Anda di halaman 1dari 14

Laporan spektrometer sederhana

Sabtu, 20 Agustus 2011

BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
Mempelajari garis-garis spektra atom dengan cara spektroskopi.
Mampu menentukan panjang gelombang spektrum gas (Lampu Hg)
Alat dan Bahan
Spektrometer lengkap, terdiri dari :
Kolimator
Teropong
Meja kecil
Jarum penunjuk/skala
Prisma sama sisi dan sama kaki
Sumber cahaya (lampu Hg)
Sistem tegangan tinggi untuk lampu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dispersi Cahaya
Cahaya

merupakan

gelombang

transversal

yang

termasuk

gelombang

elektromagnetik. Sifat-sifat cahaya diantaranya adalah dapat mengalammi pemantulan


(refleksi), pembiasan (refraksi), pelenturan (difraksi), diserap arah getarnya (polarisasi), dan
diuraikan (dispersi).
Dispersi yaitu peristiwa terurainya cahaya putih menjadi cahaya yang berwarna-warni.
Suatu cahaya putih terdiri atas beberapa spectrum warna yang terbagi berdasarkan panjang
gelombang masing-masing. Saat suatu sinar cahaya melewati suatu medium yang transparan
maka akan mengalami pembiasan akibat perbedaan indeks bias medium yang dilewatinya.
Cahaya putih yang dapat terurai menjadi cahaya yang berwarna-warni disebut cahaya
polikromatik sedangkan cahaya tunggal yang tidak bisa diuraikan lagi disebut cahaya
monokromatik.
Peristiwa dispersi juga terjadi apabila seberkas cahaya putih dilewatkan pada suatu
prisma sehingga membentuk spektrum cahaya. Spektrum ini dapat diamati melalui
spektrometer.
Prisma
Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas sinar
datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan
dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan
dibiaskan menjauhi garis normal. Pada bidang pembias I, sinar dibiaskan mendekati garis
normal, sebab sinar datang dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat yaitu dari udara
ke kaca. Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjahui garis normal, sebab
sinar datang dari zat optik rapat ke zat optik kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga
seberkas sinar yang melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari arah
semula.

Gambar diatas menggambarkan seberkas cahaya yang melewati sebuah prisma. Gambar
tersebut memperlihatkan bahwa berkas sinar tersebut dalam prisma mengalami dua
kalipembiasan sehingga antara berkas sinar masuk ke prisma dan berkas sinar keluar dari
prisma tidak lagi sejajar.
Sudut yang dibentuk antara arah sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan
prisma disebut sudut deviasi diberi lambang D. Besarnya sudut deviasi tergantung pada sudut
datangnya sinar.

dimana ;
D = sudut deviasi
i1 = sudut datang pada prisma
r2 = sudut bias sinar meninggalkan prisma
= sudut puncak atau sudut pembias prisma
Besarnya sudut deviasi sinar bergantung pada sudut datangnya cahaya ke prisma.
Apabila sudut datangnya sinar diperkecil, maka sudut deviasinya pun akan semakin kecil.
Sudut deviasi akan mencapai minimum (Dm) jika sudut datang cahaya ke prisma sama
dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma atau pada saat itu berkas cahaya yang masuk
ke prisma akan memotong prisma itu menjadi segitiga sama kaki, sehingga berlaku i 1 = r2 = i
(dengan i = sudut datang), dan i2 = r1 = r (dengan r = sudut bias). Sudut devisiasi minimum
dapat dinyatakan dengan :

dimana ;
n1 = indeks bias medium di sekitar prisma
n2 = indeks bias prisma

= sudut pembias prisma


Dm = sudut deviasi minimum prisma
Spektrometer

Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada absorpsi radiasi


elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap mana mata manusia peka, gelombang
dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran
cahaya dengan panjang-panjang ini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi
seluruh spektrum nampak 400-760 mm (Anonim, 1979).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh
suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula
pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu
(Underwood, 1986).
Peristiwa dispersi cahaya dapat diamati melalui spektrofotometer. Sinar cahaya yang
digunakan berupa lampu gas yang diberi tegangan tinggi, sehingga lampu akan memancarkan
sinar-sinar dengan panjang gelombang yang spesifik (tergantung jenis gas yang digunakan).
LAMPU
PRISMA
KOLIMATOR
TEROPONG

Gambar 2. Penguraian warna

Dengan meletakkan lampu gas (Hg) di depan kolimator, maka sinar yang menuju ke
arah salah satu sisi prisma akan membentuk spektrum pada sisi lain. Spektrum ini dapat
diamati melalui teropong dan diketahui kedudukannya dengan membaca skalanya. jika
spektrum diketahui panjang gelombangnya, maka spektrometer dapat dikalibrasi, sehingga
spektrometer ini dapat digunakan untuk menentukan panjang gelombang spektrum zat yang
tidak diketahui.
C
T1
T2

Gambar 3. Mengukur sudut puncak prisma

Untuk lampu Hg paling sedikit ada sembilan garis spektrum, diantaranya dengan
panjang gelombang sebagai berikut :

NO.

WARNA

()

Merah

6243

Merah

6152

Kuning

5700

Kuning

5770

Hijau

5461

Hijau biru

4916 4359

Biru

4348

Violet

4078

Violet

4047

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Dipasang lampu Hg pada sistem tegangan tinggi. Jangan menghubungkan sumber tegangan
(PLN) sebelum memasang lampu Hg.
Diatur letak lampu di belakang celah kolimator agar sinar dapat sampai ke prisma. Dinyalakan
lampu (dihubungkan dengan sumber PLN).
Diatur fokus teropong agar dapat melihat benda di tak terhingga.
Diatur letak dan celah kolimator agar spektrum yang terjadi cukup tajam dan spektrum tampak
bersama-sama dengan pembagian skala.
Dicatat kedudukan teropong untuk semua garis spektrum lampu Hg.
Dicatat pula kuat dan lemahnya garis spektrum-spektrum ini (intensitasnya).
Diletakkan prisma sama sisi di atas meja spektrometer dengan mengubah kedudukan teropong,
dicari kedudukan spektrumnya pada kkesua sisi (sisi kanan dan sisi kiri). Dicatat kedudukan
teropong pada skala berapa.
Dicatat kedudukan teropong hingga terlihat pantulan cahaya oleh kedua sisi prisma.
Diganti prisma dengan prisma yang sama kaki, diulangi percobaan no.5 dan 6 dengan cara yang
sama.

BAB IV
HASIL DAN ANALISA
Data Hasil Percobaan
Deviasi Minimum D min ( 0)
= 600 (A)
NO

1
2
3
4
5
6
7

WARNA

Merah
Jingga/orange
Kuning
Hijau muda
Hijau
Biru
Ungu

= 90 0 (A)

Panjang
Gelombang
(Angstrum )

Sisi 1

Sisi 2

Sisi 1

Sisi 2

(D min)
319
318,5
318
317,5
317
317
316,5

(D min)
40
40,5
40,7
41.5
41,6
42
42,2

(D min)
332,5
332,2
332
331,5
331
330,7
330,5

(D min)
26
26,5
26,7
28,5
28,7
29
29,2

6234
6152
5790
5770
5461
4358
4047

Analisa Matematis

Deviasi Minimum D min ( 0)


= 600 (A)

= 90 0 (A)

Warna
Sisi 1

(D min)
ratarata

Sisi 2

(D min)

(D min)-180

(D min)

180-(D min)

Merah

319

139

40

140

Jingga/orange

318,5

138,5

40,5

Kuning

318

138

Hijau muda

317,5

Hijau

Sisi 1

(D min)
ratarata

Sisi 2

Panja
gelomb
(Angst
)

(D min)

(D min)-180

(D min)

180-(D min)

139,5

332,5

152,5

26

154

153,25

623

139,5

139

332,2

152,2

26,5

153,5

152,85

615

40,7

139,3

138,65

332

152

26,7

153,3

152,65

579

137,5

41,5

138,5

138

331,5

151,5

28,5

151,5

151,5

577

317

137

41,6

138,4

137,7

331

151

28,7

151,3

151,15

546

Biru

317

137

42

138

137,5

330,7

150,7

29

151

150,85

435

Ungu

316,5

136,5

42,2

137,8

137,15

330,5

150,5

29,2

150,8

150,65

404

Indeks bias
Menghitung indeks bias masing-masing warna dengan menggunakan persamaan :

Dimana ;

A : Sudut bias prisma

n : Indeks bias prisma


Dmin : Sudut Deviasi minimum
prisma sama sisi
= 600 (A)
No
.
1
2
3
4
5
6
7

Warna
Merah
Jingga/orange
Kuning
Hijau muda
Hijau
Biru
Ungu

Dmin
139,5
139
138,65
138
137,7
137,5
137,15

n
1,9711
1,9726
1,9736
1,9753
1,9762
1,9767
1,9776

prisma sama kaki

No.
1
2
3
4
5
6
7

Daya Dispersi

1) prisma sama sisi

= 90 0 (A)
Warna
Dmin
Merah
153,25
Jingga/orange 152,85
Kuning
152,65
Hijau muda
151,5
Hijau
151,15
Biru
150,85
Ungu
150,65

n
1,9146
1,9184
1,9194
1,9243
1,9266
1,9280
1,9284

No.
1
2
3
4
5
6
7

= 600 (A)
Warna
n
()
D
Merah
1,9711 6234 0,0003
Jingga/orange 1,9726 6152 0,0003
Kuning
1,9736 5790 0,0003
Hijau muda 1,9753 5770 0,0003
Hijau
1,9762 5461 0,0004
Biru
1,9767 4358 0,0005
Ungu
1,9776 4047 0,0005

prisma sama kaki


No.
1
2
3
4
5
6
7

= 900 (A)
Warna
n
Merah
1,9146
Jingga/orange
1,9184
Kuning
1,9194
Hijau muda
1,9243
Hijau
1,9266
Biru
1,9280
Ungu
1,9284

Daya Dispersi Fraunhofer

Dimana : nf : n warna biru


nc : n warna merah
nD: n warna kuning
prisma sama sisi
= 60(A)

Warna
n
Biru
1,9767
0,0058
Merah
1,9711
Kuning
1,9736

()
623
4
615
2
579
0
577
0
546
1
435
8
404
7

D
0,0003
0,0003
0,0003
0,0003
0,0004
0,0004
0,0005

prisma sama kaki


= 90(A)

Warna
n
Biru
1,9280
0,0146
Merah
1,9146
Kuning
1,9194
Analisa Teoritis
Cahaya polikromatik dapat terdispersi menjadi cahaya monokromatik bila dilewatkan
pada sebuah prisma. Spektrum-spektrum warna yang terbentuk dapat diamati melalui
spektrofotometer. Dengan mengetahui skala kedudukan teropong (sudut deviasi minimum)
dan sudut bias prisma, maka secara matematis indeks bias prisma dapat diketahui.
Pembacaan skala kedudukan teropong (Dmin) dilakukan dua kali, dari sisi kanan dan
sisi kiri. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan pembacaan skala. Dengan
pembacaan dua sisi diharapkan ketelitian dalam membaca skala sehingga di dapat data yang
akurat.
Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa indeks bias prisma memberikan nilai yang
berbeda pada masing-masing panjang gelombang. Hal ini dapat disebabkan karena masingmasing spektrum warna menghasilkan sudut deviasi minimum yang berbeda.
Dengan mengetahui indeks bias prisma pada masing-masing panjang gelombang,
maka daya dispersi prisma dapat diketahui. Daya dispersi fraunhofer pada prisma

sama sisi adalah sebesar 0,0058 sedangkan pada prisma sama kaki daya dispersi
fraunhofer

0,0146. Hal ini dapat menunjukan bahwa prisma sama kaki

memiliki kemampuan menguraikan cahaya lebih besar dibandingkan dengan


prisma sama sisi.

BAB V
TUGAS
5.1 Tugas Pendahuluan
1. Apakah yang dimaksud dengan dispersi cahaya?

Dispersi cahaya adalah penguraian cahaya polikromatik (cahaya putih) menjadi


cahaya monokromatik (merah, jingga, kuing, hijau, biru nila, ungu) lewat pembiasan atau
pembelokan.
2. Terangkan terjadinya spektrum cahaya pada prisma!

Spektrum cahaya pada prisma terjadi akibat dari pembelokan cahaya oleh prisma.
Prisma terdiri dari dua bidang datar, pembias I dan pembias II. Pada bidang pembias I, sinar
dibiaskan mendekati garis normal, sebab sinar datang dari zat optik kurang rapat ke zat optik
lebih rapat yaitu dari udara ke kaca. Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan
menjahui garis normal, sebab sinar datang dari zat optik rapat ke zat optik kurang rapat yaitu
dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang melewati sebuah prisma akan mengalami
pembelokan arah dari arah semula dan terbentuklah spektrum warna.
3. Apakah fungsi dari kolimator? Jelaskan!

Kolimator berfungsi untuk mengubah sinar/cahaya menjadi berkas yang sejajar. Sinar
yang berasal dari sumber merupakan berkas sinar baur (memancar kesegala arah). Oleh
kalimator sinar baur tersebut diubah menjadi berkas sinar yang sejajar sebelum dilewatkan ke
prisma.

5.2 Tugas Akhir


1. Turunkan rumus-rumus yang digunakan

http://anitanurdianingrum.blogspot.com/2011/08/laporan-spektrometersederhana.html

Anda mungkin juga menyukai