Anda di halaman 1dari 28

6.

OPTIKA FOURIER
6.1. ANALISIS FOURIER

Dalam interferensi, difraksi, terjadi superposisi


dua buah gelombang bahkan lebih.
Seringkali superposisi terjadi antara gelombang
yang memiliki amplitudo, panjang gelombang
yang
berbeda,
sehingga
sulit
untuk
mendeskripsikan gelombang hasil superposisi.
Baron de Fourier (1768-1830) membuat
Teorema untuk mengatasi masalah tersebut
(TEOREMA FOURIER).

Superposisi dua gelombang harmonik dengan frekuensi


berbeda menghasilkan gelombang tak-harmonik

Teorema Fourier : suatu fungsi yang memiliki


perioda ruang dapat dianalisis sebagai jumlah
fungsi-fungsi
harmonik,
dimana
panjang
gelombangnya merupakan integral dari subperkalian dari (, /2, /3,).
Deret Fourier :

2
f ( x ) = C0 + C1 cos
x + 1 + C2 cos
x + 1 + ...

/2

= Cm cos m
x + m

= Cm cos(mkx + m ) ; k = 2 /

C adalah konstanta dan f(x) menggambarkan


gelombang yang menjalar f (x - vt).

Cm cos(mkx + m ) = Am cos mkx + Bm sin mkx


dimana : Am = Cm cos m
Bm = Cm sin m
maka :

A0
f (x ) =
+ Am cos mkx + Bm sin mkx
2 m =1
m =1

Proses penentuan koefisien-koefisien A0, Am, dan


Bm untuk suatu fungsi periodik spesifik f(x) dikenal
dengan ANALISIS FOURIER.

Penentuan koefisien A0.

sin mkx dx = cos mkx dx =0

A0

f ( x ) dx = dx = A0
2
2
0

A0 =

f (x ) dx

Penentuan koefisien Am dan Bm digunakan


ortogonalitas fungsi sinusoidal.

sin akx cos bkx dx = 0


0

cos akx cos bkx dx = 2

ab

sin akx sin bkx dx = 2

ab

= 1 ; a = b

ab
= 0 ; a b

a, b adalah bilangan bulat positif bukan 0. dan


ab = delta Kronecker

Sekarang kalikan fungsi f(x) dengan cos mkx


kemudian integralkan dari 0 sampai perioda :

f (x )cos mkx dx = A

Am =

cos mkx dx =
2

f ( x ) cos mkx dx

dengan cara yang sama diperoleh :

Bm =

f ( x )sin mkx dx

; m = 0,1,2,...

; m = 0,1,2,...

Am

Maka fungsi periodik f(x) dapat diungkapkan


dalam deret Fourier :

A0
f ( x ) = + Am cos mkx + Bm sin mkx
2 m =1
m =1
Am =

f ( x ) cos mkx dx

Bm =

f ( x )sin mkx dx

Sifat-sifat fungsi f(x) dalam deret Fourier


1. Jika f(x) fungsi genap f(-x) = f(x), atau
simetri di x = 0, maka hanya ada
komponen cosinus saja atau Bm = 0.
2. Jika f(x) fungsi ganjil f(-x) = - f(x), maka
hanya ada fungsi sinus saja (Am = 0).

Contoh : Gelombang periodik persegi


f(x)
+1

/2

/2

3/2

-1

Dengan menggunakan deret Fourier, cari bentuk


fungsi f(x) dan gambarkan bentuk gelombangnya
sampai orde-5

Bentuk matematik gelombang diatas adalah :

+ 1 ; 0 < x < / 2
f (x ) =
1 ; / 2 < x <
Karena fungsinya ganjil, maka Am = 0 :

Bm =

/2

(+1) sin mkx dx + (1) sin mkx dx


0

/2

1
1
/2
( cos mkx ) 0 + (cos mkx )
=
m
m
2
(1 cos m ) ; k = 2 /
=
m

/2

Maka koefisien-koefisien Bm :

4
4
; B4 = 0 ; B5 =
B1 = ; B2 = 0 ; B3 =
; ...
3
5

maka :
4
1
1

f ( x ) = sin kx + sin 3kx + sin 5kx + ...


3
5

Semakin besar orde m


yang dihitung, maka
bentuk fungsi semakin
mendekati gelombang
persegi, namun menjadi
fungsi kontinu.

Deret Fourier mengubah


fungsi diskrit menjadi fungsi kontinu

Gelombang Tak-Periodik
Semua gelombang nyata berbentuk pulsa, sehingga
penting untuk menganalisis fungsi-fungsi tak-periodik

Bentuk pulsa dapat diubah dari fungsi f(x) menjadi suatu


bentuk fungsi amplitudo sebagai fungsi dari bilangan
gelombang k.

f (x ) Am (k )

Perubahan tersebut menggunakan Transformasi Fourier


(Fourier Transform, FT)
Deret Fourier diubah menjadi integral Fourier.

1
f ( x ) = A(k ) cos kx dx + B(k )sin kx dx
0
0

A(k ) =

f (x )cos kx dx

B (k ) =

f (x )sin kx dx

PULSA DAN PAKET-PAKET GELOMBANG


1. Pulsa Persegi

f (x )
E0

x
-L/2

L/2

E0 ; x < L / 2
f (x ) =
0 ; x > L / 2
Karena pulsa f(x) merupakan fungsi genap, maka B(k) = 0

A(k ) =

+L/2

f (x )cos kx dx = E

cos kxdx

L / 2

E0
2 E0
sin kL / 2
+L / 2
sin kx L / 2 =
sin kL / 2 = E0 L
=
k
k
kL / 2
kL
= E0 Lsinc
2

f (x ) =

(
)
E
L
sinc
kL
/
2
cos kx dx
0

2. Gelombang Cosinus

E0 cos k p x
E (x ) =
0

; L x L
; x >L

Karena E(x) merupakan fungsi genap, maka B(k) = 0

+L

A(k ) = E0 cos k p x cos kx dx


L

+L

1
= E0 cos(k p + k )x + cos(k p k )x dx
2
L

= E0 L sinc(k p + k )L + sinc(k p k )L

Jika terdiri dari banyak gelombang ( << L), maka kpL >> 2

(k

+ k )L >> 2

sinc(k p + k )L << (kecil/diabaikan)

A(k ) = E0 Lsinc(k p k )L

Jika gelombang cosinus dalam domain waktu, maka


ditransformasi ke domain frekuensi .

E0 cos p t
E (t ) =
0

; T t T
; t >T

f (t ) Fourier Transform ( FT ) f ( )
A( ) = E0T sin c( p )T

FOURIER TRANSFORM DISKRIT (DFT)

Suatu fungsi yang menggambarkan beberapa proses fisis


dapat dianalisis dengan analisis Fourier, dan fungsi
transformasinya dapat ditentukan secara analitik.

Contoh : proses interferensi, difraksi dll.

Namun untuk beberapa situasi tidak ada fungsi yang


dapat menggambarkan data.

Dalam beberapa kasus, fungsi/data dapat dgitalisasi.


Penentuan frekuensi dari data yang terkumpul
menggunakan teknik numerik yaitu transformasi Fourier
Diskrit (Discrete Fourier Transform, DFT).
Contoh :

(a). Pulsa persegi 1D , (b). Transformasi Foruier-nya


(c). Pulsa persegi 2D, (d). Trans. Fourier, (e). Intensitas
E. Hechts,Optics, Addison Wesley, 2002

Aplikasi : Filter frekuensi Gambar


Gambar monalisa tidak
dapat digambarkan dengan
fungsi tertentu.
Gambar discan, digitalisasi
dan dikomputasi dengan
DFT.
(a). Gambar Mona Lisa
(b). Spektrum Intensitas
hasil DFT
(c). Gambar setelah
frekuensi tinggi dibuang
(d). Gambar setalah
frekuensi rendah
dihilangkan
E. Hechts,Optics,
Addison Wesley, 2002

Tugas Individu/Mandiri
1.

Dengan deret Fourier, cari fungsi f(x) dari sinyal dibawah


ini sampai orde ke-7 dan gambarkan fungsinya.
f(x)
/2
3/2

+/2

/2

+3/2
+

/2
E (x)

2.

Cari transformasi
Fourier dari sinyal
segitiga dibawah ini,
dan gambarkan

x
-L

+L

Anda mungkin juga menyukai