Anda di halaman 1dari 20

Bab IV.

Petrofisik

BAB IV
ANALISIS PETROFISIKA

Analisis petrofisika dilakukan menggunakan data yang tersedia dari BOB yaitu dengan
melakukan interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif dilakukan dengan
mengintegrasikan data geologi regional yang ada dengan data hasil pemboran, lalu
diaplikasikan kedalam data log dan core yang tersedia. Sehingga urut-urutan stratigrafi
yang didapat diharapkan sesuai dengan kondisi geologi di lapangan. Interpretasi
kuantitatif log sumuran merupakan bagian yang utama dalam evaluasi formasi di
Lapangan Beruk dengan menggunakan data log yang tersedia dan yang terbaik yakni
dari sumur BRK-01, BRK-21, BRK-23, BRK-25, BRK-31 dan BRK-43, lalu dari hasil
evaluasi enam sumur ini digunakan sebagai acuan untuk melakukan interpretasi di
sumur lainya yang datanya kurang lengkap. Tujuan utama dari evaluasi ini adalah untuk
menentukan dan menghitung nilai volume lempung (Vsh), porositas (), permeabilitas
(K), saturasi air (Sw), dan Net to Gross (N/G) pada zona reservoir. Parameter-parameter
petrofisika batuan reservoir yang didapatkan ini, diperlukan untuk keperluan modeling
reservoir statik pada sumur-sumur yang ada di Lapangan Beruk. Analisis log dilakukan
berdasarkan data digital/hardcopy log yang ada yang terdiri dari log GR, SP, Resistivity
dan Neutron-Density. Hasil analisis log selanjutnya divalidasi dengan data core/cutting
dan tes sumur. Workflow yang digunakan untuk analisis log/petrofisika dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
Data core yang tersedia meliputi :
-

Side Wall Core : BRK-32, BRK-34, BRK-38, BRK-39, BRK-40,


BRK-41, BRK-43, BRK-44, BRK-45, BRK-47.
- Routine Core

: BRK-08, BRK-18. BRK-21, BRK-23, BRK-

25, BRK-31.
- SCAL

: BRK-21, BRK-23, BRK-25, BRK-31, BRK-43

IV- 1

Bab IV. Petrofisik

Data tersebut digunakan untuk memperoleh parameter nilai/harga a, m, dan n, juga


dipergunakan untuk validasi. Sedangkan data tes digunakan untuk menentukan harga
cutoff dan lowest known oil (LKO) yang akan dipergunakan untuk membuat reservoir
summary/lumping maupun perhitungan cadangan.

Gambar 4.1. Work Flow Analisis Log/Petrofisika.

Preparasi Data
Secara keseluruhan Lapangan Beruk telah dibor sumur baru sebanyak 46 sumur (BRK01 sd BRK-47). Distribusi sumur dan distribusi ketersediaan data log disajikan pada
Gambar 4.2. Daftar data log sumur yang tersedia berupa digital Las File untuk 46
sumur dapat dilihat pada Tabel IV-1.

IV- 2

Bab IV. Petrofisik

Tabel IV-1. Rekapitulasi Data Log Lapangan Beruk.

IV- 3

Bab IV. Petrofisik

IV- 4

Bab IV. Petrofisik

Gambar 4.2. Parameter nilai a, m, n, hasil analisa laboratorium pada BRK-43.

Informasi mengenai kondisi lubang bor dan parameter lumpur yang digunakan sangat
diperlukan dalam analisis log. Informasi tersebut secara umum dapat diperoleh dari
header log untuk masing-masing sumur. Pada parameter lumpur seperti Rmf diperlukan
untuk menentukan besarnya saturasi pada invaded zone yang selanjutnya digunakan
untuk menentukan saturasi movable hidrokarbon. Beberapa parameter lainnya yang
penting dan perlu diperhatikan dalam analisis log adalah besarnya harga a, m dan n serta
salinitas air formasi dimana parameter-parameter tersebut akan sangat mempengaruhi
hasil perhitungan porositas dan saturasi air. Namun tidak adanya ketersediaan data
tersebut, analisis menggunakan harga a, m dan n secara umum pada sedimen klastik
hasil SCAL sumur BRK-43 yaitu seperti yang tertera pada Tabel IV-2. di bawah ini :
Tabel IV-2. Parameter a, m, dan n pada Setiap Sand Lapangan Beruk
Lapisan
Sand 1440
Sand 1460
Sand 1500
Sand 1570

A
1.0
1.0
1.0
1.0

m
1.75
1.75
1.75
1.75

n
1.78
1.78
1.78
1.78

Loading, Quality Control dan Editing Data Log

IV- 5

Bab IV. Petrofisik

Data log sumur yang sudah dalam bentuk digital Las file sebelum digunakan untuk
analisis log terlebih dahulu dilakukan Quality Control (QC), sehingga diperoleh data log
yang representatif untuk digunakan dalam analisis log. Beberapa QC data yang
dilakukan adalah log depth matching (Gambar 4.3) yang dilakukan untuk
menyelaraskan masing-masing data log GR, SP, Resistivity dan Neutron-Density
sehingga adanya shifting depth antara log-log tersebut dapat dieliminasi atau diperbaiki.
Selanjutnya dilakukan koreksi terhadap lubang bor (environment correction) sehingga
limitasi tool yang dipengaruhi oleh kondisi lubang bor seperti pengaruh salinitas filtrat
lumpur, adanya mud cake dan hole rugosity dapat diminimalkan terutama untuk data
Resistivity dan Neutron-Density.

Gambar 4.3. Contoh Environtmental Correction pada Sumur BRK-25.

Normalisasi GR, SP Baseline Shifting dan Synthetic Log

IV- 6

Bab IV. Petrofisik

Normalisasi data GR dimaksudkan untuk menyeragamkan range harga Gamma Ray dari
masing-masing sumur dengan metode statistik terhadap sumur referensi yang dipilih
sehingga dapat ditentukan harga GR shale dan sand yang seragam untuk semua sumur
pada setiap formasi yang berkembang pada cekungan sedimen di area tersebut. Pada
prinsipnya normalisasi GR adalah dengan menggeser distribusi harga GR sehingga
mendekati atau sama dengan distribusi harga GR dari sumur referensi yang dilakukan
secara statistik. Normalisasi GR biasanya dilakukan untuk multiple well log analysis.
SP Baseline shifting dilakukan apabila diperlukan untuk menghitung volume clay dari
SP log disamping itu juga apabila diperlukan untuk menghitung harga Rw dari SP log.
Pada prinsipnya SP baseline shifting adalah menggeser atau meluruskan defleksi kurva
SP dengan acuan shale baseline yang ditentukan biasanya diambil default value 0 untuk
shale baseline.

Penentuan Volume Clay (Vclay)


Harga Vclay ditentukan dengan menggunakan metode Linear GR (Gambar 4.4). Vclay
GR tersebut dilakukan dengan menentukan besarnya harga GR sand dan GR clay untuk
masing-masing formasi yang dikontrol atau divalidasi dengan harga Vclay yang
diperoleh dari Resistivity dan Neutron Density. Nilai GR maksimum dan minimum yang
digunakan untuk penetuan Vclay setiap sand dari seluruh sumur secara lengkap tertera
pada Lampiran A2.

IV- 7

Bab IV. Petrofisik

Gambar 4.4. Sumur BRK-43 Shale dan Clean Parameter.


Penentuan Porositas
Harga porositas ditentukan dengan Metode Neutron-Density dimana harga matrix
Neutron dan Density serta Neutron dan Density untuk dry dan wet clay ditentukan
dengan Metode Crossplot. Ketepatan menentukan harga dry dan wet clay akan sangat
mempengaruhi harga porositas effektif dari porous zone. Hasil perhitungan porositas
selanjutnya divalidasi dengan data core seperti contoh ditunjukkan pada Gambar 4.5.
Untuk validasi hasil interpretasi porositas dengan core telah dilakukan pada sumur yang
mempunyai data core.

IV- 8

Bab IV. Petrofisik

Gambar 4.5. Sumur BRK-25, validasi interpretasi nilai porositas core


dengan interpretasi petrofisika.

Penentuan Saturasi Air (Sw)


Perhitungan Sw dilakukan dengan menggunakan pendekatan J-function, yang
diperkenalkan oleh Amaefule (1993). Pada dasarnya pendekatan J-function dilakukan
dengan menentukan koreksi Sw dengan menganalisa tekanan kapiler pada data core
yang kemudian diimplementasikan pada sumur yang tidak mempunyai data core.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung Sw dengan pendekatan J-function
meliputi analisa tekanan kapiler berdasarkan data core dan analisa tekanan kapiler
berdasarkan data well log.

Analisa data tekanan kapiler berdasarkan pengukuran core untuk setiap fasies dengan
menggunakan J Function vs Sw* berdasarkan persamaan :
J Pc / * cos * sqrt k/
Sw * Sw - Swc / 1 Swc

Keterangan : Pc

(1-1)

= Tekanan Kapiler (Pa)

= Interfacial Tension (N/m)

= Contact angle

= Permeabilitas (m2)
IV- 9

Bab IV. Petrofisik

= Porositas (fraction)

SW

= Wetting Phase Saturation

SWc

= Irreducible Wetting Phase Saturation

SW*

= Normalized Wetting Phase Saturation

Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisa tekanan kapiler berdasarkan data core
adalah sebagai berikut :
1. Hitung harga J dan Sw* dengan Persamaan (1-1) diatas untuk setiap data.
2. Plot (J*Cos) vs Sw* sehingga diperoleh pola tekanan kapiler.
3. Perkirakan harga Jmax dari plot J vs Sw* pada Sw*= 0.
4. Plotting Sw* vs 1/(J+1) sehingga diperoleh persamaan kurva.
Grafik hasil plot J vs Sw* dan Sw* vs 1/(J+1) untuk masing-masing fasies ditunjukan
pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6. Grafik Hasil Plot J vs Sw*


Kemudian dilakukan analisa tekanan kapiler berdasarkan data well log, dengan langkahlangkah sebagai berikut :
1. Tentukan batas kontak fluida
2. Tentukan densitas fluida (minyak dan air) kemudian hitung perbedaan densitas ()
3. Hitung ketingggian dari kontak fluida untuk setiap data,
h = batas kontak fluida - kedalaman resevoir
IV- 10

Bab IV. Petrofisik

4. Hitung permeabilitas berdasarkan analisa Hydraulic Flow Unit (HFU) dari data core
5. Perkirakan harga Swc untuk setiap data dengan menggunakan hubungan
permebilitas core vs Swc core
6. Hitung (J*Cos) dan normalisasi saturasi air (Sw*) untuk setiap data, dengan
menggunakan persamaan :
J * Cos Pc * sqrt (k/ )

J * Cos * g * h * sqrt (k/ )


Sw * Sw log - Swc / 1 Swc

7. Plot (J*Cos)

(1-2)

vs Sw* sehingga diperoleh pola tekanan kapiler untuk

memperkirakan harga (Jmax*Cos) pada Sw*=0


8. Gunakan (Jmax*Cos) perkirakan harga Jmax dari tekanan kapiler untuk memperileh
harga (*Cos) pada kondisi reservoir
9. Dari bentuk kurva (J*Cos) vs Sw* perkirakan harga ()
10. Hitung harga J dengan menggunakan data dan yang baru
11. Hitung Sw** yang baru dengan menggunakan persamaan hasil plotting Sw* vs 1/
(J+1)
12. Hitung saturasi air berdasarkan data J-Function, dengan persamaan :
Sw - J function Swc (1 - Swc) * Sw **

(1-3)

Gambar 4.7, 4.8, 4.9, dan Gambar 4.10, menunjukan grafik-grafik yang digunakan
untuk perhitungan Sw-J function fasies 1 dan fasies 2 untuk masing-masing Sand.

IV- 11

Bab IV. Petrofisik

Gambar 4.7. Grafik Perhitungan Sw - J Function untuk Sand 1440


masing-masing facies

Gambar 4.8. Grafik Perhitungan Sw - J Function untuk Sand 1460


(Hanya Terdapat Facies 2)

IV- 12

Bab IV. Petrofisik

Gambar 4.9. Grafik Perhitungan Sw - J Function untuk Sand 1500


(Hanya Terdapat Facies 1)

Gambar 4.10. Grafik Perhitungan Sw - J Function untuk Sand 1570


Dari grafik-grafik pada Gambar 4.7, 4.8, 4.9, dan 4.10 diperoleh persamaan :
Tabel IV-3. Persamaan Sw Tiap Sand Lapangan Beruk
Sand

Facies
1

1440
2

1460

1500

1570

Persamaan
Sw** = -3.881870698*(Sw*)^6 + 10.35536101*(Sw*)^5 7.212604236*(Sw*)^4 - 2.054194624*(Sw*)^3 + 2.928640392*(Sw*)^2 +
0.686523038*(Sw*) + 0.165303931
(1-4)
Sw** = -3.443349792*(Sw*)^6 + 11.03886773*(Sw*)^5 11.84470246*(Sw*)^4 + 3.583127362*(Sw*)^3 + 0.758112959*(Sw*)^2 +
0.710308771*(Sw*) + 0.165293033
(1-5)
Sw** = -1.696830153*(Sw*)^6 + 6.173990365*(Sw*)^5 7.748991016*(Sw*)^4 + 3.116688894*(Sw*)^3 + 0.296591204*(Sw*)^2
+ 0.626359914*(Sw*) + 0.165288562
(1-6)
Sw** = -1.3750268*(Sw*)^6 + 5.175043751*(Sw*)^5 6.714911603*(Sw*)^4 + 2.781763346*(Sw*)^3 + 0.287277801*(Sw*)^2
+ 0.604207808*(Sw*) + 0.165288276
(1-7)
Sw** = -1.345751631*(Sw*)^6 + 5.08277032*(Sw*)^5 6.617261122*(Sw*)^4 + 2.748495434*(Sw*)^3 + 0.287093485*(Sw*)^2
+ 0.602053296*(Sw*) + 0.165288256
(1-8)

IV- 13

Bab IV. Petrofisik

dimana, Sw* = (Swlog-Swc)/(1-Swc)

(1-9)

dan diperoleh persaaan Sw-J function sebagai berikut :


Sw-J function = Swc + (1-Swc)* (Sw**)

(1-10)

Swc dihitung dengan menggunakan persamaan dari permeabilitas seperti yang


ditunjukan pada grafik di Gambar 4.11.
Persamaan untuk menghitung Swc dari permeabilitas adalah :
Facies 1 ( bar ) Swc = 0.304360286 *EXP(-0.000365551*Perm )

(1-11)

Facies 2 ( channel ) Swc = 0.399567244*EXP( - 0.00023368 *Perm )

(1-12)

Gambar 4.11. Grafik Perhitungan Swc dari Permeabilitas


Diagram alir perhitungan Sw dengan pendekatan J-function ditunjukan pada Gambar
4.12.

IV- 14

Bab IV. Petrofisik

Gambar 4.12. Diagram Alir Perhitungan Sw dengan Pendekatan J-function


Perhitungan Sw dengan pendekatan J function bisa dilakukan dalam software Petrel,
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Data input yang diperlukan adalah 3D grid permeabilitas hasil perhitungan dengan
metode HFU dan 3D grid Sw hasil petrophysical modeling (Swlog). Data Swlog
sumuran yang digunakan sebagai input untuk petrophysical modeling adalah Sw
hasil analisa petrofisika pada sumur-sumur lama, sehingga bisa dianggap Sw yang
diperoleh adalah Sw initial.
2. Menghitung Swc dari permeabilitas berdasarkan Persamaan dengan menggunakan
tool calculator
3. Menghitung Sw* dari Swlog dan Swc dengan berdasarkan Persamaan dengan
menggunakan tool calculator

IV- 15

Bab IV. Petrofisik

4. Menghitung Sw** dari Sw* untuk masing-masing fasies berdasarkan Persamaan (110) dan Persamaan menggunakan tool calculator.
5. Menghitung Sw-J function dari Sw** berdasarkan Persamaan menggunakan tool
calculator
Hasil perhitungan Sw-J function dalam bentuk 3D grid ditunjukan pada Gambar 4.13.
Sedangkan Gambar 4.14. menunjukan peta-peta Sw untuk masing-masing zone
reservoir Lapangan Beruk.

1570

Gambar 4.13. Model 3D Sw-J Fuction 1440 Lapangan Beruk

IV- 16

Bab IV. Petrofisik

1440

1500

1460

1570

Gambar 4.14. Model 3D Sw-J Fuction Lapangan Beruk

Model Interpretasi
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sedikitnya harus terdapat data-data wireline log
sebagai berikut :

Bit size & Caliper Log (untuk environmental correction)

GR / SP Log

Porosity Log ( Density, Neutron dan DT Log)

Resistivity Log ( MSFL, LLS dan LLD)

Core Data (Description, XRD, SEM, SCAL, Routine)

IV- 17

Bab IV. Petrofisik

Model yang dibuat untuk evaluasi formasi ini berdasarkan informasi litologi yang
diperoleh dari hasil evaluasi data core. Hasil analisis log dapat dilihat pada Gambar
4.15. Hasil selengkapnya terlampir pada Lampiran A3.

Gambar 4.15. Contoh Hasil Analisis Log Sumur BRK-25

Penentuan Cutoff
Data core, log dan produksi digunakan untuk menentukan besarnya harga cut off Vclay
dan porositas lapisan pembawa hidrokarbon pada tiap Sand. Cut off tersebut diperoleh
dari data core yang dikombinasikan dengan cut off yang diperoleh dari data log dan data
tes prodiksi, sehingga diperoleh harga cut-off yang realistis. Harga cut off Vclay yang
digunakan setiap sand adalah 0.40 (40%) untuk sand 1440 dan 1460, sedangkan untuk
sand 1500 dan 1570 masing-masing secara berurutan adalah 0.50 (50%) dan 0.30
(30%).

IV- 18

Bab IV. Petrofisik

Harga cut off porositas untuk sand 1440, sand 1460, sand 1500 dan sand 1570 masingmasing berurutan adalah 12%, 14%, 9.5%, dan 14%. Untuk lapisan pembawa
hidrokarbon ditunjukkan pada Gambar 4.16.

Sand 1440

Sand 1500

Sand 1460

Sand 1570

Gambar 4.16. Cut-off Reservoir Lapangan Beruk


Berdasarkan Data Test Sumur.

IV- 19

Bab IV. Petrofisik

Tabel IV-4. Nilai Cut Off Reservoir Lapangan Beruk


Lapisan
Sand 1440
Sand 1460
Sand 1500
Sand 1570

Cut off
12 %
14 %
9.5 %
14 %

Cut off Vsh


40 %
40 %
50 %
30 %

Hasil analisa petrofisik secara lengkap tertera pada Tabel IV-5 berikut ini dan untuk
data semua sumur secara lengkap terlampir pada Lampiran A4.

Tabel IV-5. Geology Well Data

IV- 20

Anda mungkin juga menyukai