini bisa dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

31

(1) Kyai religius, yaitu yang melakukan pendekatan kepada


Tuhan dengan menekankan pada ajaran agama dan tasawuf. (2)
Kyai Mistis, adalah kyai spiritual yang melakukan pendekatan
dengan olah kanuragan. (3) Kyai medis, merupakan kyai
spiritual yang melakukan pendekatan dengan menggunakan
pengetahuanya mengobati orang lain.
b) Kyai advokatif
Kyai advokatif yaitu kyai yang mengasuh pondok pesantren
yang selain aktif mengajar santri dan jamaahnya juga
memperhatikan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat
dan senantiasa mencari jalan keluarnya (Suprayogo, 2007:199).
c) Kyai Politik
Kyai politik adalah pengasuh pondok pesantren yang
senantiasa perduli pada organisasi politik dan juga pada
kekuasaan (Suprayogo, 2007:120). Kyai yang masuk kategori
ini bisa dibedakan menjadi:
a. Kyai Politik Adaptif
Yaitu kyai yang bersedia menyesuaikan diri dengan
pemerintah, seperti masuk ke GOLKAR.

b. Kyai Politik Mitra Kritis


Yaitu kyai yang berafiliasi politik ke PKB, PAN, PBB dll.

32

2) Menurut Mansurnoor
Mansurnoor (1990) membagi kyai dalam tiga tipologi:
a) Kyai Konservatif
Merupakan kyai yanng selalu mempertahankan keadaan,
kebiasaan dan tradisi yang berlaku.
b) Kyai Adaptif
Merupakan kyai yang mudah menyesuaikan diri dengan
keadaan.
c) Kyai Progresif
Merupakan kyai yang berupaya membawa masyarakatnya
menuju ke arah kemajuan, berhaluan kearah perbaikan
keadaan.
3) Menurut Abdurrahman Mas'ud
Menurut Abdurrahman Mas'ud (2004, 236-237) dalam

Amin

(2010:48-49) memasukkan kyai ke dalam lima tipologi:


a) Kyai Ulama
Kyai

(ulama)

encyclopedi

dan

multidisipliner

yang

mengonsentrasikan diri dalam dunia ilmu; belajar, mengajar,


dan menulis, menghasilkan banyak kitab, seperti Nawawi alBantani
b) Kyai Spesialisasi
Kyai spesialisasi adalah kyai yang ahli dalam salah satu
spesialisasi bidang ilmu pengetahuan Islam. Karena keahlian
33

mereka dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan, pesantren


mereka terkadang dinamai sesuai dengan spesialisasi mereka,
misalnya pesantren Al-Qur'an.
c)

Kyai Karismatik
Kyai

karismatik

merupakan

kyai

yang

karismanya dari ilmu pengetahuan keagamaan,

memperoleh
khususnya

dari sufismenya, seperti KH. Kholil Bangkalan Madura.


d) Kyai Dai Keliling
Kyai

dai

keliling

keterlibatannya

lebih

adalah
besar

kyai

yang

melalui

perhatian
ceramah

dan
dalam

menyampaikan ilmunya sebagai bentuk interaksi dengan


publik bersamaan dengan misi sunnisme atau ahlussunah wal
jamaah dengan bahasa retorikal yang efektif.
e)

Kyai Pergerakan
Disebut

kyai

pergerakan,

karena

peran

dan

skill

kepemimpinannya yang luar biasa, baik dalam masyarakat


maupun organisasi yang didirikannya, serta kedalaman ilmu
keagamaan yang dimilikinya, sehingga menjadi pemimpin
yang paling menonjol.

2. Santri
Menurut Dhofier (1980:52), menyatakan bahwa istilah santri
berasal dari kata shastri dalam bahasa India shastra. Menurut
34

Amin Haedari dalam Isnaeni (2007:6) Santri berasal dari bahasa Jawa
dari kata cantrik yang artinya seseorang yang mengikuti seorang
guru ke mana guru tersebut menetap, tentunya dengan tujuan dapat
belajar darinya mengenai suatu keahlian. Santri dalam pengertian.
Adapun menurut Nukholis Madjid (1997:19) santri memiliki
dua arti, pertama adalah pendapat yang mengatakan bahwa santri itu
berasal dari kata sastri, sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang
artinya melek huruf (menjadi tahu agama-melalui kitab-kitab). Kedua
adalah pendapat yang mengatakan bahwa santri berasal dari perkataan
cantrik, yang artinya seseorang yang selalu mengikuti seorang guru
kemanapun guru itu pergi menetap dengan tujuan dapat belajar darinya
mengenai suatu keahlian. Sekarang ini santri berarti

orang yang

dididik di lingkungan pesantren.


Menurut Indy G. dalam bukunya Kamus Cerdas Islam
(2002:195) memberikan arti dari santri yaitu Seseorang yang
menuntut ilmu keagamaan di pesantren dan lebih banyak bertempat
tinggal di sana. Sedangkan menurut Munir Mulkhan (2003:300) kata
santri mempunyai dua arti. Pertama santri sebagai murid atau orang
yang belajar di pondok pesntren. Kedua, santri sebagai sebutan bagi
kelompok orang yang memiliki agama islam. Biasanya ketaatan itu
juga ditunjukkan dengan menjadi/tergabung sebagai anggota jamaah
suatu masjid, pengajian atau organisasi Islam tingkat lokal ataupun
nasional.
35

Kata santri dalam penelitian ini dipergunakan untuk menyebut


arti yang kedua tersebut. Dan kata santri menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti 1) orang yang mendalami agama Islam; 2) orang
yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh.
a. Jenis dan Karakteristik Santri
Dhofier (1980:51-52) menyatakan ada dua jenis kelompok santri;
1) Santri mukim
yaitu murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan
menetap dalam kelompok pesantren.
2) Santri kalong
yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekeliling
pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren.
Untuk mengikuti pelajaran di pesantren mereka biasanya
bolak-balik (nglajo) dari rumahnya sendiri.
b. Figur Berkualitas Seorang Santri
Menurut Madjid (2009:17), bahwa figur santri berkualitas
adalah orang yang memadukan asholah (tradisional) dengan
hadatsah (kemoderenan). Apabila seorang santri hanya menguasai
salah satu dari keduanya akan mengakibatkan split personality
(kepribadian yang terpecah) yang tidak mampu memberikan solusi
untuk merespon dinamika zaman.

36

Adapun menurut Ali yang dikutip oleh Amin (2010:30),


figur santri berkualitas harus memiliki berbagai kemampuan antara
lain:
1) Sejarah
Adalah untuk mengetahui perubahan masyarakat dari waktu ke
waktu, paham akan gejala-gejala dan hukum-hukum sosial,
sehingga seorang santri dapat menempatkan diri secara tepat.
2) Ilmu filsafat
Adalah untuk mengetahui esensi dari seluruh bangunan ilmu
secara komprehensif.
3) Metodologi
Adalah agar dapat mengolah konsep-konsep lama menjadi
relevan dan aktual menurut kenyataan sekarang.
4) Bahasa
Santri minimal menguasai dua bahasa yaitu bahasa Arab dan
Inggris agar santri mampu membaca literatur-literatur Islam
yang saat ini banyak ditulis dengan dua bahasa tersebut.
5) Perilaku Santri
Pada hakekatnya perilaku atau akhlak santri adalah sebuah
implementasi dari nilai-nilai Islam. Yang mana walaupun
kondisi kejiwaan selalu mengalami fluktuatif namun tetap
diharapkan perilaku santri tetap mencerminkan nilai-nilai
keislaman. Meneladani Rasulullah adalah sebuah upaya yang
37

sangat positif demi kebermaknaan perilaku santri nantinya.


Pada intinya perilaku santri merupakan cerminan dari agama
islam yang penuh dengan kebaikan dan kesopanan. Adapun
dalam dunia pesantren seorang santri seharusnya taat terhadap
kyai. Yang mana sikap taat kepada kyai atau pemimpin agama
ini merupakan implementasi dari kehendak Al- Quran yaitu
QS. An-Nisa ayat 59:


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
3. Pola Relasi Kyai dan Santri
Pola Relasi kyai dan santri yang selanjutkan akan disebut
dengan hubungan antara kyai dan santri dapat dikategorikan sebagai
hubungan dialektik. Yang mana hubungan dialektik ialah hubungan
dimana dua pihak saling memberi pengaruh dan akibat, bahkan
kemudian interaksi dua pihak itu membuahkan hasil yang lain dari
bentuk ke-2 tindakan dua pihak tersebut. Seseorang yang merasa
terancam oleh suatu tindakan yang dilakukan oleh orang lain akan

38

berusaha melakukan tindakan yang membuat orang itu mengubah


tindakannya (Mulkhan, 2003:299).
Adapun pola hubungan kyai dan para santrinya di pesantren
dapat terdiri menjadi tiga bagian:
a. Hubungan Guru dan Murid
Dalam hubungan ini menurut Nukkholis Madjid (1997:23)
santri akan selalu memandang kyai atau gurunya sebagai orang
yang mutlak harus dihormati, malahan dianggap memiliki kekuatan
ghaib yang dapat membawa keberuntungan (berkah) atau celaka
(malati, mendatangkan mudarat). Kecelakaan yang paling ditakuti
santri adalah kalau sampai ia disumpahi sehingga ilmunya tidak
bermanfaat. Karena itu santri berusaha untuk menunjukkan
ketaatannya kepada kyai agar ilmunya bermanfaat, dan sejauh
mungkin

menghindarkan

diri

dari

sikap-sikap

yang

dapat

mengundang kutukan dari kyai tersebut.


Senada dengan Nurkholis madjid, Dhofier (1980:82)
berpendapat bahwa, Dalam tradisi pesantren, perasaan hormat dan
kepatuhan murid kepada gurunya (kyai) adalah mutlak dan tidak
boleh putus, artinya berlaku seumur hidup si murid. Di samping itu
rasa hormatnya yang mutlak harus ditunjukkan daam seluruh aspek
kehidupannya, baik dalam kehidupan keagamaan, kemasyarakatan,
maupun pribadi. Melupakan guru dianggap sebagai suatu aib besar,

39

di samping akan menghilangkan barakah guru (pengetahuan si


murid tidak akan bermanfaat).
Nurkholis Madjid (1997:24) melanjutkan, hubungan kyai
dan santri tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kitab talim
mutaalim karangan Syekh Al Zarnuji. Tidak diragukan lagi bahwa
setiap santri diharapkan memenuhi tuntutan kitab itu dalam
sikapnya terhadap kyai. Yang mana dalam hal ini kyai menjadi guru
dan santri sebagai murid dari kyai tersebut. Satu gambaran ideal
tentang ketaatan murid kepada guru dalam kitab talim itu banyak
diikuti dan diterangkan adalah yang berbunyi:
Salah satu cara menghormati guru adalah hendaknya tidak
berjalan di depannya, tidak duduk di tempatnya, tidak memulai
percakapan kecuali atas izinnya, tidak banyak bicara di hadapan
guru, tidak menanyakan sesuatu ketika sedang kelelahan, menjaga
waktu dan tidak mengetuk pintu rumah atau kamarnya, tetapi harus
menunggu sampai beliau keluar, dan menghormati guru adalah juga
menghormati anak-anaknya.
Sedang menurut Galba (2004:64) peranan kyai sebagai
guru tentunya sebagai tempat bertanya. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Nurkholis Madjid (1997:20) yang mengasumsikan tujuan
seorang santri adalah agar Dapat belajar darinya (kyai) mengenai
suatu keahlian.

40

b. Hubungan Orangtua dan Anak


Adapun hubungan kyai dan para santrinya menurut Galba
(2004:63) tampaknya tidak hanya sebatas hubungan antara murid
dan guru belaka. Akan tetapi, lebih dari itu yaitu hubungan timbal
balik di mana santri menganggap kyainya sebagai bapaknya sendiri,
sementara itu kyai menganggap santrinya sebagai titipan Tuhan
yang senantiasa harus dilindungi (hubungan antara orangtua dan
anak).
Adapun peranan kyai sebagai orangtua, Kyai merupakan
tempat dimana santri mengadu,

terutama jika santri mempunyai

masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri (Galba, 2004:64).


Galba melanjutkan, kedudukan kyai sebagai orangtua yang
dianggap dapat memecahkan masalah secara bijak tampaknya tidak
hanya menyangkut masalah santri secara individu, tetapi juga
masalah yang terjadi antar santri.
c. Hubungan Patron-Client
Hubungan kyai dan santri yang diwarnai kepercayaan,
wibawa, dan karisma tersebut merupakan nilai-nilai tradisi yang
terdapat di pesantren. Nilai-nilai yang terdapat di pesantren menurut
Sukamto (1999:79) mengandung tiga unsur yang mengarah kepada
terbentuknya hubungan patron-client: pertama, hubungan patron41

client mendasarkan diri pada pertukaran yang tidak seimbang, yang


mencerminkan perbedaan status. Seorang client (santri), menerima
banyak jasa dari patron (kyai) sehingga client terikat dan tergantung
kepada patron. Kedua, hubungan patron-client bersifat personal.
Pola resiprositas yang personal antara kyai dan santri menciptakan
rasa kepercayaan dan ketergantungan di dalam mekanisme
hubungan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari budaya penghormatan
santri ke kyai

yang cenderung bersifat kultus individu. Ketiga,

hubungan patron tersebar menyeluruh, fleksibel dan tanpa batas


kurun waktunya. Hal ini dimungkinkan karena asosialisasi nilai
ketika menjadi santri berjalan bertahun-tahun.
Hubungan patron-client ini menempatkan kyai pada
kedudukan yang tinggi, berpengaruh, dan berwibawa di hadapan
santri. Memahami hubungan patron-client pada kyai dan santri
dengan menyertakan latar suasana, waktu, dan tempatnya,
merupakan proses pendidikan yang efektif, karena keduanya
berangkat dari satu titik yang sama yakni keikhlasan. Hubungan
patron-client seperti itu dengan latar sekolah modern, dan tata nilai
yang materialistik akan menempatkannya sebagai pendidikan yang
otoriter dan dogmatis. Karena itu pendidikan yang dilakukan
dengan pendekatan itu tidaklah optimal.
4. Kepemimpinan
a. Kepemimpinan Secara Umum
42

Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu


sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat
mendatangkan

manfaat

bagi

kesejahteraan

manusia.

Kepemimpinan dapat dijelaskan atau diuraikan dalam berbagai


macam, hal ini tergantung dari sudut mana kita melihat atau
menangkap makna-makna dari kepemimpinan itu sendiri,
definisi-definisi

tersebut

menunjukkan

adanya

beberapa

kesamaan.
Kepemimpinan dalam pengertian umum adalah suatu
proses ketika seseorang memimpin (directs), membimbing
(guides), memengaruhi (influences) atau mengontrol (controls)
pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain (Kayo, 2005:7).
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para ahli:
1) Menurut

Ordway

mendefinisikan

Tead

(Moedjiono,

kepemimpinan

sebagai

2002:4)
aktivitas

mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama dalam


mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama.
2) Menurut Koonts dan ODonnell (Moedjiono, 2002:6)
memandang kepemimpinan sebagai aktivitas membujuk
manusia untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan
bersama.
3) Menurut

Indrafachrudin

(1993:12)

mendefinisikan

kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing


43

suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah


tujuan kelompok itu. Yang mana tujuan tersebut merupakan
tujuan bersama.
4) Menurut Munson (Kayo, 2005:8 dan Moedjiono, 2002:4)
mendefinisikan kepemimpinan sebagi kemampuan menghandel orang untuk memperoleh hasil maksimal dengan
friksi sedikit mungkin dan kerjasam yang besar.
5) Menurut Hasibuan (2001:53) mendefinisikan pemimpin
adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya
mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian
dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
6) Menurut

Gerth

dan

Molls

(Moedjiono,

2002:7),

kepemimpinan dipandang secara umum, adalah hubungan


antara pemimpin dengan yang dipimpin di mana pemimpin
lebih banyak mempengaruhi daripada dipengaruhi karena
sebagai

suatu

hubungan

kekuasaan.

Kepemimpinan

mungkin diketahui dan mungkin pula tidak oleh pemimpin


atau pengikut.
b. Kepemimpinan dalam Islam
Menurut Moedjiono (2002:11) kepemimpinan dalam Islam
adalah dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi manusia sebagai
khalifah di muka bumi. Selain itu juga landasan dalam

44

menjalankan kepemimpinan dalam Islam harus berdasrkan atas Al


Quran dan hadis.
Sedangkan menurut Ihsan Tanjung (Moedjiono, 2002:11)
kepemimpinan di dalam Islam pada hakekatnya adalah berkhidmat
atau menjadi pelayan umat. Kepemimpinan yang asalnya adalah
hak Allah diberikan kepada manusia sebagai khalifatullah fil adrli,
wakil Allah SWT di muka bumi. Jika bukan karena iradahNya, tak
ada seorang pun yang mendapatkan amanah kepemimpinan, baik
kecil maupun besar. Oleh karena itu, setiap amanah harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Allah memberikan
amanah kepada pemimpin untuk; mengatur urusan orang yang
dipimpinnya, mengarahkan perjalanan sekelompok manusia yang
dipimpinnya guna mencapai tujuan bersama, menjaga dan
melindungi kepentingan yang dipimpinnya.
c. Elemen Kepemimpinan
Blake dan Mouton (Moedjiono, 2002:49) menawarkan enam
elemen yang dianggap dapat menggambarkan efektifnya suatu
kepemimpinan, yaitu:
1) Inisiatif
Seorang pemimpin mengambil inisiatif apabila ia melakukan
suatu aktivitas tertentu, memulai sesuatu yang baru atau
menghentikan sesuatu untuk dikerjakan.
2) Inquiry-menyelidiki
45

pemimpin

membutuhkan

informasi

yang

komprehensif

mengenai bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk


keperluan itu, ia perlu mempelajari latar belakang suatu
masalah, prosedur-prosedur yang harus ditempuh, dan tentang
orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan yang dibidanginya.
3) Advocacy-dukungan dan dorongan
Aspek memberi dorongan dan dukungan sangat penting bagi
kepemimpinan seseorang karena sering timbul keraguan atau
kesulitan dalam mengambil kesimpulan diantara para eksekutif
dalam satu organisasi atau karena adanya ide yang baik tetapi
yang bersangkutan kurang dapat mempertahankannya.
4) Conflict solving- memecahkan masalah
Apabila timbul konflik dalam organisasi, maka menjadi
kewajiban bagi pemimpin untuk menyelesaikannya. Ia perlu
mencari akar dari konflik tersebut dan menyelesaikannya
dengan musyawarah dan mufakat.
5) Decision making-pengambilan keputusan
Keputusan yang diambil hendaklah keputusan yang baik, tidak
mengecewakan atau membuat orang frustasi, yaitu keputusan
yang memberi keuntungan bagi banyak orang. Sedapat mungkin
ia mencegah lahirnya keputusan yang dibuat sendiri tanpa peran
serta dari pejabat lain.
6) Critique-kritik
46

Mengevaluasi,menilai, dan jika sesuatu yang telah dilakukan itu


baik maka tindakan serupa untuk masa-masa yang akan datang
mungkin sebaiknya tetap dijalankan. Hal ini tidak sama dengan
mengkritik yang menilai sesuatu baik atau buruk dan yang
sifatnya lebih pribadi.
d. Syarat-Syarat Pemimpin
1) Menurut Kosep Al Quran
Menurut konsep Al Quran

sekurang-kurangnya ada

lima syarat kepemimpinan yang harus dikembangkan (Kayo,


2005:75), yaitu:
a) Beriman dan bertaqwa
b) Berilmu pengetahuan
c) Mempunyai kemampuan menyusun perencanaan dan
evaluasi
d) Mempunyai kesadaran dan tanggung jawab moral, serta
mau menerima kritik
e) Mempunyai kekuatan mental melaksanakan kegiatan
2) Imam Mawardi
Menurut Imam Mawardi yang dikutip oleh Helmy
dalam Risalah Nahdatul Ulama (2009:24), persyaratan yang
paling popular dan kuat untuk menjadi pemimpin ada tujuh:

47

a) Memiliki sifat adil secara mutlak. Yang dapat dilihat


melalui perangainya dalam kehidupan sehari-hari, adapun
adil merupakan induk kepemimpinan.
b) Memilliki pengetahuan yang dapat mendukung pada ijtihajnya sehingga ia dapat memutuskan sesuatu secara benar
dan tepat (minimal menguasai baca tulis dan memiliki
pengalaman kepemimpinan).
c) Tidak cacat pendengaran, penglihatan, dan lisan, sehingga
ia dapat menerima informasi dengan baik dan benar serta
mampu melakukan komunikasi dengan siapa saja.
d) Tidak cacat anggota badan sehingga mempengaruhi citra
dan kewibawaannya

serta mempengaruhi kelincahan

bergerak.
e) Memiliki visi untuk mensejahterakan dan mengarahkan
pembangunan pada kemaslahatan yang dipimpinnya.
f) Memiliki keberanian dan ketegasan dalam memberikan
putusan sehingga ia disegani lawan dan kawan terutama
tegas dalam menghadapi musuh-musuhnya dan melindungi
orang-orang yang dipimpinnya.
g) Memiliki keturunan pemimpin (namun untuk persyaratan
yang ketujuh ini perlu dipertimbangkan dan sudah mulai
diabaikan).
e. Gaya Kepemimpinan
48

1) Gaya Kepemimpinan Otokratis


Menurut Siagian (2003:31) pemimpin yang otokratis
memiliki

karakteristik

yang

dapat

dipandang

sebagai

karakteristik yang negatif. Dilihat dari segi persepsinya


pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois.
Egoismenya

yang

sangat

besar

akan

mendorongnya

memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai


dengan apa yang secara subjektif diinterprestasikannya sebagai
kenyataan.
Senada dengan Siagian, Indrafachrudin (1993:24)
mengemukakan,

seorang

yang

otokratis

memperlihatkan

kekuasaannya, ingin berkuasa. Ia berpendapat bahwa tanggung


jawabnya sebagai pemimpin besar sekali. Hanya dialah yang
bertanggung jawab dalam kepemimpinannya. Sehubungan
dengan itu, dengan bekerja keras, teliti dan tertib, ia
menghendaki dan mengharapkan agar bawahannya juga harus
bekerja keras dan bersungguh-sungguh. Ia takut dan merasa
cemas kalau-kalau pekerjaan yang dilakukan bawahannya tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu, pengawasannya
sangat ketat.
Adapun Kayo (2005:61) mengutip pendapat Siagian,
seorang pemimpin yang otokratis ialah seorang pemimpin yang:
a) Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
49

b) Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi


c) Menganggap bawahan sebagi alat semata-mata
d) Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
e) Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
f) Dalam

tindakan

penggeraknya

sering

menggunakan

aprproaach yang mengandung unsur paksaan dan punitif


(bersifat menghukum).
2) Gaya kepemimpinan Demokratis/Partisipatif
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin
yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan.
Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan
sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan
demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang
tugas serta tanggung jawab para bawahannya. Senada dengan
hal tersebut Siagian (2003:40) menyatakan bahwa tipe
kepemimpinan ini adalah tipe kepemimpinan yang paling ideal
dan paling didambakan. Pendekatannya dalam menjalankan
fungsi-fungsi kepemimpinan adalah pendekatan yang holistik
dan integralistik.
Seorang pemimpin yang demokratis dihormati dan
disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam
kehidupan

organisasional,

perilakunya

mendorong

para

bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi


50

dan

kreativitasnya

(Siagian,

2003:43).

Ciri-ciri

gaya

kepemimpinan demokratis (Kayo, 2005):


a) Menempatkan manusia dalam pandangan yang terhormat,
mulia dan berpotensi.
b) Senantiasa berusaha mempertautkan antara kepentingan dan
tujuan organisasi dengan tujuan dan kepentingan pribadi.
c) Terbuka, menerima kritik dan saran dari siapa saja.
d) Berupaya

menciptakan

iklim

yang

kondusif

dan

mengutamakan kerjasama yang kompak.


e) Mendorong bawahan untuk bebas berinisiatif, melalui
kreativitas yang dinamis.
f) Senantiasa membina diri untuk dapat berkembang sebagai
pemimpin yang berwawasan luas, handal, dan berwibawa.
3) Gaya Kepemimpinan Karismatik
Karisma mengambil pengertian dari Mamur Asmani
(2009:23) adalah pancaran kewibawaan seorang kyai dimata
umat. Karisma biasanya lebih dari kedalaman ilmu, keagungan
budi, intensitas dalam mendekatkan diri kepada Allah,
konsistensi dalam berjuang dan aura yang memang kuat dalam
diri kepribadian Sang Kyai. Karakteriatiknya yang khas yaitu
daya tariknya

yang sangat

memikat, sehingga mampu

memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat


besar. Tegasnya seorang pemimpin yang karismatik adalah
51

seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para


pengikut tersebut tidak dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tertentu itu dikagumi (Siagian, 2003:37).
Teori kepemimpinan karismatik saat ini sangatlah
dipengaruhi oleh ide-ide ahli sosial yang bernama Max Weber.
Weber (1947) menggunakan istilah Berkat yang terinspirasi
secara agung, seperti kemampuan ntuk melakukan keajaiban
atau memprediksikan peristiwa masa depan untuk menjelaskan
sebuah bentuk pengaruh yang bukan didasarkan pada tradisi
atau otoritas formal tetapi lebih atas persepsi pengikut bahwa
pemimpin diberkati dengan kualitas yang luar biasa, menurut
Weber:
Karisma terjadi saat terdapat sebuah krisis sosial,
seorang pemimpin muncul dengan sebuah visi radikal
yang menawarkan sebuah solusi untuk krisis itu,
pemimpin menarik pengikut yang percaya pada visi
itu, mereka mengalami beberapa keberhasilan yang
membuat visi itu terlihat dapat dicapai, dan para
pengikut dapat mempercayai bahwa pemimpin itu
sebagai orang yang luar biasa.
Adapun Weber menggunakan istilah karisma untuk menjelaskan
sebuah bentuk pengaruh yang bukan didasarkan pada tradisi
atau otoritas formal tetapi lebih atas persepsi pengikut bahwa
pemimpin diberkati dengan kualitas yang luar biasa.
Hal tersebut senada dengan pendapat Mamur Asmani
(2009:23) bahwa Mereka (pemimpin/kyai) memiliki aura
52

karisma yang dahsyat. Setiap petuah yang diberikan direkam


umat, sepak terjangnya menjadi teladan, dan perilakunya
menjadi inspirasi orng lain. Ucapan, tingkah laku, dan
ketetapannya menjadi pelajaran yang amat berharga.
4) Gaya Kepemimpinan Laissez-faire (Kendali Bebas)
Dapat dikatakan bahwa persepsi seorang pemimpin
yang Laissez-faire (Kendali Bebas) tentang perannya sebagai
seorang pemimpin berkisar pada pandangannya bahwa pada
umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya
karena anggota dari organisasi terdiri dari orang-orang yang
sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan dari
organisasi, sasaran-sasaran apa yang harus dicapai, tugas-tugas
apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota
(Siagian, 2003:38). Atau dengan kata lain, Anggota organisasi
boleh saja bertindak sesuai keyakinan dan bisikan hati nuraninya
asal saja kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan
organisasi tetap tercapai (Siagian, 2003:39).
Ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez-faire (Siagian,
2003:39- 40):
a)

Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.

b)

Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat


pimpinan yang lebih rendah dan kepada para petugas

53

operasional, kecuali dalam hal-hal tertenru yang nyatanyata menuntut keterlibatannya secara langsung.
c)

Status quo organisasionalnya tidak terganggu.

d)

Penumbuhan dan pengembangan kemempuan berpikir dan


bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada para
anggota organisasi yang bersangkutan sendiri.

e)

Sepanjang dan selama para anggota organisasi perilaku dan


prestasi kerja yang mwmadai, intervensi pimpinan dalam
perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimum.

f. Kepemimpinan Kyai
Gaya kepemimpinan yang diterapkan kyai dalam sebuah
pondok pesantren biasanya adalah gaya kepemimpinan karismatik
hal tersebut karena, gaya kepemimpinan karismatik merupakan
gaya ...kepemimpinan yang bernuansa moral karena pada
umumnya, bermuara pada otoritas keulamaan dalam masalah
kedalaman ilmu, ketinggian pribadi, pengelolaan yang hati-hati
dalam hubungan-hubungan personal dengan anggota-anggota
masyarakat

muslim,

serta

pembinaan

reputasi

individual

(berdasarkan kepada keteladanan moralitas yang mereka miliki)


(Ala, 2006:24).
Karakteriatiknya yang khas yaitu daya tariknya yang
sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
54

karismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut


meskipun para pengikut tersebut tidak dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi (Siagian, 2003:37).
Dari pernyataan di atas dapat dianalisis dan disimpulkan
bahwa seorang kyai, hakekatnya memiliki banyak santri atau
dalam pernyataan diatas disebut dengan pengikut, kemudian
dipercaya baik oleh para santri ataupun masyarakat sekitarnya.
Dalam hal kepemimpinannya seorang kyai memimpin dengan
kepemimpinan yang bernuansa moral hal tersebut dapat terlihat
dari niali-nilai keagamaan yang diajarkan kepada santri-santrinya
begitu pula dalam masalah kedalaman ilmu yang tentunya sudah
tidak diragukan lagi.

B. Telaah Pustaka
Dalam proses penelitian yang peneliti lakukan seputar relasi kyai dan
santri menelaah berbagai literatur dan banyak melakukan pengamatan karena
sifatnya yang perlu penginterpretasian. Adapun karena peneliti bukanlah
orang yang pertama kali meneliti tentang kyai dan santri, maka penulis
menelaah skripsi yang telah mengupas judul dengan tema diatas.
Adapun skripsi tersebut adalah:

55

1. Skripsi Yuli Arifah yang berjudul Hubungan Karisma Kyai dengan


Minat Belajar Santri (Studi pada Pondok Pesantren Al-Manar Bener,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2006)
Oleh Yuli Arifah telah diungkapkan tentang kyai laksana jantung
bagi kehidupan manusia. Otoritas kyai begitu dominan dan sangat
dihormati sehingga santri mempunyai kewajiban taat dan tunduk kepada
kyai, hampir-hampir dengan batas mutlak. Seorang kyai biasanya memiliki
kharisma (sifat wibawa yang terpancar dari dalam diri seseorang), salah
satu faktor yang memengaruhi santri untuk patuh melaksanakan perintah
kyai dan rajin atau sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu ialah rasa
simpatik dan penghormatan terhadap kyai karena, karisma yang
dimilikinya.
Rumusan masalah, bagaimana tingkat karisma kyai di Pondok
Pesantren Al-Manar? bagaimana variasi minat belajar santri Pondok
Pesantren Al-Manar? adakah hubungan karisma kyai dengan minat belajar
santri di Pondok Pesantren Al-Manar? tujuan

penelitian, untuk

mengetahui tingkat karisma kyai Pondok Pesantren Al-Manar, untuk


mengetahui variasi minat belajar santri Pondok Pesantren Al-Manar, untuk
mengetahui hubungan karisma kyai dengan minat belajar santri di Pondok
Pesantren Al-Manar.
Metode penelitian, menggunakan kuantitatif, populasi dan sampel,
di sini peneliti mengambil sampel 15% dari keseluruhan populasi, yaitu 45
santri. Teknik pengumpulan data, angket, metode observasi, metode
56

dokumentasi. Tenik analisis data, analisis pendahuluan, menggunakan


rumus product moment.
Hasil penelitian, bahwa tingkat karisma kyai termasuk dalam
kategori sedang, terbukti dari 45 responden dapat dekelompokkan sebagai
berikut: tergalong dalam kategori tinggi ada 21 santri atau 46,7%,
tergolong dalam kategori sedang ada 22 santri atau 48,9%, tergolong
dalam kategori rendah ada 2 santri atau 4,4%. Bahwa minat belajar santri
termasuk dalam kategori sedang, terbukti dari 45 responden dapat
dikelompokkan sebagai berikut: tergolong dalam kategori tinggi ada 21
santri atau 33,3%, tergolong dalam kategori sedang ada 22 santri atau
48,9%, tergolong dalam kategori sedang ada 2 santri atau 17,8%. Ada
hubungan antara karisma kyai dengan minat belajar santri di Pondok
Pesantren Al-Manar, Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
tahun 2006 diterima.
Persamaan dengan penelitian ini adalah variabelnya yang
berhubungan dengan kyai dan santri. Sedang perbedaan dengan penelitian
ini adalah jenis penelitian yang berbeda (kuantitatif dan kualitatif), yang
menjadi obyek penelitian Yuli Arifah adalah hubungan karisma dengan
minat belajar santri sedangkan skripsi peneliti adalah relasi kyai dan santri
(perspektif santri tentang kepemimpinan kyai). Di sini peneliti lebih lebih
kepada pemahaman santri dalam memandang kepemimpinan kyai.

57

2. Skripsi Siti Isnaeni yang berjudul Pengaruh Karisma Kyai Terhadap


Moral Santri di Pondok, Pesantren Pancasila Salatiga Tahun 2007
Tentang

sebuah

penelitian

bertajuk

karisma

kyai

dan

pengaruhnya terhadap moral santri. Gaya kepemimpinan karismatik yang


diterapkan di pondok pesantren tersebut ternyata berpengaruh terhadap
moral santri. Adapun oleh Siti Isnaeni telah diungkapkan tentang kyai
sebagai juru dakwah yang secara otomatis memiliki peran penting dalam
menjaga nilai moral para santri dan masyarakat sekitarnya. Kyai memiliki
kekuatan baik dari segi kedalaman ilmu dan wawasan barunya untuk
menghadapi perubahan.
Rumusan masalah bagaimana tingkat karisma kyai di Pondok
Pesantren Pancasila? bagaimana variasi moral santri Pondok Pesantren
Pancasila? adakah Pengaruh Karisma Kyai Terhadap Moral Santri di
Pondok, Pesantren Pancasila tujuan penelitian, untuk mengetahui tingkat
karisma kyai Pondok Pesantren Pancasila, untuk mengetahui moral santri
Pondok Pesantren Pancasila, untuk mengetahui Pengaruh Karisma Kyai
Terhadap Moral Santri di Pondok, Pesantren Pancasila.
Adapun metode dalam penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh
Isnaeni (populasi dan sampel) mengambil 20% sampel dari keseluruhan
populasi yaitu 30 santri. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data;
angket, observasi, dokumentasi, dan interview. Teknik analisi data,

58

analisis pendahuluan, menggunakan rumus prosentase, analisis lanjutan


menggunakan product moment.
Dengan hasil penelitian yaitu karisma kyai termasuk dalam
kategori sedang yang mana dari 30 responden dibagi ke dalam tiga
kelompok berbeda; kategori tinggi 8 santri atau 26,67%, kategori sedang
12 santri/40% dan kategori rendah 10 santri atau 33,33%. Bahwa moral
santri termasuk dalam kategori sedang, terbukti dari 30 responden dapat
dikelompokkan sebagai berikut: tergolong dalam kategori tinggi ada 5
santri atau 15%, tergolong dalam kategori sedang ada 15 santri atau 50%,
tergolong dalam kategori rendah ada 10 santri atau 33%. Ada pengaruh
antara karisma kyai terhadap moral santri Pondok Pesantren Pancasila,
kota Salatiga tahun 2007 diterima.
Namun dengan jenis penelitian yang bertolak belakang
(kuantitatif dan kualitatif) dan latar belakang yang berbeda (2007 dan
2012). Karena rentang waktu yang panjang tersebut peneliti ingin
melanjutkan penelitian dengan latar tahun 2012 di pondok pesantren yang
sama dengan pendekatan penelitian kualitataif.
Persamaan dengan penelitian ini adalah tempat penelitian yaitu di
Pondok Pesantren Pancasila dan fokusnya terhadap pesantren, kyai dan
santri. Sedang perbedaan dengan penelitian ini adalah jenis penelitian
yang bertolak belakang (kuantitatif dan kualitatif) dan latar belakang yang
berbeda (2007 dan 2012). Adapun, dalam penelitian ini Isnaeni lebih
fokus kepada pengaruh karisma terhadap moral santri sedangkan peneliti
59

membahas tentang bagaimana perspektif santri tentang kepemimpinan


kyai.
3. Skripsi Amin yang berjudul Persepsi Santri tentang Kharisma Kyai
(Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Huda, Doglo, Candigatak,
Cepogo, Boyolali Tahun 2010)
Skripsi tersebut lebih mengarah pada penelitian kualitatif dengan
15

informan

yang

dijadikan

sumber

dalam

penelitian

tentang

persepsi/pendapat santri mengenai kepemimpinan kyai yang memimpin


dengan kepemimpinan karismatik. Dalam skripsinya Amin memberikan
simpulan tentang karisma kyai (dalam penelitian tentang persepsi santri di
pondok pesantren Al-Huda, Doglo, Cepogo, Boyolali tahun 2010) adalah
merupakan sesuatu kepribadian yang diberikan oleh Allah Swt pada
seorang pemimpin yang mempunyai keistimewaan, kewibawaan dan
mempunyai nilai-nilai yang positif seperti keilmuan agama yang luas,
kesalehan , keistiqomahan, kewiraian dan mampu memberikan solusi
terhadap masalah yang ada pada masyarakat.
Adapun fokus penelitian dari skripsi tersebut adalah; pertama,
bagaimana persepsi santri tentang karisma kyai di Pondok Pesantren AlHuda Doglo, Candigatak, Cepogo, Boyolali tahun 2010? kedua, faktor apa
yang mempengaruhi persepsi santri tentang karisma kyai di Pondok
Pesantren Al-Huda Doglo, Candigatak, Cepogo, Boyolali tahun 2010?
ketiga, bagaimana variasi perilaku santri atas karisma kyai di Pondok
Pesantren Al-Huda Doglo, Candigatak, cepogo, Boyolali tahun 2010?
60

dengan tujuan penelitian; untuk mengetahui persepsi santri tentang


karisma kyai di Pondok Pesantren Al-Huda Doglo, Candigatak, cepogo,
Boyolali tahun 2010 kedua, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
persepsi santri tentang karisma kyai di Pondok Pesantren Al-Huda Doglo,
Candigatak, cepogo, Boyolali tahun 2010 ketiga, untuk mengetahui variasi
perilaku santri atas karisma kyai di Pondok Pesantren Al-Huda Doglo,
Candigatak, cepogo, Boyolali tahun 2010.
Variasi perilaku atas karisma kyai adalah menerima perintah kyai,
melaksanakan petintah dari kyai, menerima nasehat dari kyai, menerima
hukuman dari kyai, melaksanakan tata tertib dari kyai, dan mengikuti
kegiatan dari kyai semuanya ada dalam ketaatan (samina wa athona).
Persamaan dengan penelitian ini adalah variabelnya yang berhubungan dengan
kyai dan santri. Sedang perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini
mengarah pada relasi antara kyai dan santri, dan gaya kepemimpinan dari kyai
(penelitian lebih kepada pemahaman santri dalam memandang kepemimpinan
kyai) sedang skripsi Amin lebih kepada pemahaman santri terhadap karismatik
kyai.

61

BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Pondok Pesantren Pancasila
Pondok Pesantren Pancasila didirikan oleh Kyai Mukhlasin pada
tanggal 30 September 1992. Pondok Pesantren Pancasila adalah pondok
pesantren putra putri yang berlokasi di pemukiman masyarakat Blotongan,
Sidorejo, Salatiga, letaknya yang strategis memudahkan kita untuk
mencapai lokasi pesantren. Lebih mudahnya Pondok Pesantren Pancasila
terletak di Jalan Raya Semarang-Solo, 4 km dari arah barat dari Kota
Salatiga.
Menurut Kyai Mukhlasin, seperti yang ditulis oleh Syakur
(2009:77) awal mulanya Kyai Mukhlasin menjadi pengasuh dan pimpinan
Pondok Pesantren Salafiyah Modern selama satu setengah tahun yangmana
warisan dari kakeknya. Kemudian setelah mengalami perkembangan Kyai
Mukhlasin mendirikan pondok pesantren sendiri dengan nama Pondok
Pesantren Salafiyah Modern Pancsila tanggal 10 september 1991.
Sebelum diberi nama Pondok Pesantren Pancasila, sebenarnya ada
tiga pilihan yang muncul dari istikharah Almarhum Kyai Abdurrahim
(orangtua Kyai Mukhlasin). Pertama dengan nama Pondok Pesantren
Salafiyah mengikuti jejak almarhum Kyai Raden Al-Manni. Kedua Pondok
Pesantren Sunan Budu, karena mengikuti almarhum Mbah Din Bondoh
62

Magelang, dan yang ketiga Pondok Pesantren Pancasila dengan maksud


dan harapan supaya namanya lebih merakyat dan meng-Indonesia. Dan dari
hasil istikharah tersebut yang paling baik dan cocok adalah Pondok
Pesantren Pancasila. Namun dari hasil istikharah, nama Pesantren Pancasila
yang paling baik dan cocok kemudian ditambah Darul Mukhlasin.
Mulanya, Pondok Pesantren Pancasila menempati tanah milik
Bapak Komaruddin dengan tiga kamar untuk putri dan tiga kamar untuk
putra. Namun, setelah beberapa bulan masalah mulai timbul, terutama
dengan pemilik rumah yaitu Bapak Komaruddin. Akhirnya, Pondok
Pesantren Pancasila pun pindah ke Desa Klumpit, Blotongan, Siderejo,
Salatiga. Menempati tanah wakaf pemberian Bapak Jumadi. Ada pun latar
belakang menempati wilayah tersebut karena, di daerah tersebut masih
banyak kemaksiatan (mulai dari tempat judi, minuman keras, perempuan
nakal dan kain sebagainya), kondisi masyarakat yang hampir terpuruk dari
segi akidah dan amaliahnya, dengan tujuan untuk mengubah daerah
tersebut menjadi baik. Tanah Bapak Jumadi itu resmi diwakafkan pada
tanggal 10 juli 1992 (Isnaeni, 2007:34).
Tanggal 31 September 1993 Pondok Pesantren Pancasila resmi
pindah dari rumah Bapak Komarudin ke lokasi yang baru, di lokasi yang
baru terdapat lima lokal yang digunakan untuk mukim santri putra, sedang
santri putri menempati rumah Bapak Rohmad (Isnaeni, 2007:34). Di lokasi
yang baru Pondok Pesantren Pancasila dapat berkembang dengan cukup
pesat, terbukti dalam kurun waktu satu tahun mampu membangun 4 lokal.
63

Pada tahun 1994 santri putri yang menempati rumah Bapak Rohmad sudah
dapat menempati bangunan baru.
Agar lebih baik dan terorganisasi secara professional, Pondok
Pesantren Pancasila dibagi menjadi dua. Pertama untuk pondok pesantren
santri putra yang diberi nama Pondok Pesantren Pancasila Darul AzZumalin. Kedua untuk pondok pesantren putri diberi nama Pondok
Pesantren Pancasila Darul Mukhlasin.
Nama Pondok Pesantren Pancasila Darul Az-Zumalin ini diberi
oleh Gus Dah pengasuh pondok pesantren Ploso, Kediri, Jawa Timur yang
sangat disegani dalam bidang keilmuannya, baik mengenai ilmu alat
(nahwu-sharaf) maupun ilmu agama lainnya. Pondok Pesantren Darul AzZumalin ini didiami oleh santri putra yang datang dari berbagai daerah.
Para santri putra ini menempati asrama berlantai dua yang berukuran 4x5
meter.
Nama Pondok Pesantren Pancasila Darul Mukhlasin ini diberi oleh
Mbah Mat Watu Congol, yang sekaligus bertindak sebagai guru spiritual
Kyai Mukhlasin. Nama Pondok Pesantren Pancasila Darul Mukhlasin ini
didiami oleh santri putri, yang mendiami asrama berlantai 3 yang terletak di
sebelah barat asrama putra. Para santri putri tersebut menempati kamar
berukuran 4x6 meter, yang terdiri dari 6 buah kamar, satu buah aula yang
digunakan unyuk pertemuan, 1 ruang tamu, 1 ruang sekretariatan, ditambah
3 kamar untuk untuk MCK.

64

2. Letak Geografis
Pondok Pesantren Pancasila barada tak jauh dari jantung Kota
Salatiga. Sekitar 4 kilometer arah barat dengan menaiki kendaraan umum
(colt) jurusan Bawen atau bus jurusan Semarang-Solo selama kurang lebih
30 menit, kita akan sampai di Pondok Pesantren Pancasila. Begitu sampai
di tugu perbatasan Salatiga-Semarang, kurang lebih 200 meter di sebelah
kiri terpampang neonbox bertuliskan Yayasan Darul Mukhlasin, Pondok
Pesantren Putra Putri Pancasila Pondok Pesantren Pancasila Terletak di
ketinggian kurang lebih 15 meter dari permukaan punggung jalan
Semarang-Solo (Syakur, 2009:75). Ada pun Pondok Pesantren Pancasila
sendiri beralamat di Jalan Fatmawati No. 11 RT/RW: 01/08 Kelurahan
Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
Bila dilihat dari segi geografisnya, maka letak Pondok Pesantren
Pancasila tersebut sangat strategis dan mudah dijangkau. Cuaca yang
terdapat di kawasan Pondok Pesantren Pancasila pun sangat sesuai, tidak
terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
3. Profil K. Mukhlasin selaku Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren
Pancasila
Kyai Mukhlasin adalah sosok kyai yang mendirikan, mengasuh,
dan memimpin Pondok Pesantren Pancasila sekarang ini. Beliau tinggal
bersama istri dan putra-putrinya di salah satu rumah di lingkungan pondok
pesantren.

65

Kyai Mukhlasin adalah putra pertama dari K.H. Abdurrohim (alm)


Pabelan dengan Ibu Nyai Aminah Zahro (almh) dan cucu dari K.R. Affandi
(alm) Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Blotongan, Salatiga. Beliau
juga masih keturunan ke-14 dari Kanjeng Sunan Kalijaga.
Kyai Mukhlasin memiliki empat orang putra, buah hatinya dengan
Nyai Chairiyatik. Empat orang putra tersebut adalah, pertama bernama
Rabiah Adawiyah, kedua bernama Nur Jazilatuzzahra, ketiga bernama
Muhammad

Faqih

Afandi,

dan

putri

bungsu

beliau

bernama

Nazilatussayidah.
4. Pendidikan
Adapun profil pendidikan Kyai Mukhlasin adalah:
a. Perguruan Tinggi Karachi di Pakistan
b. Ponpes Al Fatah Ploso
c. Ittihad Beringin
d. Al Huda, Doglo, Boyolali.
5. Visi dan Misi Pondok Pesantren Pancasila
a. Visi
Menanamkan akidah ahlus sunnah wal jamaah dan menjadikan santri
yang ahli fikir, ahli dzikir dan ahli ikhtiar, (Khafidin:2012).
b. Misi
Adapun misi dari Pondok Pesantren Pancasila sendiri yaitu
(Khafidin:2012):

66

1) Meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan


zaman.
2) Menggali dan mengembangkan potensi anak khususnya dalam
bidang wira usaha.
3) Melatih santri untuk dapat menjadi dirinya sendiri.
4) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai
ahlussunah wal jamaah.

67

6. Struktur Kepengurusan
Pondok Pesantren Pancasila tersusun atas struktur organisasi
seperti di bawah ini:

Pengasuh dan
pemilik

Lurah pondok

Sekretaris

Bendahara

Sie. Keamanan

Sie. Kebersihan

Sie. Kegiatan

Sie. Kesehatan
Andre Ferdianto

Humas

Sumber : Pondok Pesantren Pancasila tahun ajaran 2011/2012

68

Tabel 3.1
Keterangan struktur organisasi Pondok Pesantren Pancasila periode 2011/2012

No.

Jabatan

Nama

1.

Pengasuh dan pemilik

Kyai Mukhlasin

2.

Lurah pondok

M. Toha Saputra, S.Pdi.

3.

Sekreteris

Mansur Hidayat

4.

Bendahara

Rizka Rahayu
Roudotun Najah

5.

Sie. Keamanan

Muhammad Nasiruddin

6.

Sie. Kebersihan

Nur Rohman
Kunti Zakiyah

7.

Sie. Kegiatan

Muhammad Ridwan
Surawan

8.

Sie. Kesehatan

M. Saibani
Andre Ferdianto

9.

Humas

Ashori
Samsul Choiri

Sumber : pondok pesantren pancasila tahun 2012

69

7. Jadwal kegiatan Santri

Tabel 3.2
Jadwal kegiatan santri Pondok Pesantren Pancasila tahun ajaran 2011/2012

Waktu (pukul)

Kegiatan

04:00-04:30

Bangun tidur dan persiapan salat subuh


berjamaah.

04:30-04:45

Salat Subuh berjamaah.

04:45-05:30

Sorogan Al quran.

05:30-05:45

Sorogan kitab per kelas

05:45-06:00

Bandongan

06:00-07:00

Kegiatn pribadi seperti sarapan, MCK, makan


ataupun melaksanakan piket harian.

07:00-07:15

Salah Dhuha dan Salat Hajat berjamaah.

07:15-08:00

Persiapan mengaji di kelas masing-masing.

08:00-08:50

Jam pelajaran pertama.

08:50-09:10

Istirahat

09:10-10:00

Jam pelajaran kedua.

10:00-10:30

Sawir per kelas.

11:00-12:00

Waktu bebas untuk melakukan aktivitas pribadi


santri.

12:00-12:15

Persiapan Salat Duhur berjamaah.

12:15-12:30

Salat Duhur berjamaah.


70

12:30:12:45

Bandongan durot al-nasihin.

12:45-15:30

Waktu bebas untuk melakukan aktivitas pribadi


santri.

15:30-15:45

Persiapan Salat Ashar berjamaah.

15:45-16:00

Salat Ashar berjamaah.

16:00-17:00

Mengaji di kelasnya masing-masing.

17:00-17:15

Bandongan

17:15-17:30

Waktu bebas untuk melakukan aktivitas pribadi


santri.

17:30-17:45

Persiapan Salat Maghrib berjamaah.

17:45-18:00

Salat Maghrib berjamaah.

18:00-19:00

Sorogan Al Quran.

19:00-19:15

Salat Isya berjamaah.

19:15-20:00

Bandongan tafsir jalalain.

20:00-20:15

Persiapan mengaji di kelasnya masing-masing.

20:15-20:30

Nadhoman

20:30-21:00

Jam pelajaran pertama.

21:00-21:30

Jam pelajaran kedua.

21:30-22:00

Bandongan di kelasnya masing-masing.

22:00-04:30

Waktu bebas untuk melakukan aktivitas pribadi


santri (tidur).

8. Daftar Ustaz/Ustazah
71

Tabel 3.3
Daftar ustaz/ustazah (pengajar) tahun ajaran 2011/2012

No

Nama

1.

K. Mukhlasin

Pendikan

Mata Pelajaran

1. Fakultas dakwah di tafser jalalain


IAIN Jakata.
2. Perguruan

Tinggi

Karachi di Pakistan,
3. Ponpes

Al

Fatah

Ploso,
4. Ittihad Beringin,
5. Al

Huda

Doglo

Boyolali.

2.

Ny.

SMP dan Ponpes

Choiriyatik

3.

Toha saputra

Tuhfat al-athfal
fasholatan

STAIN dan Ponpes

alfiyah
balaghoh
baddai al zuhur

4.

Mahfud fauzi

SMP dan Ponpes

mantiq
quwaid
maqsud

72

jawahir al-bukhori

5.

Sri Mulyani

STAIN dan Ponpes

jazariyah
bahar
abi jamroh
mustolah tajwid
mabadi al-awaliyah

6.

M. Nuh

MAN dan Ponpes

aswaja
imriti

7.

Nur fadhilah

STAIN dan Ponpes

Khulashah
Yaqin

Nurul

juz

Khulashah

II,
Nurul

Yaqin juz III

8.

Surawan

SMP dan Ponpes

jurumiyah
tasrif
al- quran
kifayat al-awam
arbain nawawi
durot al-nasihin

73

9.

Fathurrohim

STAIN dan Ponpes

aswaja juz II
aswaja juz I
tangkih al-qoul
qomi al-thughyan

10.

Khafidzin

STIE AMA dan Ponpes

tahliyyah
sulam al-taufiq
usfuriyah
daqoiq al-ahbar
nashoih al-ibad
irsyad al-ibad

11.

Fathul

STAIN dan Ponpes

Ghufron

12.

Ansori

tuhfat al-athfal
manakib

STAIN dan Ponpes

matn talim
sarah talim
fiqih al-wadih
risala al-tauhid
taisir al-kholaq
safinah

74

12.

Amir

MAN dan Ponpes

qutrot al-ghois
ilal
Riyadh al-badiah

13.

Maysaroh

MAN dan Ponpes

Hidayah

al-

mustafid,
quwaid al-ilal

14.

Siti Isnaeni

STAIN dan Ponpes

marat al-solehah

15.

Mansur

STAIN dan Ponpes

ahlaq al-banin

Hidayat

sifa al-jinan
awamil
ahlaq al-banat

16.

Muhammad

STAIN dan Ponpes

Nur Rohman

Khulashah

Nurul

Yaqin juz I
aqidat al-awam
tareh jawen

17.

M. Nasirrudin

STAIN dan Ponpes

75

badd-u al-amal

targhib
fasholatan

18.

Parli

STAIN dan Ponpes

durus al-fiqih
alala

19.

Samsul Choiri STAIN dan Ponpes

surat-surat pendek
matlab

20.

Muntaha

STAIN dan Ponpes

tanbigh al-ghofilin
fathul al muin

21.

Muslih

STAIN dan Ponpes

qiro

22.

M. Saibani

SMK dan Ponpes

surat-surat pendek

23.

Solekhan

SMA dan Ponpes

BTA

24.

Zakiyah

STAIN dan Ponpes

fasholat

Sumber : Pondok Pesantren Pancasila

9. Perkembangan Fisik Pondok Pesntren


76

Adapun perkembangan fisik pondok pesantren Pancasila


meliputi sarana dan prasarana sebagai berikut:

Tabel 3.4
Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Pancasila

No.

Nama

Keterangan

1.

Asrama putra

8 buah kamar

2.

Asrama putrid

5 buah kamar

3.

Gedung sekolah formal

4.

Koperasi

1 buah

5.

Aula

2 buah

6.

Perpustakaan

1 buah

7.

Mini market

1 buah

8.

Kantor

2 buah

9.

Dapur santri

2 buah

10.

Kantin

2 buah

11.

Pusat kesehatan pesantren

1 buah

12.

Koperasi simpan pinjam

1 buah

13.

Ruang tamu

2 buah

Sumber : Pondok Pesantren Pancasila

10. Jumlah Santri


77

MTs, SMK

Jumlah santri berdasarkan kelas

Tabel 3.5
Jumlah santri pondok pesantren Pancasila berdasarkan kelas tahun ajaran
2011/2012

Banyak Santri
No.

Jumlah

Kelas
Laki-laki

Perempuan

santri

SP IA

15

SP IB

13

SP II

21

30

Jurumiyah

15

24

Imriti

10

10

20

Alfiyah Awal

Mantiq

66

46

112

Jumlah
Sumber : Pondok Pesantren Pancasila

Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa jumlah santri di


Pondok Pesantren Pancasila tahun 2012 sebanyak 112 santri (terdiri
dari 65 santri putra dan 46 santri putri).

11. Nama-nama Asrama Santri Putra/Putri


78

Tabel 3.6
Nama-nama Asrama Putra/Putri Pondok Pesantren Pancasila Tahun 2012

No

Asrama Putra

Asrama Putri

Abu Nawas

Aisyah

Kalijaga

Khotijah

Demokrasi

Aminah Zahro

Firdaus

Robiah Adawiyah

Jaka Tingkir

Nurjanah

Jaka Tarub

Pengurus

Sumber : Pondok Pesantren Pancasila

12. Jenis-jenis Pengembangan Program Pendidikan


Adapun jenis-jenis pengembangan tersebut tediri atas (wawancara,
Hafid:2012):
a. Jenis-jenis Program Pendidikan di Pondok Pesantren Pancasila
1) Jenis Pendidikan Formal
a) MTs Pancasila
b) SMK Elektro Pancasila
2) Jenis Pendidikan Nonformal
a) Madrasah Diniyah ula
b) Madrasah Diniyah wustha
c) Madrasah Diniyah ulya
79

d) TPA
b. Jenis-jenis Pengajian
1)

Bandongan

2)

Sorogan

3)

Pengajian Umum

4)

Muhafadah (hafalan)

5)

Bathsul Masail

c. Orientasi Kurikulum yang Ada di Pondok Pondok Pesantren


Pancasila:
1) Fiqih
2) Tafsir Al- Quran/Jalalain
3) Nahwu Sharf
4) Akhlak Tasauf
5) Aqaid
6) Tarikh (sejarah islam)
7) Hadis
8) Tajwid
d. Jenis-jenis Materi Tambahan
Materi tambahan di Pondok Pesantren Pancasila antara
(wawancara, Abdul:2012):
1) Jenis Keterampilan
a) Keterampilan usaha koperasi
b) Praktek wirausaha
80

lain

c) Bangunan
d) Pertukangan
2) Kegiatan Olahraga
Kegiatan olahraga di Pondok Pesantren Pancasila antara lain
adalah olahraga:
a) tenis meja
b) bela diri/silat
c) futsal
d) voli
3) Kegiatan Ekstra
a) Tilawatil al-quran
b) Seni musik rebana
c) Keorganisasian
4) Kegiatan Rutin Malam Jumat
a) tahlil
b) diba
c) barjanji
d) salat hajat
5) Kegiatan Rutin Hari Jumat
Simaan Al-quran
Kegiatan ini khusus bagi santri putri (salah satu membaca dan
yang lainnya menyimak, setiap simaan menyelesaikan tiga juz).
6) Rutinitas Bulanan
81

a) Mujahadah sughro
b) Mujahadah kubro
c) Musyawarah sughro
d) Musyawarah kubro
e) Bathsul masail sughro
7) Rutinitas Tahunan
a) Akhirussanah dan khotmil quran (akhir bulan syaban)
b) Kilatan (setiap bulan ramadhan)
c) Bathsul masail kubro (setiap bulan rabiul awal)
d)

Muhajadah kubro

dan pertemuan wali santri (setiap 1

muharram).
B. Temuan Penelitian
1. Pola Relasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren Pancasila
Ketaatan Santri atas Kepemimpinan Kyai
a. Ketika Melaksanakan Perintah Kyai
Santri ketika melaksanakan perintah dari kyai yaitu para
santri langsung melaksanakannya, dengan perasaan ikhlas,
sungguh-sungguh dan tanggung jawab dan ada beberapa santri
yang menyatakan terkadang terbesit perasaan mangkel (jengkel).
Dengan kata lain santri selalu taat kepada kyai walaupun dengan
perasaan yang tidak ikhlas. Yang mana perasaan tidak ikhlas itu
muncul dikala perintah yang diberikan dirasa berat.
b. Ketika Melaksanakan Nasehat dari Kyai
82

Santri ketika melaksanakan nasehat dari kyai adalah


dilakukan dengan rasa tanggung jawab, sungguh-sungguh, senang
karena merasa diperhatikan. Santri selalu melaksanakan nasehatnasehat dari kyai walaupun santri tersebut terkadang tidak tahu apa
manfaat dari nasehat tersebut. Ada pun nasehat-nasehat tersebut
santri jadikan motivasi atau pun penyemangat. Karena, nasehat
kyai adalah yang terbaik untuk santrinya.
c. Ketika Menerima Hukuman dari Kyai
Santri

ketika menerima hukuman dari kyai,

yaitu

tergantung dari masing-masing pribadi. Yang setelah peneliti


simpulkan adalah santri menerimanya dengan lapang dada,
perasaan sabar, ikhlas. Karena, hukuman itu merupakan timbal
balik dari kesalahan yang telah dilakukan dan hukuman juga
merupakan sebuah pembelajaran mental.
d. Makna Hukuman bagi Santri
Makna hukuman bagi santri di Pondok Pesantren Pancasila
1) Sebagai bentuk perhatian dari kyai.
2) Sebagai peringatan/intropeksi diri agar tidak mengulangi lagi.
3) Sebagi motivasi untuk menjadi lebih baik.
4) Sebagi bentuk pembelajaran mental, agar dapat berfikir lebih
dewasa.

e. Ketika Melaksanakan Tata Tertib


83

Dalam sebuah pondok pesantren tata tertib merupakan


tombak keteraturan sebuah pondok pesantren. Ada pun dalam
Pondok Pesantren Pancasila tata tertib yang berlaku sangat
beragam, mulai dari hal yang sepele hingga hal-hal yang berkaitan
dengan pengembangan pribadi santri seperti bangun tidur, salat
berjamaah, mengaji dan lain sebagainya.
Ada pun santri dalam melaksanakan tata tertib dari kyai
sangat berhubungan erat dengan taat tidaknya santri tersebut
kepada kyai. Dalam pengamatan yang peneliti lakukan pun ada
golongan santri yang taat, ada golongan santri yang tidak akrab,
serta ada yang berada di antara keduanya terkadang taat dan
terkadang tidak taat. Hal tersebut dapat terlihat ketika para santri
berhubungan dengan kyai dalam kegiatan bandongan atau pun
kerja bakti dan kegiatan lainnya, fakta yang terlihat sebagian santri
taat kepada kyai dengan melakukan apa yang diperintahkan kyai
sebagian lainnya menunjukkan ketidaktaannya dengan tidak
melakukan

hal yang seharusnya atau pun tetap melaksanakan

perintah namun tidak secara sempurna dan setelah itu membicaraka


hal-hal negatif kyai di lain tempat dan waktu.
Ada pun informan ketika melaksanakan tata tertib dari kyai
adalah dengan rasa tanggung jawab, rasa ikhlas, melaksanakan tata
tertib apa pun walaupun tata tertib itu berat. Namun, ada beberapa
santri yang tidak bertanggung jawab yakni melalaikan tata tertib
84

yang seharusnya dijalankan. Dan ada juga santri yang berada di


antara keduanya, yakni melaksanakan tata tertib dengan tanggung
jawab dan ada tata tertib tertentu (tata tertib yang berkadar sulit)
yang sengaja tidak dilaksanakan. Dan ada pula santri yang hanya
melaksanakan tata tertib yang ringan-ringan saja, dan kebanyakan
santri tersebut melanggar tata tertib yang ada.
f. Makna Tata Tertib bagi Santri
Ada pun makna tata tertib bagi santri dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Sebagai bentuk arahan atau penuntun santri agar berada dalam
jalan yang lurus, memiliki aturan hidup.
2) Sebagai fasilitas atau penunjang pembelajaran santri (program
pondok).
3) Sebagai

pengembangan

mental-terutama

yang

berkaitan

dengan kedisiplinan, belajar mandiri dan bertanggung jawab.


B. Persepsi Santri Terhadap Kepemimpinan Kyai
1. Kepemimpinan
Jawaban informan atas definisi kepemimpinan adalah
sangat beragam namun, banyak informan yang berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah kemampuan atau
keahlian untuk mengatur orang-orang di bawahnya. Informan lain
berpendapat bahwa kepemimpinan yaitu suatu hal untuk membuat

85

suatu kelompok patuh terhadap yang memimpin. Yang mana hal


tersebut dilakukan demi tercapinya cita-cita tertentu.
2. Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila
Jawaban informan atas kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Kyai
di Pondok Pesantren Pancasila itu sangat tegas, perhatian,
bijaksana. Maksudnya tegas di sisni adalah tegas dalam
menghadapi para santri-santrinya, tegas dalam menegakkan
peraturan, tegas dalam memberi hukuman, tegas dalam bersikap
dan mengambil keputusan sehingga ada kesan karismatik yang
terlihat. Selanjutnya perhatian, yang dimaksud perhatian di sini
adalah kyai tanggap terhadap sekitar baik itu para santri-santrinya
ataupun terhadap lingkungan sekitar, baik itu yang berhubungan
dengan santri, masyarakat sekitar atau pun lingkungan fisik
pondok. Adapun yang dimaksud bijaksana sendiri apabila
disimpulkan yaitu merupakan sebuah sifat yang mengayomi para
santri.
Ada pula informan yang menilai kepemimpinan kyai di
pondok pesantren ini adalah pintar berpolitik. Hal ini terlihat dari
keikutsertaan beliau dalam partai politik dan gagasannya yang luas
membuat para elit politik turut bersimpati dan terkadang sowan ke
pondok untuk meminta bantuan atau pun sekedar ber-silaturahim.

86

3. Ciri Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila


Jawaban informan atas ciri-ciri kepemimpinan kyai di
Pondok Pesantren Pancasila sangat beragam yang mana dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Tegas (tak kenal ampun jika ada santri yang tidak tertib)
2) Perhatian
3) Berwibawa, sederhana, konsisten, selalu memberi dukungan
4) Wawasannya luas, cerdas, pintar berpolitik
4. Kepemimpinan Kyai Sangat Penting
Banyak informan berpendapat bahwa kepemimpinan kyai
itu sangat penting walaupun ada dua informan yang menyatakan
penting namun, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kyai itu
sangat penting. Ada pun alasan informan menyatakan hal tersebut
karena apabila suatu tempat tidak terjalin suatu kepemimpinan
maka, tempat tersebut akan kacau balau. Dan kepemimpinan dari
seorang kyai sangat penting bagi pondok pesantrennya sendiri,
apakah mau maju atau tidak, berkualitas atau tidak, itu semua
adalah dari kyai itu sendiri.

87

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pola Relasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren PancasilaKetaatan Santri atas Kepemimpinan Kyai
Hubungan kyai dan santri yang diwarnai kepercayaan, wibawa,
dan karisma tersebut merupakan nilai-nilai tradisi yang terdapat di
pesantren. Nilai-nilai yang terdapat di pesantren menurut Sukamto
(1999:79) mengandung tiga unsur yang mengarah kepada terbentuknya
hubungan

patron-client:

pertama,

hubungan

patron-client

mendasarkan diri pada pertukaran yang tidak seimbang, yang


mencerminkan perbedaan status. Seorang client (santri), menerima
banyak jasa dari patron (kyai) sehingga client terikat dan tergantung
kepada patron. Kedua, hubungan patron-client bersifat personal. Pola
resiprositas yang personal antara kyai dan santri menciptakan rasa
kepercayaan dan ketergantungan di dalam mekanisme hubungan
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari budaya penghormatan santri ke kyai
yang cenderung bersifat kultus individu. Ketiga, hubungan patron
tersebar menyeluruh, fleksibel dan tanpa batas kurun waktunya. Hal ini
dimungkinkan karena asosialisasi nilai ketika menjadi santri berjalan
bertahun-tahun.
Hubungan patron-client ini menempatkan kyai pada kedudukan
yang tinggi, berpengaruh, dan berwibawa di hadapan santri. Kaitannya
88

dengan relasi kyai dan santri, seorang santri seharusnya taat terhadap
kyai. Yang mana sikap taat kepada kyai atau pemimpin agama ini
merupakan implementasi dari kehendak Al- Quran yaitu QS. An-Nisa
ayat 59:


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu.
1. Ketika Melaksanakan Perintah Kyai
Santri ketika melaksanakan perintah dari kyai yaitu para
santri langsung melaksanakannya, dengan perasaan ikhlas,
sungguh-sungguh dan tanggung jawab yang mana dapat terlihat
dari hasil wawancara sebagai berikut:
a. Hah?! harus dilakukan...dilaksanakan sesegera mungkin,
dengan rasa... tanggung jawab dan ikhlas pokoknya,
(wawancara, ASN:13).
b. Laksanakanlah dengan senang hati, ikhlas, tapi kalau hati lagi
tak karuan, kadang bisa buat hati tak tenang, (wawancara:UF
halaman 15).
c. Kalau menurut saya sendiri, ya...kita melaksanakan dengan
sungguh-sungguh didasari dengan rasa ikhlas. Dan yang disini
89

yang menjadi panutan adalah Pak Kyai jadi, ya kita harus


patuh, menurut dengan Pak Kyai atau yang menjadi tata
peraturan di pondok ini, (wawancara:SRL halaman 21).
d. Melaksanakan perintah dari kyai? Kalau saya pribadi, akan
saya laksanakan langsung dengan penuh tanggung jawab, dan
sungguh-sungguh. Dan tentunya itu semua ya... saya usahakan
untuk ikhlas, (wawancara:MLD halaman 23).
e. Melaksanakan perintahnya, saya jalankan sebisa mungkin dan
penuh

keikhlasan.

Oh

ya,

satu

lagi,

dengan

penuh

tanggungjawab pastinya, (wawancara:FD halaman 32).


f. Ya...saya laksanakan dengan ikhlas to yo. Pokoknya selagi
saya mampu akan saya laksanakan, (wawancara:PTU halaman
37).
g. Pada menit-menit pertama ini para santri terlihat antusias dan
khidmat, Santri masih mengikuti dengan cermat terjemahan
dari kyai itu, dan mereka mencatatnya pada kitabnya, yaitu di
bawah kata-kata yang diterjemahkan tersebut diberi arti
(maknani/ngesahi),

dan

Santri-santri

masih

mengikuti

dengan cermat, (observasi:halaman 3).


Dan santri yang menyatakan terkadang terbesit perasaan mangkel
Hm...bagi saya kalau melaksanakan perintah darai kyai, ya...harus
ikhlas, kadang-kadang tidak seh. Walupun agak mangkel gimana
gitu, (wawancara: SMA halaman 27).
90

Dengan kata lain santri selalu taat kepada kyai walaupun


dengan perasaan yang tidak ikhlas. Yang mana perasaan tidak
ikhlas itu muncul dikala perintah yang diberikan dirasa memaksa.
Yang mana berdasar atas wawancara:IAM halaman 8.
Ya, biasanya saya lakukan dengan perasaan ikhlas dengan hati
tapi, banyak jengkelnya karena perintahnya sukanya memaksa.
Ataupun karena kehadiran langsung Kyai untuk mengawasi
santrinya tatkala santri tersebut menjalankan perintah sang kyai
hal tersebut sesuai dengan hasil observasi:halaman 2, yang
berbunyi:
Santri putra bekerja dengan sungguh-sungguh di bawah
pengawasan Pak Kyai, Pukul 18:30 kerja bakti kembali di mulai,
santri-santri bekerja giat dan sungguh-sungguh yang mana hal
tersebut dikarenakan turut sertanya Pak Kyai.
Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah
sama-sama memberi pengaruh dan akibat. Sang kyai sebagai
pemimpin memiliki pengaruh yang sangat besar bagi para
santrinya, salah satu implikasi dari pemberian pengaruh adalah
berupa perintah dan santri karena posisi kyai yang selalu dihargai,
dihormati dan dijunjung tinggi mengakibatkan para santri
melaksanakan apa yang diperintah walaupun dalam keadaan
terpaksa. Dengan kata lain para santri taat terhadap sesuatu yang
diperintahkan oleh kyai.
91

2. Ketika Melaksanakan Nasehat dari Kyai


Santri ketika melaksanakan nasehat dari kyai dapat terlihat
dari hasil wawancara sebagai berikut:
a. Dilakukan dengan sepenuh hati, Hm...apa yah dengan sepenuh
hati, agar tidak mengecewakan, (wawancara:RDJ halaman 6).
b. Langsung dilaksanakan Kalau saya, selagi saya mampu,
nasehat itu ya, langsung saya laksanakan. karena, saya percaya
bahwa apa pun yang beliau nasehatkan itu pasti demi kebaikan.
Agar di kemudian hari sukses dunia akherat, (wawancara:
BFF halaman 46).
c. Dilaksanakan secara bertahap yang mana dapat terlihat dari
hasil wawancara sebagai berikut:
1) Dilakukan secara perlahan atau sediki demi sedikit karena,
tidak mungkin langsung dilakukan semua sekaligus,
(wawancara:TPK halaman 10).
2) Didengarkan dengan baik, dilakukan secara bertahap dari
yang mudah sampai yang sulit, tak mungkin bisa
melakukan semuanya secara langsung, (wawancara:HOA
halaman 19).
3) Hm...nasehat-nasehat itu saya lakukan dengan pelan-pelan.
Ya...alon-alon asal kelakon. Itu pun kalau nasehat itu cocok
sama diri saya, (wawancara:TPNG halaman 35).

92

d. Dilakukan dengan sungguh-sungguh, sabar dan ikhlas yang


mana dapat terlihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
1) Ya...didengar dengan baik-baik, dihayati dan dilaksanakn
dengan ikhlas, (wawancara:ASN halaman 13).
2) Kalau saya, melaksanakan apa yang menjadi perintahnya,
ya, meskipun tidak ikhlas seratus persen. Kadang kan ya,
kita misalkan dinasehati Pak Kyai, kalau kita tidak
hm...sejalan mungkin hati kita ya, agak sedikit tidak ikhlas.
Tapi, kadang sebisa mungkin kita laksanakan dengan
sungguh-sungguh, sabar dan ikhlas, (wawancara:SRL
halaman 21).
3) Cara melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai, ya... saya,
laksanakan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati dan rasa
senang. Ya, rasanya itu kalo dinasehati seperti gimana ya...
karena saya merasa itu adalah bentuk perhatian dari beliau,
ya... itu menandakan bahwa beliau sangat memikirkan
santri-santrinya dan ingin yang terbaik untuk santrisantrinya, (wawancara:MLD halaman 24).
e. Santri selalu melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai apapun
itu (wawancara:FD halaman 32) walaupun santri tersebut
terkadang tidak paham dengan nasehat yang diberikan tersebut
(wawancara:PTU halaman 37).
Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah:
93

Sama sama memberi pengaruh dan akibat. Yang mana hal


tersebut dapat dianalisis dari kyai-karena pengaruhnya yang
besar bagi santri, maka santri pun melakukan suatu hal yang
merupakan implikasi atau akibat dari posisi kyai yang sangat
berpengaruh tersebut.
Taat kepada ulil amri atau pemimpin (santri taat kepada kyai).
3. Ketika Menerima Hukuman dari Kyai
Santri ketika menerima hukuman dari kyai, yaitu santri
menerimanya dengan lapang dada, perasaan sabar, ikhlas, yang
mana dapat terlihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
a. Jika memang kita benar-benar salah, terimalah hukuman itu
dengan ikhlas, jika kita menerima dengan ikhlas, itu merupakan
suatu tanggung jawab apa yang telah kita perbuat,
(wawancara:UF halaman 16).
b. Kalau menerima hukuman dari kyai, ya... saya terima dengan
lapang dada, sabar, dan ya... ber-husnudzon aja. Karena jika
ada hukuman pasti ada kesalahan yang telah dilakukan, jadi
hukuman itu memang perlu, (wawancara:MLD halaman 24).
c. Menerima hukuman, saya terima dengan... nerimo dan sebagai
peringatan untuk mengintropeksi diri saya. (wawancara:FD
halaman 33).
d. Hukuman, ya...saya terima lah, karena, pastinya nek saya
dihukum itu karena saya punya kesalahan. Ya..fear gitu lah.
94

Berani

berbuat,

ya...berani

bertangungjawab.

(wawancara:PTU halaan 38).


e. Dalam menerima hukuman dari kyai, saya terima dengan
lapang

dada

ya...

walau

terkadang

masih

suka

membicarakannya di belakang jika, hukuman itu terlalu berat,


(wawancara:KHZ halaman 40).
f. Kalau menerima hukuman, ya... dengan lapang dada, ikhlas,
pokoknya diterima tanpa rasa dendam lah. Soalnya kalau ada
hukuman pasti ada kesalahan, ya... itu semua seperti yang
pernah dikatakan beliau bahwa hidup itu adalah timbal balik
dari semua perbuatan kita kalau kita baik maka dapat ganjaran
yang baik pula, dan sebaliknya jika kita jahat atau salah kita
juga

akan

diganjar

dengan

sesuatu

yang

setimpal,

(wawancara:BFF halaman 46).


Dan ada pula yang menerima hukuman dengan berat hati, yang
mana dapat terlihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
a. Ikhlas, walaupun sedikit mbatek, (wawancara:TPK halaman
11).
b. Hm... kalo aku sih, menerima apa adanya! Ya...walaupun agak
mbatek sitik. Ya...its never mind, (wawancara:ASN halaman
13).
c. Hm...kalau saya, saya ikhlas saja, walaupun sebenarnya
kadang keberatan, (wawancara:TPNG halaman 35).
95

Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah


sama-sama memberi pengaruh dan akibat. Sang kyai sebagai
pemimpin memiliki pengaruh yang sangat besar bagi para
santrinya, salah satu kewenangan pemimpin adalah berupa
pemberian hukuman dan santri karena posisi kyai yang selalu
dihargai, dihormati dan dijunjung tinggi mengakibatkan para santri
melaksanakan apa yang telah menjadi keputusan kyai, termasuk
keputusan dalam pemberian hukuman. Dengan kata lain para santri
taat terhadap ulil amri (keputusan kyai), yang salah satunya adalah
taat dengan keputusan kyai dalam memberikan hukuman.
4. Makna Hukuman bagi Santri
Makna hukuman bagi santri di Pondok Pesantren Pancasila
a. Sebagai pelajaran:
1) Ya, bisa untuk menjadi pelajaran yang banyak,
(wawancara:IAM halaman 9).
2) Pelajaran sekaligus pengalaman untuk kenang-kenangan
setelah pulang, (wawancara:TPK halaman 11).
b. Sebagai tanda sayang dari kyai:
Makna hukuman dari kyai bagi saya, adalah sebagai proses
pembelajaran untuk kita, dan itu juga merupakan tanda sayang
kyai kepada santrinya, (wawancara:AZM halaman 43).
c. Sebagai peringatan/intropeksi diri agar tidak mengulangi lagi:

96

1) Makna hukuman? Bagi pribadi saya makna hukuman itu


merupakan peringatan agar tidak mengulanginya lagi, dan
juga tentunya sebagai balasan satu bentuk...dari hm...salah
satu bentuk dari pembelajaran, ya, pembelajaran mental,
dan pastinya juga merupakan motivasi untuk menjadi lebih
baik dan sebagai bentuk seperti...hm...seperti apa itu
namanya? Hm... oh ya...sebagai bentuk untuk meng-intropeksi, ya, mengintropeksi diri sendiri atas apa yang telah
kita perbuat, (wawancara: MLD halaman 24).
2) ... bagi saya adalah sebagi teguran agar saya gak
mengulanginya lagi, (wawancara:FD halaman 33).
3) Makna hukuman bagi saya, hm...sebagai peringatan.
Peringatan

untuk

kembali

ke

jalan

yang

lurus,

(wawancara:TPNG halaman 35).


4) Makna hukuman... sebagai teguran saja, gen ora mbaleni
mene. (wawancara:PTU halaman 38).
5) Makna hukuman dari Kyai... ya... sebagai teguran biar kita
bisa mengoreksi kesalahan kita, dan juga agar tidak
mengulanginya lagi. Jadi, agar hidup kita itu ada... ada
aturannya, gag seenaknya sendiri Mba, (wawancara:BFF
halaman 46).

97

d. Sebagi motivasi untuk menjadi lebih baik:


1) Hm...bagi saya itu untuk memotivasi, beliau manasehati
secara tidak langsung agar kita berpikir bahwa yang kita
lakukan itu salah atau benar, (wawancara:RDJ halaman 6).
2) ... merupakan motivasi untuk menjadi lebih baik dan
sebagai bentuk seperti...hm...seperti apa itu namanya?
Hm... oh ya...sebagai bentuk untuk meng-intro-peksi, ya,
mengintropeksi diri sendiri atas apa yang telah kita
perbuat, (wawancara:MLD halaman 24).
e. Sebagi bentuk pembelajaran, agar dapat berfikir lebih dewasa:
Bagi saya, hm...bagi saya makna hukuman itu sebagai proses
pembelajaran, agar kita dapat berpikir lebih dewasa.
(wawancara:KHZ halaman 40).
Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah sama-sama
memberi pengaruh dan akibat, bahkan kemudian interaksi dua
pihak itu membuahkan hasil yang lain dari bentuk ke-2 tindakan
dua pihak tersebut.
5. Ketika Melaksanakan Tata Tertib
Dalam sebuah pondok pesantren tata tertib merupakan
tombak keteraturan sebuah pondok pesantren. Ada pun dalam
Pondok Pesantren Pancasila tata tertib yang berlaku sangat
beragam, mulai dari hal yang sepele hingga hal-hal yang berkaitan

98

dengan pengembangan pribadi santri seperti bangun tidur, salat


berjamaah, mengaji dan lain sebagainya.
Ada pun santri dalam melaksanakan tata tertib dari kyai
sangat berhubungan erat dengan taat tidaknya santri tersebut
kepada kyai. Dalam pengamatan yang peneliti lakukan pun ada
golongan santri yang taat, ada golongan santri yang tidak akrab,
serta ada yang berada di antara keduanya terkadang taat dan
terkadang tidak taat.
Hal tersebut dapat terlihat ketika para santri berhubungan
dengan kyai dalam kegiatan kerja bakti, fakta yang terlihat
sebagian santri taat kepada kyai dengan melakukan apa yang
diperintahkan kyai sebagian lainnya menunjukkan ketidaktaannya
dengan tidak melakukan

hal yang seharusnya atau pun tetap

melaksanakan perintah namun tidak secara sempurna dan setelah


itu membicaraka hal-hal negatif kyai di lain tempat dan waktu
(observasi:halaman 1):
Santri putra bekerja dengan sungguh-sungguh di bawah
pengawasan Pak Kyai... Ketika siang menjelang, waktu
isoma (Istirahat, makan dan salat) pun tiba. Para santri
berkumpul di sebuah ruangan (laboratorium IPA MTs)
untuk menyantap soto kreasi kerja bakti santri putri. Di
sudut-sudut ruangan mereka berkumpul, sebagian ada yang
mengaluh capek dan sebagian ada yang mengeluh kurang
bebas karena, diawasi sepanjang hari. Pukul 13:30 kerja
bakti dimulai lagi. Namun, kali ini tanpa adanya pengawasan
dari Pak Kyai. Santri bekerja semaunya (santai dan sambil
bercanda), dengan kata lain keadaan berlangsung cair tatkala
Pak Kyai tidak turut serta... Pukul 18:30 kerja bakti kembali
di mulai, santri-santri bekerja giat dan sungguh-sungguh
99

yang mana hal tersebut dikarenakan turut sertanya Pak Kyai.


Terlihat ada yang sungguh-sungguh mengangkut semen, ada
yang antusias membuat adonan semen, ada yang dengan
semangat melakukan pengecoran namun, terlihat juga
wajah-wajah muram.
Dan dapat dibuktikan pula ketika para santri berhubungan dengan
kyai dalam kegiatan bandongan (observasi pada halaman3-4:
Pada menit-menit pertama ini para santri terlihat antusias
dan khidmat, Santri masih mengikuti dengan cermat
terjemahan dari kyai itu, dan mereka mencatatnya pada
kitabnya, yaitu di bawah kata-kata yang diterjemahkan
tersebut diberi arti (maknani/ngesahi), dan Santri-santri
masih mengikuti dengan cermat. Dan ada beberapa santri
yang tidak taat kepada kyai, yang dibuktikan dari fakta yang
menyatakan Ada beberapa santri yang tidak memberikan
makna pada kitab yang tengah di ulas tersebut, Ada
beberapa santri yang berkirim pesan melalui sobekan
kertas, Di bagian belakang ada yang tertunduk karena
asyik membaca komik, dan pernyataan Ada pula santri
yang tertidur.
Namun, ketidaktaan tersebut, tidak diperlihatkan
kepada kyai hal ini dapat kita buktikan dari pernyataan
terakhir Tidak terdengar suara-suara gaduh. Atau dapat
diartikan santri memiliki rasa takut terhadap kyai sehingga
ketidaktaatan tersebut tidak diperlihatkan.

Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah


sama-sama memberi pengaruh dan akibat. Sang kyai sebagai
pemimpin memiliki pengaruh yang sangat besar bagi para
santrinya, salah satu pengaruh dan bentuk dari perhatian kyai
adalah berupa adanya tata tertib, dan santri karena posisi kyai yang
selalu dihargai, dihormati dan dijunjung tinggi mengakibatkan para
santri melaksanakan apa yang diperintahkan kyai, termasuk tata
tertib yang tidak lain merupakan salah satu bentuk dari perhatian
100

kyai kepada santrinya. Santri taat kepada kyai dengan melakukan


apa yang diperintahkan kyai sebagian lainnya menunjukkan
ketidaktaannya dengan tidak melakukan hal yang seharusnya atau
pun tetap melaksanakan perintah namun tidak secara sempurna dan
setelah itu membicaraka hal-hal negatif kyai di lain tempat dan
waktu Dengan kata lain para santri taat terhadap ulil amri (kyai),
yang salah satunya adalah taat menjalankan atau bersedia
melaksanakan tata tertib yang ada walaupun dalam keadaan
terpaksa.
6. Makna Tata Tertib bagi Santri
Ada pun makna tata tertib bagi santri dapat disimpulkan sebagai
berikut:
b. Sebagai bentuk arahan atau penuntun santri agar berada dalam
jalan yang lurus, memiliki aturan hidup:
1) Agar bisa hidup teratur, dan juga merupakan suatu
kebiasaan yang dilaksanakan dalam tata tertib dan memiliki
arah tujuan yang benar dan lurus, (wawancara: UF
halaman 16).
2) Makna tata tertib....bagi saya maknanya adalah sebuah
lampu merah untuk berhenti ketika ada sesuatu hal. Tapi
yang lebih benarnya tata tertib itu merupakan aturan
hidup, (wawancara:TPNG halaman 35).

101

3) Makna tata tertib,maknanya itu sebagai pembatas, ono


aturane, gen ra sekarepe dewe, (wawancara:PTU halaman
38).
4) Makna tata tertib itu adalah bermakna...ya sebagai
pembelajaran pula. Agar hidup kita tidak seenaknya sendiri
atau kata lain punya aturan lah, (wawancara:KHZ halaman
40).
c. Sebagai fasilitas atau penunjang pembelajaran santri/program
pondok: Makna tata tertib, bagi saya adalah sebagai fasilitas
untuk

melaksanakan

program

pondok,

(wawancara:FD

halaman 33).
1) Sebagai pengembangan mental-terutama yang berkaitan
dengan kedisiplinan, belajar mandiri dan bertanggung
jawab: (wawancara:TPK halaman 11).
2) Kalo aku sih, untuk mengatur santrinya agar tertib dalam
segala hal. Karena itu juga bagian dari kepemimpinan,
(wawancara:ASN halaman 13).
3) Makna dari suatu tata tertib dari kyai, bagiku adalah suatu
hal yang sangat baik untuk diri kita karena, Pak Kyai
mengadakan tata tertib agar kita disiplin. Jadi, semua
kembali kepada kita juga to, (wawancara:HOA halaman
19).

102

4) Hm makna tata tertib dari kyai bagi pribadi saya, ya,


adalah sebagai pembelajaran agar kita kelak bisa hidup
disiplin dan dapat hidup teratur tentunya. Ya, yang pasti
dengan adanya tata tertib dapat melatih kita untuk hidup
dengan teratur, dapat mengatur waktu. Intinya ya... itu
semua adalah bagian dari pembelajaran yang pastinya
semua

itu

ada

gunanya

di

kemudian

hari,

(wawancara:MLD halaman 25).


5) Makna tata tertib bagi pribadi saya adalah sebagai
pembiasaan atau kedisiplinan, dan sejenis uji ketahanan
mental,

melatih

kesabaran,

ketulusan

dalam

melaksanakannya, (wawancara:AZM halaman 43).


6) Makna tata tertib... kalau saya maknanya itu, agar hidup
kita tidak seenaknya sendiri, terus disiplin, mental juga
tertata, (wawancara:BFF halaman 46).
Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah sama-sama
memberi pengaruh dan akibat, bahkan kemudian interaksi dua
pihak itu membuahkan hasil yang lain dari bentuk ke-2 tindakan
dua pihak tersebut.

103

B. Persepsi Santri Terhadap Kepemimpinan Kyai


1. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses ketika seseorang
memimpin

(directs),

membimbing

(guides),

memengaruhi

(influences) atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan, atau


tingkah laku orang lain (Kayo, 2005:7).
Jawaban informan atas definisi kepemimpinan adalah
sangat beragam namun, banyak informan yang berpendapat bahwa
yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah kemampuan atau
keahlian untuk mengatur orang-orang di bawahnya, agar yang
dipimpinnya sejahtera. Yang mana hal tersebut dilakukan demi
tercapinya cita-cita tertentu:
a. Kepemimpinan...menurut saya kepemimpinan itu adalah
hm...kemampuan

memimpin,

mengatur

orang-orang

di

bawahnya dan seorang pemimpin itu harus memiliki jiwa


kepemimpinan, (wawancara:RDJ halaman 5).
b. Kemampuan seorang pemimpin untuk memimpin orang-orang
yang dipimpin, agar dapat mencapai suatu tujuan, angan-angan
yang akan ditiju, (wawancara:UF halaman 15).
c.

Kepemimpinan yaitu suatu hal yang sangat penting untuk


membuat suatu kelompok patuh terhadap yang memimpin dan
apabila suatu kepemimpinan tidak ada. Maka, kelompok
tersebut akan terpecah belah. So, kepemimpinan adalah suatu
104

hal yang sangat baik dan sangat penting untuk pemimpin dan
yang dipimpin, (wawancara:HOA halaman 18).
d. Kepemimpinan? apa ya mba ya? Oh ya, mungkin seperti
keahlian

memimpin,

memerintah

orang-orang

yang

dipimpinnya, gitu ya mba ya? (wawancara:FD halaman 32).


e. Hm...bagi

saya,

hm...maksudnya

kepemimpinan

suatu

itu,

kemampuan

adalah

untuk

sebuah,

mengarahkan,

mengatur orang lain, memberi perintah untuk melakukan halhal tertentu, melarang sesuatu, dan yang jelas pemimpin itu
dilayani dan melayani, TPNG halaman 34, KHZ halaman 39).
f. Ya..., yang dinamakan kepemimpinan ya...suatu tugas bagi
seorang pemimpin untuk membuat yang dipimpin menjadi
sejahtera atau pun beradab. (wawancara:IAM halaman 8).
g. Kepemimpinan yaitu, ya, suatu proses atau cara individu atau
kelompok memimpin suatu individu lain atau kelompok lain
agar

tercipta

Contohnya

ketertiban,

keamanan

pemerintah

dan

kesejahteraan.

memimpin

rakyatnya,

(wawancara:ASN halaman 12).


Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah
sama-sama memberikan inti dari pengertian kepemimpinan yaitu
kemampuan pemimpin untuk memengaruhi orang lain.
2. Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila

105

Gaya kepemimpinan yang diterapkan kyai dalam sebuah


pondok pesantren biasanya adalah gaya kepemimpinan karismatik
hal tersebut karena, gaya kepemimpinan karismatik merupakan
gaya ...kepemimpinan yang bernuansa moral karena pada
umumnya, bermuara pada otoritas keulamaan dalam masalah
kedalaman ilmu, ketinggian pribadi, pengelolaan yang hati-hati
dalam hubungan-hubungan personal dengan anggota-anggota
masyarakat

muslim,

serta

pembinaan

reputasi

individual

(berdasarkan kepada keteladanan moralitas yang mereka miliki),


(Ala, 2006:24). Karakteriatiknya yang khas yaitu daya tariknya
yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
karismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi (Siagian, 2003:37).
Bahwa seorang kyai, hakekatnya memiliki banyak santri
atau dalam pernyataan diatas disebut dengan pengikut, kemudian
dipercaya baik oleh para santri ataupun masyarakat sekitarnya.
Dalam hal kepemimpinannya seorang kyai memimpin dengan
kepemimpinan yang bernuansa moral hal tersebut dapat terlihat
dari niali-nilai keagamaan yang diajarkan kepada santri-santrinya
begitu pula dalam masalah kedalaman ilmu yang tentunya sudah
tidak diragukan lagi.
106

Jawaban informan atas kepemimpinan kyai di Pondok


Pesantren Pancasila dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan Kyai
di Pondok Pesantren Pancasila itu sangat tegas, perhatian,
bijaksana. Maksudnya tegas di sisni adalah tegas dalam
menghadapi para santri-santrinya, tegas dalam menegakkan
peraturan, tegas dalam memberi hukuman, tegas dalam bersikap
dan mengambil keputusan sehingga ada kesan karismatik yang
terlihat:
a. Hm...yang saya lihat dari kepemimpinan kyai itu, beliau
sangat

perhatian,

Pengalamannya

tegas,

itu

luas

disiplin....hm....apalagi
banget,

keren

ya?

pokoknya,

(wawacara:RDJ halaman 5).


b. Cukup berjalan dengan baik dan tertib ya, semua itu bisa
terlihat dari kesehariannya Pak Yai, yang tegas terutama
dengan peraturan pondok, dari kesederhanaan Pak Yai dalam...
kehidupan

sehari-harinya-mulai

dari

cara

berpakaian,

sederhana, gag aneh-aneh malah jarang sekali berpenampilan


ala kyai. Dan juga dari perhatiannya sama santri-santri, apalagi
sama santri yang masih kecil dan masih baru-Pak Yai itu selalu
memberi semangat, pokoknya gitu..., (wawancara:ASN
halaman 12).
c. Tegas, bijaksana, tanggung jawab, kepemimpinan kyai di
ponpes Pancasila, sangatlah berbeda dari yang lain. Karena,
107

menurut saya ya! Kyai di sini banyak berpolitiknya, tetapi hati


dan jiwanya tetap sebagai kyai, (wawancara:UF halaman 15).
d. Sangat baik, Abah (Pak Kyai) pantas untuk diacungi jempol.
Raise your thumb for Abah, Key...dan juga meskipun tegas tapi
Abah

terlalu

keras

untuk

mendidik

santrinya,

(wawancara:HOA halaman 18).


e. Kepemimpinan yang saya liat di pondok pesantren ini adalah
ya...dari keseharian beliau yang sangat sederhana dan
perhatian. Tanggap terhadap linkungan, Pak kyai gag gengsi
buat ngebersihin pondok, dan yang paling menonjol adalah
tegas, (wawancara:FD halaman 32).
f. Hm ...kepemimpinan di ponpes ini, dapat dilihat dari segi
sifatnya ya... beliau itu tegas, perhatian sama para santrinya,
penyayang, dalam keseharian beliau itu.... sangat, sangat
sederhana yang paling keliatan itu dari cara berpakaian, beliau
itu sedaerhana-apa adanya, trus dari segi beliau bergaul, sama
masyarakar sekitar itu gapyak, sama santri juga sebenarny
akrab ya... dan dari segi berbicaraannya penuh motivasi
Mba..., (wawancara:TPNG halaman 34).
g. Yang saya lihat dari kepemimpinan kyai di pondok ini, itu
dapat kita lihat dari kesehariannya ya...beliau itu tegas,
sederhana, perhatian, penyayang, (wawancara:KHZ halaman
39).
108

h. Selanjutnya perhatian, yang dimaksud perhatian di sini adalah


kyai tanggap terhadap sekitar baik itu para santri-santrinya
ataupun

terhadap

lingkungan

sekitar,

baik

itu

yang

berhubungan dengan santri, masyarakat sekitar atau pun


lingkungan fisik pondok (wawancara:MLD halaman 23).
i. Hm...yang saya lihat dari kepemimpinan kyai itu, beliau
sangat

perhatian,

Pengalamannya

tegas,

itu

luas

disiplin....hm....apalagi
banget,

keren

ya?

pokoknya,

(wawancara:RDJ halaman 5).


j. Ya..., dari sifatnya, beliau itu menyenangkan, perhatian,
tanggap, sama masyarakat gampang akrab, dan yang paling
menonjol-beliau itu sederhana sekali, gag ada..., hm... gag ada
kesan glamornya pasti, (wawancara:IAM halaman 8).
Ada pula informan yang menilai kepemimpinan kyai di
pondok pesantren ini adalah pintar berpolitik. Hal ini terlihat dari
keikutsertaan beliau dalam partai politik dan gagasannya yang luas
membuat para elit politik turut bersimpati dan terkadang sowan ke
pondok untuk meminta bantuan atau pun sekedar ber-silaturahim.
Jika ditinjau lebih dalam maka ada kesan kekaguman santri
terhadap kyai dari pernyataan/pendapat santri tersebut.
Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah
sama-sama menyatakan bahwa hakekatnya kepemimpinan kyai itu
merupakan kepemimpinan yang karismatik karena dikagumi oleh
109

banyak pengikut (santri-santri). Kepemimpinan yang ada pun


bernuansa moral karena pada umumnya, bermuara pada otoritas
keulamaan dalam masalah kedalaman ilmu, ketinggian pribadi,
pengelolaan yang hati-hati dalam hubungan-hubungan personal.
Karakteriatiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat
memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut (santri).
3. Ciri-ciri Kepemimpinan Kyai di Pondok Pesantren Pancasila
Gaya kepemimpinan yang diterapkan kyai dalam sebuah
pondok pesantren biasanya adalah gaya kepemimpinan karismatik
hal tersebut karena, gaya kepemimpinan karismatik merupakan
gaya ...kepemimpinan yang bernuansa moral karena pada
umumnya, bermuara pada otoritas keulamaan dalam masalah
kedalaman ilmu, ketinggian pribadi, pengelolaan yang hati-hati
dalam hubungan-hubungan personal dengan anggota-anggota
masyarakat

muslim,

serta

pembinaan

reputasi

individual

(berdasarkan kepada keteladanan moralitas yang mereka miliki)


(Ala, 2006:24). Karakteriatiknya yang khas yaitu daya tariknya
yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
karismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi (Siagian, 2003:37).

110

Bahwa seorang kyai, hakekatnya memiliki banyak santri


atau dalam pernyataan diatas disebut dengan pengikut, kemudian
dipercaya baik oleh para santri ataupun masyarakat sekitarnya.
Dalam hal kepemimpinannya seorang kyai memimpin dengan
kepemimpinan yang bernuansa moral hal tersebut dapat terlihat
dari nilai-nilai keagamaan yang diajarkan kepada santri-santrinya
begitu pula dalam masalah kedalaman ilmu yang tentunya sudah
tidak diragukan lagi.
Jawaban informan atas ciri-ciri kepemimpinan kyai di
Pondok Pesantren Pancasila sangat beragam yang mana dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Tegas, perhatian:
1) Hm...tegas ples galak, berwibawa, konsisten, selalu
memberi dukungan, itu pasti. Ya....pasti, (wawancara:RDJ
halaman 5).
2) Tegas..., bijak..., tak kenal ampun jika ada santri yang
tidak tertib..., galak..., sederhana..., ketika marah seperti
preman, (wawancara:TPK halaman 10).
3) Hm...perhatian sama santri-santrine, tanggung jawab
banget, dan teges banget,pokoknya, (wawancara:ASN
halaman 12).
4) Tegas, keras, bijak, sederhana, tak kenal lelah, galak, tak
ada kata ampun jika ada santri yang menyeleweng dan
111

kalau marah sangat menakutkan. Tapi, semua itu dilakukan


untuk diri kita yaitu mengatur moral kita agar tidak menjadi
orang yang cengeng, (wawancara:HOA halaman 18).
5) Hm...menurut saya, Pak Kyai itu sangat perhatian dengan
santri-santrinya, bertanggungjawab, suka mengetes mental
santri, itu yang paling banyak, biasanya, suka mengetes
mental santri satu persatu

misalnya, hubungan dengan

masyarakat atau orang-orang di sekitar pondok sangat


akrab, baik, mungkin menurut saya seperti itu Mba,
(wawancara:SRL halaman 20).
6) Ciri-ciri? hm...ciri-ciri kepemimpinan kyai di pondok ini
ya,

beliau

sangat

bertanggungjawab,
prinsipnya

kuat

perhatian
tegas

dan

sama

sekali

sangat

santri-santrinya,

dalam

fokus

memimpin,

dengan

tujuan,

bertanggung jawab, (wawancara:MLD halaman 23).


7) Ya...sudah saya hm...sebutkan di depan tadi, dia bijaksana,
hm...tegas, kalo dengan masyarakat dia sangat baik, akrab.
(wawancara:SMA halaman 28).
8) Ciri-cirinya...? Pak Kyai itu pinter ngemong, perhatian,
pandai, bergaul, tegas, dan yang paling mengagumkan
adalah

Pak

Kyai

itu

(wawancara:FD halaman 32).

112

wawasannya

sangat

lua,

9) Hm... menurut saya, ya... tegas, bijak ya, perhatian, peduli


sekitar, prinsipnya kuat, hm... pinter, hm... gag pinter deng
Mba. Tapi... cerdas, ya... ilmu-ilmunya itu, jago banget, ya
maksud saya disamping ilmu agama yang gag diragukan
lagi, beliau juga ahli Bahasa Inggris dan lain-lainnya,
(wawancara:BFF haman 45).
b. Berwibawa, sederhana, konsisten, selalu memberi dukungan:
1) Hm...tegas ples galak, berwibawa, konsisten, selalu
memberi dukungan, itu pasti. Ya....pasti, (wawancara:
IAM halaman 8).
2) Tegas..., bijak..., tak kenal ampun jika ada santri yang
tidak tertib..., galak..., sederhana..., ketika marah seperti
preman, (wawancara: TPK halaman 10).
3) Hm...perhatian sama santri-santrine, tanggung jawab
banget, dan teges banget,pokoknya, (wawancara:ASN
halaman 12).
c. Wawasannya luas, cerdas, pintar berpolitik:
1) Hm..

apa

yah..

hm..

menurut

saya..

ciri-ciri

kepemimpinan di pondok ini itu, perhatian terhadap santrisantrinya, pengalamannya luas, sama masyarakat itu akrab,
hm.....maksudnya sama masyarakat sekitar itu akrab,
(wawancara:RDJ halaman 5).

113

2) Ciri-ciri? hm...ciri-ciri kepemimpinan kyai di pondok ini


ya,

beliau

sangat

bertanggungjawab,
prinsipnya kuat

perhatian
tegas

dan

sama

sekali

sangat

santri-santrinya,

dalam

memimpin,

fokus dengan tujuan,

bertanggung jawab, (wawancara:MLD halaman 23).


3) Ciri-ciri? hm...ciri-ciri kepemimpinan kyai di pondok ini
ya,

beliau

sangat

bertanggungjawab,
prinsipnya kuat

perhatian
tegas

dan

sama

sekali

sangat

santri-santrinya,

dalam

memimpin,

fokus dengan tujuan,

bertanggung jawab, (wawancara:FD halaman 32).


Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah sama-sama
menyatakan bahwa hakekatnya kepemimpinan kyai itu merupakan
kepemimpinan yang karismatik.
4. Kepemimpinan Kyai Sangat Penting
Gaya kepemimpinan yang diterapkan kyai dalam sebuah
pondok pesantren biasanya adalah gaya kepemimpinan karismatik
hal tersebut karena, gaya kepemimpinan karismatik merupakan
gaya ...kepemimpinan yang bernuansa moral karena pada
umumnya, bermuara pada otoritas keulamaan dalam masalah
kedalaman ilmu, ketinggian pribadi, pengelolaan yang hati-hati
dalam hubungan-hubungan personal dengan anggota-anggota
masyarakat

muslim,

serta

pembinaan

reputasi

individual

(berdasarkan kepada keteladanan moralitas yang mereka miliki)


114

(Ala, 2006:24). Karakteriatiknya yang khas yaitu daya tariknya


yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang
karismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut
meskipun para pengikut tersebut tidak dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi (Siagian, 2003:37).
Bahwa seorang kyai, hakekatnya memiliki banyak santri
atau dalam pernyataan diatas disebut dengan pengikut, kemudian
dipercaya baik oleh para santri ataupun masyarakat sekitarnya.
Dalam hal kepemimpinannya seorang kyai memimpin dengan
kepemimpinan yang bernuansa moral hal tersebut dapat terlihat
dari niali-nilai keagamaan yang diajarkan kepada santri-santrinya
begitu pula dalam masalah kedalaman ilmu yang tentunya sudah
tidak diragukan lagi.
Semua informan berpendapat bahwa kepemimpinan kyai
itu sangat penting kecuali satu informan yang menyatakan
penting

(wawancara:SRL

halaman

20)

namun,

dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan kyai itu sangat penting. Ada


pun alasan informan menyatakan hal tersebut ... karena, apabila
suatu tempat tidak terjalin suatu kepemimpinan maka, tempat
tersebut akan kacau balau. Dan kepemimpinan dari seorang kyai
sangat penting bagi pondok pesantrennya sendiri, apakah mau

115

maju atau tidak, berkualitas atau tidak, itu semua adalah dari kyai
itu sendiri. (HOA halaman 18).
Keterkaitan antara teori dan temuan di lapangan adalah samasama bermuara pada otoritas keulamaan dalam masalah kedalaman
ilmu, ketinggian pribadi, pengelolaan yang hati-hati dalam
hubungan-hubungan personal dengan anggota-anggota masyarakat
muslim, serta pembinaan reputasi individual (berdasarkan kepada
keteladanan moralitas yang mereka miliki).

116

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Adapun simpulan yang berhasil peneliti dapatkan adalah sebagi berikut:
1. Pola Relasi kyai dan santri di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan,
Sidorejo, Salatiga, tahun 2012 merupakan hubungan kyai dan santri
yang diwarnai kepercayaan, wibawa, dan karisma tersebut merupakan
nilai-nilai tradisi yang terdapat di pesantren. Nilai-nilai yang terdapat
di pesantren menurut Sukamto (1999:79) mengandung tiga unsur yang
mengarah kepada terbentuknya hubungan patron-client: pertama,
hubungan patron-client mendasarkan diri pada pertukaran yang tidak
seimbang, yang mencerminkan perbedaan status. Seorang client
(santri), menerima banyak jasa dari patron (kyai) sehingga client
terikat dan tergantung kepada patron. Kedua, hubungan patron-client
bersifat personal. Pola resiprositas yang personal antara kyai dan santri
menciptakan

rasa

kepercayaan

dan ketergantungan di

dalam

mekanisme hubungan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari budaya


penghormatan santri ke kyai yang cenderung bersifat kultus individu.
Ketiga, hubungan patron tersebar menyeluruh, fleksibel dan tanpa
batas kurun waktunya. Hal ini dimungkinkan karena asosialisasi nilai
ketika menjadi santri berjalan bertahun-tahun.
117

Hubungan patron-client ini menempatkan kyai pada kedudukan


yang tinggi, berpengaruh, dan berwibawa di hadapan santri. Kaitannya
dengan relasi kyai dan santri, seorang santri seharusnya taat terhadap
kyai. Yang mana sikap taat kepada kyai atau pemimpin agama ini
merupakan implementasi dari kehendak Al- Quran yaitu QS. An-Nisa
ayat 59:



Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu.

2. Persepsi santri terhadap kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren


Pancasila,

Blotongan,

Sidorejo,

Salatiga

Tahun

2012

adalah

kepemimpinan karismatik karena dikagumi oleh banyak santri-santri


(pengikut). Ada pun kekaguman tersebut disebabkan oleh karakteriatik
Kyai yang khas (daya tariknya yang sangat memikat). Kepemimpinan
di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga Tahun
2012 pun sangat bernuansa moral karena otoritas Kyai dalam masalah
kedalaman ilmu, ketinggian pribadi dan pengelolaan yang hati-hati
dalam hubungan-hubungan personal.
B. Saran
118

Berdasarkan simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, kepemimpinan


ternyata memberi masalah tersendiri, untuk itu sebuah kepemimpinan
perlu adanya kesungguhan agar nantinya dapat mencapai apa yang jadi
cita-cita bersama. Peneliti mengemukakan beberapa saran untuk santri,
sebagai berikut:
1. Hubungan antara kyai dan santri merupakan hubungan dialektik
dimana dua pihak saling memberi pengaruh dan akibat. Adapun untuk
menjaga hubungan tersebut agar selalu selaras maka, santri harus
selalu taat terhadap kyai, dan meningkatkan rasa takdim kepada kyai.
yang mana hal tersebut merupakan bentuk dari sikap berbakti santri
kepada kyai.
2. Kepemimpinan kyai yang bertipe karismatik merupakan sebuah
kepemimpinan yang bernuansa moral karena pada umumnya,
bermuara pada otoritas keulamaan dalam masalah kedalaman ilmu,
ketinggian pribadi, pengelolaan yang hati-hati dalam hubunganhubungan personal. Merupakan sebuah suri tauladan/panutan yang
baik bagi santri. Santri hendaknya dapat mengambil contoh-contoh
yang baik tersebut, mengintegrasikan dan merealisasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.

119

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Jaiz, Hartono dan Zulfikar Akaha, Abduh. 2005. Bila Kyai
Dipertuhankan-Membedah Sikap Keberagamaan NU cetakan ke-V. Jakarta
Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Ala, Abd. 2006. Pembahruan Pesantren. Yogyakarta: P.T. LkiS
Pelangi Aksara.

Amin. 2010. Persepsi Santri tentang Kharisma Kyai (Studi Kasus


di Pondok Pesantren Al-Huda, Doglo, Candigatak, Cepogo, Boyolali Tahun
2010). Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga:STAIN Salatiga.

Arifah, Yuli. 2006. Hubungan Kharisma Kyai dengan Minat


Belajat santri (Studi pada Pondok Pesantren Al-Manar Bener, Kecamatan
Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2006). Skripsi tidak diterbitkan.
Salatiga:STAIN Salatiga.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian suatu Pendetan


Praktek. Jakarta:P.T. Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin.

2010. Metode Penelitian.Yogjakarta:Pustaka

Pelajar.
Az Zarnuji. Tanpa Tahun. Talim Mutaallim Thariq at-Taallum
(Pedoman Belajar Bagi Penuntut Ilmu SecaraIslami). Terjemahan Oleh
Muhammadun Thaifuri. 2008. Surabaya:Menara Suci.

Dhofier, Zamarkshyari.1980. Tradisi Pesantren: Studi tentang


Pandangan Hidup Kyai. Jakarta:LP3ES.

Fajri, Em Zul dan Aprilia Senja, Ratu. Tanpa Tahun. Kamus


Lengkap bahasa Indonesia. Tanpa kota:Difa Publiser.
120

Galba, Sindu. 2004. Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi.


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan


Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.

Helmy, Irfan. 1999. Pesan Moral dari Pesantren: Meningkatkan


kualitas umat, menjaga ukhuwah. Bandung:Nuansa.
Helmy, Musthafa. No.12/thn II/1430 Hijriah. Pemimpin yang
Diridhai Allah. Risalah Nahdatul Ulama. Jakrta Pusat: Yayasan PBNU.

Hidayat, Ara dan Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan.


Bandung: Pustaka Educa.

Indrafachrudin, Soekarto. 1993. Mengantar Bagaimana Sekolah


yang Baik. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Isnaeni, Siti. 2007. Pengaruh Kharisma Kyai Terhadap Moral


Santri di Pondok Pesantren Pancasila Salatiga Tahun 2007. Skripsi tidak
diterbitkan. Salatiga: STAIN Salatiga.

Kayo, Khatib Pahlawan. 2005. Kepemimpinan Islam dan Dakwah.


Jakarata:Amzah.

Khafid, Abdul. 2007. Tingkat Kesehatan PD. BPR Kota Salatiga.


Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: STAIN Salatiga.

Khusnan, Asikin. 2011. Pengembangan Kelembagaan Pesantren.


Makalah disajikan dalam worshop pengembangan pesantren bagi guru
madin di hotel Beringin Salatiga, Kementerian Agama Kota Salatiga, 05
Oktober.
Lexy J. Moleong, (1997). Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
121

Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret


Perjalanan. Jakarta: Paramadina.

Malayu, Hasibuan. 2001. Manajemen Dasar-dasar, Pengertian,


dan Masalah. Jakarta : Bumi Aksara.

Mattew, B. Milles & Huberman A. Michael, (1984). Qualitatif


Date Analisis, Beverly, California: Sage Publishing.
Moedjiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian.
Jakarta:UII Press Yogyakarta.
Munir Mulkhan, Abdul. 2003. Moral Politik Santri-Agama dan
Pembelaan Kaum Tertindas. Jakarta: Erlangga.

Nata, Abuddin. 2001. Perspektif Islam tentang Hubungan GuruMurid. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nawawi, Haedar. 1987. Administrasi Pendidikan. Jakarta:


Gunung Agung.

Siagian, Sondang P. 2003. Teori dan Praktik Kepemimpinancetakan kelima. Jakarta:P.T. Rineka Cipta.

Sukandarrumudi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2001. Metodologi Sosial


Penelitian Agama. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2003. Pola


Pembelajaran di Pesantren.. Jakarta:Departemen Agama.

122

Tim Penyusun Pusat Bahasa Indonesia.2007. Kamus Besar


Bahasa Indonesia edisi ke-3 cetakan ke-4. Jakarta:Balai Pustaka.

Tim Prima Pena. 2006. Kamus Ilmiah Populer Edisi Lengkap.


Surabaya: Gitamedia Press.

Zainudin, Akbar. Dzulhijah 1429/Desember 2008. Manajemenkepemimpinan.


Majalah Gontor-Nyai-Nyai Sukses. Jakarta Timur:
Penebar Sunah Pustaka Umum Asy Syafii.

Zamroni, (1988). Pengantar Pengembangan Teori Sosial, Jakarta:


Depdikbud Ditjen Dikti P2LPTK.
http://cahyaiman.wordpress.com/2010/04/16/kepemimpinandalam-perspektif-islam/
http://ichsandyant.blogspot.com/2010/04/kepemimpinankharismatik.html
http://valmband.multiply.com/journal/item/15?&show_interstitial=
1&u=%2Fjournal%2Fitem

123

124

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Bahwa yang bertanda tangan di bawah ini:
nama

: Kunti Zakiyah

umur

: 23 Tahun

tempat tanggal lahir

: Pangkalan-Bun, 04 September 1989

kewarganegaraan

: Indonesia

agama

: Islam

alamat

:Tanjungmeru RT 01 RW 03, Kutowinangun,


Kebumen, Jawa Tengah.

Menerangkan dengan sesungguhnya


PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN Sidorejo 2 Pangkalan Bun, Lulus Tahun 2002
2. SMPN 1 Arut Selatan, Lulus Tahun 2005
3. SMAN 1 Kutowinangun Kebumen, Lulus Tahun 2008
4. STAIN Salatiga, Lulus Tahun 2012
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
digunakan seperlunya.

Salatiga, Agustus 2012


Saya yang bersangkutan,

KUNTI ZAKIYAH

125

126

IDENTITAS UMUM PONDOK PESANTREN PANCASILA

Nama Yayasan : Darul Mukhlasin


Akta notaris
Nama ponpes

: No. 32/24-01-2005
: Pondok Pesantren Salafiyah Modern Putra-Putri
(Pancasila)

Berdiri tahun

:1413 H/1992 M

NSP

: 51 2 33 7 304008

Alamat

: Jalan Fatmawati 11, Blotongan, Sidorejo, Salatiga.

127

PEDOMAN OBSERVASI
A. Sasaran:
Aktivitas santri pada saat melaksanakan kegiatan di Pondok Pesantren
Pancasila.

B. Pokok-pokok yang diamati:


Aktivitas para santri ketika berhubungan dengan kyai dalam hal
ketaatan santri kepada kyai ketika melakukan kegiatan (mengaji atau
pun kerja bakti).

C. Tahap-tahap pengamatan:
1. Tahap eksplorasi umum, mengamati secara umum aktivitas para
santri dan sikap mereka.
2. Memperhatikan dan mengkaji seluruh aspek yang diamati sehingga
diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kegiatan para santri
ketika mengkuti kegiatan di Pondok Pesantren Pancasila.
3. Pengamatan dipertajam pada sikap, perilaku dan kegiatan para
santri komphrehensif dalam totalitas waktu melaksanakan kegiatan
yang berhubungan langsung dengan kyai.

128

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas informan
Informan

Hari/tanggal

Pukul

Fokus

: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

B. Sasaran Wawancara
2. Pandangan para santri tentang kepemimpinan.
3. Pandangan para santri mengenai kepemimpinan kyai dan ciri-ciri
kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren Pancasila.
4. Pendapat para santri mengenai penting tidaknya sebuah
sepemimpinan kyai.
5. Ketaatan para santri ditinjau dari ketika; melaksanakan perintah,
melaksanakan nasehat-nasehat, menerima hukuman, dan
melaksanakan tata tertib.
6. Pandangan para santri mengenai makna hukuman dan makna tata
tertib.
C. Butir-butir pertanyaan
1. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
2. Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
3. Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren Pancasila?
4. Menurut anda, apakah kepemimpinan kyai dalam sebuah pondok
pesantren itu penting? Berikan alasan anda?
5. Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
6. Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai?
7. Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
8. Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
9. Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
10. Apa makna tata tertib dari kyai bagi pribadi anda?

129

CATATAN OBSERVASI
Peristiwa
Hari/Tanggal
Pukul
Fokus
Obyek

: Kerja Bakti-mengecor bangunan pondok


: Kamis/03 Mei 2012
: 08:00-22:00
: Ketaatan santri
: Santri dan aktivitasnya

Prolog
Pengembangan pondok pesantren tengah berlangsung, salah
satunya adalah pembangunan sarana/fasilitas fisik pondok pesantren.
Pembangunan tersebut dilakukan oleh para buruh pekerja dari luar. Namun
ketika proses pengecoran akan berlangsung, pondok pesantren membuat
program khusus. Kyai menetapkan hari tertentu (kamis) untuk melakukan
pengecoran yang nantinya akan dibantu juga oleh santri putra atau dengan
kata lain akan diadakan kerja bakti.
Ketika hari yang telah ditentuka tiba seluruh masyarakat pondok
pesantren bekerja bakti. Adapun santri putri membuata hidangan makanan
(soto), sedangkan santri putra dan para ustaz bekerja bakti di area
pembangunan. Bapak Kyai turut serta secara langsung melakukan
pengecoran. Semua bekerja di bawah pengawasan Pak Kyai dan Bu Nyai.
Kronologi
Pukul 08:00 kerja bakti dimualai, santri, ustaz dan para pekerja
bekerjasama. Beberapa saat kemudian Pak Kyai tiba dan turut bekerja
bakti bersama. Santri putra bekerja dengan sungguh-sungguh di bawah
pengawasan Pak Kyai. Ada pun santri putra yang masih duduk di bangku
MTs bekerja lebih ringan yaitu mengangkut adonan semen dengan cara
estafet.
Ketika siang menjelang, waktu isoma (Istirahat, makan dan salat)
pun tiba. Para santri berkumpul di sebuah ruangan (laboratorium IPA
MTs) untuk menyantap soto kreasi kerja bakti santri putri. Di sudut-sudut
ruangan mereka berkumpul, sebagian ada yang mengaluh capek dan
sebagian ada yang mengeluh kurang bebas karena, diawasi sepanjang hari.
Pukul 13:30 kerja bakti dimulai lagi. Namun, kali ini tanpa adanya
pengawasan dari Pak Kyai. Santri bekerja semaunya (santai dan sambil
bercanda), dengan kata lain keadaan berlangsung cair tatkala Pak Kyai
tidak turut serta
Pukul 16:00-18:30 waktu isoma. Pukul 18:30 kerja bakti kembali
di mulai, santri-santri bekerja giat dan sungguh-sungguh yang mana hal
tersebut dikarenakan turut sertanya Pak Kyai. Terlihat ada yang sungguhsungguh mengangkut semen, ada yang antusias membuat adonan semen,
ada yang dengan semangat melakukan pengecoran namun, terlihat juga
wajah-wajah muram. Dan akhirnya kerja bakti berakhir pukul 22:00
malam.
130

Refleksi
Dari kronologi di atas dapat direfleksikan bahwa sebagian santri
taat terhadap kyai hal ini dibuktikan dari fakta yang menyatakan Santri
putra bekerja dengan sungguh-sungguh di bawah pengawasan Pak Kyai,
Pukul 18:30 kerja bakti kembali di mulai, santri-santri bekerja giat dan
sungguh-sungguh yang mana hal tersebut dikarenakan turut sertanya Pak
Kyai, Terlihat ada yang sungguh-sungguh mengangkut semen, ada yang
antusias membuat adonan semen, ada yang dengan semangat melakukan
pengecoran. Dan ada beberapa santri yang tidak taat kepada kyai, yang
dibuktikan dari fakta yang menyatakan ...tanpa adanya pengawasan dari
Pak Kyai. Santri bekerja semaunya (santai dan sambil bercanda), ....
Dari fakta tersebut dapat disimpulkan sebagian santri taat kepada
kyai ketika Pak Kyai turut serta secara langsung dalam suatu kegiatan.
Dan sebaliknya para santri akan semaunya sendiri ketika Pak Kyai tidak
turut serta secara langsung. Sehingga dapat dikatakan bahwa taatnya para
santri kepada kyai tidak dengan setulus hati.

131

132

CATATAN OBSERVASI
Peristiwa
Hari/Tanggal
Pukul
Fokus
Obyek

: Pengajian tafsir Jalalain


: Rabu/09 Mei 2012
: 19:10-20:05
: Ketaatan santri
: Santri dan aktivitasnya

Prolog
Pada pukul 19:05 peneliti mengamati kegiatan rutin tiap malam yaitu tafsir
Jalalain. Beberapa menit kemudian Bapak Kyai hadir, kemudian memulai
pelajaran. Suara beliau pun terdengar jelas melalui pengeras suara. Kali ini
Bapak Kyai membahas tentang pentingnya menuntut ilmu dan
kesungguhan menuntut ilmu.
Kronologi
Pada pukul 19:05 Bapak Kyai memulai pengajian tafsir jalalain
dengan hadharah dan bacaan fatihah. Pada menit-menit pertama ini para
santri terlihat antusias dan khidmat. Kemudian Bapak Kyai
menterjemahkan isi kitab jalalain tersebut. Santri masih mengikuti dengan
cermat terjemahan dari kyai itu, dan para santri terlihat mencatat pada
kitabnya, yaitu di bawah kata-kata yang diterjemahkan tersebut diberi arti
(maknani/ngesahi). Namun ada beberapa santri yang tidak memberikan
makna pada kitab yang tengah di ulas tersebut.
Setelah kegiatan menterjemahkan dianggap cukup, Bapak Kyai
pun menjelaskan maksud dari terjemahan tersebut dan memberi nasehatnasehat tertentu. Santri santri masih mengikuti dengan cermat. Namun di
sisi lain ada beberapa santri yang berkirim pesan melalui sobekan kertas,
di bagian belakang ada santri yang tertunduk karena asyik membaca
komik dan ada pula santri yang tertidur. Namun tidak terdengar suarasuara gaduh.
Refleksi
Dari kronologi di atas dapat direfleksikan bahwa sebagian santri
taat terhadap kyai hal ini dibuktikan dari fakta yang menyatakan Pada
menit-menit pertama ini para santri terlihat antusias dan khidmat, Santri
masih mengikuti dengan cermat terjemahan dari kyai itu, dan mereka
mencatatnya pada kitabnya, yaitu di bawah kata-kata yang diterjemahkan
tersebut diberi arti (maknani/ngesahi), dan Santri-santri masih mengikuti
dengan cermat.
Dan ada beberapa santri yang tidak taat kepada kyai, yang
dibuktikan dari fakta yang menyatakan Ada beberapa santri yang tidak
memberikan makna pada kitab yang tengah di ulas tersebut, Ada
beberapa santri yang berkirim pesan melalui sobekan kertas, Di bagian
133

belakang ada yang tertunduk karena asyik membaca komik, dan


pernyataan Ada pula santri yang tertidur.
Namun, ketidaktaan tersebut, tidak diperlihatkan kepada kyai hal
ini dapat kita buktikan dari pernyataan terakhir Tidak terdengar suarasuara gaduh. Atau dapat diartikan santri memiliki rasa takut terhadap kyai
sehingga ketidaktaatan tersebut tidak diperlihatkan.

134

135

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: RDJ
: Jumat/11 Mei 2012
: 09:45
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Setelah simaan Al Quran (kegiatan rutin setiap hari Jumat) peneliti
mewawancarai salah satu santri putri di ruang tamu Komplek Darul
Mukhlasin, Pondok Pesantren Pancasila, wawancara berlangsung santai
namun mengena.
Proses Wawancara
Peneliti
:Assalamu alaikum warohmatullohhi wabarokatuh...
Informan
:Wangalaikum salam warohmatullahhi wabarokatuh
Peneliti
:Dengan saudari Roudotun Najah, hm...mau wawancara
sedikit ya...
Informan
Ya....
Peneliti
:Menurut
anda,
apa
yang
dimaksud
dengan
kepemimpinan?
Informan
:Kepemimpinan...menurut saya kepemimpinan itu adalah
hm...kemampuan memimpin, mengatur orang-orang di
bawahnya dan seorang pemimpin itu harus memiliki jiwa
kepemimpinan.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren
Pancasila?
Informan
:Hm...yang saya lihat dari kepemimpinan kyai itu, beliau
sangat perhatian, tegas, disiplin....hm....apalagi ya?
Pengalamannya itu luas banget, keren pokoknya.
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Hm.. apa yah.. hm.. menurut saya.. ciri-ciri
kepemimpinan di pondok ini itu, perhatian terhadap
santri-santrinya, pengalamannya luas, sama masyarakat
itu akrab, hm.....maksudnya sama masyarakat sekitar itu
akrab.
Peneliti
: Menurut anda, apakah kepemimpinan dalam suatu
pondok pesantren itu penting?
Informan
: Ya iya lah, penting banget Mba....
Peneliti
: Lalu mengapa kepemimpinan kyai itu penting? tolong
berikan alasan anda!
Informan
: Karena, beliau menjadi panutan santri-santrinya dan
masyarakat.
Peneliti
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
136

Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

: Mencoba untuk ikhlas, karena mengandung barokah.


: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
: Hm...apa yah dengan sepenuh hati, agar tidak
mengecewakan.
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
:Ya jika memang salah, saya mencoba untuk menerimanya
Mbak....
: Kalo gak salah?
: Kalo gak salah ya gak terima to mbak.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Hm...bagi saya itu untuk memotivasi, beliau manasehati
secara tidak langsung agar kita berpikir bahwa yang kita
lakukan itu salah atau benar.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Hm...kalo tata tertib ya...saya lakukan dengan penuh
tanggung jawab, terus fokus gitu...dan dengan sepenuh hati,
jadi kalo ada tata tertib walaupun itu berat ya... saya
berusaha menjalankannya, dan tentunya berusaha untuk
selalu ikhlas gitu mbak....
: Apa makna tata tertib bagi pribadi anda?
: Bagi saya, hm...makna tata tertib itu adalah sebagai
motivasi agar lebih maju, lebih baik.
:Ya...terima kasih ya mba Najah.
:Ya...sama-sama.

Refleksi
Dari proses wawancara di atas informan menyatakn pendapatnya
tentang pengertian kepemimpinan-yaitu kemampuan memimpin, mengatur
orang-orang di bawahnya, dan dari proses wawancara di atas dapat
direfleksikan bahwa informan kagum dengan kepemimpinan yang ada, hal
ini dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan Hm...yang saya
lihat dari kepemimpinan kyai itu, beliau sangat perhatian, tegas,
disiplin....hm....apalagi ya? Pengalamannya itu luas banget, keren
pokoknya, Hm...apa yah...hm...menurut saya...ciri-ciri kepemimpinan di
pondok ini itu, perhatian terhadap santri-santrinya, pengalamannya luas,
sama masyarakat itu akrab, hm.....maksudnya sama masyarakat sekitar itu
akrab. Informan juga berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu
sangat penting yang dibuktikan dari pernyataan informan yang
mengatakan Ya iya lah, penting banget Mba.... Karena, beliau menjadi
panutan santri-santrinya dan masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa
informan mengagumi kyai, dari segi cara kyai tersebut memimpin dan dari
segi sikap dan perilaku.
Yang mana hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan
terhadap kyai yang dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika
137

melaksanakan perintah Mencoba untuk ikhlas, karena mengandung


barokah.
Ketika melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai Hm...apa yah dengan
sepenuh hati, agar tidak mengecewakan. Ketika menerima hukuman dari
kyai Ya jika memang salah, saya mencoba untuk menerimanya Mbak....
Dan ketika melaksanakan tata tertib dari kyai Hm...kalo tata tertib
ya...saya lakukan dengan penuh tanggung jawab, terus fokus gitu...dan
dengan sepenuh hati, jadi kalo ada tata tertib walaupun itu berat ya... saya
berusaha menjalankannya, dan tentunya berusaha untuk selalu ikhlas gitu
Mbak....

138

139

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: IAM
: Selasa/15 Mei 2012
: 09:06
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Setelah jam pelajaran pertama kelas mengaji pagi, tepatnya ketika
istirahat. peneliti mewawancarai salah satu santri putra di kelas impriti
Pondok Pesantren Pancasila, wawancara berlangsung santai namun
mengena.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
: Ya..., yang dinamakan kepemimpinan ya...suatu tugas
bagi seorang pemimpin untuk membuat yang dipimpin
menjadi sejahtera atau pun beradab.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
:Ya..., dari sifatnya, beliau itu menyenangkan, perhatian,
tanggap, sama masyarakat gampang akrab, dan yang
paling menonjol-beliau itu sederhana sekali, gag ada...,
hm... gag ada kesan glamornya pasti.
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
:Hm...tegas ples galak, berwibawa, konsisten, selalu
memberi dukungan, itu pasti. Ya....pasti.
Peneliti
: Bagi anda, apakah sebuah kepemimpinan kyai di pondok
pesantren itu penting? Tolong berikan alasan anda!
Informan
: Ya...kalo bagi saya tidak penting lagi tapi, sangat
penting. Karena, biasanya kalau tidak ada....pemimpinnya
atau kyainya santrinya itu akan berbuat sesukanya, dalam
artian selalu mementingkan dirinya sendiri-sendiri.
Peneliti
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
Informan
: Ya, biasanya saya lakukan dengan perasaan ikhlas
dengan hati tapi, banyak jengkelnya karena perintahnya
sukanya memaksa.
Peneliti
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
Informan
: Ya...sedikit-sedikit bisa dilaksanakn tapi, banyak yang
tidak.
Peneliti
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
Informan
: Jengkel banget.
140

Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?


: Ya, bisa untuk menjadi pelajaran yang banyak.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Kalo masalah tata tertib, gak...gak...gak tau. Karena, gak
pernah melak...melaksanakan tata tertib, selalu melanggar.
: Apa makna tata tertib dari kyai bagi pribadi anda?
: Sebenarnya sangat bagus tapi, sulit banget
dilaksanakan.

Refleksi
Berdasarkan wawancara di atas kepemmpinan adalah suatu tugas
bagi seorang pemimpin untuk membuat yang, dipimpin menjadi sejahtera
atau pun beradab. Ada pun dari proses wawancara di atas dapat
direfleksikan bahwa informan kagum dengan kepemimpinan yang ada, hal
ini dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan Ya..., dari sifatnya,
beliau itu menyenangkan, perhatian, tanggap, sama masyarakat gampang
akrab, dan yang paling menonjol-beliau itu sederhana sekali, gag ada...,
hm... gag ada kesan glamornya pasti, Hm...tegas ples galak, berwibawa,
konsisten, selalu memberi dukungan, itu pasti. Ya....pasti. Informan juga
berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu sangat penting yang
dibuktikan dari pernyataan informan yang mengatakan Ya...kalo bagi
saya tidak penting lagi tapi, sangat penting. Karena, biasanya kalau tidak
ada....pemimpinnya atau kyainya santrinya itu akan berbuat sesukanya,
dalam artian selalu mementingkan dirinya sendiri-sendiri. Dapat
disimpulkan bahwa informan mengagumi kyai, dari segi cara kyai tersebut
memimpin dan dari segi sikap dan perilaku.
Namun hal tersebut tidak diimbangi dengan ketaatan informan
terhadap kyai yang dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika
melaksanakan perintah Ya, biasanya saya lakukan dengan perasaan ikhlas
dengan hati tapi, banyak jengkelnya karena perintahnya sukanya
memaksa. Ketika melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai Ya...sedikitsedikit bisa dilaksanakn tapi, banyak yang tidak. Ketika menerima
hukuman dari kyai Jengkel banget. Dan begitu pula ketika
melaksanakan tata tertib dari kyai, informan tidak taat kepada kyai hal ini
dibuktikan dengan pernyataan informan yang menyatakan Kalo masalah
tata tertib, gak...gak...gak tau. Karena, gak pernah melak...melaksanakan
tata tertib, selalu melanggar.

141

142

CATATAN WAWANCARA

Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: TPK
: Selasa / 15 Mei 2012
: 10:25
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Setelah jam pelajaran kedua kelas mengaji pagi. peneliti mewawancarai
salah satu santri putra di kelas imriti Pondok Pesantren Pancasila,
wawancara berlangsung santai.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
: Suatu sikap atau tindakan yang bertujuan untuk kebaikan
untuk dirinya atau orang lain yang muncul dari dalam diri
seseorang dan dapat menjadi panutan atau suri tauladan
bagi orang lain.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Pemimpin yang sederhana dan bijak dalam menentukan
keputusan untuk memajukan dan mengembangkan
pondok dan kemajuan santri. Pemimpin yang tegas dalam
mendidik santrinya.
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Tegas..., bijak..., tak kenal ampun jika ada santri yang
tidak tertib..., galak..., sederhana..., ketika marah seperti
preman.
Peneliti
: Bagi anda, apakah kepemimpinan kyai itu penting?
Mengapa? Berikan alasan anda?
Informan
: Menurut saya penting sekali... karena, kepemimpinan
suatu kyai mencerminkan mutu dan kualitas pondok
pesantren.
Peneliti
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
Informan
: Dilakukan seketika karena, kyainya tipe orang yang tidak
sabaran.
Peneliti
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
Informan
:Dilakukan secara perlahan atau sediki demi sedikit
karena, tidak mungkin langsung dilakukan semua
sekaligus.
143

Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?


: Ikhlas, walaupun sedikit mbatek.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Pelajaran sekaligus pengalaman untuk kenang-kenangan
setelah pulang.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Dilakukan sebisanya.
: Apa makna tata tertib dari kyai bagi pribadi anda?
: Tata tertib dari kyai merupakan langkah-langkah
pembentukan kepribadian yang akan berguna saat kita
pulang nanti dan bermasyarakat.

Refleksi
Berdasarkan wawancara di atas informan menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu sikap atau tindakan yang dapat menjadi
panutan atau suri tauladan bagi orang lain, bertujuan untuk kebaikan baik
dirinya sendiri atau orang lain. Dari proses wawancara di atas dapat
direfleksikan bahwa informan kagum dengan kepemimpinan yang ada, hal
ini dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan Pemimpin yang
sederhana dan bijak dalam menentukan keputusan untuk memajukan dan
mengembangkan pondok dan kemajuan santri. Pemimpin yang tegas
dalam mendidik santrinya, Tegas..., bijak..., tak kenal ampun jika ada
santri yang tidak tertib..., galak..., sederhana. Informan juga berpendapat
bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu sangat penting yang dibuktikan dari
pernyataan informan yang mengatakan Menurut saya penting sekali...
karena, kepemimpinan suatu kyai mencerminkan mutu dan kualitas
pondok pesantren.
Dapat disimpulkan bahwa informan mengagumi kyai, dari
segi cara kyai tersebut memimpin dan dari segi sikap dan perilaku. Yang
mana hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan terhadap kyai
yang dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika melaksanakan
perintah Dilakukan seketika karena, kyainya tipe orang yang tidak
sabaran. Ketika melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai Dilakukan
secara perlahan atau sediki demi sedikit karena, tidak mungkin langsung
dilakukan semua sekaligus. Ketika menerima hukuman dari kyai Ikhlas,
walaupun sedikit mbatek. Ketika melaksanakan tata tertib dari kyai Tata
tertib dari kyai merupakan langkah-langkah pembentukan kepribadian
yang akan berguna saat kita pulang nanti dan bermasyarakat.

144

145

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: ASN
: Selasa/15 Mei 2012
: 13:10
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Wawancara dilaksanakan setelah kegiatan bandongan siang di Pondok
Pesantren Pancasila. Dalam wawancara tersebut peneliti mewawancarai
salah satu santri putra di ruang tamu Pondok Pesantren pancasila.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
:Kepemimpinan yaitu, ya, suatu proses atau cara individu
atau kelompok memimpin suatu individu lain atau
kelompok lain agar tercipta ketertiban, keamanan dan
kesejahteraan.
Contohnya
pemerintah
memimpin
rakyatnya.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
:Cukup berjalan dengan baik dan tertib ya, semua itu bisa
terlihat dari kesehariannya Pak Yai, yang tegas terutama
dengan peraturan pondok, dari kesederhanaan Pak Yai
dalam... kehidupan sehari-harinya-mulai dari cara
berpakaian, sederhana, gag aneh-aneh malah jarang sekali
berpenampilan ala kyai. Dan juga dari perhatiannya sama
santri-santri, apalagi sama santri yang masih kecil dan
masih baru-Pak Yai itu selalu memberi semangat,
pokoknya gitu....
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Hm...perhatian sama santri-santrine, tanggung jawab
banget, dan teges banget,pokoknya.
Peneliti
: Bagi anda, apakah kepemimpinan kyai itu penting?
Informan
: Hm... ya penting banget, pokoknya.
Peneliti
: Mengapa? tolong berikan alasan anda!
Informan
: Ya, agar punya aura kepemimpinan, biar dihormati, biar
dihargai, mengatur santrinya untuk menaati tata tertib dan
peraturan yang ada, ya, pokoknya biar santri dan orangorang di sekitar pondok itu menghargai.

Peneliti

: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?


146

Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

: Hah?! harus dilakukan...dilaksanakan sesegera mungkin,


dengan rasa... tanggung jawab dan ikhlas pokoknya.
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
: Ya...didengar dengan baik-baik, dihayati dan dilaksanakn
dengan ikhlas.
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
: Hm...kalo aku sih, menerima apa adanya! Ya...walaupun
agak mbatek sitik. Ya...its never mind.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Menurutku sih, ya...agar aku menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Kan prinsipku, hari esok harus lebih baik
daripada hari ini.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Ya...dilaksanain aja. Kok repot-repot. Ya... intinya tata
tertib yang ada itu ya saya laksanakan karena itu emang
sudah kewajiban saya sebagai santri, ya, mengikuti arus
lah, mengalir aja pokoknya.
: Apa makna tata tertib dari kyai bagi pribadi anda?
: Kalo aku sih, untuk mengatur santrinya agar tertib dalam
segala hal. Karena itu juga bagian dari kepemimpinan.

Refleksi
Dari wawancara di atas informan memberikan pengertian dari
kepemimpinan yang mana kepemimpinan adalah suatu proses atau cara
individu memimpin suatu individu lain atau kelompok lain agar tercipta
ketertiban, keamanan dan kesejahteraan. Ada pun dari proses wawancara
di atas dapat direfleksikan bahwa informan kagum dengan kepemimpinan
yang ada, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan
Cukup berjalan dengan baik dan tertib ya, semua itu bisa terlihat dari
kesehariannya Pak Yai, yang tegas terutama dengan peraturan pondok,
dari kesederhanaan Pak Yai dalam... kehidupan sehari-harinya-mulai dari
cara berpakaian, sederhana, gag aneh-aneh malah jarang sekali
berpenampilan ala kyai. Dan juga dari perhatiannya sama santri-santri,
apalagi sama santri yang masih kecil dan masih baru-Pak Yai itu selalu
memberi semangat, pokoknya gitu..., dan informan menyatakan bahwa
ciri-ciri kepemimpinan kyai yaitu Hm...perhatian sama santri-santrine,
tanggung jawab banget, dan teges banget, pokoknya.
Informan juga berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu
sangat penting yang dibuktikan dari pernyataan informan yang
mengatakan Hm... ya penting banget, pokoknya, Ya, agar punya aura
kepemimpinan, biar dihormati, biar dihargai, mengatur santrinya untuk
menaati tata tertib dan peraturan yang ada, ya, pokoknya biar santri dan
orang-orang di sekitar pondok itu menghargai.
147

Dapat disimpulkan bahwa informan mengagumi kyai, dari segi


cara kyai tersebut memimpin dan dari segi sikap dan perilaku. Yang mana
hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan terhadap kyai yang
dibuktikan dengan pernyaatan informan ketika melaksanakan perintah dari
Kyai yaitu Hah?! harus dilakukan...dilaksanakan sesegera mungkin,
dengan rasa... tanggung jawab dan ikhlas pokoknya. Ketika
melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai yaitu Ya...didengar dengan baikbaik, dihayati dan dilaksanakn dengan ikhlas. Ketika menerima hukuman
dari kyai Hm...kalo aku sih, menerima apa adanya! Ya...walaupun agak
mbatek sitik. Ya...its never mind. Dan ketika melaksanakan tata tertib dari
kyai Ya...dilaksanain aja. Kok repot-repot. Ya... intinya tata tertib yang
ada itu ya saya laksanakan karena itu emang sudah kewajiban saya sebagai
santri, ya, mengikuti arus lah, mengalir aja pokoknya.

148

149

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: UF
: Rabu/ 16 Mei 2012
: 06:40
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Setelah bangdongan pagi, peneliti mewawancarai salah satu santri putri
Pondok Pesantren Pancasila. Ada pun wawancara dilaksanakan di kamar
pengurus ketika santri-santri yang lain melaksanakan aktivitas pribadinya.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
: Kemampuan seorang pemimpin untuk memimpin orangorang yang dipimpin, agar dapat mencapai suatu tujuan,
angan-angan yang akan ditiju.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Tegas, bijaksana, tanggung jawab, kepemimpinan kyai di
ponpes Pancasila, sangatlah berbeda dari yang lain.
Karena, menurut saya ya! Kyai di sini banyak
berpolitiknya, tetapi hati dan jiwanya tetap sebagai kyai.
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Memiliki cita-cita yang tinggi, pantang menyerah dan
juga tak boleh cengeng hanya gara-gara masalah sepele.
Peneliti
: Bagi anda, apakah kepemimpinan kyai dalam suatu
pondok pesantren itu penting?
Informan
: Ya sangat penting.
Peneliti
: Mengapa?
Informan
: Karena, suatu pondok pesantren tanpa pemimpin, suatu
ponpes tak akan maju dan berkembang. Dan kyai tersebut
merupakan peran utama di dalam ponpes.
Peneliti
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
Informan
: Laksanakanlah dengan senang hati, ikhlas, tapi kalau hati
lagi tak karuan, kadang bisa buat hati tak tenang.
Peneliti
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?

Informan

: Nasehat dari kyai itu termasuk penting ya, karena suatu


nasehat dari kyai sama saja seperti doa. Apa yang dikatakan
150

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

oleh kyai banyak mengandung hl-hal yang positif, jadi ya


dilaksanakanlah nasehat-nasehat itu.
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
: Jika memang kita benar-benar salah, terimalah hukuman
itu dengan ikhlas, jika kita menerima dengan ikhlas, itu
merupakan suatu tanggung jawab apa yang telah kita
perbuat.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Menurut saya, agar kita bisa berpikir maju, dan juga
menguji mental, dan juga bisa berpikir untuk tanggung
jawab.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Lakukanlah sesuai kemampuan.
: Apa makna tata tertib bagi pribadi anda?
: Agar bisa hidup teratur, dan juga merupakan suatu
kebiasaan yang dilaksanakan dalam tata tertib dan
memiliki arah tujuan yang benar dan lurus.

Refleksi
Dari proses wawancara di atas dapat direfleksikan bahwa
informan memandang kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren Pancasila
ini adalah kepemimpianan yang memiliki cita-cita yang tinggi. Hal ini
dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa kepemimpinan
kyai di Pondok Pesantren Pancasila yaitu Tegas, bijaksana, tanggung
jawab, kepemimpinan kyai di ponpes Pancasila, sangatlah berbeda dari
yang lain. Karena, menurut saya ya! Kyai di sini banyak berpolitiknya,
tetapi hati dan jiwanya tetap sebagai kyai, Sedang ciri-ciri kepemimpinan
kyai di Pondok Pesantren pancasila sendiri yaitu Memiliki cita-cita yang
tinggi, pantang menyerah dan juga tak boleh cengeng hanya gara-gara
masalah sepele. Informan juga berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan
kyai itu Ya sangat penting, Karena, suatu pondok pesantren tanpa
pemimpin, suatu ponpes tak akan maju dan berkembang. Dan kyai tersebut
merupakan peran utama di dalam ponpes.
Dari keterangan informan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan kyai merupakan suatu bentuk bentuk kepemimpinan yang
baik, positif. Dapat dianalisis bahwa informan memiliki kekaguman
terhadap kyai hal tersebut dapat dibuktikan dari jawaban informan yang
telah tersebut diatas, adapun implikasi dari kekaguman tersebut adalah
informan mau melaksanakan perintah, nasehat-nasehat dan tata tertib
semampunya. Yang dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika
melaksanakan perintah ...dengan senang hati, ikhlas, tapi kalau hati lagi
tak karuan, kadang bisa buat hati tak tenang, ketika melaksanakan
nasehat-nasehat dari kyai Nasehat dari kyai itu termasuk penting ya,
karena suatu nasehat dari kyai sama saja seperti doa. Apa yang dikatakan
oleh kyai banyak mengandung hl-hal yang positif, ketika menerima
151

hukuman dari kyai Jika memang kita benar-benar salah, terimalah


hukuman itu dengan ikhlas, jika kita menerima dengan ikhlas, itu
merupakan suatu tanggung jawab apa yang telah kita perbuat, ketika
melaksanakan tata tertib dari kyai yaitu Sesuai kemampuan.

152

153

CATATAN WAWANCARA

Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: HOA
: Rabu/ 16 Mei 2012
: 11:45
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Wawancara dilaksanakan setelah kegiatan mengaji pagi. Dalam
wawancara tersebut peneliti mewawancarai salah satu santri putra di aula
Pondok Pesantren Pancasila, wawancara berlangsung santai namun
mengena.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
: Kepemimpinan yaitu suatu hal yang sangat penting untuk
membuat suatu kelompok patuh terhadap yang memimpin
dan apabila suatu kepemimpinan tidak ada. Maka,
kelompok tersebut akan terpecah belah. So, kepemimpinan
adalah suatu hal yang sangat baik dan sangat penting untuk
pemimpin dan yang dipimpin.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
:Sangat baik, Abah (Pak Kyai) pantas untuk diacungi
jempol. Raise your thumb for Abah, Key...dan juga
meskipun tegas tapi Abah terlalu keras untuk mendidik
santrinya.
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Tegas, keras, bijak, sederhana, tak kenal lelah, galak, tak
ada kata ampun jika ada santri yang menyeleweng dan
kalau marah sangat menakutkan. Tapi, semua itu
dilakukan untuk diri kita yaitu mengatur moral kita agar
tidak menjadi orang yang cengeng.
Peneliti
: Bagi anda, apakah kepemimpinan dalam suatu pondok
pesantren itu penting? mengapa, berikan alasan anda?
Informan
: Sangat penting karena, apabila suatu tempat tidak terjalin
suatu kepemimpinan maka, tempat tersebut akan kacau
balau. Dan kepemimpinan dari seorang kyai sangat
penting bagi pondok pesantrennya sendiri, apakah mau
maju atau tidak, berkualitas atau tidak, itu semua adalah
dari kyai itu sendiri.
Peneliti
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
154

Informan
Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

:Segera melaksanakan selagi saya mampu.


: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
: Didengarkan dengan baik, dilakukan secara bertahap dari
yang mudah sampai yang sulit, tak mungkin bisa
melakukan semuanya secara langsung.
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
: Diterima apa adanya walaupun, mbatek. Tapi, kan ini
semua karena kesalahan kita sendiri. Abah tak mungkin
menghukum kita selagi kita benar.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Suatu pelajaran bagi kita, agar kita bisa mengubah
perilaku kita dari yang buruk menjadi baik.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Sebenarnya harus tertib tapi, aku kebanyakan tidak
tertib.
: Apa makna tata tertib bagi pribadi anda?
: Makna dari suatu tata tertib dari kyai, bagiku adalah
suatu hal yang sangat baik untuk diri kita karena, Pak Kyai
mengadakan tata tertib agar kita disiplin. Jadi, semua
kembali kepada kita juga to.

Refleksi
Dari proses wawancara di atas dapat direfleksikan bahwa
informan menyatakan bahwa kepemimpinan yaitu suatu hal untuk
membuat suatu kelompok patuh terhadap yang memimpin agar kelompok
tersebut tidak terpecah belah. Adapun informan sendiri kagum dengan
kepemimpinan yang ada, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang
menyatakan Sangat baik, Abah (Pak Kyai) pantas untuk diacungi jempol.
Raise your thumb for Abah, Key...dan juga meskipun tegas tapi Abah
terlalu keras untuk mendidik santrinya, Tegas, keras, bijak, sederhana,
tak kenal lelah, galak, tak ada kata ampun jika ada santri yang
menyeleweng dan kalau marah sangat menakutkan. Tapi, semua itu
dilakukan untuk diri kita yaitu mengatur moral kita agar tidak menjadi
orang yang cengeng.
Namun, hal tersebut tidak membuat informan (santri) tersebut
selalu taat terhadap kyai. Yang mana hal tersebut dibuktikan dari hasil
wawancara yang menyatakan Sebenarnya harus tertib tapi, aku
kebanyakan tidak tertib.
Dan keikhlasan ketika melakukan suatu hal seperti menjalankan perintah
atau pun menerima hukuman terlihat kurang hal ini dibuktikan dari hasil
wawancara yang menyatakan Segera melaksanakan selagi saya mampu
karena, Abah mempunyai sifat yang tak sabaran, Diterima apa adanya
walaupun, mbatek. Tapi, kan ini semua karena kesalahan kita sendiri.
Abah tak mungkin menghukum kita selagi kita benar.
155

156

CATATAN WAWANCARA

Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: SRL
: Ahad/19 Mei 2012
: 17:20
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Wawancara dilaksanakan setelah kegiatan bandongan sore. Dalam
wawancara tersebut peneliti mewawancarai salah satu santri putri kamar
pengurus komplek Darul Mukhlasin.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
:Hm...menurut saya, menurut pribadi saya sendiri
kepemimpinan itu merupakan kemampuan mempengaruhi
orang-orang, hm... ya...yang dipimpinnya ya mba ya,
mungkin menurut saya seperti itu.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Hm...menurut pendapat saya, kepemimpinanan di
Pondok Pesantren Pancasila itu beda dari yang lain.
Soalnya disini itu kepemimpinannya sangat beda, dilihat
dari tingkah laku, sifat dan kesehariannya itu bikin
banyak orang heran. Karena disini itu hm...menjurusnya
apa mba? hm... ke...apa? pengetesan mentalnya.
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Hm...menurut saya, Pak Kyai itu sangat perhatian dengan
santri-santrinya, bertanggungjawab, suka mengetes
mental santri, itu yang paling banyak, biasanya, suka
mengetes mental santri satu persatu misalnya, hubungan
dengan masyarakat atau orang-orang di sekitar pondok
sangat akrab, baik, mungkin menurut saya seperti itu
Mba.
Peneliti
: Bagi anda, apakah kepemimpinan kyai dalam suatu
pondok pesantren itu penting?
Informan
: Penting.
Peneliti
: Mengapa?
Informan
:Ya...karena
kepemimpinan
sendiri
merupakan,
kepemimpinan di pondok pesantren sendiri itu sangat
penting yaitu sebagai suri tauladan bagi santri-santrinya,
misalkan di pondok pesantren gak ada kepemimpinan
157

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

mungkin hm.. di pondok pesantren, akan tberantakan atau


tidak terprogram, atau akan menjadi berantakan ya,
mungkin seperti itu Mba.
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
: Kalau menurut saya sendiri, ya...kita melaksanakan
dengan sungguh-sungguh didasari dengan rasa ikhlas. Dan
yang disini yang menjadi panutan adalah Pak Kyai jadi, ya
kita harus patuh, menurut dengan Pak Kyai atau yang
menjadi tata peraturan di pondok ini.
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
: Kalau saya, melaksanakan apa yang menjadi
perintahnya, ya, meskipun tidak ikhlas seratus persen.
Kadang kan ya, kita misalkan dinasehati Pak Kyai, kalau
kita tidak hm...sejalan mungkin hati kita ya, agak sedikit
tidak ikhlas. Tapi, kadang sebisa mungkin kita laksanakan
dengan sungguh-sungguh, sabar dan ikhlas.
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
: Ya...kita terima denga rasa ikhlas, sabar ketika kita disitu
memang merass, memang merasa bersalah. Meskipum,
hm...ketika salah paham atau gimana, mungkin sesama
manusia, mungkin kan ada salah juga ya...kita terima aja.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Hm...bagi saya, makna hukuman itu merupakan
hm...suatu cara atau bentuk motivasi yang diberikan kepada
kita agar kita lebih semangat dalam belajar dan mencapai
cita-cita atau keinginan yang kita inginkan.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Ya...kita laksanakan apa yang sudah menjadi tata tertib
atau peraturan dari kyai dengan semampu kita
: Apa makna tata tertib dari kyai bagi pribadi anda?
: Hm...kalau menurut saya karena, tata tertib itu
merupakan suatu cara, arahan atau bentuk peraturan yang
sudah ditetapkan dan harus dilaksanakan. Jadi, kita disini
mondok itu ada peraturannya, jadi, mau tidak mau yang
namanya tata tertib itu ya....harus kita lakukan dengan,
ya...kalau bisa ya, semampu kita lah.

Refleksi
Dari wawancara di atas informan menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang-orang yang
dipimpinnya. Ada pun dari proses wawancara di atas dapat direfleksikan
bahwa informan kagum dengan kepemimpinan yang ada, hal ini
dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan Hm...menurut
pendapat saya, kepemimpinanan di Pondok Pesantren Pancasila itu beda
158

dari yang lain. Soalnya disini itu kepemimpinannya sangat beda, dilihat
dari tingkah laku, sifat dan kesehariannya itu bikin banyak orang heran.
Karena disini itu hm...menjurusnya apa mba? hm... ke...apa? pengetesan
mentalnya, Hm...menurut saya, Pak Kyai itu sangat perhatian dengan
santri-santrinya, bertanggungjawab, suka mengetes mental santri, itu yang
paling banyak, biasanya, suka mengetes mental santri satu persatu
misalnya, hubungan dengan masyarakat atau orang-orang di sekitar
pondok sangat akrab, baik, mungkin menurut saya seperti itu Mba.
Informan juga berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu penting
yang dibuktikan dari pernyataan informan yang mengatakan Penting,
Ya...karena kepemimpinan sendiri merupakan, kepemimpinan di pondok
pesantren sendiri itu sangat penting yaitu sebagai suri tauladan bagi santrisantrinya, misalkan di pondok pesantren gak ada kepemimpinan mungkin
hm.. di pondok pesantren, akan tberantakan atau tidak terprogram, atau
akan menjadi berantakan ya, mungkin seperti itu Mba. Dapat
disimpulkan bahwa informan mengagumi kyai, dari segi cara kyai tersebut
memimpin dan dari segi sikap dan perilaku.
Yang mana hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan
terhadap kyai yang dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika
melaksanakan perintah Kalau menurut saya sendiri, ya...kita
melaksanakan dengan sungguh-sungguh didasari dengan rasa ikhlas. Dan
yang disini yang menjadi panutan adalah Pak Kyai jadi, ya kita harus
patuh, menurut dengan Pak Kyai atau yang menjadi tata peraturan di
pondok ini. Ketika melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai Kalau saya,
melaksanakan apa yang menjadi perintahnya, ya, meskipun tidak ikhlas
seratus persen. Kadang kan ya, kita misalkan dinasehati Pak Kyai, kalau
kita tidak hm...sejalan mungkin hati kita ya, agak sedikit tidak ikhlas.
Tapi, kadang sebisa mungkin kita laksanakan dengan sungguh-sungguh,
sabar dan ikhlas. Ketika menerima hukuman dari kyai Ya...kita terima
denga rasa ikhlas, sabar ketika kita disitu memang merass, memang
merasa bersalah. Meskipum, hm...ketika salah paham atau gimana,
mungkin sesama manusia, mungkin kan ada salah juga ya...kita terima
aja. Dan ketika melaksanakan tata tertib dari kyai Ya...kita laksanakan
apa yang sudah menjadi tata tertib atau peraturan dari kyai dengan
semampu kita

159

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: MLD
: Ahad/19 Mei 2012
: 17:35
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Wawancara dilaksanakan di ruang tamu komplek Darul Mukhlasin setelah
kegiatan Salat Maghrib berjamaah. Peneliti mewawancarai salah satu
santri putra. Wawancara tersebut berlangsung santai.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
:Kepemimpinan!... menurut saya, kepemimpinan itu....
Hm...menurut saya, kepemimpinan itu adalah...adalah
sebuah hm.... Hm...gini Mba, kepemimpinan itu ya, adalah
sebuah kebisaan pemimpin.
Peneliti
:Maksudnya? Bisa dijelaskan
Informan
:Hm...maksudnya itu sebuah kebisaan...kemampuan. Ya,
sebuah kemampuan seorang pemimpin untuk mengatur
orang-orang bawahannya. Ya, Mba...pemimpin itu harus
memiliki keahlian untuk mengatur, membimbing, dan
tentunya agar orang-orang di bawahnya itu mau
melaksanakan suatu hal untuk mencapai sebuah tujuan.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Menurut pendapat saya, kepemimpinanan di Pondok
Pesantren ini dapat terlihat dari tingkah laku beliau ya,
beliau tanggap dengan santri-santrinya, hm...bisa
dikatakan beliau itu sangat perhatian dengan semua
santri-santrinya, sehingga kalau ada santri baru itu jadi
kerasan karena merasa selalu diperhatikan oleh beliau tapi
atau dengan kata lain beliau itu bisa akrab dengan santrisantrinya, kemudian dengan masyarakat sekitar juga
ramah, gapyak, dan lagi...beliau itu pengalamannya
sangat luas serta keahliannya berpolitik sangat bagus,
sehingga pondok ini sering dikunjungi oleh pejabatpejabat pemerintahan.
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
160

Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti

: Ciri-ciri? hm...ciri-ciri kepemimpinan kyai di pondok ini


ya, beliau sangat perhatian sama santri-santrinya,
bertanggungjawab, tegas sekali dalam memimpin,
prinsipnya kuat dan sangat fokus dengan tujuan,
bertanggung jawab.
: Bagi anda, apakah kepemimpinan kyai dalam suatu
pondok pesantren itu penting?
: Kepemimpinan kyai dalam suatu pondok pesantren bagi
pribadi saya adalah sangat penting, karena jika hal
tersebut tidak ada dalam sebuah pondok pesantren maka,
seorang kyai tidak akan dihormati baik oleh para santrisantrinya atau pun masyarakat sekitar, dan agar sebuah
pondok pesantren dapat mencapai tujuan pesantren atau
dengan kata lain melaksanakan program. Dan juga
sebagai contoh bagi santri-santrinya dalam hal
pemimpin.
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
: Melaksanakan perintah dari kyai? Kalau saya pribadi,
akan saya laksanakan langsung dengan penuh tanggung
jawab, dan sungguh-sungguh. Dan tentunya itu semua ya...
saya usahakan untuk ikhlas.
:Maksud anda diusahakan untuk ikhlas itu apa?
:Hm... maksud saya hm... karena perintahnya beliau itu
terkadang, hm...kalo bagi pribadi saya terkadang
memberatkan. Jadi, biar yang kita kerjakan itu mbarokahi,
ya... kita harus berusaha untuk ikhlas. Ya... mungkin bisa
dikatakan pertama musti dipaksa dulu, ya...dengan cara berhusnuzhon dan mikir-mikir, lama-lama yang seperti itu
akan menjadi biasa.
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
:Cara melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai, ya... saya,
laksanakan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati dan rasa
senang. Ya, rasanya itu kalo dinasehati seperti gimana ya...
karena saya merasa itu adalah bentuk perhatian dari beliau,
ya... itu menandakan bahwa beliau sangat memikirkan
santri-santrinya dan ingin yang terbaik untuk santrisantrinya.
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
: Kalau menerima hukuman dari kyai, ya... saya terima
dengan lapang dada, sabar, dan ya... ber-husnudzon aja.
Karena jika ada hukuman pasti ada kesalahan yang telah
dilakukan, jadi hukuman itu memang perlu.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
161

Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

: Makna hukuman? Bagi pribadi saya makna hukuman itu


merupakan peringatan agar tidak mengulanginya lagi, dan
juga tentunya sebagai balasan satu bentuk...dari hm...salah
satu bentuk dari pembelajaran, ya, pembelajaran mental,
dan pastinya juga merupakan motivasi untuk menjadi lebih
baik dan sebagai bentuk seperti...hm...seperti apa itu
namanya? Hm... oh ya...sebagai bentuk untuk meng-intropeksi, ya, mengintropeksi diri sendiri atas apa yang telah
kita perbuat.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Hm... dalam melaksanakan tata tertib dari kyai ya , saya
laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab, sunggusungguh dan ikhlas....
: Apa makna tata tertib dari kyai bagi pribadi anda?
: Hm makna tata tertib dari kyai bagi pribadi saya, ya,
adalah sebagai pembelajaran agar kita kelak bisa hidup
disiplin dan dapat hidup teratur tentunya. Ya, yang pasti
dengan adanya tata tertib dapat melatih kita untuk hidup
dengan teratur, dapat mengatur waktu. Intinya ya... itu
semua adalah bagian dari pembelajaran yang pastinya
semua itu ada gunanya di kemudian hari.

Refleksi
Berdasarkan wawancara di atas informan menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengatur
orang-orang bawahannya. Memiliki keahlian untuk mengatur,
membimbing, dan agar orang-orang di bawahnya melaksanakan suatu hal
untuk mencapai sebuah tujuan. Dari proses wawancara di atas dapat
direfleksikan bahwa informan kagum dengan kepemimpinan yang ada, hal
ini dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan Menurut pendapat
saya, kepemimpinanan di Pondok Pesantren ini dapat terlihat dari tingkah
laku beliau ya, beliau tanggap dengan santri-santrinya, hm...bisa dikatakan
beliau itu sangat perhatian dengan semua santri-santrinya, sehingga kalau
ada santri baru itu jadi kerasan karena merasa selalu diperhatikan oleh
beliau tapi atau dengan kata lain beliau itu bisa akrab dengan santrisantrinya, kemudian dengan masyarakat sekitar juga ramah, gapyak, dan
lagi...beliau itu pengalamannya sangat luas serta keahliannya berpolitik
sangat bagus, sehingga pondok ini sering dikunjungi oleh pejabat-pejabat
pemerintahan, dan informan pun berpendapat bahwa ciri-ciri
kepemimpinan kyai di pondok Pesantren Pancasila yaitu Ciri-ciri?
hm...ciri-ciri kepemimpinan kyai di pondok ini ya, beliau sangat perhatian
sama santri-santrinya, bertanggungjawab, tegas sekali dalam memimpin,
prinsipnya kuat dan sangat fokus dengan tujuan, bertanggung jawab.
Informan juga berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu
sangat penting yang dibuktikan dari pernyataan informan yang
162

mengatakan Kepemimpinan kyai dalam suatu pondok pesantren bagi


pribadi saya adalah sangat penting, karena jika hal tersebut tidak ada
dalam sebuah pondok pesantren maka, seorang kyai tidak akan dihormati
baik oleh para santri-santrinya atau pun masyarakat sekitar, dan agar
sebuah pondok pesantren dapat mencapai tujuan pesantren atau dengan
kata lain melaksanakn program. Dan juga sebagai contoh bagi santrisantrinya dalam hal pemimpin.
Dapat disimpulkan bahwa informan mengagumi kyai, dari segi
cara kyai tersebut memimpin dan dari segi sikap dan perilaku. Yang mana
hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan terhadap kyai yang
dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika melaksanakan
perintah Melaksanakan perintah dari kyai? Kalau saya pribadi, akan saya
laksanakan langsung dengan penuh tanggung jawab, dan sungguhsungguh. Dan tentunya itu semua ya... saya usahakan untuk ikhlas, Hm...
maksud saya hm... karena perintahnya beliau itu terkadang, hm...kalo bagi
pribadi saya terkadang memberatkan. Jadi, biar yang kita kerjakan itu
mbarokahi, ya... kita harus berusaha untuk ikhlas. Ya... mungkin bisa
dikatakan pertama musti dipaksa dulu, ya...dengan cara ber-husnuzhon dan
mikir-mikir, lama-lama yang seperti itu akan menjadi biasa. Ketika
melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai Melaksanakan nasehat-nasehat
dari kyai, ya... saya, laksanakan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati
dan rasa senang. Ya, rasanya itu kalo dinasehati seperti gimana ya... karena
saya merasa itu adalah bentuk perhatian dari beliau, ya... itu menandakan
bahwa beliau sangat memikirkan santri-santrinya dan ingin yang terbaik
untuk santri-santrinya. Ketika menerima hukuman dari kyai Kalau
menerima hukuman dari kyai, ya... saya terima dengan lapang dada, sabar,
dan ya... ber-husnudzon aja. Karena jika ada hukuman pasti ada kesalahan
yang telah dilakukan, jadi hukuman itu memang perlu. Dan ketika
melaksanakan tata tertib dari kyai Hm... dalam melaksanakan tata tertib
dari kyai ya , saya laksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab,
sungguh-sungguh dan ikhlas....
Intinya dapat dikatakan bahwa informan menilai kepemimpinan
kyai di pondok Pesantren Pancasila merupakan sebuah bentuk
kepemimpinan yang mengagumkan. Banyak hal positif mengenai
kepemimpinan kyai yang dapat diketahui dari wawancara tersebut. Yang
mana hal tersebut juga membuat informan taat kepada kyai (dalam hal
melaksanakan perintah, melaksanakan nasehat-nasehat, menerima
hukuman dan ketika melaksanakan tata tertib yang ada di Pondok
Pesantren Pancasila.

163

164

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: SMA
: Senin/ 21 Mei 2012
: 09:59
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Wawancara dilaksanakan di ruang tamu komplek Darul Mukhlasin.
Peneliti mewawancarai salah satu santri putra yang menjabat sebagai
pengurus ndalem. Wawancara tersebut berlangsung santai.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
:
Kepemimpinan
itu,
merupakan
kemampuan
mempengaruhi orang- orang yang dipimpimnya, memiliki
jiwa kepemimpinan itu sudah
pasti, lebih pinter.
Tapi, gak gak begitu harus lebih pinter, yang pasti bisa
hm....menau...menau...menaungi. he eh, menau opo?
menaungi
masyarakatnya atau yang dipimpimnya dan
pastinya
bertanggungjawab, itu harus sudah pasti,
bertanggungjawab setiap
hal yang diberikan kepada
yang
di
pimpinnya
gitu.
Maksudnya
itu,
bertanggungjawab itu bisa memberikan contoh-contoh
yang baik
kepada yang dipimpimnya. Gak nyuruh tapi,
yang nyuruh itu.
Hm...gak melaksanakan apa yang dia
suruh. Maksute dalam bahasa
Jawa itu jarkonningajar-ngajar ora gelem ngelakoni.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Sangat baik, sangat baik sekali. Tapi, hm..ada sedikit
kelemahan-kelemahan yang dipunyai oleh beliau, di
pondok ini yang saya telah hm..selidiki, dari tingkah
lakunya, sifatnya, membuat saya hm...agak beda daripada
pondok-pondok yang lain. Kelebihannya itu, dia bisa
memberikan contoh-contoh kepada santri-santrinya akan
tetapi hm...dia juga hm...sedikit menganaktirikan.
Maksudnya menganaktirikan itu, dia kurang perhatian
terhadap santrinya, maksudnya itu hm...dia itu, menyuruh
santri-santrinya hm...untuk melaksanakan kegiatankegiatan yang ada di pondoknya akan hm..tetapi hm...dia,
hm...beliau sendiri kurang memperhatikan terhadap
yang...beliau suruh, maksudnya itu hm.... saya baru
disuruh untuk mengaji, tapi beliau hanya menyuruh saja165

peneliti
Informan

Peneliti

Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

gak memperhatikan dia ngaji atau tidak, terus berangkat


atau tidak gitu. Jadi, hm...ya, itulah kekurangan dari
beliau. Tapi, dia itu sangat hebat sekali bisa
me...membuat sukses pondok ini bisa membangun
pondok-pondok, hm...pondok ini bisa, apa itu bercabang
salah satunya itu santrinya yang sudah, hm...maksudnya
itu sudah alumni dari pondok sini, yaitu di Sumatra. Kalo
gak salah itu pondoknya Pancasila...apa ya? agak lupa ya,
Pancasila Jaya, kalo gak salah ya. Ya, Pancasila Jaya
yang dipimpim oleh Kyai? Kyai Rifai, ya he eh Kyai
Rifai.
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
: Ya...sudah saya hm...sebutkan di depan tadi, dia
bijaksana, hm...tegas, kalo dengan masyarakat dia sangat
baik, akrab.
: Bagi anda, apakah sebuah kepemimpinan kyai itu
penting dalam suatu pondok pesantren? Tolong berikan
alasan anda!
: Oh...penting sekali kerena, di pondok ini yang memimpin
itu kan hm...kyai. Kalo, kalo gak ada kyai itu...apa ya?
Pondok itu kurang maju. Kyai itu memberikan pemikiranpemikiran terus nanti di apa itu. Di...di...diberikan kepada
bawahan-bawahannya yang sudah dewasa atau ustazustaznya untuk memperkembangkan pondok ini. Jadi,
Pak Kyai itu beliau hanya memberikan motivasi atau
solusi-solusi yang baik untuk perkembangan pondok ini
menjadi hm...sukses itu diserahkan kepada yang diberi
amanat dan tanggungjawab.
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
: Hm...bagi saya kalau melaksanakan perintah darai kyai,
ya...harus ikhlas, kadang-kadang tidak seh. Walupun agak
mangkel gimana gitu.
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
: Ya...kita, ambil yang baik nasehatnya. Oo...yang pasti itu
nasehatnya baik semua, akan tetapi gak harus semuanya itu
dilaksanakan. Tinggal kemampuan-kemampuan
kita
sendiri. Nasehatnya itu baik, hm...berpikir ke depan tapi,
kitanya sendiri untuk melangkahnya daripada nasehat yang
diberikan itu kurang mampu ya kita harus ambil saja mana
yang baik dan mana yang gak, gitu aja?
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
: Ya...kalau jujur ya mba, kalu menerima itu gimana ya?
Ya gak...ya gak terima lah. Walaupun he, walaupun itu
166

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

benar-benar kesalahan saya diri sendiri tapi, saya berniat


saya ikhlas, hukuman ini adalah teguran membuat motivasi
bahwa saya itu harus menjadi santri yang baik. Terus
daripada itu saya harus hm..apa itu? Dalam hati saya itu,
hm...harus kuat terhadap apa itu? Hm...hukuman-hukuman
yang diberi Pak Kyai. Walaupun ya agak, hukumannya itu
agak gimana ya? Hm...dengan kesalahan saya dengan
hukuman yang diberi Pak Kyai itu hukumannya lebih berat
daripada kesalahan saya. Maksudnya itu seumpama saya
melaksanakan kesalahan yang ringan terus Pak Kyai
memberikan hukuman yang berat. Lah...yang itu yang
membuat saya gak terima, kadang itu Mba...ya...walaupun
itu kan dari kyai mungkin kedepannya membuat say lebih
baik, saya harus terima dengan ikhlas.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Hm...bagi saya, makna hukuman itu merupakan suatu
bentuk motivasi yang diberikan kepada ya...yang diberi
hukum lah, agar kita lebih semangat dalam belajar dan
menggapai cita-cita atau keinginan kita. Hm...selain itu
juga ya...itulah seperti yang saya ucapkan di depan.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Hm...kalo tata tertib, saya sendiri gak begitu tertib mba,
ya, ya...kita laksanakan, tetapi gak harus tertib. Kalo saya,
tapi kalo melihat dari diri yang lain itu harus tertib,
hm..harus tertib, ya tertib.
: Apa makna tata tertib dari Kyai bagi pribadi anda?
: Hm...maknanya tu suatu bentuk arahan agar menjadi
orang-orang yang sukses di depan nanti selain itu juga, tata
tertib itu bagi saya merupakan suatu arahan atau bentuk
peraturan yang sudah ditetapkan dan harus dilaksanakan
bagi kita. Mau tidak mau, namanya juga tata tertib itu harus
kita lakukan.

Refleksi
Dari wawancara di atas informan menyatakan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang-orang yang
dipimpimnya dapat menaungi yang dipimpimnya dan bertanggungjawab.
Ada pun dari proses wawancara di atas dapat direfleksikan bahwa
informan kagum dengan kepemimpinan yang ada, hal ini dibuktikan dari
hasil wawancara yang menyatakan Sangat baik, sangat baik sekali. Tapi,
hm..ada sedikit kelemahan-kelemahan yang dipunyai oleh beliau, di
pondok ini yang saya telah hm..selidiki, dari tingkah lakunya, sifatnya,
membuat saya hm...agak beda daripada pondok-pondok yang lain.
Kelebihannya itu, dia bisa memberikan contoh-contoh kepada santrisantrinya akan tetapi hm...dia juga hm...sedikit menganaktirikan.
167

Maksudnya menganaktirikan itu, dia kurang perhatian terhadap santrinya,


maksudnya itu hm...dia itu, menyuruh santri-santrinya hm...untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di pondoknya akan hm..tetapi
hm...dia, hm...beliau sendiri kurang memperhatikan terhadap yang...beliau
suruh, maksudnya itu hm.... saya baru disuruh untuk mengaji, tapi beliau
hanya menyuruh saja-gak memperhatikan dia ngaji atau tidak, terus
berangkat atau tidak gitu. Jadi, hm...ya, itulah kekurangan dari beliau.
Tapi, dia itu sangat hebat sekali bisa me...membuat sukses pondok ini bisa
membangun pondok-pondok, hm...pondok ini bisa, apa itu bercabang
salah satunya itu santrinya yang sudah, hm...maksudnya itu sudah alumni
dari pondok sini, yaitu di Sumatra. Kalo gak salah itu pondoknya
Pancasila...apa ya? agak lupa ya, Pancasila Jaya, kalo gak salah ya. Ya,
Pancasila Jaya yang dipimpim oleh Kyai? Kyai Rifai, ya he eh Kyai
Rifai, dan informan jugamenyatakan bahwa ciri-ciri kepemimpinan kyai
di Pondok pesantren Pancasila yaitu Ya...sudah saya hm...sebutkan di
depan tadi, dia bijaksana, hm...tegas, kalo dengan masyarakat dia sangat
baik, akrab.
Informan juga berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu
sangat penting yang dibuktikan dari pernyataan informan yang
mengatakan Oh...penting sekali kerena, di pondok ini yang memimpin itu
kan hm...kyai. Kalo, kalo gak ada kyai itu...apa ya? Pondok itu kurang
maju. Kyai itu memberikan pemikiran-pemikiran terus nanti di apa itu.
Di...di...diberikan kepada bawahan-bawahannya yang sudah dewasa atau
ustaz-ustaznya untuk memperkembangkan pondok ini. Jadi, Pak Kyai itu
beliau hanya memberikan motivasi atau solusi-solusi yang baik untuk
perkembangan pondok ini menjadi hm...sukses itu diserahkan kepada yang
diberi amanat dan tanggungjawab. Dapat disimpulkan bahwa informan
mengagumi kyai, dari segi cara kyai tersebut memimpin dan dari segi
sikap dan perilaku.
Yang mana hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan
terhadap kyai yang dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika
melaksanakan perintah Hm...bagi saya kalau melaksanakan perintah darai
kyai, ya...harus ikhlas, kadang-kadang tidak seh. Walupun agak mangkel
gimana gitu. Ketika melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai Ya...kita,
ambil yang baik nasehatnya. Oo...yang pasti itu nasehatnya baik semua,
akan tetapi gak harus semuanya itu dilaksanakan. Tinggal kemampuankemampuan kita sendiri. Nasehatnya itu baik, hm...berpikir ke depan tapi,
kitanya sendiri untuk melangkahnya daripada nasehat yang diberikan itu
kurang mampu ya kita harus ambil saja mana yang baik dan mana yang
gak, gitu aja. Ketika menerima hukuman dari kyai Ya...kalau jujur ya
mba, kalu menerima itu gimana ya? Ya gak...ya gak terima lah. Walaupun
he, walaupun itu benar-benar kesalahan saya diri sendiri tapi, saya berniat
saya ikhlas, hukuman ini adalah teguran membuat motivasi bahwa saya itu
harus menjadi santri yang baik. Terus daripada itu saya harus hm..apa itu?
Dalam hati saya itu, hm...harus kuat terhadap apa itu? Hm...hukuman168

hukuman yang diberi Pak Kyai. Walaupun ya agak, hukumannya itu agak
gimana ya? Hm...dengan kesalahan saya dengan hukuman yang diberi Pak
Kyai itu hukumannya lebih berat daripada kesalahan saya. Maksudnya itu
seumpama saya melaksanakan kesalahan yang ringan terus Pak Kyai
memberikan hukuman yang berat. Lah...yang itu yang membuat saya gak
terima, kadang itu Mba...ya...walaupun itu kan dari kyai mungkin
kedepannya membuat say lebih baik, saya harus terima dengan ikhlas.
Dan melaksanakan tata tertib dari kyai Hm...kalo tata tertib, saya sendiri
gak begitu tertib mba, ya, ya...kita laksanakan, tetapi gak harus tertib. Kalo
saya, tapi kalo melihat dari diri yang lain itu harus tertib, hm..harus tertib,
ya tertib.

169

170

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: FD
: Selasa/22 Mei 2012
: 07:56
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Setelah kegiatan rutin-Salat Dhuha berjamaah, peneliti mewawancarai
salah satu santri putri di komplek Darul Mukhlasin, Pondok Pesantren
Pancasila. Ada pun wawancara dilaksanakan di kamar pengurus.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
: Kepemimpinan? apa ya mba ya? Oh ya, mungkin seperti
keahlian
memimpin, memerintah orang-orang yang
dipimpinnya, gitu ya mba
ya?
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Kepemimpinan yang saya liat di pondok pesantren ini
adalah ya...dari keseharian beliau yang sangat sederhana
dan perhatian. Tanggap terhadap linkungan, Pak kyai gag
gengsi buat ngebersihin pondok, dan yang paling
menonjol adalah tegas.
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
:Ciri-cirinya...? Pak Kyai itu pinter ngemong, perhatian,
pandai, bergaul, tegas, dan yang paling mengagumkan
adalah Pak Kyai itu wawasannya sangat luas.
Peneliti
: Bagi anda, apakah kepemimpinan kyai itu penting?
Tolong berikan alasan anda?
Informan
: Kepemimpinan Kyai itu sangat penting sekali ya
mbak....karena, sebagai penentu dari kemajuan dan arah
serta tujuan pondok, intinya itu kepemimpinan berguna
untuk mengatur ke mana pondok pesantren itu akan di
bawa.
Peneliti
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
Informan
: Melaksanakan perintahnya, saya jalankan sebisa
mungkin dan penuh keikhlasan. Oh ya, satu lagi, dengan
penuh tanggungjawab pastinya.
Peneliti
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
Informan
:Apapun saya laksanakan. Karena, saya yakin Pak Kyai
pasti mengarahkan yang terbaik untuk saya.
171

Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?


: Menerima hukuman, saya terima dengan... nerimo dan
sebagai peringatan untuk mengintropeksi diri saya.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Makna hukuman, bagi saya adalah sebagi teguran agar
saya gak mengulanginya lagi.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Tata tertib yang ada di situ, sebisa mungkin saya
laksanakan walaupun terkadang sulit.
: Apa makna tata tertib bagi pribadi anda?
: Makna tata tertib, bagi saya adalah sebagai fasilitas untuk
melaksanakan program pondok.

Refleksi
Dari wawancara di atas informan mengatakan bahwa
kepemimpinan adalah keahlian memimpin, memerintah orang-orang yang
dipimpinnya. Ada pun proses wawancara tersebut dapat direfleksikan
bahwa informan kagum dengan kepemimpinan yang ada, hal ini
dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan Kepemimpinan yang
saya liat di pondok pesantren ini adalah ya...dari keseharian beliau yang
sangat sederhana dan perhatian. Tanggap terhadap linkungan, Pak kyai
gag gengsi buat ngebersihin pondok, dan yang paling menonjol adalah
tegas, yang mana hal tersebut dapat terlihat dari ciri-cirinya yaitu Ciricirinya...? Pak Kyai itu pinter ngemong, perhatian, pandai, bergaul, tegas,
dan yang paling mengagumkan adalah Pak Kyai itu wawasannya sangat
luas. Informan juga berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu
sangat penting yang dibuktikan dari pernyataan informan yang
mengatakan Kepemimpinan Kyai itu sangat penting sekali ya
Mbak....karena, sebagai penentu dari kemajuan dan arah serta tujuan
pondok, intinya itu kepemimpinan berguna untuk mengatur ke mana
pondok pesantren itu akan di bawa. Dapat disimpulkan bahwa informan
mengagumi kyai, dari segi cara kyai tersebut memimpin dan dari segi
sikap dan perilaku.
Yang mana hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan
terhadap kyai yang dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika
melaksanakan perintah Melaksanakan perintahnya, saya jalankan sebisa
mungkin dan penuh keikhlasan. Oh ya, satu lagi, dengan penuh
tanggungjawab pastinya. Ketika melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai
Apapun saya laksanakan. Karena, saya yakin Pak Kyai pasti
mengarahkan yang terbaik untuk saya. Ketika menerima hukuman dari
kyai Menerima hukuman, saya terima dengan... nerimo dan sebagai
peringatan untuk mengintropeksi diri saya.
Dan ketika melaksanakan tata tertib dari kyai Tata tertib yang ada di situ,
sebisa mungkin saya laksanakan walaupun terkadang sulit.
172

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: TPNG
: Selasa / 22 Mei 2012
: 09:15
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Wawancara dilaksanakan ketika istirahat jam pertama-kelas mengaji pagi.
Dalam wawancara tersebut peneliti mewawancarai salah satu santri putri
di kelas imrithi Pondok Pesantren Pancasila, wawancara berlangsung
santai namun mengena.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
:Hm...bagi saya, kepemimpinan itu, adalah sebuah,
hm...maksudnya suatu kemampuan untuk mengarahkan,
mengatur orang lain, memberi perintah untuk melakukan
hal-hal tertentu, melarang sesuatu, dan yang jelas pemimpin
itu dilayani dan melayani.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Hm ...kepemimpinan di ponpes ini, dapat dilihat dari segi
sifatnya ya... beliau itu tegas, perhatian sama para
santrinya, penyayang, dalam keseharian beliau itu.... sangat,
sangat sederhana yang paling keliatan itu dari cara
berpakaian, beliau itu sedaerhana-apa adanya, trus dari segi
beliau bergaul, sama masyarakar sekitar itu gapyak, sama
santri juga sebenarny akrab ya... dan dari segi
berbicaraannya penuh motivasi Mba....
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Ciri-cirinya....ciri-cirinya itu di mana kyai tersebut bisa
membuat santrinya sukses, hm...sama santrinya gag
cuek.
Peneliti
: Bagi anda, apakah kepemimpinan kyai dalam suatu
pondok pesantren itu penting?
Informan
: Ya menurut saya, kepemimpinan kyai itu sangat
penting.
Peneliti
: Mengapa? tolong berikan alasan anda?
Informan
: Karena, hm...sebagai pimpinan atau dapat diandaikan
jika, ponpes adalah sebuah kapal maka kepemimpinan
kyai itu adalah pilotnya, yang mengatur arah tujuan, maju
173

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan
Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

mundurnya, yang intinya, hm... yang intinya itu ya, untuk


kemajuan pastinya. Kemudian juga karena, kyai dijadikan
panutan, jadi kepemimpinan kyai sangat penting, hm...
karena juga dengan adanya kepemimpinan kyai maka,
seorang kyai itu tentunya akan dihormati, dihargai,
dipatuhi. Ya... mksudnya itu dengan adanya
kepemimpinan kyai akan menimbulkan seperti, hm...
seperti sebuah kepercayaan dan kekaguman orang-orang
disekitarnya sehingga seorang kyai itu di-ajeni.
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
: Hm...dalam melaksanakan perintah dari Pak Kyai,
ya...saya lakukan karena, bagaimanapun juga Pak Kyai
pasti mengarahkan kepada kita selalu kepada kebaikan.
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
: Hm...nasehat-nasehat itu saya lakukan dengan pelanpelan. Ya...alon-alon asal kelakon. Itu pun kalau nasehat
itu cocok sama diri saya.
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
: Hm...kalau saya, saya ikhlas saja, walaupun sebenarnya
kadang keberatan.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Makna hukuman bagi saya, hm...sebagai peringatan.
Peringatan untuk kembali ke jalan yang lurus.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Tata tertib...tata tertib saya laksanakan setengah-setengah.
Ya...itu...itu sih sesuai dengan tata tertibnya, kadang saya
patuhi, kadang juga saya langgar,he....
: Apa makna tata tertib bagi pribadi anda?
: Makna tata tertib....bagi saya maknanya adalah sebuah
lampu merah untuk berhenti ketika ada sesuatu hal. Tapi
yang lebih benarnya tata tertib itu merupakan aturan
hidup.

Refleksi
Dari hasil wawancara di atas informan menyatakan bahwa
kepemimpinan ialah suatu kemampuan untuk mengarahkan, mengatur
orang lain, memberi perintah untuk melakukan hal-hal tertentu, melarang
sesuatu, dan yang jelas pemimpin itu dilayani dan melayani. Dari proses
wawancara di atas dapat direfleksikan bahwaninforman kagum dengan
kepemimpinan yang ada, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang
menyatakan Hm ...kepemimpinan di ponpes ini, dapat dilihat dari segi
sifatnya ya... beliau itu tegas, perhatian sama para santrinya, penyayang,
dalam keseharian beliau itu.... sangat, sangat sederhana yang paling
keliatan itu dari cara berpakaian, beliau itu sedaerhana-apa adanya, trus
174

dari segi beliau bergaul, sama masyarakar sekitar itu gapyak, sama santri
juga sebenarny akrab ya... dan dari segi berbicaraannya penuh motivasi
Mba..., Ciri-cirinya....ciri-cirinya itu di mana kyai tersebut bisa membuat
santrinya sukses, hm...sama santrinya gag cuek. Informan juga
berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu Ya menurut saya,
kepemimpinan kyai itu sangat penting, Karena, hm...sebagai pimpinan
atau dapat diandaikan jika, ponpes adalah sebuah kapal maka
kepemimpinan kyai itu adalah pilotnya, yang mengatur arah tujuan, maju
mundurnya, yang intinya, hm... yang intinya itu ya, untuk kemajuan
pastinya. Kemudian juga karena, kyai dijadikan panutan, jadi
kepemimpinan kyai sangat penting, hm... karena juga dengan adanya
kepemimpinan kyai maka, seorang kyai itu tentunya akan dihormati,
dihargai, dipatuhi. Ya... mksudnya itu dengan adanya kepemimpinan kyai
akan menimbulkan seperti, hm... seperti sebuah kepercayaan dan
kekaguman orang-orang disekitarnya sehingga seorang kyai itu di-ajeni.
Dapat disimpulkan bahwa informan mengagumi kyai, dari segi
cara kyai tersebut memimpin dan dari segi sikap dan perilaku. Yang mana
hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan terhadap kyai yang
dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika melaksanakan
perintah Hm...dalam melaksanakan perintah dari Pak Kyai, ya...saya
lakukan karena, bagaimanapun juga Pak Kyai pasti mengarahkan kepada
kita selalu kepada kebaikan. Ketika melaksanakan nasehat-nasehat
Hm...nasehat-nasehat itu saya lakukan dengan pelan-pelan. Ya...alonalon asal kelakon. Itu pun kalau nasehat itu cocok sama diri saya. Ketika
menerima hukuman Hm...kalau saya, saya ikhlas saja, walaupun
sebenarnya kadang keberatan. Namun ketika melaksanakan tata tertib
dari kyai yaitu Tata tertib...tata tertib saya laksanakan setengah-setengah.
Ya...itu...itu sih sesuai dengan tata tertibnya, kadang saya patuhi, kadang
juga saya langgar,he....

175

176

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: PTU
: Rabu/23 Mei 2012
: 11:10
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Wawancara dilaksanakan sehabis kelas mengaji pagi, wawancara
bertempat di kamar pengurus putri, wawancara berlangsung santai namun
mengena.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
: Kepemimpinan....menurut saya, kepemimpinan itu. Piye
yo? ra iso diungkapna dengan kata-kata ikh. Hm...yo koyo,
Pak Kyai lah. Mampu memimpin pondok, ngurus santrisantrine, trus menegakkan peraturan, ngei ukuman.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Yang saya lihat. Pak Kyai itu teratur, disiplin, perhatian,
penyayang, ya...piye ya? Tegas, sederhana dan
mengesankan, he.... .
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Ciri-cirinya...? ya itu tadi, podo koyo mau. Hm...tegas,
bijaksana, disiplinnya tinggi, perhatian banget sama
santri-santrinya, dan yang pastinya tegas. Gitu Mba.....
Peneliti
: Menurut anda, apakah kepemimpinan dalam suatu
pondok pesantren itu penting?
Informan
: Iya, penting, menurut saya penting itu banget....
Peneliti
: Mengapa kepemimpinan kyai itu penting? tolong berikan
alasan anda!
Informan
: Ya... karena, jika pondok tanpa kepemimpinan, pastinya
gag ada tujuan yang jelas. Morak-marik gitu lo.
Peneliti
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
Informan
: Ya...saya laksanakan dengan ikhlas to yo. Pokoknya
selagi saya mampu akan saya laksanakan.
Peneliti
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
Informan
: Nasehat-nasehat. Hm...saya jalankan, walaupun
terkadang saya kurang mudeng nasehat-nasehat itu gunanya
apa. Ya...anggap aja lah, hm...seperti ngalap barokah.
177

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan
Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?


: Hukuman, ya...saya terima lah, karena, pastinya nek saya
dihukum itu karena saya punya kesalahan. Ya..fear gitu lah.
Berani berbuat, ya...berani bertangungjawab.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Makna hukuman....sebagai teguran saja, gen ora mbaleni
meneh.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Kalo melaksanakan tata tertib, jujur, tidak semua tata
tertib saya patuhi, saya lebih sering melanggar,
yo...walopun nko ditakzir. Tapi, kalau lagi sadar, semua tata
tertib itu saya patuhi bahkan saya ikut menegakkannya.
: Apa makna tata tertib bagi pribadi anda?
: Makna tata tertib,maknanya itu sebagai pembatas, ono
aturane, gen ra sekarepe dewe.

Refleksi
Dari proses wawancara di atas dapat direfleksikan bahwa
informan kagum dengan kepemimpinan yang ada, hal ini dibuktikan dari
hasil wawancara yang menyatakan Yang saya lihat. Pak Kyai itu teratur,
disiplin, perhatian, penyayang, ya...piye ya? Tegas, sederhana dan
mengesankan, he..., Ciri-cirinya...? ya itu tadi, podo koyo mau.
Hm...tegas, bijaksana, disiplinnya tinggi, perhatian banget sama santrisantrinya, dan yang pastinya tegas. Gitu Mba.... Informan juga
berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu sangat penting yang
dibuktikan dari pernyataan informan yang mengatakan Iya, penting,
menurut saya penting itu banget.... Ya... karena, jika pondok tanpa
kepemimpinan, pastinya gag ada tujuan yang jelas. Morak-marik gitu lo.
Dapat disimpulkan bahwa informan mengagumi kyai, dari segi cara kyai
tersebut memimpin dan dari segi sikap dan perilaku.
Yang mana hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan
terhadap kyai yang dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika
melaksanakan perintah Ya...saya laksanakan dengan ikhlas to yo.
Pokoknya selagi saya mampu akan saya laksanakan. Ketika
melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai Nasehat-nasehat. Hm... saya
jalankan, walaupun terkadang saya kurang mudeng nasehat-nasehat itu
gunanya apa. Ya... anggap aja lah, hm...seperti ngalap barokah. Ketika
menerima hukuman dari kyai Hukuman, ya...saya terima lah, karena,
pastinya nek saya dihukum itu karena saya punya kesalahan. Ya.. fear gitu
lah. Berani berbuat, ya... berani bertangungjawab. Namun, tidak
demikian halnya ketika melaksanakan tata tertib dari kyai, informan tidak
taat kepada kyai hal ini dibuktikan dengan pernyataan informan yang
menyatakan Kalo melaksanakan tata tertib, jujur, tidak semua tata tertib
saya patuhi, saya lebih sering melanggar, yo...walopun nko ditakzir. Tapi,
178

kalau lagi sadar, semua tata tertib itu saya patuhi bahkan saya ikut
menegakkannya.
CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: KHZ
: Rabu /23 Mei 2012
: 11:45
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Wawancara dilaksanakan setelah kegiatan mengaji pagi-sawir per kelas .
Dalam wawancara tersebut peneliti mewawancarai salah satu santri putri
di komplek Darul Mukhlasin tepatnya bertempat di kamar pengurus putri.
Wawancara berlangsung santai namun mengena.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
:Kepemimpinan (diam beberapa saat), kepemimpinan itu
merupakan suatu kemampuan mengatur orang-orang
mungkin ya? Agar orang-orang yang dipimpinnya itu
melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan gitu Mba.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Yang saya lihat dari kepemimpinan kyai di pondok ini,
itu dapat kita lihat dari kesehariannya ya...beliau itu tegas,
sederhana, perhatian, penyayang.
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Ciri-ciri kepemimpinan di pondok ini itu dapat
dibuktikan dengan perhatiannya dengan keadaan pondok
dan santri-santrinya sangat besar, terus pintar main
politik, tegas, trus...mengesankanlah.
Peneliti
: Bagi anda, apakah kepemimpinan kyai dalam suatu
pondok pesantren itu penting?
Informan
: Ya sangat penting.
Peneliti
: Mengapa?
Informan
: Ya...karena, sebagai penggerak maju mundurnya pondok,
arah tujuan pondok, dan tentunya sebagai contoh bagi
para santri-bagaimana caranya memimpin atau menjadi
pemimpin yang seharusnya.
Peneliti
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
Informan
:Kalau bisa saya laksanakan waktu itu juga, ya...saya
laksanakan, tapi kalau saya merasa keberatan, saya jujur.
179

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Peneliti
Peneliti
Peneliti

: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari


kyai?
: Nasehat-nasehat dari Pak Kyai mula-mula saya
dengarkan lalu, saya renungkan, kemudian saya jalankan ya
itu pun sekiranya nasehat itu memang berguna untuk diri
saya alias saya klop dengan nasehat itu.
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
: Dalam menerima hukuman dari kyai, saya terima dengan
lapang dada
ya...walau terkadang masih suka
membicarakannya di belakang jika, hukuman itu terlalu
berat.
: Apa makna hukuman hm...dari kyai bagi anda?
: Bagi saya, hm...bagi saya makna hukuman itu sebagai
proses pembelajaran, agar kita dapat berpikir lebih
dewasa.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Ya...tata tertib di pondok ini, saya laksanakan semampu
saya.
: Apa makna tata tertib bagi pribadi anda?
:Makna tata tertib itu adalah bermakna...ya sebagai
pembelajaran pula. Agar hidup kita tidak seenaknya sendiri
atau kata lain punya aturan lah.

Refleksi
Dari wawancara di atas informan berpendapat bahwa
kepemimpinan merupakan suatu kemampuan mengatur orang-orang agar
melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan. Ada pun dari proses
wawancara di atas dapat direfleksikan bahwa informan kagum dengan
kepemimpinan yang ada, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang
menyatakan Yang saya lihat dari kepemimpinan kyai di pondok ini, itu
dapat kita lihat dari kesehariannya ya...beliau itu tegas, sederhana,
perhatian, penyayang, Ciri-ciri kepemimpinan di pondok ini itu dapat
dibuktikan dengan perhatiannya dengan keadaan pondok dan santrisantrinya sangat besar, terus pintar main politik, tegas,
trus...mengesankanlah. Informan juga berpendapat bahwa sebuah
kepemimpinan kyai itu sangat penting, Ya...karena, sebagai penggerak
maju mundurnya pondok, arah tujuan pondok, dan tentunya sebagai
contoh bagi para santri-bagaimana caranya memimpin atau menjadi
pemimpin yang seharusnya. Dapat disimpulkan bahwa informan
mengagumi kyai, dari segi cara kyai tersebut memimpin dan dari segi
sikap dan perilaku.
Yang mana hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan
terhadap kyai yang dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika
180

melaksanakan perintah Kalau bisa saya laksanakan waktu itu juga,


ya...saya laksanakan, jawaban tersebut jika dianalisis mengandung makna
bahwa informan, memiliki rasa tanggung jawab dan siap sedia
melaksanakan perintah dari kyai. Ketika melaksanakan nasehat-nasehat
Nasehat-nasehat dari Pak Kyai mula-mula saya dengarkan lalu, saya
renungkan, kemudian saya jalankan ya itu pun sekiranya nasehat itu
memang berguna untuk diri saya alias saya klop dengan nasehat itu, jika
dianalisis informan mau melaksanakan nasehat-nasehat yang sesuai
dengan prinsipnya, ada filter dari dalam dirinya. Ketika menerima
hukuman dari kyai Dalam menerima hukuman dari kyai, saya terima
dengan lapang dada ya...walau terkadang masih suka membicarakannya di
belakang jika, hukuman itu terlalu berat. Dan ketika melaksanakan tata
tertib dari kyai yaitu Ya...tata tertib di pondok ini, saya laksanakan
semampu saya.

181

182

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: AZM
: Sabtu/26 Mei 2012
: 06:45
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Setelah bangdongan pagi, peneliti mewawancarai salah satu santri putri
Pondok Pesantren Pancasila. Ada pun wawancara dilaksanakan di kamar
pengurus ketika santri-santri yang lain melaksanakan aktivitas pribadinya.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
: Menurut saya, menurut saya, kepemimpinan itu seperti
sebuah cara memimpin orang-orang yang dipimpin,
membimbing orang-orang yang dipimpin, mengarahkan
orang-orang yang dipimpin dan tentunya membuat orangorang yang dipimpin itu mau nurut. Manuruti yang
memimpin untuk melakukan sesuatu.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Hm... yang saya lihat, beliau sangat merakyat-cedak karo
wong cilik, bijaksana
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Beliau sangat baik hati, lemah lembut, tidak pilih kasih.
Peneliti
: Bagi anda, mengapa kepemimpinan kyai itu penting
dalam suatu pondok pesantren?
Informan
: Kepemimpinan kyai itu sangat penting karena, agar
seorang kyai selalu dihormati, dipatuhi oleh para santrisantrinya dan masyarakat sekitarnya.
Peneliti
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
Informan
: Dalam melaksanakan perintah dari Pak Kyai, saya
laksanakan dengan senang, menurut tanpa ada perasaanperasaan lainnya.
Peneliti
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
Informan
: Cara saya melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai, ya,
saya laksanakan nasehat tersebut sebagai rasa hormat dan
takdim sama Pak Kyai.
Peneliti
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
Informan
: Saya akan melaksanakan hukuman itu dengan penuh
kesediaan hati saya dan tanggung jawab.
183

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?


: Makna hukuman dari kyai bagi saya, adalah sebagai
proses pembelajaran untuk kita, dan itu juga merupakan
tanda sayang kyai kepada santrinya.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Ya, dalam melaksanakan tata tertib, saya laksanakan
semampu saya, walaupun terkadang ada kalanya saya pun
tidak mematuhi tata tertib tersebut.
: Apa makna tata tertib bagi pribadi anda?
: Makna tata tertib bagi pribadi saya adalah sebagai
pembiasaan atau kedisiplinan, dan sejenis uji ketahanan
mental,
melatih kesabaran, ketulusan dalam
melaksanakannya.

Refleksi
Berdasarkan wawancara di atas informan menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah sebuah cara memimpin orang-orang yang dipimpin,
membimbing orang-orang yang dipimpin, mengarahkan orang-orang yang
dipimpin dan tentunya membuat orang-orang yang dipimpin itu mau nurut.
Manuruti yang memimpin untuk melakukan sesuatu. Dari proses
wawancara di atas dapat direfleksikan bahwa informan kagum dengan
kepemimpinan yang ada, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang
menyatakan Hm... yang saya lihat, beliau sangat merakyat-cedak karo
wong cilik, bijaksana, Beliau sangat baik hati, lemah lembut, tidak pilih
kasih. Informan juga berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu
sangat penting yang dibuktikan dari pernyataan informan yang
mengatakan Kepemimpinan kyai itu sangat penting karena, agar seorang
kyai selalu dihormati, dipatuhi oleh para santri-santrinya dan masyarakat
sekitarnya.
Dapat disimpulkan bahwa informan mengagumi kyai, dari segi
cara kyai tersebut memimpin dan dari segi sikap dan perilaku. Yang mana
hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan terhadap kyai yang
dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika melaksanakan
perintah Dalam melaksanakan perintah dari Pak Kyai, saya laksanakan
dengan senang, menurut tanpa ada perasaan-perasaan lainnya. Ketika
melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai Cara saya melaksanakan
nasehat-nasehat dari kyai, ya, saya laksanakan nasehat tersebut sebagai
rasa hormat dan takdim sama Pak Kyai. Ketika menerima hukuman dari
kyai Saya akan melaksanakan hukuman itu dengan penuh kesediaan hati
saya dan tanggung jawab. Dan ketika melaksanakan tata tertib dari kyai
Ya, dalam melaksanakan tata tertib, saya laksanakan semampu saya,
walaupun terkadang ada kalanya saya pun tidak mematuhi tata tertib
tersebut.
184

Intinya dapat dikatakan bahwa informan menilai kepemimpinan


kyai di pondok Pesantren Pancasila merupakan sebuah bentuk
kepemimpinan yang mengagumkan. Banyak hal positif mengenai
kepemimpinan kyai yang dapat diketahui dari wawancara tersebut. Yang
mana hal tersebut juga membuat informan taat kepada kyai (dalam hal
melaksanakan perintah, melaksanakan nasehat-nasehat, menerima
hukuman dan ketika melaksanakan tata tertib yang ada di Pondok
Pesantren Pancasila).

185

186

CATATAN WAWANCARA
Informan
Hari/tanggal
Pukul
Fokus

: BFF
: Sabtu /26 Mei 2012
: 10:54
: Pandangan santri tentang kepemimpinan kyai

Prolog
Wawancara dilaksanakan setelah kegiatan mengaji pagi. Dalam
wawancara tersebut peneliti mewawancarai salah satu santri putri di kamar
pengurus putri komplek Darul Mukhlasin. Wawancara pun berlangsung
santai namun mengena.
Proses Wawancara
Peneliti
: Menurut anda, apa yang dimaksud dengan
kepemimpinan?
Informan
: Kepemimpinan...? kepemimpinan itu seperti hak
kekuasaan untuk memimpin, mengarahkan ke mana- ke
mananya, dan juga ngatur-ngatur orang-orang yang di
pimpinnya.
Peneliti
: Apa yang anda lihat dari kepemimpinan kyai di Pondok
Pesantren Pancasila?
Informan
: Dari kepemimpinan kyai...? ya itu dapat terlihat dari
kesehariannya beliau yang penyayang, trus perhatiannya
gede sama santri-santrinya apalagi sama santri putrikayak bapak ama anaknya gitu Mba, trus juga beliau itu
tegas-dalam hal apa pun, sederhana banget-saya paling
terkesan sama kesederhanaannya beliau-ya apa adanya
lah, kemudian juga politiknya jalan-dan secara gag
langsung. Ya... pokoknya itu lah Mba....
peneliti
: Apa ciri-ciri kepemimpinan kyai di Pondok Pesantren
Pancasila?
Informan
: Hm... menurut saya, ya... tegas, bijak ya, perhatian,
peduli sekitar, prinsipnya kuat, hm... pinter, hm... gag
pinter deng Mba. Tapi... cerdas, ya... ilmu-ilmunya itu,
jago banget, ya maksud saya disamping ilmu agama yang
gag diragukan lagi, beliau juga ahli Bahasa Inggris dan
lain-lainnya.
Peneliti
: Bagi anda, apakah suatu kepemimpinan kyai dalam
sebuah pondok pesantren itu penting?
Informan
: Itu... ya sangat penting sekali Mba. Karena, kyai tanpa
kepemimpinan itu gag akan punya derajat dan martabat
tinggi, kalo santri-santri sini bilang ga di-ajeni gitu. Ya...
jadi kalau kepemimpinan kyai tidak ada, maka rasa
hormat, dan penghargaan santri dan masyarakat akan
187

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

Peneliti
Informan

hilang, yang akibatnya itu gag akan lagi ada orang-orang


minta pengarahan, nasehat atau ijazah, terus gag akan ada
pejabat-pejabat yang minta dukungan doa. Pokoknya
intinya itu jika gag ada kepemimpinan kyai maka, kyai
gag akan di-ajeni lagi.
: Bagaimana anda melaksanakan perintah dari kyai?
: Hm... bagi saya perintah itu juga bagian dariperhatiannya
beliau ya, jadi pastinya selalu saya laksanakan dengan
senag hati, ikhlas dan sungguh-sungguh. Itung-itung juga
sambil ngalap barokah Mba.
: Bagaimana cara anda melaksanakan nasehat-nasehat dari
kyai?
: Kalau saya, selagi saya mampu, nasehat itu ya, langsung
saya laksanakan. karena, saya percaya bahwa apa pun yang
beliau nasehatkan itu pasti demi kebaikan. Agar di
kemudian hari sukses dunia akherat.
: Bagaimana anda menerima hukuman dari kyai?
:Kalau menerima hukuman, ya... dengan lapang dada,
ikhlas, pokoknya diterima tanpa rasa dendam lah. Soalnya
kalau ada hukuman pasti ada kesalahan, ya... itu semua
seperti yang pernah dikatakan beliau bahwa hidup itu
adalah timbal balik dari semua perbuatan kita kalau kita
baik maka dapat ganjaran yang baik pula, dan sebaliknya
jika kita jahat atau salah kita juga akan diganjar dengan
sesuatu yang setimpal.
: Apa makna hukuman dari kyai bagi anda?
: Makna hukuman dari Kyai... ya... sebagai teguran biar
kita bisa mengoreksi kesalahan kita, dan juga agar tidak
mengulanginya lagi. Jadi, agar hidup kita itu ada... ada
aturannya, gag seenaknya sendiri Mba.
: Bagaimana anda melaksanakan tata tertib dari kyai?
: Kalau tata tertib itu saya laksanakan dengan penuh
tanggung jawab, saya berusaha semampu saya untuk
melaksanakan semua tata tertib yang ada.
: Apa makna tata tertib dari kyai bagi pribadi anda?
: Makna tata tertib... kalau saya maknanya itu, agar hidup
kita tidak seenaknya sendiri, terus disiplin, mental juga
tertata.

Refleksi
Berdasarkan wawancara di atas informan menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah hak kekuasaan untuk memimpin, mengarahkan, dan
mengatur orang-orang yang di pimpinnya. Dari proses wawancara di atas
dapat direfleksikan bahwa informan kagum dengan kepemimpinan yang
ada, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang menyatakan Dari
188

kepemimpinan kyai...? ya itu dapat terlihat dari kesehariannya beliau yang


penyayang, trus perhatiannya gede sama santri-santrinya apalagi sama
santri putri-kayak bapak ama anaknya gitu Mba, trus juga beliau itu tegasdalam hal apa pun, sederhana banget-saya paling terkesan sama
kesederhanaannya beliau-ya apa adanya lah, kemudian juga politiknya
jalan-dan secara gag langsung. Ya... pokoknya itu lah Mba..., Ya...
tegas, bijak ya, perhatian, peduli sekitar, prinsipnya kuat, hm... pinter,
hm... gag pinter deng Mba. Tapi... cerdas, ya... ilmu-ilmunya itu, jago
banget, ya maksud saya disamping ilmu agama yang gag diragukan lagi,
beliau juga ahli Bahasa Inggris dan lain-lainnya. Informan juga
berpendapat bahwa sebuah kepemimpinan kyai itu sangat penting yang
dibuktikan dari pernyataan informan yang mengatakan tu... ya sangat
penting sekali Mba. Karena, kyai tanpa kepemimpinan itu gag akan punya
derajat dan martabat tinggi, kalo santri-santri sini bilang ga di-ajeni gitu.
Ya... jadi kalau kepemimpinan kyai tidak ada, maka rasa hormat, dan
penghargaan santri dan masyarakat akan hilang, yang akibatnya itu gag
akan lagi ada orang-orang minta pengarahan, nasehat atau ijazah, terus gag
akan ada pejabat-pejabat yang minta dukungan doa. Pokoknya intinya itu
jika gag ada kepemimpinan kyai maka, kyai gag akan di-ajeni lagi.
Dapat disimpulkan bahwa informan mengagumi kyai, dari segi
cara kyai tersebut memimpin dan dari segi sikap dan perilaku. Yang mana
hal tersebut juga diimbangi dengan ketaatan informan terhadap kyai yang
dibuktikan dengan pernyaatan informan yaitu ketika melaksanakan
perintah Hm... bagi saya perintah itu juga bagian dariperhatiannya beliau
ya, jadi pastinya selalu saya laksanakan dengan senag hati, ikhlas dan
sungguh-sungguh. Itung-itung juga sambil ngalap barokah Mba. Ketika
melaksanakan nasehat-nasehat dari kyai Kalau saya, selagi saya mampu,
nasehat itu ya, langsung saya laksanakan. karena, saya percaya bahwa apa
pun yang beliau nasehatkan itu pasti demi kebaikan. Agar di kemudian
hari sukses dunia akherat. Ketika menerima hukuman dari kyai Dengan
lapang dada, ikhlas. Pokoknya diterima tanpa rasa dendam lah. Soalnya
kalau ada hukuman pasti ada kesalahan, ya... itu semua seperti yang
pernah dikatakan beliau bahwa hidup itu adalah timbal balik dari semua
perbuatan kita kalau kita baik maka dapat ganjaran yang baik pula, dan
sebaliknya jika kita jahat atau salah kita juga akan diganjar dengan sesuatu
yang setimpal. Dan ketika melaksanakan tata tertib dari kyai Tata tertib
itu saya laksanakan dengan penuh tanggung jawab, saya berusaha
semampu saya untuk melaksanakan semua tata tertib yang ada.
Intinya dapat dikatakan bahwa informan menilai kepemimpinan
kyai di pondok Pesantren Pancasila merupakan sebuah bentuk
kepemimpinan yang mengagumkan. Banyak hal positif mengenai
kepemimpinan kyai yang dapat diketahui dari wawancara tersebut. Yang
mana hal tersebut juga membuat informan taat kepada kyai.

189

Anda mungkin juga menyukai