Otonomi Pasien Vs Otonomi Keluarga
Otonomi Pasien Vs Otonomi Keluarga
OTONOMI KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
KELOMPOK XI
MUTIARA PUTRI ELDA E
NIKE NINDIYATI
RESISTA FRESHIMONA
0302011203
0302011243
0302011215
0302012189
NINDYAWATI HUSIN
0302012191
RIZQIANA RAHMAWATI
0302012190
0302012240
0302012241
0302012243
0302012290
0302012291
KASUS
Tuan hendra berumur 25 tahun, adalah anak bungsu dan laki
satu-satunya dari tiga bersaudara. Ayahnya adalah seorang
pedagang yang sukses dan kondisi ekonomi keluarga sangat
baik. Hendra sangat diharapkan keluarganya bisa menjadi
pewaris dan sekaligus penerus generasi keluarga.
Pada saat mengendarai motornya, Hendra mengalami
kecelakaan dan tidak sadarkan diri akibat adanya benturan
keras pada kepalanya. Dokter rumah sakit tempat Hendra
dirawat segera melakukan pemeriksaan medis dengan teliti dan
menemukan adanya pendarahan otak yang mengakibatkan
Hendra tidak sadar dan bisa mengancam jiwanya. Tindakan
penyelamatan harus dilakukan dengan jalan operasi otak untuk
menghentikan pendarahan dan evakuasi darah yang ada di
otak. Hendra kemudian dirujuk pada dokter bedah saraf.
TERMINOLOGI
Penerus generasi
Sekumpulan orang, yang hidup pada waktu yg
Benturan kepala
Cedera yang mengenai kepala
Evakuasi (darah)
Pengeluaran darah
Penilaian Kompetensi
Pasien
Glasgow coma scale ( GCS ) adalah skala
Jenis pemeriksaan
Nilai
4
3
2
1
Respon verbal ( V )
Berorientasi baik
Berbicara mengacau ( bingung )
Kata-kata tidak teratur
Suara tidak jelas
Tidak ada suara
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
pernah menikah
Sadar , dan
Berada dalam keadaan mental yang
dibawah pengampuan ( jiwa sehat, tidak
ada gangguan mental )
Pandangan hukum
Menurut UU Praktik Kedokteran No. 20 Th 2004
Pasal 39 : praktik kedokteran diselenggarakan
Pandangan Hukum
Pasal 53 Undang-undang No.23 Tahun 1992
Pandangan Agama
Tidak ada agama yang melarang akan